Anda di halaman 1dari 17

MENGIDENTIFIKASI PASIEN DENGAN BENAR

DISUSUN OLEH :

AMELIA SARI 1814401093

NADIA RIANI 1814401094

CAHYA ZILA.A 1814401095

JULIA MAYANG.S 1814401096

RIZKI RAMADHAN 1814401097

GUSTI AYU LARASATI 1814401098

SISI PARADINA 18144010199

M. TAUFIK 1814401100

POLITEKNIK kESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN

TA 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-nya lah akhirnya
makalah ini telah selesai disusun untuk memenuhi tugas MANAJEMEN PASIEN SAFETY .
Makalah ini disusun agar mahasiswa atau para pembacanya dapat mengerti tentang
“MENGIDENTIFIKASI PASIEN DENGAN BENAR” Dalam proses penyusunan makalah
ini, penulis berupaya mengumpulkan informasi dari berbagai referensi agar dapat merumuskan
pokok-pokok bahasan. Semoga makalah ini dapat membantu memperluas wawasan para
pembacanya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari harapan, oleh karena itu saran dan
kritik yang konstruktif dari berbagai pihak sangat penulis harapkan untuk menghasilkan makalah
yang lebih baik untuk masa mendatang. Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembacanya.

Bandar Lampung, 5 februari 2019

Penulis

2
Daftar isi

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Devinisi Identifikasi Pasien .......................................................................................... 3

2.2 Manfaat dan Tujuan Identifikasi Pasien dengan Benar

yang harus di lakukan……. .......................................................................................... 3

2.3 Kondisi yang Memerlukan Identifikasi Pasien ............................................................. 4

2.4 Ruang lingkung dan Pelaksana Identifikasi Pasien ...................................................... 4

2.5 Tata Laksana Identifikasi Pasien .................................................................................. 6

2.6 Kewajiban dan Tanggung Jawab .................................................................................. 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………… ........................................................................... 11

3.2 Saran...............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesalahan karena keliru-pasien sebenarnya terjadi di semua aspek diagnosis dan


pengobatan. Keadaan yang dapat mengarahkan terjadinya error/kesalahan dalam
mengidentifikasi pasien, adalah pasien yang dalam keadaan terbius / tersedasi, mengalami
disorientasi, atau tidak sadar sepenuhnya; mungkin bertukar tempat tidur, kamar, lokasi di
dalam rumah sakit mungkin mengalami disabilitas sensori, atau akibat situasi lain.
Untuk mencegah kesalahan tadi diperlukan metode yang pertama, cara yang dapat dipercaya
untuk mengidentifikasi pasien sebagai individu yang dimaksudkan untuk mendapatkan
pelayanan atau pengobatan dan kedua, mencocokkan pelayanan atau pengobatan terhadap
individu tersebut.
Rumah Sakit mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur yang secara kolaboratif untuk
memperbaiki proses identifikasi, khususnya proses yang digunakan untuk mengidentifikasi
pasien ketika pemberian obat, darah atau produk darah; pengambilan darah dan spesimen
lain untuk pemeriksaan klinis; atau memberikan pengobatan atau tindakan lain. Kebijakan
dan/atau prosedur memerlukan sedikitnya dua cara untuk mengidentifikasi seorang pasien.
Nomor kamar atau lokasi pasien tidak bisa digunakan untuk identifikasi. Kebijakan dan/atau
prosedur juga menjelaskan penggunaan dua pengidentifikasi/penanda yang berbeda pada
lokasi yang berbeda di rumah sakit, seperti di pelayanan ambulatori atau pelayanan rawat
jalan yang lain, unit gawat darurat, atau kamar operasi. Identifikasi terhadap pasien koma
yang tanpa identitas, juga termasuk. Suatu proses kolaboratif digunakan untuk
mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur untuk memastikan telah mengatur semua
situasi yang memungkinkan untuk diidentifikasi.

4
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Devinisi Identifikasi Pasien?


1.2.2 Manfaat dan Tujuan Identifikasi Pasien dengan Benar yang harus di lakukan?
1.2.3 Ruang lingkung dan Pelaksana Identifikasi Pasien?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui Devinisi Identifikasi Pasien.
1.3.2 Mengetahui Manfaat dan Tujuan Identifikasi Pasien dengan Benar yang harus di lakukan
1.3.3 Mengetahui Ruang lingkung dan Pelaksana Identifikasi Pasien

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Devinisi Identifikasi Pasien

Identifikasi adalah proses pengumpulan data dan pencatatan segala keterangan tentang
bukti-bukti dari seseorang sehingga kita dapat menetapkan dan menyamakan keterangan
tersebut dengan individu seseorang.
Identifikasi pasien adalah suatu proses pemberian tanda atau pembeda yang
mencangkup nomor rekam medis dan identitas pasien dengan tujuan agar dapat
membedakan antara pasien satu dengan pasien yang lainnya guna ketepatan pemberian
pelayanan, pengobatan dan tindakan atau prosedur kepada pasien.

2.2 Manfaat dan Tujuan Identifikasi Pasien dengan Benar yang harus di lakukan

Mengidentifikasi pasien di lakukan dengan tujuan untuk membedakan antara pasien satu
dengan pasien yang lainnya, sehingga mempermudah dalam proses pemberian pelayanan
kesehatan kepada pasien yang dating berobat dan mencegah kesalahan dan kekeliruan
dalam proses pemberian pelayanan, pengobatan tindakan atau prosedur. Kesalahan
karena keliru pasien dapat merugikan pasien, dapat menyebabkan pasien tidak
mendapatkan terapi yang tepat,membuat pasien cidera, bahkan bisa menyebabkan cacat
atau kematian pasien. Karena itu kesalahan karena keliru pasien merupakan hal yang
sangat berat hukumannya.

 Tujuan dari pengidentifikasi pasien dengan benar adalah


1. Mengidentifikasi pasien sebagai individu yang dimaksudkan untuk mendapatkan
pelayanan atau pengobatan dengan cara yang dapat dipercaya/reliable
2. Untuk mencocokkan pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut
3. Untuk memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam identifikasi pasien selama
perawatan di rumah sakit

6
4. Mengurangi kejadian/kesalahan yang berhubungan dengan salah identifikaasi .
kesalahan ini dapat berupa: salah pasien, kesalahan prosedur, kesalahan medikasi,
5. Mengurangi kejadian cidera pada pasien

2.3 Kondisi yang Memerlukan Identifikasi Pasien

Yaitu pasien dalam keadaan terbius/tersedasi, mengalami disorientasi , atau tidak sadar
sepenuhnya, mungkin bertukar tempat tidur,kamar,lokasi di dalam rumah sakit:
mungkin mengalami disabilitas sensori: atau akibat situasi lain. Tujuan menerapkan
sasaran ini untuk mengidentifikasi pasien sebagai individu yang tepat untuk
mendapatkan pelayanan atau pengobatan dan untuk mencocokkan pelayanan atau
pengobatan terhadap individu tersebut.

Dalam peraturan menteri kesehatan No. 11 tahun 2017 tentang keselamatan pasien
disebutkan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan menyususn pendekatan untuk
memperbaiki ketepatan identifikasi pasien. Keadaaan yang dapat mengarahkan
terjadinya kesalahan/error dalam mengidentifikasi pasien adalah saat pasien dalam
keadaan terbius, mengalami disorientasi,atau tidak sadar sepenuhnya, mungkin bertukar
tempat tidur , kamar, lokasi di tempat fasilitas pelayanan kesehatan,mengalami
disabilitas sensori, atau akibat situasi lain.

2.4 Ruang lingkung dan Pelaksana Identifikasi Pasien

a) Semua pasien rawat inap, pasien instalasi gawat darurat (IGD), dan pasien yang
akan menjalani suatu prosedur
b) Pelaksanan identifikasi, pasien adalah semua tenaga kesehatan
(medis,perawat,farmasi,bidan,dan tenaga kesehatan lainnya), staf di ruang rawat,
staf administrative, dan staf pendukung yang bekerja di rumah sakit.

7
2.4.1 Tindakan mengidentifikasi pasien di lakukan

Kebijakan atau prosedur secara kolaboratif di kembangkan untuk memperbaiki proses


identifikasi, khususnya proses yang digunakan untuk mengidentifikasi pasien. Berikut
adalah beberapa prosedur yang membutuhkan identifikasi pasien :

a) Pemberian obat
b) Pemberian darah atau produk darah (transfuse darah)
c) Pengambilan darah dan specimen lain untuk pemeriksaan klinis
d) Memberikan pengobatan atau tindakan lain
e) Prosedur pemeriksaan radiologi (rongen,MRI,dan sebagainya)
f) Intervensi pembedahan dan prosedur invasif lainnya
g) Transfer pasien
h) Konfirmasi kematian

2.4.2 Kegiatan untuk mengidentifikasi pasien dengan benar


Suatu proses kolaboratif digunakan untuk mengembangkan kebijakan atau prosedur
untuk memastikan telah mengatur semua situasi yang memungkinkan untuk
diidentifikasi.
Kegiatan yang di laksanakan :
a) Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh menggunakan
nomor kamar atau lokasi pasien.
b) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah,atau produk darah
c) Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan specimen lain untuk
pemeriksaan klinis
d) Pasien di identifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur
e) Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang konsisten
pada semua situasi dan lokasi

8
2.4.3 Tatalaksana Identifikasi Pasien Pada Pemberian Obat-Obatan
a. Perawat harus memastikan identitas pasien dengan benar sebelum melakukan
prosedur, dengan cara:
b. Meminta pasien untuk menyebutkan nama lengkap dan nomor rekam medis.
c. Periksa dan cocokkan data pada gelang identifikasi dengan rekam medis. Jika data
yang diperoleh sama, lakukan prosedur/berikan obat.
d. Jika terdapat ≥ 2 pasien di ruangan rawat inap dengan nama yang sama, periksa
ulang identitas dengan melihat alamat rumahnya.
e. Jika data pasien tidak lengkap, informasi lebih lanjut harus diperoleh sebelum
pemberian obat dilakukan.

2.4.4 Tatalaksana Identifikasi Pasien yang Menjalani Pemeriksaan Radiologi


a. Petugas Radiologi harus memastikan identitas pasien dengan benar sebelum
melakukan prosedur, dengan cara:
1. Meminta pasien untuk menyebutkan nama lengkap dan nomor rekam
medisnya.
2. Periksa dan cocokkan data pada gelang pengenal dengan rekam medis. Jika
data yang diperoleh sama, lakukan prosedur.
3. Jika terdapat ≥ 2 pasien di Instalasi radiologi dengan nama yang sama,
periksa ulang identitas dengan melihat alamat rumahnya.
b. Jika data pasien tidak lengkap, informasi lebih lanjut harus diperoleh sebelum
pajanan radiasi (exposure) dilakukan.

2.4.5 Tatalaksana Identifikasi Pasien yang Menjalani Tindakan Operasi


a. Petugas di kamar operasi harus mengkonfirmasi identitas pasien.
b. Jika diperlukan untuk melepas gelang identifikasi selama dilakukan operasi,
tugaskanlah seorang perawat di kamar operasi untuk bertanggungjawab melepas dan
memasang kembali gelang identifikasi pasien.
c. Gelang identifikasi yang dilepas harus ditempatkan di depan rekam medis pasien.

9
2.4.6 .Tatalaksana Identifikasi Pasien yang akan Dilakukan Pengambilan dan darah
a. Identifikasi, pengambilan sample, penerimaan dan penyerahan komponen darah
(transfusi) merupakan tanggungjawab Perawat / Bidan.
b. Dua orang Perawat / Bidan yang kompeten harus memastikan kebenaran: data
demografik pada kantong darah, nomor register darah, jenis darah, golongan
darah, pada pasien dan yang tertera pada kantong darah, waktu kadaluwarsanya,
dan identitas pasien pada gelang Identitas.
c. Perawat / Bidan harus meminta pasien untuk menyebutkan nama lengkap
dannomor rekam medis.
d. Jika Perawat / Bidan tidak yakin/ragu akan kebenaran identitas pasien,
jangan lakukan transfusi darah sampai diperoleh kepastian identitas pasien dengan
benar.

2.4.7 Tatalaksana Identifikasi Nama Pasien yang Sama di Ruangan Rawat Inap
a. Jika terdapat pasien dengan nama yang sama, harus diinformasikan kepada
perawat yang bertugas setiap kali pergantian jaga (Breafing, Debreafing)
b. Jika dalam satu ruang terdapat pasien dengan nama sama, pada cover luar folder
rekam medik dan semua formulir permintaan penunjang harus diberi tanda “HATI
HATI PASIEN DENGAN NAMA SAMA”.

2.4.8 Tatalaksana Identifikasi Pasien Yang Meninggal


a. Pasien yang meninggal di ruang rawat RS harus dilakukan konfirmasi terhadap
identitasnya dengan gelang identifikasi dan nomor rekam medis (sebagai bagian
dari proses verifikasi kematian)

10
2.5 Tata Laksana Identifikasi Pasien

Sedikitnya ada dua cara untuk mengidentifikasi seorang pasien, seperti nama pasien,
dengan nomor identifikasi menggunakan nomor rekam medis, tanggal lahir, gelang
(identitas pasien) dengan bar-code, atau cara lain.
Nomor kamar atau lokasi pasien tidak bisa di gunakan untuk identifikasi. Minimal
terdapat dua identifikasi pasien, meliputi nama pasien dan tanggal lahir.
Kebijakan atau prosedur juga menjelaskan penggunaan dua pengidentifikasi/penanda
yang berbeda pada lokasi yang berbeda di fasilitas pelayanan kesehatan, seperti
pelayanan ambulatori atau pelayanan rawat jalan yang lain, unit gawat darurat, atau
kamar operasi.
Tatalaksana identifikasi pasien (RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo,2016)
Adalah sebagai berikut:
a. Melakukan identifikasi pasien
1. Menanyakan nama lengkap pasien dan tanggal lahir
2. Identifikasi pasien dapat menggunakan nomor rekam medic (NRM)
3. Menggunakan komunikasi aktif/pertanyaan terbuka dalam mengidentifikasi
b. Identifikasi pasien menggunakan dokumen foto
1. Pasien yang tidak memiliki ekstremitas
2. Pasien luka bakar luar
3. Pasien psikiater yang tidak memungkinkan untuk di pasang gelang identitas
4. Pasien tanpa identitas
c. Identifikasi pasien menggunakan gelang identitas pasien, gelang nama pasien di
berikan berdasarkan jenis warna dengan ketentuan, berikut :
1. Gelang warna merah jambu diberikan kepada pasien perempuan
2. Gelang warna biru diberikan kepada pasien laki-laki
3. Gelang warna putih diberikan kepada pasien ambigu
4. Label pada gelang identitas: nama lengkap; tanggal lahir; jenis kelamin;dan
nomor rekam medik
d. Identifikasi pasien berisiko
1. Menggunakan gelang identitas

11
a. Warna merah diberikan kepada pasien yang mengalami elergi terhadap
obat-obatan terutama obat antibiotic
b. Gelang warna kuning diberikan kepada pasien yang mempunyai risiko
jatuh
2. Menggunakan klip dan gelang risiko :
a. Klip merah, pasien dengan risiko alergi
b. Klip kuning, pasien dengan risiko jatuh
c. Klip ungu, pasien dengan DNR (do not resuscitate)
d. Klip pink, pasien dengan keterbatasan ekstremitas
e. Gelang abu-abu, pasien dengan pemasangan implant radio aktif.
3. Identifikasi pasien beresiko adalah terkait pasien yang tidak dapat dilakukan
pemasangan gelang risiko, seperti pada pasien luka bakar luas, pasien psikiatri
yang tidak koopratif/ gaduh gelisah dan pasien tanpa anggota gerak, maka
diberikan berupa stiker (sesuai warna gelang) yang ditempel pada halaman
depan status pasien.
4. Pastikan identitas pasien :
a. Ada dalam setiap lembar dokumen pasien di rekam medic
b. Ada dalam setiap cairan parental (obat/makanan/produk darah) yang
diberikan
c. Ada dalam botol susu / botol makanan cair / tempat makanan pasien.

2.6 Kewajiban dan Tanggung Jawab

1. .Seluruh staf Rumah Sakit


a. Memahami dan menerapkan prosedur identifikasi pasien.
b. Memastikan identifikasi pasien yang benar ketika pemberian obat, darah atau
produk darah; pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis;
atau pemberian pengobatan atau tindakan lain.
c. Melaporkan kejadian salah identifikasi pasien; termasuk hilangnya gelang
pengenal.
2. SDI yang bertugas

12
a. Staf Pendaftaran melakukan pendaftaran identitas pasien berdasarkan Identitas
yang berlaku (KTP) dan mencetaknya bagi yang belum punya KTP bisa
menggunakan kartu identitas lain ( Akta Kelahiran, Kartu Pelajar atau Kartu
Keluarga).
b. Perawat / Bidan Penanggung Jawab pasien bertanggung jawab memakaikan
gelang identifikasi pasien dan memastikan kebenaran data yang tercatat di
gelang pengenal.
c. Perawat / Bidan Penanggung Jawab pasien memastikan gelang identifikasi
terpasang dengan baik. Jika terdapat kesalahan data, gelang identifikasi harus
diganti, dan bebas coretan.
3. Kepala Instalasi / Kepala Ruang / Tim KPRS
a. Memastikan seluruh staf di Instalasi memahami prosedur identifikasi pasien dan
menerapkannya.
b. Menyelidiki semua insiden salah identifikasi pasien dan memastikan
terlaksananya suatu tindakan untuk mencegah terulangnya kembali insiden
tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Kepala Bidang / Kepala Bagian


a. Memantau dan memastikan panduan identifikasi pasien dikelola dengan baik
oleh kepala instalasi.
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan identifikasi pasien.

2.6.1 Melepas Gelang Identifikasi

1. Gelang identifikasi (Gelang Pink/Gelang Biru), hanya dilepas saat pasien pulang
atau keluar dari rumah sakit.
2. Gelang untuk alergi (Gelang merah), hanya dilepas saat pasien pulang atau keluar
dari rumah sakit.
3. Gelang untuk risiko jatuh (Gelang Kuning), hanya dilepas saat pasien sudah tidak
berisiko jatuh.

13
4. Yang bertugas melepas gelang identifikasi adalah perawat yang bertanggungjawab
terhadap pasien selama masa perawatan di rumah sakit.
5. Gelang identifikasi dilepas setelah semua proses selesai dilakukan. Proses ini
meliput: pemberian obat-obatan kepada pasien dan pemberian penjelasan mengenai
rencana perawatan selanjutnya kepada pasien dan keluarga.
6. Gelang identifikasi yang sudah tidak dipakai harus digunting menjadi potongan-
potongan kecil sebelum dibuang ke tempat sampah, khusus untuk bayi disimpan
didalam berkas RM.
7. Terdapat kondisi-kondisi yang memerlukan pelepasan gelang identifikasi sementara
(saat masih di rawat di rumah sakit), misalnya lokasi pemasangan gelang identifikasi
mengganggu suatu prosedur. Segera setelah prosedur selesai dilakukan, gelang
identifikasi dipasang kembali.

2.6.2 Pelaporan Insiden/Kejadian Kesalahan Identifikasi Pasien

1. Setiap petugas yang menemukan adanya kesalahan dalam identifikasi pasien harus
segera melapor kepada petugas yang berwenang di ruang rawat inaptersebut,
kemudian melengkapi laporan insidens sesuai prosedur.
2. Petugas harus berdiskusi dengan Karu / Koordinator, Kasi, Kabid mengenai
pemilihan cara terbaik dan siapa yang memberitahukan kepada pasien/keluarga yang
terjadi akibat kesalahan identifikasi.

3. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah:


a. Kesalahan penulisan nama, nomor Rekam Medis, atau tanggal lahir
b. Kesalahan informasi / data di gelang identifikasi
c. Tidak adanya gelang identifikasi di pasien
d. Mis-identifikasi data/pencatatan di rekam medis
e. Mis-identifikasi pemeriksaan penunjang medis
f. Mis-identifikasi laporan investigasi
g. Mis-identifikasi persetujuan rawat inap
h. Registrasi ganda saat masuk rumah sakit

14
i. Salah memberikan obat ke pasien
j. Pasien menjalani prosedur yang salah
k. Salah pelabelan identitas pada sampel darah
l. Salah dalam penempatan berkas Rekam Medis.

4. Kesalahan juga termasuk insidens yang terjadi akibat adanya misidentifikasi, dengan
atau tanpa menimbulkan bahaya, dan juga insidens yang hampir terjadi dimana
misidentifikasi terdeteksi sebelum dilakukan suatu prosedur.

5. Beberapa penyebab umum terjadinya misidentifikasi adalah:


a. Kesalahan pada administrasi/tata usaha
b. Salah memberikan label
c. Kesalahan mengisi formulir
d. Kesalahan memasukkan nomor/angka pada rekam medis
e. Penulisan alamat yang salah
f. Pencatatan yang tidak benar/tidak lengkap/tidak terbaca
g. Kegagalan verifikasi
h. Tidak adekuatnya/tidak ada protokol verifikasi
i. Tidak mematuhi protokol verifikasi
j. Kesulitan komunikasi
k. Hambatan akibat penyakit pasien, kondisi kejiwaan pasien, atau keterbatasan
bahasa
l. Kegagalan untuk pembacaan kembali
m. Kurangnya kultur/budaya organisasi

6. Jika terjadi insidens akibat kesalahan identifikasi pasien, lakukan hal ini berikut ini:
a. Pastikan keamanan dan keselamatan pasien
b. Pastikan bahwa tindakan pencegahan cedera telah dilakukan.
c. Jika suatu prosedur telah dilakukan pada pasien yang salah atau dilakukan di
tempat yang salah, para klinisi harus memastikan bahwa langkah-langkah yang
penting telah diambil untuk melakukan prosedur yang tepat pada pasien yang
tepat.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Identifikasi pasien adalah suatu proses pemberian tanda atau pembeda yang mencangkup
nomor rekam medis dan identitas pasien dengan tujuan agar dapat membedakan antara
pasien satu dengan pasien yang lainnya guna ketepatan pemberian pelayanan, pengobatan
dan tindakan atau prosedur kepada pasien. Mengidentifikasi pasien di lakukan dengan tujuan
untuk membedakan antara pasien satu dengan pasien yang lainnya, sehingga mempermudah
dalam proses pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien yang dating berobat dan
mencegah kesalahan dan kekeliruan dalam proses pemberian pelayanan, pengobatan
tindakan atau prosedur. Kesalahan karena keliru pasien dapat merugikan pasien, dapat
menyebabkan pasien tidak mendapatkan terapi yang tepat,membuat pasien cidera, bahkan
bisa menyebabkan cacat atau kematian pasien.

3.2 Saran

Demikian makalah yang telah penulis susun, semoga dengan makalah ini dapat menambah
pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok bahasan makalah ini bagi para
pembacanya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

16
DAFTAR PUSTAKA

ahya, Adib A. (2006) Konsep dan Program “Patient Safety”. Proceedings of


National Convention VI of The Hospital. Bandung 14-15 November 2006.

Yahya, Adib A. (2007) Fraud & Patient Safety. Proceedings of PAMJAKI meeting
“Kecurangan (Fraud) dalam Jaminan/Asuransi Kesehatan” Hotel Bumi Karsa, Jakarta 13
December 2007

Rachmawati, E., 2011, "Model Pengukuran Budaya Kesalamatan Pasien Di RS 2011", Prosiding
Penetitian Bidang llmu Eksakta.

www.manajemenkeselamatanpasien.com

17

Anda mungkin juga menyukai