Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 /
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembiasan Cahaya Atau Rambatan Cahaya Dlm Medium Antar Medium

Pembiasan cahaya berarti pembelokan arah ramat cahaya saat melewati bidang atas dua
medium yang tembus cahaya tapi berada indeks biasan. Pembiasan sangat mempegarui
penglihatan pengamat jika cahaya yang merambat pada suatu medium berpindah ke medium
yang lain maka pada batas kedua medium tersebut akan terjadi pembiasann atau pembelokan
arah.hal ini di sebabkan karena kecepatan cahaya pada kedua medim tidak sama karena
semakin besar kerapatan suatu medium makin kecil kecepatan cahaya yang melewati.

Sehingga pada hukum pembiasan snellius berunyi

1. sinar datang garis normal dan sinar biasa terletak pada satu bidag datar

2.jika sinar datang dari medium leih rapat menuju medium yang kurang rapat maka sinar
akan dibiaskan menjauhui garis normal

3.jika sinar datang dari medium kurang rapat menuju medium yang lebih rapat maka sinar
akan dibiaskan mendekati garis normal. Yang akan di jelaskan sebagai berikut di bahwa ini.

2.2 Posisi semu akibat pembiasan

Pada saat terjadi pembiasan cahaya megakibatkan posisi semu benda yang lihat oleh mata
ketika cahaya merambat dari benda melalui medium pertama dan mau ke medium kedua
tempat pengamat berada cahaya mengalami pembiasan sebagai akitabatnya mata melihat
posisi benda itu pada posisi yang sebenarnya.

Fenomena ini selalu di temukan dalam kehidupan seperti batang pensil yang dicelum
sebagian kedalam gelas akan Nampak bengkok kare asinar yang datan dalam air meujukan
udara dibiakan menjahui garis normal seorag pengamat yang melihata dari luar gela akan
(medium udara akan melihat datang pensil berada di titik yang bukan sebenarnya seperti
gambar berikut
Sehingga kecepatan cahaya akan berubah ketika cahaya memasuki medium yang berbeda
perubahan kecepatan ini menyebabkan gelombang cahaya yang membelok cahaya dari udara
kemudian mauk ke dalam air maka cahaya akan membelok peristiwa pemelokan cahay
karena memasuki medium yangberbeda ini dinamakan dengan pembiasan (refraksi)

Contoh lain kenapa dasar kolam terlihat lebih tampak dangkal karena sinar datang yang
berasal dari dasar kolam menujukan udara dbiiaskan menjauhi garis normal kemudian sinar
ini di terima oleh mata yang dilihatb sebagai dasar kolam adalah bayangan dari dasar kolam
terebut bukandasar kolam yang sebenarnya.

Fenomena yamg di contohkan tersebut terjadi karena pembiasan cahaya merambat dari
medium optilk yang lebih rapat ke medium optik yang kurang rapat mialnya dari air ke
udara penjelasa mengenai fenomena ini dapat diuraikan pada gambar berikut berikut:

Pada gambar di samping memperlihatkan


dua orang pengamat yakni pengamat A
dan B kedua pengamat tersebut melihat
sebuah benda yang berada di dalam air
dengan posisi yang berbeda .pengamat A
melihat benda itu degan membentuk
sudut tertentu terhadap benda yang di
amati sedangkan pengamat B tepat lurus
terhadap benda yang di amati.

1.untuk pengamat A (yang membentuk sudut tertentu dengan benda) berlaku Hubungan
𝑂𝑃
tan r = 𝑆𝑃

𝑜𝑝
tan 𝑟 = ℎ′

𝑂𝑃
tan 𝑖 = 𝑆𝑃

𝑂𝑃
𝑡𝑎𝑛 𝑖 = ℎ

tan 𝑖 ℎ′
=
tan 𝑟 ℎ

Berdasarkan peramaan trigonimetri


sin 𝑖
tan 𝑖 = cos 𝑖

sin 𝑟
tan 𝑟 = cos 𝑟

sin 𝑖
tan 𝑖 cos 𝑖
= sin 𝑟
tan 𝑟
cos 𝑟
tan 𝑖 sin 𝑖 cos 𝑟
= cos 𝑖 × sin 𝑟
tan 𝑟

Dengan demikuna di peroleh hubungan sebagai berikut


ℎ′ sin 𝑖 cos 𝑟
= cos 𝑖 × sin 𝑟

ℎ′ sin 𝑖 cos 𝑟
= sin 𝑟 × cos 𝑖

Menurut hukum snelius


sin 𝑖 𝑛
= 𝑛2
sin 𝑟 1

Jika persamaan ini disubstitusikan akan di peroleh


ℎ′ 𝑛 cos 𝑟
= 𝑛2
ℎ 1 cos 𝑖

Keterangan

h’= tinggi bayangan semu yang dilihat oleh pengamat pada posisi A

h= tinggi benda sesungguhnya

n1=indeks bias medium tempat benda berada

n2= indeks bias medium tempat pengamat berada

i = sudut datang

r=sudut bias

sedangkan untuk pengamat B (yang tegak lurus dengan benda yang diamati ) berlaku
hubungan
ℎ′ 𝑛
= 𝑛2
ℎ 1

Jika pengamat di udara melihat melihat benda di dalam wadah yang berisi dua atau lebih
cairan berbedah jenis(indeks bias medium yang berbeda-beda ) yang tidak bercampuran maka
posisi semu benda dirumuskan sebagai berikut:
ℎ ℎ ℎ
ℎ′ = ∑𝑛𝑖 𝑛𝑖 = 𝑛1 + 𝑛2 ….
𝑖 1 2

Persamaan-persamaan yang telah di uraikan tersebut di atas juga berlaku untuk pengamat
yang berada di mediun yang lebih rapat melihat bendan yang diamati di medium yang kurang
rapat.seperti pengamat yang berada di dalam air sedag memperhatikansuatu benda yang
berada di udara sehingga posisi berada terlihat lebih jauh dari yang sebenartnya kita dapat
lihat pada gambar berikut.

Anda mungkin juga menyukai