Anda di halaman 1dari 13

JAWABAN SOAL (TAKE HOME)

UJIAN TENGAH SEMESTER I 2019/2020

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Komunitas 1


SKS : 2 Sks
Tanggal : Jumat, 28 Februari 2020
Dosen : Dwi Ertiana, SST., S.Keb.Bd. MPH

Disusun Oleh :

Nama : Mareming Ati

Nim : 201904054

PRODI KEBIDANAN DIV PENDIDIK

STIKES KARYA HUSADA

KEDIRI 2019/2020
1. Dalam jaringan kerja bidan di komunitas diperlukan kerjasama
lintas program dan lintas sektor. Kerjasama lintas program
merupakan bentuk kerjasama yang dilaksanakan di dalam satu
instansi terkait. Sebutkan minimal 3 contoh nyata kegiatan lintas
program dan lintas sektor yang ada di sekitar Anda?
2. Carilah satu kasus nyata dari artikel, berita maupun penelitian
tentang salah satu kasus yang ada dikebidanan komunitas.
Usahakan kasus yang diambil antara teman berbeda-beda, sertakan
sumbernya baik dari media cetak maupun internet. Kemudian buat
analisis kasus dari permasalahan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja,
dan lansia di komunitas dengan metode harvard, GAM (gender
analisis matrix), kerangka pemberdayaan perempuan (KPP) pohon
masalah, pohon harapan.
3. Jelaskan alasan mengapa MDGs dirubah menjadi SDGs, sertakan
pendapat Saudara tentang dampaknya bagi Kesehatan?

JAWABAN

1. A. Peran Bidan dalam Pelayanan Kebidanan Komunitas


Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan di luar rumah sakit
dan merupakan bagian atau kelanjutan dari pelayanan kebidanan
yang di berikan rumah sakit. Misalnya : ibu yang melahirkan di
rumah sakit dan setelah 3 hari kembali ke rumah. Pelayanan di
rumah oleh bidan merupakan kegiatan
kebidanankomunitas.Pelayanan kesehatan ibu dan anak di
Puskesmas, kunjungan rumah dan melayani kesehatan ibu dan
anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan
kebidanankomunitas.Sebagai bidan yang bekerja di komunitas
maka bidan harus memahami perannya di komunitas, yaitu :
a. Sebagai Pendidik
Dalam hal ini bidan berperan sebagai pendidik di
masyarakat. Sebagai pendidik, bidan berupaya merubah perilaku
komunitas di wilayah kerjanya sesuai dengan kaidah kesehatan.
Tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan di komunitas dalam
berperan sebagai pendidik masyarakat antara lain dengan
memberikan penyuluhan di bidang kesehatan khususnya
kesehatan ibu, anak dan keluarga. Penyuluhan tersebut dapat
dilakukan dengan berbagai cara seperti ceramah, bimbingan,
diskusi, demonstrasi dan sebagainya yang mana cara tersebut
merupakan penyuluhan secara langsung. Sedangkan penyuluhan
yang tidak langsung misalnya dengan poster, leaf let, spanduk
dan sebagainya.
b. Sebagai Pelaksana (Provider)
Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan
pelayanan kebidanan kepada komunitas. Disini bidan bertindak
sebagai pelaksana pelayanan kebidanan. Sebagai pelaksana,
bidan harus menguasai pengetahuan dan teknologi kebidanan
serta melakukan kegiatan sebagai berikut :
1) Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra perkawinan.
2)Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, menyusui
dan masa interval dalam keluarga.
3) Pertolongan persalinan di rumah.
4) Tindakan pertolongan pertama pada kasus kebidanan dengan
resiko tinggi di keluarga.
5) Pengobatan keluarga sesuai kewenangan.
6) Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan gangguan
reproduksi.
7) Pemeliharaan kesehatan anak balita.
c. Sebagai Pengelola
Sesuai dengan kewenangannya bidan dapat melaksanakan
kegiatan praktek mandiri. Bidan dapat mengelola sendiri
pelayanan yang dilakukannya. Peran bidan di sini adalah sebagai
pengelola kegiatan kebidanan di unit puskesmas, polindes,
posyandu dan praktek bidan. Sebagai pengelola bidan memimpin
dan mendayagunakan bidan lain atau tenaga kesehatan yang
pendidikannya lebih rendah. Contoh : praktek mandiri/ BPS.
d. Sebagai Peneliti
Bidan perlu mengkaji perkembangan kesehatan pasien yang
dilayaninya, perkembangan keluarga dan masyarakat. Secara
sederhana bidan dapat memberikan kesimpulan atau hipotersis
dan hasil analisanya. Sehingga bila peran ini dilakukan oleh
bidan, maka ia dapat mengetahui secara cepat tentang
permasalahan komuniti yang dilayaninya dan dapat pula dengan
segera melaksanakan tindakan.
e. Sebagai Pemberdaya
Bidan perlu melibatkan individu, keluarga dan masyarakat
dalam memecahkan permasalahan yang terjadi. Bidan perlu
menggerakkan individu, keluarga dan masyarakat untuk ikut
berperan serta dalam upaya pemeliharaan kesehatan diri sendiri,
keluarga maupun masyarakat.
f. Sebagai Pembela klien (advokat)
Peran bidan sebagai penasehat didefinisikan sebagai
kegiatan memberi informasi dan sokongan kepada seseorang
sehingga mampu membuat keputusan yang terbaik dan
memungkinkan bagi dirinya.
g. Sebagai Kolaborator
Kolaborasi dengan disiplin ilmu lain baik lintas program
maupun sektoral.
h. Sebagai Perencana
Melakukan bentuk perencanaan pelayanan kebidanan
individu dan keluarga serta berpartisipasi dalam perencanaan
program di masyarakat luas untuk suatu kebutuhan tertentu
yang ada kaitannya dengan kesehatan. (Syafrudin dan Hamidah,
2009 : 8)
Dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat bidan
sewaktu – waktu bekerja dalam tim, misalnya kegiatan
Puskesmas Keliling, dimana salah satu anggotanya adalah bidan.
B. Jaringan Kerja Kebidanan Komunitas
Beberapa jaringan kerja bidan di komunitas yaitu
Puskesmas/ Puskesmas Pembantu, Polindes, Posyandu, BPS,
Rumah pasien, Dasa Wisma, PKK. (Syahlan, 1996 : 235). Di
puskesmas bidan sebagai anggota tim bidan diharapkan dapat
mengenali kegiatan yang akan dilakukan, mengenali dan
menguasai fungsi dan tugas masing – masing, selalu
berkomunikasi dengan pimpinan dan anggota lainnya, memberi
dan menerima saran serta turut bertanggung jawab atas
keseluruhan kegiatan tim dan hasilnya.
Di Polindes, Posyandu, BPS dan rumah pasien, bidan
merupakan pimpinan tim/ leader di mana bidan diharapkan
mampu berperan sebagai pengelola sekaligus pelaksana kegiatan
kebidanan di komunitas. (Meilani, dkk, 2009 : 11)
Dalam jaringan kerja bidan di komunitas diperlukan
kerjasama lintas program dan lintas sektor. Kerjasama lintas
program merupakan bentuk kerjasama yang dilaksanakan di
dalam satu instansi terkait, misalnya : imunisasi, pemberian
tablet FE, Vitamin A, PMT dan sebagainya. Sedangkan kerjasama
lintas sektor merupakan kerjasama yang melibatkan institusi/
departemen lain, misalnya : Bulan Imunisasi Anak Sekolah
(BIAS), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan sebagainya.
Tujuan dari kerjasama lintas program dan lintas sektoral
dalam kebidanan komunitas antara lain.
1. Meningkatkan koordinasi untuk memenuhi kewajiban peran
masing-masing dalam pembangunan kesehatan. Intinya
adalah kerja sama lintas program dan sektoral untuk
memecahkan suatu masalah kesehatan. Oleh karena itu
fungsi koordinasi yang dilakukan oleh sektor kesehatan
merupakan suatu keharusan.
2. Meningkatkan komunikasi antara sektoral pemerintahan
dan swasta tentang masalah kesehatan. Agar saling
memahami di antara anggota dan mitra, maka diperlukan
komunikasi yang efektif melalui pertemuan-pertemuan
berkala berdasarkan kesepakatan bersama.
3. Meningkatkan kemampuan bersama dalam menanggulangi
masalah kesehatan dan memaksimalkan keuntungan semua
pihak. Tujuan utama dari kemitraan di bidang kesehatan
adalah menggalang kekuatan untuk memecahkan dan
menanggulangi masalah kesehatan masyarakat setempat.
Oleh sebab itu, memaksimalkan manfaat atau keuntungan
adalah merupakan harapan bersama dari sebuah kemitraan.
4. Meningkatkan apa yang menjadi komitmen bersama.
Komitmen adalah suatu kesediaan dan pengorbanan ( waktu,
pikiran, tenaga, dan sebagainya) masing-masing anggota
kemintraan terhadap program atau upaya pemecahan
masalah kesehatan yang telah disepakati bersama.Dalam
komitmen pasti ada pengorbanan dari masing-masing
anggota.
5. Tercapainya upaya kesehatan yang efisien dan efektif atau
berdaya guna dan berhasil guna. Pendekatan yang digunakan
dalam kerjasama lintas program dan lintas sektoral antara
lain.
a. Inputsebuah kemitraan adalah semua sumber daya yang
dimiliki oleh masing-masing unsur yang terjalin dalam
kemitraan, terutama sumber daya manusia, dan sumber
daya yang lain seperti dana, sistem informasi, teknologi,
dan sebagainya. Selain itu, jumlah atau banyaknya mitra
yang terlibat juga merupakan input.
b. Prosesdalam kemitraan pada hakikatnya adalah kegiatan-
kegiatan untuk membangun kemitraan tersebut.
c. Outputadalah terbentuknya kerja atau networking, forum,
dan sebagainya yang terdiri dari berbagai unsur dan
tersusunnya program dan pelaksanaannya berupa
kegiatan bersama dalam rangka memecahkan masalah
kesehatan. Selain itu, juga tersusun uraian tugas dan
fungsi untuk masing-masing anggota.
d. Outcome adalah dampak dari pada kerjasama terhadap
peningkatan kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu,
outcome dapat dilihat dari indikator-indikator derajat
kesehatan masyarakat, yang sebenarnya merupakan
akumulasi dari dampak upaya-upaya lain di samping
kemitraan. Dengan demikian, outcome adalah
meningkatnya angka atau indikator kesehatan ,misalnya
meningkatnya status gizi anak balita, meningkatnya
penduduk yang terakses air bersih, dan lain sebagainya.
2. Contoh Kasus sumber dari internet:

Seorang Ny. “D” mendatangi sebuah Puskesmas untuk


mememriksakan diri karena adanya keluhan pada daerah genitalianya.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter di Puskesmas tersebut,
diketahui bahwa ibu tersebut menderita penyakit menular seksual
(PMS) yaitu Gonorrhoe. Hal ini terjadi karena kurangnya partisipasi ibu
dalam mengikuti penyuluhan soal PMS dan kurangnya pengetahuan
soal PMS.
A. Pohon Masalah

Potensi untuk menularkan


Infertilitas
kepada orang lain

Terancamnya
Terkena penyakit PMS Kesehatan Reproduksi

Gender dalam
Kesehatan Reproduksi

Hubungan sex bebas Profesi suami

Kurangnya personal Tidak ada kesadaran


hygiene Kesehatan Reproduksi

B. Pohon Harapan  Tidak bergonta-ganti


pasangan
 Menjaga personal hygiene
 Menjelaskan bahaya PMS
Preventif
pada pasangan suami istri
Gender dalam
Kesehatan Reproduksi

 Menjelaskan pada pasangan


tentang PMS
Kuratif  Memberi pengobatan pada
pasien
C. Gender Analisis Matriks (GAM)
TUJUAN DATA PEMBUKA FAKTOR ISU GENDER SASARAN
WAWASAN KESENJANGA
N
Menurunkan Di Indonesia saat Wanita tidak Kedudukan Menyetaraka
jumlah ini PMS sangat dapat wanita dalam n posisi
perempuan tinggi, setiap berkomunikasi keluarga lebih perempuan
penderita tahun jumlah dengan baik rendah dari dan laki-laki
PMS penderitanya dengan suami laki-laki. Laki- dalam
semakin tentang PMS laki berperan komunitas.
meningkat. karena dalam Menurunkan
Bahkan sampai kebanyakan mengambil angka
didaerah-daerah wanita sangat keputusan, kejadian PMS
yang jauh dari menurut pada sementara dalam
perkotaan suami dan takut wanita harus masyarakat,
penderita PMS mengutarakan mengikuti mengadakan
pun sudah pendapatnya keinginan penyuluhan
didapatkan. pada suami. suaminya tentang PMS
walaupun
bertolak
belakang
dengan
keinginannya

D. METODE HARVARD

AKSES PARTISIPASI KONTROL MANFAAT


Ny. D dalam Ny. D kurang Ny. D tidak Dalam kasus ini suami
kasus diatas berpartisipasi berpartisipasi sangat bebas
terkena dalam dalam melakukan hubungan
penyakit mengikuti mengikuti seksual dengan wanita
menular penyuluhan- penyuluhan lain karena berprofesi
seksual karena penyuluhan tentang PMS sebagai seorang pelaut
kurangnya tentang PMS ,
pengetahuan serta tidak ada
tentang PMS. komunikasi
yang baik
dengan suami
tentang
penyebab PMS

E. KERANGKA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN


TINGKAT URAIAN TINDAKAN PERMASALAHAN
PEMBERDAYAAN UNTUK
PEMBERDAYAAN
Kesejahteraan Tingkat Tindakan dari Kurangnya
ekonomi pemerintah dan pengetahuan
keluarga ny. petugas kesehatan keluarga tentang
D mampu untuk mengadakan kesehatan
karena penyuluhan tentang reproduksi dan
suaminya PMS PMS
berprofesi
sebagai
seorang
pelaut.
Akses Kurangnya Membuka akses Ketidakaktifan ibu
mengikuti informasi seluas- dalam mengikuti
penyuluhan luasnya di seluruh penyuluhan dan
dan lapisan masyarakat ibu yang jarang
kurangnya memeriksakan
pengetahua kesehatannya
n tentang
PMS
Penyadaran Tidak Memberi Mengubah pola
adanya penyuluhan secara fikir keluarga
kesadaran terus-menerus terhadap
suami tentang kesehatan pentingnya
tentang reproduksi dan PMS memahami
kesehatan kesehatan
reproduksi reproduksi dan
dan bahaya PMS
PMS
Partisipasi Ny. D tidak Mengikut sertakan Memberikan
dapt wanita dalam konseling kepada
berkomunik pengambilan keluarga tentang
asi baik keputusan kesehatan
dengan reproduksi dan
suami PMS
tentang
PMS
Kontrol Terjadinya Mengawasi Memantau
penyetaraan kemajuan dari perkembangan
gender langkah-langkah kesetaraan gender
khususnya yang telah di masyarakat.
dalam dilakukan
keluarga

3. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru saja meluncurkan program


pembangunan berkelanjutan yang diberi namaSustainable Development
Goals (SDGs), menggantikan program sebelumnya Millennium
Development Goals (MDGs) yang akan selesai pada akhir tahun 2015.
SDGs tersebut akan otomatis berlaku bagi negara-negara maju dan
berkembang untuk 15 tahun ke depan. Tujuan dari agenda baru PBB
tersebut tidak berbeda jauh dari program sebelumnya, yang di antaranya
mengakhiri kemiskinan, menjamin kehidupan sehat, mempromosikan
pendidikan dan memerangi perubahan iklim. The Guardian menulis 7
alasan mengapa SDGs akan jauh lebih baik dari MDGs, yakni:

1. SDGs lebih global dalam mengkolaborasikan program-programnya.


MDGs sebelumnya dibuat oleh anggota negara OECD dan beberapa
lembaga internasional. Sementara SDGs dibuat secara detail dengan
negosiasi internasional yang juga terdiri dari negara berpendapatan
menengah dan rendah.
2. Sekarang, sektor swasta juga akan memiliki peran yang sama, bahkan
lebih besar.
3. MDGs tidak memiliki standar dasar hak asasi manusia (HAM). MDGs
dianggap gagal untuk memberikan prioritas keadilan yang merata
dalam bentuk-bentuk diskriminasi dan pelanggaran HAM, yang
akhirnya berujung kepada masih banyaknya orang yang terjebak
dalam kemiskinan. Sementara SDGs dinilai sudah didukung dengan
dasar-dasar dan prinsip-prinsip HAM yang lebih baik.
4. SDGs adalah program inklusif. Tujuh target SDG sangat eksplisit
tertuju kepada orang dengan kecacatan, dan tambahan enam target
untuk situasi darurat, ada juga tujuh target bersifat universal dan dua
target ditujukan untuk antidiskriminasi.
5. Indikator-indikator yang digunakan memberikan kesempatan untuk
keterlibatan masyarakat sipil.
6. PBB dinilai bisa menginspirasi negara-negara di dunia dengan SDGs.
7. COP21 di Paris adalah salah satu kesempatan untuk maju.

Dampak MDGs bagi kesehatan yaitu meningkatnya kesadaran isu


kesehatan, meningkatnya alokasi anggaran kesehatan, menyatunya
arah pembangunan kesehatan dan integrasi monitoring dan evaluasi
untuk isu-isu prioritas.

Anda mungkin juga menyukai