Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) terdiri dari
profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah.
Sebagai pegawai ASN, PNS mempunyai fungsi dan tugasnya yakni
sebagai pelaksana kebijakan publik, sebagai pelayan publik, dan
sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
Fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik sesuai pasal 10
Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Prinsip-prinsip penting dalam kebijakan harus dipahami oleh ASN agar
mampu menjalankan tugasnya yang berorientasi pada pelayanan
kepentingan publik dan masyarakat luas.
Fungsi ASN sebagai pelayan publik berintegritas, sebagaimana
tertuang dalam pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik. Berdasarkan fungsi ini, ASN dituntut untuk
bersikap profesional, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi dalam
menjalankan tugasnya sebagai pelayan publik.
Fungsi ketiga ialah ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa,
dimana fungsi ini sesuai dengan sila ke 3 dalam Pancasila yaitu
Persatuan Indonesia. Hal ini jelas tercantum dalam Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 pasal 66 ayat 1-2 terkait sumpah dan janji ketika
diangkat menjadi PNS, disana dinyatakan bahwa PNS akan senantiasa
setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar
1945, negara dan pemerintah.
Kunjungan Neonatus Lengkap diatur berdasarkan peraturan
kementrian kesehatan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014
tentang Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial, pada pasal 5 poin (2)
yang berbunyi “ Pelayanan neonatal esensial dilakukan paling sedikit 3

1
2

(tiga) kali kunjungan, yang meliputi: 1 (satu) kali pada umur 6-48 jam,1
(satu) kali pada umur 37 hari, dan 1 (satu) kali pada umur 8-28 hari.
Dalam rangka menghasilkan pegawai ASN yang profesional bidan
sebagai pelayan publik dalam rangka meningkatkan kesehatan ibu dan
anak harus ikut dalam menyelenggarakan program pemerintah
Indonesia Sehat. Pelayanan kesehatan yang baik adalah yang
berkualitas yang menjadikan masyarakat sadar , mau, dan mampu untuk
hidup sehat.
Neonatus merupakan masa kehidupan pertama diluar rahim
sampai dengan usia 28 hari. Dalam masa tersebut terjadi perubahan
yang sangat besar dari kehidupan yang awalnya di dalam rahim serba
bergantung pada ibu menjadi di luar rahim yang harus hidup secara
mandiri. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua
sistem. Bayi yang berusia kurang dari satu bulan memiliki risiko
gangguan kesehatan paling tinggi, berbagai masalah kesehatan dapat
muncul sehingga tanpa adanya penanganan yang tepat, bisa berakibat
fatal. Kunjungan neonatus lengkap sebaiknya diberikan kepada setiap
bayi baru lahir yang meliputi KN 1, KN 2, KN 3, yang dilakukan pada saat
bayi berumur 6-48 jam, 3-7 hari dan 8-28 hari (Riskesdas, 2013).
Menurut Kemenkes RI (2016), Angka Kematian Neonatal (AKN),
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA)
merupakan indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak.
Kematian neonatal memiliki kontribusi terhadap kematian bayi sebesar
59% di usia 0-28 hari. Berdasarkan hasil survei Kementerian Kesehatan
RI tahun 2012, Angka Kematian Neonatus (AKN) sebesar 19 per 1.000
kelahiran hidup. Angka ini sama dengan AKN berdasarkan SDKI tahun
2007 dan hanya menurun 1 poin dibandingkan SDKI tahun 2002-2003
yaitu 20 per 1.000 kelahiran hidup.
Kunjungan neonatus merupakan salah satu intervensi untuk
menurunkan kematian bayi baru lahir (Depkes RI, 2009) dengan
melakukan Kunjungan Neonatal (KN) selama 3 (tiga) kali kunjungan yaitu
Kunjungan Neonatal I (KN1) pada 6 jam sampai dengan 48 jam setelah
3

lahir, Kunjungan Neonatal II (KN2) pada hari ke 3 sampai dengan 7 hari,


dan Kunjungan Neonatal III (KN3) pada hari ke 8 sampai dengan 28 hari
(Depkes RI, 2010).
Di Indonesia cakupan Kunjungan Neonatus Pertama (KN1) tahun
2012 mencapai 88.99%. Pada tahun 2013 meningkat menjadi 93.34%
(Depkes RI, 2013). Di Provinsi Sulawesi Selatan, cakupan KN1 pada
tahun 2012 mencapai 94.4% namun mengalami penurunan pada tahun
2013 menjadi 84.33%. Angka tersebut tidak sesuai dengan target renstra
yaitu 89%. Belum tercapainya target tersebut salah satunya disebabkan
masih kurangnya pengetahuan ibu-ibu tentang pentingnya
memeriksakan bayi baru lahir, adanya anggapan bila anaknya sehat
tidak perlu diperiksakan kesehatannya, tidak boleh membawa bayi keluar
rumah sebelum berumur 40 hari, serta kurangnya dukungan dari
keluarga untuk memeriksakan bayi baru lahir ke tempat pelayanan
kesehatan (Depkes RI, 2008).
Kunjungan neonatus (KN) Lengkap di Indonesia terjadi
peningkatan selama periode 6 tahun terakhir dari 78,04% pada tahun
2009 menjadi 93,33 pada tahun 2014. Pencapaian Kunjungan neonatus
(KN) lengkap di Indonesia sudah cukup baik dapat dinilai dari capaian
yang cukup tinggi di sebagian provinsi. Terdapat 16 provinsi yang telah
mencapai target program tahun 2014 (Kemenkes RI, 2016).
Kunjungan neonatus Lengkap masih menjadi tantangan cukup
besar bagi pelayan kesehatan terutama bidan khususnya di daerah
sangat terpencil termasuk di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Perawatan
Sengayam.
Berdasarkan data laporan KIA tahun 2018 UPT Puskesmas
Perawatan Sengayam Kunjungan Neonatus Lengkap hanya 24,8% dari
target cakupan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kotabaru yaitu 90%.
Maka penulis tertarik untuk mengambil masalah ini menjadi isu yang
aktual.
4

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penerapan aktualisasi di dalam menjalankan tugas sebagai
pelayanan masyarakat mempunyai tujuan sebagai berikut:
a. Melaksanakan nilai akuntabilitas yang berarti tanggung jawab
dalam menjalankan tugas.
b. Melaksanakan nilai nasionalisme yang dalam menjalankan
tugas dan fungsinya dengan tidak membeda-bedakan status
masyarakat serta mementingkan kepentingan publik.
c. Menerapkan nilai etika publik untuk menjadi contoh bagi
masyarakat dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik
d. Menjalankan komitmen mutu untuk menjaga efektifitas,
efisiensi, dan inovasi dalam pelayanan bagi masyarakat.
e. Menerapkan nilai anti korupsi dengan sikap dan perilaku yang
amanah, jujur, dan mampu mencegah terjadinya korupsi di
lingkungan tempat kerja.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam kegiatan aktualisasi ini adalah
meningkatkan kunjungan neonatus di Wilayah Kerja Puskesmas
Perawatan Sengayam.

C. Isu Aktual
Rancangan aktualisasi ini mengidentifikasi isu yang muncul
pada instansi kerja penulis, yaitu UPT Puskesmas Perawatan
Sengayam. Berdasarkan data laporan KIA tahun 2018 UPT
Puskesmas Perawatan Sengayam Kunjungan Neonatus Lengkap
hanya 24,8% dari target cakupan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Kotabaru yaitu 90% dan pengamatan penulis selama bekerja di
instansi selama 8 minggu, penulis menemukan kunjungan neonatus
yang masih rendah. Sehingga isu aktual yang diangkat penulis adalah
5

belum optimalnya Kunjungan neonatus di Wilayah Kerja UPT


Puskesmas Perawatan Sengayam kec. Pamukan Barat Kotabaru
Pengambilan isu ini sudah berdasarkan dengan nilai
Manajemen ASN, karena kegiatan dalam isu ini sudah sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi jabatan yang dijalankan yaitu bidan ahli
pertama dan juga sudah menjalankan nilai Whole of Government
karena semua kegiatan yang akan dijalankan sudah dikordinasikan
dengan bidan koordinator dan kepala puskesmas yang sekaligus
menjadi mentor dalam penyelesaian aktualisasi ini. Serta dalam
kegiatan ini mengandung nilai Pelayanan Publik karena saat habituasi
penulis melaksanakan pelayanan kebidanan pada neonatus secara
optimal untuk mencegah adanya kejadian kasus patologis.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan di
Wilayah kerja UPT Puskesmas Perawatan Sengayam Kec. Pamukan
Barat Kab. Kotabaru. Dilakukan mulai tanggal 5 Agustus 2019 – 8
September 2019. Berdasarkan keterbatasan waktu pelaksanaan yang
di jadwalkan maka penulis melakukan kegiatan aktualisasi ini di
Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Sengayam.

Anda mungkin juga menyukai