Disusun oleh :
EKA SULISTYAWATI
NIM. P07125319001
ALIH JENJANG
1
A. Pendahuluan
kehidupan yang sejahtera bagi suatu masyarakat. Oleh karena itu, pelayanan
kesehatan yang terjangkau secara universal bagi semua orang telah menjadi
pilar utama dalam konsep negara kesejahteraan (welfare state). Hal ini
dikarenakan hidup yang sehat merupakan kondisi dasar untuk hidup sejahtera,
kebutuhan pokok dan hak bagi semua warga negara. Akan tetapi, karena
mereka mengalami musibah ganda manakala sakit, dimana mereka tidak bisa
bertanggung jawab untuk mengatur agar hak hidup yang sehat bagi penduduknya
dapat dibantu oleh kelompok masyarakat yang lebih mampu, sehingga status
2
merupakan sebuah program besar di Indonesia yang menjamin rakyatnya
bahan medis.
tahun 2004. Dalam UU SJSN ini menetapkan program JKN sebagai salah
satu program jaminan sosial dalam sistem jaminan sosial nasional. Program
a. Prinsip asuransi sosial meliputi (UU No. 40 Tahun 2004 Penjelasan Pasal
19 ayat 1 ):
3
1. kegotongroyongan antara peserta kaya dan miskin, yang sehat dan
sakit, yang tua dan muda, serta yang beresiko tinggi dan rendah
penerima upah atau suatu jumlah nominal tertentu untuk peserta yang
kualitas layanan.
medis yang tidak terkait dengan besaran iuran yang telah dibayarkan.
tertentu dari upah bagi yang memiliki penghasilan (UU No. 40 Tahun
yang tidak mampu (UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 17 ayat 4).
1. Peserta JKN,
Peserta JKN adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja
membayar iuran. Peserta berhak atas manfaat JKN. Peserta JKN terbagi
atas dua kelompok utama, yaitu Penerima Bantuan Iuran dan Bukan
4
Penerima Bantuan Iuran. Penerima Bantuan Iuran mendapatkan subsidi
pemberi kerja.
Kesehatan bertugas:
Pemerintah;
kewenangan untuk:
5
solvabilitas, kehati-hatian, keamanan dana, dan hasil yang
memadai;
3. Fasilitas Kesehatan
JKN dan keluarganya. Jaringan fasilitas kesehatan ini terbagi atas tiga
4. Pemerintah
6
melakukan monitoring dan evaluasi SJSN. UU BPJS menetapkan
yang dibayar oleh peserta (atau bersama pemberi kerja) sesuai dengan
premi dengan besaran tetap, untuk menutup biaya layanan kesehatan yang
mekanisme agar tujuan dari adanya JKN dapat tercapai. Mekanisme ini
1. Kepesertaan
7
telah membayar iuran. Kategori peserta ini, meliputi Penerima
Januari 2019.
8
2. Iuran/Premi Peserta JKN
konteks ini, untuk pembayaran premi dari peserta JKN dari unsur
9
pengangguran, fakir miskin dan orang yang tidak mampu,
10
(fasilitas kesehatan tingkat pertama) terlebih dahulu untuk
Kemudian Pasal 15 ayat (2) dan ayat (3) mengatur bahwa ketika
baik itu karena keterbatasan tenaga medis atau alat medis, maka
Kesehatan.
Jaminan Sosial
adil bagi semua orang akan menuntut ketersediaan dana bagi lembaga
11
pengelola semacam BPJS Kesehatan. Pertama, apakah besaran iuran yang
iuran itu sendiri. Dan ketiga, apakah iuran kepesertaan non-subsidi akan
karena rasio klaim selalu diatas 100 persen dari jumlah iuran. Dalam
indeks subsidi silang antara peserta yang sakit dan yang sehat. Pengobatan
satu pasien dengan sakit tertentu akan membutuhkan sekian puluh atau
bahkan ratus orang peserta sehat dengan jumlah tarif tertentu. Catatan
masing sebesar Rp 3,8 Triliun pada tahun 2014, Rp 5,9 Triliun (2015), Rp
9,7 Triliun (2016), 10 Triliun (2017), dan diperkirakan 16,2 Triliun (2018).
bulan-bulan. Hal ini pada akhirnya mengganggu proses bisnis pada mitra
12
BPJS, terutama lembaga/rumah sakit swasta yang mengalami berbagai
mereka akibat tagihan yang lama tidak terbayar oleh BPJS Kesehatan. Bila
dan biaya yang harus dibayar oleh anggaran negara dan dana kepesertaan
secara rutin tiap bulan, sehingga defisit juga disebabkan karena kolektifitas
Selain itu, tantangan yang dihadapi JKN juga berkaitan dengan adanya
variasi standar tarif pelayanan kesehatan yang berbeda antar rumah sakit
atau fasilitas kesehatan untuk satu tindakan media yang sama. Sebagai
biayanya bisa lebih dari lima macam tarif. Tanpa kewenangan melakukan
13
masyarakat mengeluhkan ketidakpuasan dalam pelayanan, BPJS tidak
dan Faskes hanyalah pembeli jasa layanan yang secara pasif harus
E. Penutup
Indonesia.
14
DAFTAR PUSTAKA
15