Anda di halaman 1dari 23

LUNTURNYA PENERAPAN BHINNEKA TUNGGAL IKA

DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Wawasan Kebangsaan
Semester Genap Tahun 2018

Dosen Pembimbing :
Niken Prasetyawati, S.H., M.H.

Disusun Oleh:
I Made Wirahadi Krisna (02111740000047)
Ivan Benedictus Halim (02111740000092)
Adinda Sitaresmi Putri Arimurti (03311740000031)
Adjik Kurniawan Arief R. (04311740000009)
Damian Triyoga Irdana (04311740000101)

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA


TAHUN 2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Dalam pembentukan negara tentunya tidak begitu saja dapat membentuk suatu negara.
Terdapat beberapa syarat yang harus terpenuhi untuk menjadi negara yang sesungguhnya.
Indonesia sendiri sudah hampir 73 tahun lamanya merdeka. Yang dahulu selama 300 tahun
hanya menjadi sebuah negara jajahan, sekarang sudah mulai dikenal oleh negara negara
besar. Indonesia memiliki banyak identitas Nasional. Identitas Nasional merupakan jati diri
dari bangsa Indonesia. Menjunjung tinggi dan mempertahankan apa yang telah ada dan
berusaha memperbaiki segala kesalahan dan kekeliruan di dalam diri suatu Bangsa dan
Negara sudah tidak perlu di tanyakan lagi. Maka dari itu Identitas Nasional sangatlah
penting untuk dipelajari hingga diterapkan pada kehidupan sehari – hari. Agar Masyarakat
di Negara ini dapat mengubah dan memperbaiki segala kekeliruan yang terjadi, menjadikan
Negara ini lebih baik lagi dari sebelumnya. Indonesia memiliki kekayaan yang sangat
banyak dan juga keanekaragamaan budaya yang tersebar dari sabang sampai merauke.
“Bhinneka Tunggal Ika”, berbeda beda tapi tetap satu, itulah semboyan bangsa Indonesia.
Namun, pada akhir akhir ini, banyak sekali konflik yang terjadi di dalam negara.
Bukan karena konflik dengan negara lain, namun akibat konflik antara masyarakatnya itu
sendiri. Kita yang tadinya satu, sekarang sudah mulai terpecah. Ada yang dikucilkan akibat
perbedaan agama, ada yang dikucilkan akibat perbedaan suku dan ada juga yang dikucilkan
kibat perbedaan ras. Pada zaman sekarang, makna Bhinneka Tunggal Ika yang dibangga
banggakan pada jaman kemerdekaan sudah memudar bahkan mulai menghilang pada
generasi sekarang. Perbedaan yang dulunya menjadi suatu kebanggan dari bangsa Indonesia
tersebut lama lama menjadi sebuah hal yang berusaha dihilangkan dan dibenci oleh
warganya itu sendiri.
Dengan melakukan survey kepada masyarakat, kita dapat mengetahui permasalahan
yang sebenarnya sedang terjadi di bangsa ini. Khususnya permasalahan yang menyangkut
tentang semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Kiranya dengan makalah ini, dapat meningkatkan
kesadaran kepada masyarakat dan tentunya kepada generasi muda untuk lebih menghormati
perbedaan dan membuka wawasan bahwa adanya perbedaan merupaka suatu hal yang harus
dibanggakan dan harus dipertahankan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah arti negara, bagaimana terbentuknya suatu negara, dan unsur-unsur apa saja yang
membentuk suatu negara?
2. Bagaimana suatu negara memperoleh identitas negaranya, apa saja identitas nasional RI?
Dan bisakah identitas suatu negara berubah?
3. Adakah perbedaan antara fungsi Pancasila sebagai Ideologi Negara dan Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa?
4. Apa arti dari Bhineka Tunggal Ika dan permasalahan apakah yang terjadi saat ini yang
berhubungan dengan Bhinneka Tunggal Ika?

C. Tujuan
1. Mengidentifikasi arti negara, proses terbentuknya suatu negara, dan unsur-unsur yang
membentuk suatu negara.
2. Mengidentifikasi bagaimana suatu negara memperoleh identitas negaranya,
mengdentifikasi identitas nasional RI dan mengetahui bisakah identitas suatu negara
berubah.
3. Mengidentifikasi perbedaan antara fungsi Pancasila sebagai Ideologi Negara dan
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
4. Mengidentifikasi arti dari Bhineka Tunggal Ika dan permasalahan yang terjadi saat ini
yang berhubungan dengan Bhinneka Tunggal Ika.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembentukan Negara
Negara adalah sekumpulan orang yang menempati suatu wilayah tertentu dan
diorganisasikan oleh pemerintahan negara yang sah yang umumnya memiliki kedaulatan.
Suatu negara dapat berdiri tegak apabila negara tersebut telah memenuhi syarat-syarat yang
telah ditentukan. Menurut Konvensi Montevideo sebagai hasil konferensi antara negara-
negara Amerika di Montevideo pada tahun 1933 pasal 1 menyebutkan bahwa negara sebagai
bagian dari dunia internasional ini harus memenuhi syarat penduduk yang tetap, wilayah
tertentu, pemerintahan dan kemampuan mengadakan hubungan dengan negara lain.
Kemudian ada juga terbentuknya suatu negara adalah harus memenuhi unsur konstitutif dan
unsur deklaratif.

Unsur Konstitutif merupakan unsur pokok atau merupakan syarat wajib yang harus
dimiliki calon suatu negara untuk bisa menjadi suatu negara. Unsur konstitutif antara lain
yaitu :

1. Rakyat
Rakyat merupakan semua orang yang ada di wilayah suatu negara. Keberadaan
rakyat merupakan unsur penting dalam pembentukan suatu negara. Karena atas adanya
rakyat inilah yang merencanakan, merintis, mengendalikan serta menyelenggarakan
pemerintahan suatu negara. Rakyat sendiri dikategorikan menjadi penduduk dan bukan
penduduk, serta warga negara dan bukan warga negara.
2. Wilayah
Wilayah suatu negara merupakan kesatuan ruang yang meliputi berbagai aspek
seperti daratan, lautan, udara dan wilayah ekstrateritorial. Wilayah inilah yang
merupakan menjadi tempat berlindung bagi rakyat yang sekaligus menjadi tempat bagi
pemerintah untuk mengelola dan menyelenggarakan pemerintahan.
3. Pemerintahan yang Berdaulat
Pemerintahan yang berdaulat ini artinya ialah pemerintah yang mempunyai suatu
kekuasaan tertinggi untuk mengamankan, mempertahankan, mengatur dan melancarkan
tata cara penyelenggaraan pemerintahan negara secara penuh. Kekuasaan yang dimiliki
oleh pemerintah memiliki kekuatan yang mengikat ke dalam dan ke luar. Kekuasaan ke
dalam berarti pemerintah negara tersebut diakui dan berwibawa terhadap rakyatnya.
Sedangkan kekuasaan ke luar berarti pemerintah negara tersebut memiliki kekuasaan
yang bebas tidak terikat dan tidak memihak serta tunduk pada kekuasaan lain.

Unsur Deklaratif suatu negara yaitu memperoleh pengakuan dari negara lain.
Pengakuan dari negara lain dimaksudkan perbuatan bebas oleh suatu negara atau lebih
negara untuk mengakui keberadaan suatu negara. Hal ini sangat diperlukan sebagai suatu
pernyataan dalam tata hubungan intenasional. Pengakuan negara yang satu dengan negara
yang lain untuk memungkinkan adanya hubungan antar negara-negara tersebut, missal
dalam hubungan diplomatic, hubungan perdagangan, hubungan kebudayaan dan lain
sebagainya. Pengakuan ada dua jenis yaitu :

1. Pengakuan Secara De Facto


Merupakan pengakuan atas fakta adanya suatu negara. Pengakuan tersebut
diberikan berdasar realita jika negara tersebut telah memenuhi syarat utama atau unsur
pokok sebagai suatu negara. Pengakuan secara De Fact dibedakan menjadi dua yakni
bersifat sementara dan bersifat tetap. Sementara artinya pengakuan yang diberi suatu
negara tanpa melihat bertahan atau tidaknya negara tersebut di masa depan, apabila
negara tersebut jatuh maka pengakuannya akan ditarik kekmbali. Sedangkan pengakuan
bersifat tetap artinya pengakuan dari negara lain terhadap suatu negara hanya bisa
menimbulkan hubungan di bidang ekonomi dan perdagangan, namun hubungan untuk
tingkat duta belum bisa terlaksana.
2. Pengakuan Secara De Jure
Merupakan pengakuan akan sahnya suatu negara berdasar pertimbangan yuridis
menurut hokum. Dengan itu negara mendapatkan hak-haknya di samping kewajibannya
sebagaianggota bangsa sedunia. Pengakuan De Jure dibedakan menjadi dua yaitu bersifat
tetap dan bersifat penuh. Bersifat tetap yang srtinya pengakuan berlaku dalam jangka
waktu selamanya setelah melihat adanya jaminan bahwa pemerintahan negara baru
tersebut akan stabil dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan bersifat penuh artinya
terjadi hubungan antaa negara yang mengakui dan diakui seperti hubungan dagang,
ekonomi serta diplomatic. Negara yang mengakuinya berhak untuk menempati konsular
atau membuka kedutaan di negara baru tersebut.
Asal mula terbentuknya suatu negara dapat dibedakan dalam dua proses yaitu proses
primer dan proses sekunder.

1. Proses Primer
Asal muasal negara diawali dengan adanya keluarga yang memiliki kebutuhan
masing-masing yang kemudian berevolusi ke tingkat yang lebih kompleks. Tahapan
proses primer antara lain :
a. Suku/Persekutuan Masyarakat (Genoot Schaft). Kehidupan manusia yang diawali dari
keluarga kemudian menjadi kelompok-kelompok masyarakat hokum (suku).
Perkembangan suku bisa terjadi karena faktor alami atau karena penaklukan-
penaklukan antarsuku.
b. Kerajaan (Rijk/Reich). Merupakan tahapan yang dimulai dari kepala suku yang
semula berkuasa di sukunya mengadakan ekspansi dengan melakukan penaklukan-
penaklukan daerah lain.
c. Negara (State). Tahap yang dimulai dari negara nasional yang diperintah oleh raja
yang absolut dengan sistem pemerintahan tersentralisasi. Semua rakyat dipaksa
mematuhi kehendak dan perintah raja.
d. Negara Demokrasi. Tahap dimana adanya kekuasaan raja yang absolut dengan
menimbulkan keinginan rakyat untuk memegang pemerintahan sendiri. Artinya,
kedaulatan/kekuasaan tertinggi dipegang oleh rakyat.

2. Proses Sekunder
Asal muasal negara lebih pada pendekatan fakta/pernyataan dan ada hubungan
dengan negara yang telah ada sebelumnya. Macam-macam dari proses sekunder antara
lain :
a. Proklamasi, adalah pernyataan kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.
b. Separatis (Pemisahan), adalah negara yang memisahkan diri dari negara asalnya dan
menyatakan diri sebagai negara merdeka.
c. Aneksasi (Penguasaan/Pencaplokan), adalah suatu daerah dikuasai negara lain tanpa
perlawanan.
d. Inovasi (Pembentukan Baru), adalah suatu negara pecah kemudian lenyap dan
memunculkan negara baru di atasnya.
e. Acessie (Penarikan), adalah bertambahnya suatu wilayah karena proses pelumpuran
laut dalam kurun waktu yang lama dan dihuni oleh kelompok.
f. Cessie (Penyerahan), adalah sebuah daerah diserahkan kepada negara lain
berdasarkan perjainjian.
g. Fusi (Peleburan), adalah peleburan dua negara atau lebih dan membentuk satu negara.
h. Okupasi (Penundukan), adalah suatu wilayah yang kosong kemudian diduduki
sekelompok bangsa sehngga berdiri negara.
i. Pendudukan atas wilayah yang belum memiliki pemerintahan

B. Identitas Negara
Dengan terbentuknya suatu negara, maka negara tersebut harus memiliki identitas
negara. Identitas negara merupakan suatu ciri yang dimiliki oleh suatu negara secara
filosofis membedakan negara tersebut dengan negara lain. Identitas suatu negara dapat
diperoleh dari negara yang memiliki ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu
negara sehingga menunjukkan suatu keunikannya serta membedakannya dari negara-negara
lain. Indonesia sendiri memiliki banyak identitas negara atau yang disebut dengan identitas
nasional Republik Indonesia. Indentitas nasional RI antara lain :
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan : Bahasa Indonesia.
Dalam UUD 1945 pasal 36 yang berbunyi “Bahasa Negara ialah Bahasa
Indonesia”. Indonesia memiliki banyak bahasa daerah, namun yang menjadi bahasa
nasional adalah bahasa Indonesia sekaligus menjadi bahasa persatuan sebagaimana
diikrarkan dalam Sumpah Pemuda poin ketiga yang berbunyi “Kami poetra dan poetri
Indonesia, mendjoenjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia”.
2. Bendera Negara : Bendera Merah Putih
Dalam UUD 1945 pasal 35 yang berbunyi “Bendera Negara Indonesia ialah Sang
Merah Putih”.
3. Lagu Kebangsaan : Indonesia Raya
Lagu Indonesia Raya karya W.R. Supratman menjadi lagu kebangsaan Indonesia
sebagaimana dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 36B yang berbunyi “Lagu
Kebangsaan ialah Indonesia Raya”
4. Lambang Negara : Burung Garuda
Dalam UUD 1945 pasal 36A berbunyi “Lambang Negara ialah Garuda Pancasila
dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika”.
5. Semboyan Negara : Bhinneka Tunggal Ika
Dalam UUD 1945 pasal 36A berbunyi “Lambang Negara ialah Garuda Pancasila
dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika”.
6. Dasar Negara : Pancasila
Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara ditunjukkan pada alinesa keempat
Pembukaan UUD 1945, yang secara nyata merupakan lima sila Pancasila. Hal itu
merupakan dasar negara yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI.
Dalam Dekrit Presiden 5 Juli 1959 menegaskan berlakunya kembali Undang-Undang
dasar 1945 sebagai dasar hokum Indonesia yang berarti Pancasila ditetapkan sebagai
dasar negara dan ideologi negara. Pancasila juga dijadikan sebagai sumber hokum yang
dinyatakan dalam Ketetapan No. XX/MPRS/1966, Ketetapan MPR No. V/MPR/1973
dan Ketetapan MPR No. IX/MPR/1978. Dalam Undang-Undang Pasal 2 No. 10 tahun
2004 juga menyatakan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum.
7. Konstitusi Negara (Dasar Hukum) : Undang-Undang Dasar 1945
Dalam UUD 1945 pasal 37, perubahan UUD 1945 bersifat rigid. Hal ini
mengindikasikan bahwa isi dari UUD 1945 bersifat mendasar dan perubahannya ikut
mempengaruhi tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. UUD 1945
merupakan Sumber Hukum Tertinggi di Indonesia.
8. Bentuk Negara : Negara Kesatuan Republik Indonesia
Berdasarkan UUD 1945 Pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa “Negara Indonesia ialah
Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik.”
9. Konsepsi : Wawasan Nusantara
Pengertian wawasan selain menunjukkan kegiatan, juga untuk mengetahui arti
pengaruh-pengaruhnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
10. Kebudayaan : Kebudayaan Nasional
Kebudayaan Nasional diartikan sebagai kebiasaan atau tradisi yang sering
dilakukan oleh sebagian besar warga di wilayah tertentu yang sering disebut dengan
“adat”.

Dalam era globalisasi ini, identitas suatu negara bisa berubah. Globalisasi dapat
menyebabkan perubahan identitas negara. Contohnya permasalahan yang paling menonjol
saat ini di Indonesia adalah penggunaan bahasa. Bahasa Nasional Indonesia adalah Bahasa
Indonesia, namun karena dampak globalisasi yang masuk ke Indonesia masyarakat lebih
menyukai menggunakan bahasa asing khususnya bahasa Inggris yang juga merupakan
bahasa dunia. Saat ini masyarakat lebih bangga menggunakan bahasa asing daripada
menggunakan bahasa Indonesia sendiri.
Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia, yakni sejak Negara Indonesia berdiri yaitu
sejak tanggal 17 Agustus 1945 terjadi beberapa kali pergantian konstitusi Indonesia yang
salah satu faktornya disebabkan karena pemerintah Belanda yang menginginkan Indonesia
menjadi negara serikat. Undang-Undang yang pernah berlaku yakni sebagai berikut :
1. Undang-Undang Dasar 1945 (17 Agustus 1945 - 27 Desember 1949)
2. Konstitusi RIS (27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)
3. Undang-Undang Dasar Sementara 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)
4. Undang-Undang Dasar 1945 (5 Juli 1959 – Sekarang)

C. Fungsi Pancasila
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki beberapa fungsi. Fungsi Pancasila
diantaranya adalah :
1. Pancasila sebagai Ideologi Negara
2. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
3. Pancasila sebagai sistem filsafat
4. Pancasila sebagai sistem etika dan politik
5. Pancasila sebagai paradigma pembangunan.

Dalam Dekrit Presiden 5 Juli 1959 menegaskan berlakunya kembali Undang-Undang


dasar 1945 sebagai dasar hokum Indonesia yang berarti Pancasila ditetapkan sebagai dasar
negara dan ideologi negara. Dan dalam Instruksi Presiden No. 12 Tahun 1968 menegaskan
tentang rumusan Pancasila yang benar dan sah yang berarti Pancasila ditegaskan sebagai
dasar negara dan ideologi negara. Dalam fungsinya Pancasila sebagai ideologi negara dan
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, walaupun memiliki nama yang hampir sama
tetapi Pancasila memiliki fungsi yang berbeda antara keduanya. Ideologi sendiri berarti
seperangkat nilai, ide dan cita-cita yang tersusun secara sistematis sebagai hasil gagasan
pemikiran yang mendalam dan diyakini kebenarannya sehingga dijadikan petunjuk,
pedoman untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Jadi, fungsi Pancasila sebagai ideologi negara adalah Pancasila
mampu membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan, memberikan orientasi mengenai
dunia beserta isinya serta antar kaitannya, dan menanamkan motivasi dalam perjuangan
masyarakat untuk bergerak melawan penjajahan, mewujudkannya dalam sistem dan
penyelenggaraan negara, menjadi pedoman dan pegangan dalam pembangunan bangsa dan
negara agar dapat menjadi negara yang kokoh serta dapat mengetahui arah dalam
memecahkan permasalahan bangsa dan negara.
Sedangkan fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa adalah Pancasila
sebagai tolak ukur pedoman hidup masyarakat Indonesia dalam menjalani kehidupan
berbangsa dan bernegara agar terjalin kehidupan yang tertib dan tentram serta tidak terjadi
permasalahan-permasalahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

D. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan negara Indonesia sebagaimana


disebutkan dalam UUD 1945 Pasal 36A berbunyi “Lambang Negara ialah Garuda Pancasila
dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika”. Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam Garuda
Pancasila sebagai lambang negara Republik Indonesia. Ditulis di atas pita yang dicengkeram
oleh Garuda.

Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuno dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat
“Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Diterjemahkan per kata, kata bhinneka berarti "beraneka
ragam". Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti "macam" dan menjadi pembentuk kata
"aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti "satu". Kata ika berarti "itu". Secara
harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun
beranekaragam tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan.
Semboyan ini digunakan untuk mengambarkan persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras,
suku bangsa, agama dan kepercayaan.

Permasalahan yang kini sedang marak terjadi mengenai Bhinneka Tunggal Ika adalah
lunturnya penerapan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat
Indonesia masih banyak arogansi keyakinan diri mereka sendiri-sendiri yang menyebabkan
Bhinneka Tunggal Ika tidak diterapkan dengan baik. Marak terjadi kesenjangan antar
perbedaan di Indonesia. Hal tersebut bertolah belakang dengan semboyan Negara Indonesia
yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Maka dari itu timbulah permasalahan dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika saat ini.
E. Dampak Postif dari Bhineka Tunggal Ika
Konsep Bhinneka Tunggal Ika adalah sebuah semboyan yang dijadikan dasar Negara
Indonesia. Oleh sebab itu, Bhinneka Tunggal Ika patut dijadikan sebagai landasan untuk
mewujudkan persatuan dan kesatuan di dalam bangsa Indonesia. Kita sebagai generasi
selanjutnya yang bisa menikmati kemerdekaan dengan mudah, haruslah bersungguh-sungguh
dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita dapat saling menghargai dengan
masyarakat tanpa saling memikirkan percampuran suku bangsa, ras, agama, bahasa, dan
keaneka ragaman lainnya. Tanpa adanya kesadaran di dalam diri rakyat Indonesia, maka
pantaslah Indonesia akan hancur dan terpecah belah.

Bangsa Indonesai sudah lama hidup di dalam keaneka ragaman, tetapi hal ini tidak
pernah menampilkan perseteruan antar rakyat Indonesia. Keberagaman yang ada dipakai untuk
membentuk suatu Negara yang besar. Keberagaman yang terjadi baik itu di dalam segi
kepercayaan, warna kulit, suku bangsa, agama, bahasa, menjadikan Bangsa Indonesia
merupakan suatu bangsa yang besar dan berdaulat.

Ke-bhinneka-an adalah sebuah hakikat realitas yang sudah ada dalam bangsa
Indonesia, sedangkan ke-Tunggal-Ika-an adalah sebuah cita-cita kebangsaan. Semboyan inilah
yang menjadi jembatan emas penghubung menuju pembentukan Negara berdaulat serta
menunjukkan kebesarannya di mata dunia

F. Prinsip Bhineka Tunggal Ika

1. Common Denominator

Di Indonesia, berbagai macam keaneka ragaman yang ada tidaklah membuat bangsa ini
menjadi pecah. Terdapat 5 agama yang ada di Indonesia, dan hal tersebut tidak membuat
agama-agama tersebut untuk saling mencela. Maka sesuai dengan prinsip pertama dari
Bhinneka Tunggal Ika, maka perbedaan-perbedaan di dalam agama tersebut haruslah dicari
common denominatornya, atau dengan kata lain kita haruslah mencari sebuah persamaan
dalam perbedaan itu, sehingga semua rakyat yang hidup di Indonesia dapat hidup di dalam
keanekaragaman dan kedamaian dengan adanya kesamaan di dalam perbedaan tersebut.

Begitu juga halnya dengan dengan aspek lain yang mempunyai perbedaan di Indonesia, seperti
adat dan kebudayaan yang terdapat di setiap daerah. Semua macam adat dan budaya itu tetap
diakui konsistensinya sebagai adat dan budaya yang sah di Indonesia, tapi segala macam
perbedaan tersebut tetap bersatu di dalam bingkai Negara kesatuan republik Indonesia.

2. Tidak Bersifat Sektarian dan Enklusif

Makna yang terkandung di dalam prinsip ini yakni semua rakyat Indonesia dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara tidak dibenarkan menganggap bahwa dirinya atau kelompoknya
adalah yang paling benar, paling hebat, atau paling diakui oleh yang lain. Pandangan-
pandangan sectarian dan enklusif haruslah dihilangkan pada segenap tumpah darah Indonesia,
karena ketika sifat sectarian dan enklusif sudah terbentuk, maka akan banyak suatu konflik
yang terjadi dikarenakan kecemburuan, kecurigaan, sikap yang berlebihan, dan kurang
memperhitungkan keberadaan kelompok atau pribadi lain.

Bhinneka Tunggal Ika sifatnya inklusif, dengan kata lain segala kelompok yang ada haruslah
saling memupuk rasa persaudaraan, kelompok mayoritas tidak memperlakukan sebuah
kelompok minoritas ke dalam posisi terbawah, tetapi haruslah hidup berdampingan satu sama
lain. Kelompok mayoritas juga tidak harus memaksakan kehendaknya kepada kelompok lain.

3. Tidak Bersifat Formalistis

Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat formalistis, yang hanya menunjukkan sebuah perilaku
semu dan kaku. Tetapi, Bhinneka Tunggal Ika sifatnya universal dan menyeluruh. Hal ini
dliandasi oleh adanya rasa cinta mencintai, rasa hormat menghormati, saling percaya
mempercayai, dan saling rukun antar sesama. Karena dengan cara inilah, keanekaragaman bisa
disatukan dalam bingkai ke-Indonesiaan.

4. Bersifat Konvergen

Bhinneka Tunggal Ika sifatnya konvergen dan tidak divergen. Segala macam keaneka ragaman
yang ada bila terjadi masalah, bukan untuk dibesar-besarkan, tetapi haruslah dicari satu titik
temu yang bisa membuat segala macam kepentingan menjadi satu. Hal ini bisa dicapai
bila terdapatnya sikap toleran, saling percaya, rukun, non sectarian, dan inklusif.
BAB III

ANALISIS HASIL SURVEY

(Lunturnya Penerapan Bhinneka Tunggal Ika Dalam Kehidupan Bermasyarakat)

A. Menurut anda apa itu Bhinneka Tunggal Ika?


Jawaban responden :
1. Persatuan
2. Bersatu dalam perbedaan
3. Berbeda-beda tetapi tetap satu jua (4x)
4. Semboyan bangsa indonesia (2x)
5. Tidak tahu
6. Slogan pemersatu bangsa

Kesimpulan : Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti Berbeda – beda tetapi tetap satu jua,
dengan kata lain bersatu dalam perbedaan – perbedaan yang ada. Di tengah keberagaman
yang dimiliki Negara Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika tampil sebagi semboyan Bangsa
Indonesia atau sebuah slogan pemersatu bangsa.

B. Menurut anda, apakah Bhinneka Tunggal Ika cocok sebagai semboyan Negara
Indonesia?

BHINNEKA TUNGGAL IKA COCOK SEBAGAI SEMBOYAN


NEGARA INDONESIA
YA TIDAK

1, 7%

13, 93%
Kesimpulan : Dari 14 responden yang ada, 13 di antaranya menjawab Bhinneka Tunggal
cocok sebagai semboyan Negara Indonesia, namun 1 di antaranya menjawab tidak cocok
sebagai semboyan negara

C. Menurut anda apakah bangsa Indonesia sudah menerapkan makna dari Bhinneka
Tunggal Ika itu sendiri? Atau justru ada kesenjangan antargolongan?
Jawaban Responden :
1. Sudah
2. Belum, masih ada kesenjangan antargolongan, masih banyak kasus sara di indonesia
3. Kebanyakan sudah, tapi terkadang terjadi kesenjangan antargolongan itu sendiri
4. Sudah menerapkan namun dewasa ini semakin luntur budaya untuk menerapkan makna
dari Bhinneka Tunggal Ika
5. Ada sebagian yang sudah menerapkan, dan ada sebagian juga yang belum
menerapkannya
6. Kesenjangan antargolongan masih ada. Terutama atas dasar ras dan agama

Kesimpulan : Rata – rata Bhinneka Tunggal Ika sudah diterapkan namun belum belum
maksimal dan merata dalam pelaksanaannya. Lunturnya budaya kebhinekaan membuat
adanya kesenjangan antargolongan, baik karena atas dasar ras, agama, dsb
D. Dari skala 1-10, menurut anda berapa skor implementasi Bhinneka Tunggal Ika
dalam kehidupan sehari-hari?

Skor Implementasi Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan


sehari - hari
6
5
5
4 4
Jumlah pemilih

2
1
1
0 0 0 0 0 0
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skor

Skor Implementasi Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari - hari


Kesimpulan : Walaupun jawaban respoden beragam pada penerapan Bhinneka Tunggal Ika,
respoden masih memberi skor antara 6-8 dan ada yang memberi skor 10. Skor yang paling
muncul adalah skor 7. Apabila di rata – rata didapatkan skor 7,21. Angka yang masih lumayan
baik, mengindikasi kebanyakan masyarakat Indonesia masih menerapkan kebhinekaan hanya
saja belum maksimal dan/atau belum semua menerapkannya.

E. Menurut anda masih relevankah keberadaan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara?
Jawaban Responden :
1. Masih
2. Seharusnya masih
3. Masih, tapi perlu ditingkatkan lagi
4. G (tidak)

Kesimpulan : Responden kebanyakan berpendapat Bhinneka Tungga Ika masih relevan,


walaupun ada yang ragu apakah masih relevan. Walaupun masih relevan, tetapi dalam
penerapanya masih harus ditingkatkan lagi.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Negara adalah sekumpulan orang yang menempati suatu wilayah tertentu dan
diorganisasikan oleh pemerintahan negara yang sah yang umumnya memiliki kedaulatan.
Asal mula terbentuknya suatu negara dapat dibedakan dalam dua proses yaitu proses
primer dan proses sekunder. Dalam pembentukan negara harus memenuhi unsur
konstitutif yang terdiri atas rakyat, wilayah, pemerintahan yang berdaulat dan unsur
deklaratif yang terdiri atas pengakuan secara de facto dan pengakuan secara de jure.
2. Identitas suatu negara dapat diperoleh dari negara yang memiliki ciri-ciri, sifat-sifat khas
yang melekat pada suatu negara sehingga menunjukkan suatu keunikannya serta
membedakannya dari negara-negara lain. Identitas Nasional Indonesia antara lain :

a. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan : Bahasa Indonesia.


b. Bendera Negara : Bendera Merah Putih
c. Lagu Kebangsaan : Indonesia Raya
d. Lambang Negara : Burung Garuda
e. Semboyan Negara : Bhinneka Tunggal Ika
f. Dasar Negara : Pancasila
g. Konstitusi Negara (Dasar Hukum) : Undang-Undang Dasar 1945
h. Bentuk Negara : Negara Kesatuan Republik Indonesia
i. Konsepsi : Wawasan Nusantara
j. Kebudayaan : Kebudayaan Nasional
Dalam era globalisasi ini, identitas suatu negara bisa berubah. Yang sekarang
terjadi adalah pergeseran minat menggunakan bahasa Indonesia. Dalam sejarah
ketatanegaraan Indonesia, terjadi beberapa kali pergantian konstitusi Indonesia.
3. Pancasila sebagai ideologi negara menjadi pedoman dan pegangan dalam pembangunan
bangsa dan negara agar dapat menjadi negara yang kokoh serta dapat mengetahui arah
dalam memecahkan permasalahan bangsa dan negara. Sedangkan fungsi Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa adalah Pancasila sebagai tolak ukur pedoman hidup
masyarakat Indonesia dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara.
4. Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Semboyan ini
mengambarkan persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan
kepercayaan. Permasalahan yang kini sedang marak terjadi mengenai Bhinneka Tunggal
Ika adalah lunturnya penerapan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan bermasyarakat.
Masyarakat Indonesia masih banyak arogansi keyakinan diri mereka sendiri-sendiri yang
menyebabkan Bhinneka Tunggal Ika tidak diterapkan dengan baik. Dari survey yang
dilakukan hasilnya adalah mayoritas responden berpendapat bahwa Bhinneka Tunggal
Ika cocok sebagai semboyan Negara Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika sudah diterapkan
namun belum belum maksimal dan merata dalam pelaksanaannya. Bhinneka Tungga Ika
masih relevan, tetapi dalam penerapanya masih harus ditingkatkan lagi.

B. Solusi
Kita sebagai salah satu rakyat yang tinggal di Indonesia seharusnya turut menghargai
adanya Bhineka Tungga Ika. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:

1. Perilaku Inklusif

Seseorang haruslah menganggap bahwa dirinya sedang berada di dalam suatu populasi yang
luas, sehingga dia tidak melihat dirinya melebihi dari yang lain. Begitu juga dengan kelompok.
Kepentingan bersama lebih diutamakan daripada sebua h keuntungan pribadi atau
kelompoknya. Kepentingan bersama bisa membuat segala komponen merasa puas dan senang.
Masing-masing kelompok mempunyai peranan masing-masing di dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.

2. Mengakomodasi Sifat Prulalistik

Ditinjau dari keanekaragaman yang ada di dalam negeri ini, maka sepantasnyalah bila
Indonesia adalah bangsa dengan tinglat prulalistik terbesar di dunia. Hal inilah yang membuat
bangsa kita disegani oleh bangsa lain. Tapi, bila hal ini tidak bisa dipergunakan dengan baik,
maka sangat mungkin akan terjadi disintegrasi di dalam bangsa.

Agama, ras, suku bangsa, bahasa, adat dan budaya yang ada di Indonesia mempunyai jumlah
yang tidak sedikit. Sikap saling toleran, saling menghormati, saling mencintai, dan saling
menyayangi menjadi hal mutlak yang dibutuhkan oleh segenap rakyat Indonesia, supaya
terciptanya masyarakat yang tenteram dan damai.
3. Tidak Mencari Menangnya Sendiri

Perbedaan pendapat adalah hal yang lumrah terjadi pada zaman sekarang. Apalagi ditambah
dengan diberlakukannya sistem demokrasi yang menuntut segenap rakyat bebas untuk
mengungkapkan pendapatnya masing-masing. Oleh sebab itu, untuk mencapai prinsip ke-
Bhinneka-an, maka seseorang haruslah saling menghormati antar satu pendapat dengan
pendapat yang lain. Perbedaan ini tidak untuk dibesar-besarkan, tetapi untuk dicari suatu titik
temu dengan mementingkan suatu kepentingan bersama. Sifatnya konvergen haruslah benar-
benar dinyatakan di dalam hidup berbangsa dan bernegara, jauhkan sifat divergen.

4. Musyawarah untuk Mufakat

Perbedaan pendapat antar kelompok dan pribadi haruslah dicari solusi bersama dengan
diberlakukannya musyawarah. Segala macam perbedaan direntangkan untuk mencapai satu
kepentingan. Prinsip common denominator atau mencari inti kesamaan haruslah diterapkan di
dalam musyawarah. Dalam musyawarah, segala macam gagasan yang timbul akan
diakomodasikan dalam kesepakatan. Sehingga kesepakatan itu yang mencapai mufakat antar
pribadi atau kelompok.

5. Dilandasi Rasa Kasih Sayang dan Rela Berkorban

Sesuai dengan pedoman sebaik-baik manusia yaitu yang bermanfaat bagi manusia lainnya, rasa
rela berkorban haruslah diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Rasa rela berkorban ini
akan terbentuk dengan dilandasi oleh rasa salin kasih mangasihi, dan sayang menyayangi.
Jauhilah rasa benci karena hanya akan menimbulkan konflik di dalam kehidupan

C. Saran
Saat melakukan survey pengisian angket, sebaiknya menyebarkan angket dari jauh-
jauh hari dan durasi pengumpulan data lebih lama agar responden yang didapat lebih banyak
lagi dan data yang dihasilkan lebih valid.

DAFTAR PUSTAKA
Adistiya Nugraha, Candra. 2017. Proses Terbentuknya Negara (Online). Pada
https://candraadistiya.wordpress.com/2017/06/05/proses-terbentuknya-negara/.(Diakses
: 02 April 2018).
Admin. 2011. Konstitusi Indonesia (Online). Pada https://rumahpkn.wordpress.com
/2011/01/21/170/. (Diakses : 02 April 2018).
Admin. 2015. Pasal 35 sampai 36 UUD 1945 (Online). Pada http://limc4u.com/blog/
penjelasan-pasal-35-sampai-36-uud-1945/. (Diakses : 02 April 2018).
Admin. 2017. Proses Terbentuknya Suatu Negara (Online). Pada
http://www.markijar.com/2017/06/3-proses-terbentuknya-suatu-negara.html?m=1.
(Diakses : 02 April 2018).
Al, Yugi. 2018. Unsur Pembentuk Negara (Online). Pada https://www.eduspensa.id/unsur-
unsur-terbentuknya-negara/. (Diakses : 02 April 2018).
Al Faruq, Habibullah. 2015. Unsur Konstitutif dan Deklaratif Terbentuknya Suatu Negara
(Online). Pada http://www.habibullahurl.com/2015/11/unsur-konstitutif-dan-deklaratif.
html. (Diakses : 02 April 2018).
Anggara. 2009. Mencermati UU No. 24 Tahun 2009tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang
Negara serta Lagu Kebangsaan (Online). Pada https://anggara.org/2009/08/12/
mencermati-uu-no-24-tahun-2009-tentang-bendera-bahasa-dan-lambang-negara-serta-
lagu-kebangsaan/. (Diakses : 02 April 2018).
Faudillah, Fahmi. 2016. Identitas Nasional Bangsa Indonesia (Online). Pada
http://kwnfahmifaudillah.blogspot.co.id/2016/03/identitas-nasional-bangsa-indonesia.
html?m=1. (Diakses : 02 April 2018).
Ghozali, Achmad. 2013. Identitas Nasional (Online). Pada http://achmadghozaliash.
blogspot.co.id/?m=1. (Diakses : 02 April 2018).
Hanifah, Nur. 2015. Identitas Nasional Bangsa Indonesia (Online). Pada
http://kelaspkn307.blogspot.co.id/2015/11/identitas-nasional-bangsa-indonesia.
html?m=1. (Diakses : 02 April 2018).
Iwan. 2010. Pancasila sebagai Dasar Negara (Online). Pada https://iwanuwg.wordpress.com
/2010/07/06/pancasila-sebagai-dasar-negara/. (Diakses : 02 April 2018).
Raharjo, Sahid. 2013. Unsur Konstitutif dan Deklaratif Terbentuknya Suatu Negara (Online).
Pada http://layanan-guru.blogspot.co.id/2013/07/unsur-konstitutif-dan-deklaratif.html
?m=1. (Diakses : 02 April 2018).
Romi. 2016. Dasar Hukum yang Menguatkan Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara
(Online). Pada https://ppknsmp123.blogspot.co.id/2016/03/dasar-hukum-yang
menguatkan-pancasila.html?m=1. (Diakses : 02 April 2018).
Tim Pendidikan Kewarganegaraan Unesa. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan edisi Revisi 5.
Surabaya : Unesa University Press.
Tim Pendidikan Pancasila Unesa. 2017. Pendidikan Pancasila Edisi Revisi. Surabaya : Unesa
University Press.
LAMPIRAN

Lampiran Data Survey Angket Online


1. Nama : Panji
Asal : ITS – DTK
Pertanyaan :
a. Apa itu Bhinneka Tunggal Ika = persatuan
b. Bhinneka Tunggal Ika cocok sbagai semboyan = ya
c. Sudah menerapkan ? = sudah
d. Skala = 8
e. Masih relevan = masih
2. Nama : Kamilah Dwi
Asal : ITS – DTK
Pertanyaan :
a. Apa itu Bhinneka Tunggal Ika = bersatu dalam perbedaan
b. Bhinneka Tunggal Ika cocok sbagai semboyan = ya
c. Sudah menerapkan ? = sudah
d. Skala = 7
e. Masih relevan = masih
3. Nama : Dimas Bayu
Asal : ITS – SEATRANS
Pertanyaan :
a. Apa itu Bhinneka Tunggal Ika = berbeda-beda tetapi tetap satu jua
b. Bhinneka Tunggal Ika cocok sbagai semboyan = ya
c. Sudah menerapkan ? = masih adanya kesenjangan antar golongan
d. Skala = 6
e. Masih relevan = masih
4. Nama : Aditya Putra Santoso
Asal : ITB – STEI
Jawaban :
a. Apa itu Bhinneka Tunggal Ika = semboyan bangsa indonesia
b. Bhinneka Tunggal Ika cocok sbagai semboyan = ya
c. Sudah menerapkan ? = belum, masih ada kesenjangan antargolongan, masih banyak
kasus sara di indonesia
d. Skala = 6
e. Masih relevan = seharusnya masih
5. Nama :Ni Luh Ayu Sonia Ginasari
Asal : UNUD – TEKNIK
Jawaban :
a. Apa itu Bhinneka Tunggal Ika = semboyan bangsa indonesia
b. Bhinneka Tunggal Ika cocok sbagai semboyan = ya
c. Sudah menerapkan ? = kebanyakan sudah, tapi terkadang terjadi kesenjangan
antargolongan itu sendiri
d. Skala = 7
e. Masih relevan = masih, tapi perlu ditingkatkan lagi
6. Nama : Viki Dian Pertiwi
Asal : ITS – DTK
Jawaban :
a. Apa itu Bhinneka Tunggal Ika = berbeda-beda tapi teta satu
b. Bhinneka Tunggal Ika cocok sbagai semboyan = ya
c. Sudah menerapkan ? = sudah menerapkan namun dewasa ini semakin luntur budaya
untuk menerapkan makna dari Bhinneka Tunggal Ika
d. Skala = 7
e. Masih relevan = masih
7. Nama : Muhammad Ridho Adiputra
Asal : ITS – DTK
Jawaban :
a. Apa itu Bhinneka Tunggal Ika = berbeda-beda tetapi tetap satu jua
b. Bhinneka Tunggal Ika cocok sbagai semboyan = ya
c. Sudah menerapkan ? = ada sebagian yang sudah menerapkan, dan ada sebagian juga
yang belum menerapkannya
d. Skala = 7
e. Masih relevan = masih relevan
8. Nama : Hendrawan
Asal : UHT – T. JANTUNG
Jawaban :
a. Apa itu Bhinneka Tunggal Ika = gaero (tidak tahu)
b. Bhinneka Tunggal Ika cocok sbagai semboyan = tidak
c. Sudah menerapkan ? = ada kesenjangan
d. Skala = 7
e. Masih relevan = g (tidak)
9. Nama : Irma
Asal : ITS – DTK
Jawaban :
a. Apa itu Bhinneka Tunggal Ika = berbeda-beda tapi tetap satu jua
b. Bhinneka Tunggal Ika cocok sbagai semboyan = ya
c. Sudah menerapkan ? = kesenjangan antargolongan masih ada. Terutama atas dasar ras
dan agama
d. Skala = 8
e. Masih relevan = relevan
10. Nama : Fathur
Asal : ITS – DTK
Jawaban :
a. Apa itu Bhinneka Tunggal Ika = slogan pemersatu bangsa
b. Bhinneka tunggal ika cocok sbagai semboyan = YA
c. Sudah menerapkan ? = belum menerapkan, masih ada kesenjangan
d. Skala = 8
e. Masih relevan = masih
11. Nama : Putu Indrayana Putra Kusuma
Asal : UNUD – FEB
Jawaban :
a. Apa itu Bhinneka Tunggal Ika = semboyan yang berarti berbeda-beda tapi tetap satu
jua
b. Bhinneka Tunggal Ika cocok sbagai semboyan = ya
c. Sudah menerapkan ? = jika melihat secara luas, bhinneka tunggal ika masih
diterapkan di indonesia
d. Skala = 6
e. Masih relevan = masih
12. Nama : Nuara Mory
Asal : UB - PERTANIAN
a. Apa itu Bhinneka Tunggal Ika = berbeda tetapi tetap satu
b. Bhinneka Tunggal Ika cocok sbagai semboyan = ya
c. Sudah menerapkan ? = perbedaan hal yang wajar, apabila perbedaan dikatakan
kesenjangan bisa jadi kebhinekaan perlu dipertanyakan
d. Skala = 10
e. Masih relevan = sangat relevan
13. Nama : Thariq Hadid
Asal : ITS – DTK
Jawaban :
a. Apa itu Bhinneka Tunggal Ika = tetap bersatu dalam sebuah perbedaan
b. Bhinneka Tunggal Ika cocok sbagai semboyan = ya
c. Sudah menerapkan ? = masih ada kesenjangan antargolongan
d. Skala = 6
e. Masih relevan = masih
14. Nama : Rama
Asal : ITS – DTK
Jawaban :
a. Apa itu Bhinneka Tunggal Ika = semboyan bangsa indonesia yang berarti berbeda
beda tapi tetap satu
b. Bhinneka Tunggal Ika cocok sbagai semboyan = ya
c. Sudah menerapkan ? = belum semua
d. Skala = 8
e. Masih relevan = masih

Anda mungkin juga menyukai