Anda di halaman 1dari 10

A.

LATAR BELAKANG
Kesehatan menjadi kata kunci untuk kebahagiaan anak. Hal itu bias dicapai dengan

perilaku hidup yang sehat. Hal penting yang seringkali diabaikan sebagian anak – anak

adalah mencuci tangan. Meskipun kebiasaan kecil, jika dilakukan secara benar dan

berlanjutan, hasilnya akan jauh lebih baik. Cuci tangan dengan air saja, ternyata tidak cukup

untuk melindungi seseorang dari kuman penyakit yang menempel di tangan. Penggunaan

sabun pada saat mencuci tangan menjadi penting karena sabun sangat membantu

menghilangkan kuman yang tidak tampak minyak/lemak/kotoran di permukaan kulit serta

meninggalkan bau wangi. Sehingga dapat memperoleh kebersihanyang berpadu dengan bau

wangi dan perasaan segar setelah mencuci tangan dengan sabun, ini tidak akan di dapatkan

jika hanya menggunakan air saja. Kebiasaan baik itu tidak disadari oleh sebagian anak –

anak. Anak-anak memandang sabun hanya bermanfaat untuk menghilangkan kotor dan bau.

Untuk melakukan program cuci tangan dengan sabun, ketersediaan air dan sabun untuk

mencuci sebenarnya bukan menjadi masalah, tapi yang justru menjadi hambatan adalah

faktor kebiasaan anak-anak. Dari berbagai riset, resiko penularan penyakit dapat berkurang

dengan adanya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat. Menurut penelitian Fewtrell l,

Kaufmann RB, et.al, (2005) menjelaskan “perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan

gerakan kesehatan yang paling murah dan efektif dibandingkan dengan cara lainnya dalam

mengurangi risiko penularan berbagai penyakit termasuk flu burung, kecacingan dan diare

pada anak-anak. Bahkan hasil riset kesehatan dasar pada 2007 menyatakan penyebab terbesar

meninggalnya balita dan anak di Indonesia adalah diare dan ISPA, yakni sekitar 100 ribu

jiwa per tahun. Sedangkan angka kematian anak-anak akibat diare dan ISPA di kota Bandung

mencapai 70% pertahun. (www.depkes.go.id).Menurut kajian yang disusun oleh Curtis and
Cairncross (2003)didapatkan hasil bahwa perilaku cuci tangan dengan sabun khususnya

setelahkontak dengan feses ketika anak ke jamban, dapat menurunkan insiden diarehingga

42-47%. Perilaku cuci tangan dengan sabun juga dikatakan dapatmenurunkan transmisi ISPA

hingga lebih dari 30% (h. 48). Di lain pihak, UNICEFmenyatakan bahwa cuci tangan dengan

sabun dapat menurunkan 50% insidenflu burung. Praktek cuci tangan dengan sabun juga

dapat mencegah infeksi kulit,dan mata Beberapa kajian ini menunjukan bahwa cuci tangan

dengan sabundianggap sebagai pilihan perilaku yang efektif untuk pencegahan

berbagaipenyakit menular.

B. PERMASALAHAN
1. Kurangnya perilaku cuci tangan dengan sabun yang merupakan salah satuperilaku hidup sehat

pada anak - anak.

2. Kurangnya pemahaman anak-anak terhadap penyakit-penyakit yangditimbulkan/ditularkan jika

mereka tidak menerapkan perilaku cuci tangandengan sabun.

3. Faktor kebiasaan anak – anak yang hanya mencuci tangan dengan air dantidak disertai dengan

penggunaan sabun. Penggunaan sabun pada saatmencuci tangan menjadi penting karena sabun

sangat membantumenghilangkan kuman dan mencegah penularan penyakit.

4. Tingginya angkapenyakit penyebab terbesar meninggalnya anak - anak di Indonesia,

sepertidiare, tifoid, dan flu burung, yang seharusnya bisa di kurangi dengan perilakuhidup sehat

seperti cuci tangan dengan sabun.

C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


1. Kegiatan
Strategi atau pendekatan yang ditempuh yaitu pemberdayaan (empowerment). Pemberdayaan

ini dilakukan dengan memberikan kemampuan kepada individu (sasaran) melalui penyuluhan

yang dilakukan di TK. Pesan-pesan pokok materipenyuluhaniniantara lain :pengertian menjaga


higienitas, mencontohkan cuci tangan dengan sabun yang baik, pencegahan penyakit menular

dengan cara menjaga higienitas diri salah satu nya adalah dengan mencuci tangan dengan sabun.

2. Menentukan Sasaran
Sasaran yang dipilih pada kegiatan penyuluhan Hipertensi ini adalah murid-murid TK
besertadenganpara guru dan orang tua.
3. Menetapkan Tujuan
Tujuandarikegiatanpenyuluhaniniadalah :
 Meningkatkan kesadaran anak - anak akan kesehatan dengan mencucitangan dengan sabun.

 Menjadikan cuci tangan dengan sabun sebagai kebiasaan hidup sehatuntuk anak – anak.

 Mengenalkan kepada anak - anak bahwa sabun sangat pentingkegunaannya untuk membunuh

kuman penyakit yang menempel ditangan sebab, tangan merupakan bagian tubuh yang paling

seringberkontak dengan debu, kotoran, maupun benda-benda yang disentuh.

 Mengurangi tingginya angka penyakit, terutama diare karena diIndonesia, tingkat kematian

anak akibat diare mencapai 100.000 jiwaper tahun

4. Menetapkan Metode dan Saluran Komunikasi KIE


Metode komunikasi yang digunakan berupa penyuluhan pada murid-murid TK, orang
tuadan guru yang dilakukansecaralisandandilanjutkandengantanyajawab.
5. Penanggung Jawab
Penanggung jawab dari kegiatan ini terdiri dari dokter internsip dan petugas Puskesmas
Ambarawa ( Fitri).

D. PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan : Penyuluhan tentang cucitangan
Tujuan :Meningkatkankesadarananak-anakdanpara orang
tuapentingnyacucitangan
Peserta : Murid-murid TKNgampin, guru dan orang tua.
Waktu dan Tempat: : Sabtu, 08 April 2017 pukul 09.00-11.00 WIB di TK Ngampin
Metode : Pemberian materi secaralisan yang berisi materidefinisi dari
daricucitangan, saat-saatpentinguntukcucitangan, caramencucitangan
yang baik, manfaatcucitangan, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Penanggung Jawab: Dokter internsip dan petugas PKM Ambarawa.
E. MONITORING DAN EVALUASI
Saat pemberian penyuluhan, peserta menyimak dengan tenang dan terlihat
antusiaswalaupun peserta terlihatsudahtidakasinglagidenganmateri yang disampaikan. Anak-
anakbisamenyimakdengantenangdantampakaktifdalammengikutigerakanmencucitangan yang
benar.Tigapuluhpersenpesertabersediauntukmengajukanpertanyaan, sebanyak 50 %
pesertadapatmenjawabpertanyaan yang diajukanpenyuluhsetelahselesaidilakukanpenyuluhan.
Selainpertanyaankasusdaritimpenyuluh, adabeberapapertanyaanjuga yang
diajukanolehparapeserta, antaralain :
 Apakahcucitangandengansabunlebihefektifdaripadacucitangandengan air?
= Ya, cucitangandengansabunlebihefektifdibandingkandengan air
karenasabunmengandungantibakteri yang dapatmembantumembunuhkuman.
 Apakahsuhu air berpengaruhuntukkefektifancucitangan?
= Suhu air yang digunakanuntukcucitangantidakberpengaruhterhadapkefektifan.
 Apasajapenyakit yang bisakitahindaridengancucitangan?
= Penyakit yang bisakitahindaridengancucitanganterutamaadalahpenyakit-
penyakitinfeksisepertiinfeksisalurannapasatassertadiare yang paling
seringdideritaolehanak.
 Kapanwaktuutamauntukcucitangan
= Padaanakada 2
waktuutamacucitanganyaitusebelummenyentuhmakanandansetelahmenyentuhfese
sataukotoran.
 Bagaimanacaramembiasakananakuntukcucitangan?
= Kebiasaancucitanganpadaanakharusditerapkansejakdini agar
anakmenjaditerbiasaterhadapkebiasaantersebut.

Kesimpulandaripenyuluhanini,
semuapesertapahamakancaradanpentingnyamencucitangandenganbenar.Diharapkansetelahpen
yuluhanini, pesertamulaisadardiriuntukmenjagakebersihan agar
tehindardaripenyakit.Penyuluhan rutin ulangan perlu dilakukan agar pemahaman yang ada
dapat selalu diingat.
F. TINJAUAN PUSTAKA HIPERTENSI
Definisi cuci tangan
Mencucitangandengansabunadalahsalahsatutindakansanitasidenganmembersihkan

tangandanjarijemarimenggunakanairdansabunolehmanusiauntukmenjadibersihdanme

mutuskanmatarantaikuman.

Mencucitangandengansabundikenaljugasebagaisalahsatuupayapencegahanpenyaki

t.Halinidilakukankarenatanganseringkalimenjadiagenyangmembawakumandanmenye

babkan pathogen

berpindahdarisatuorangkeoranglain,baikdengankontaklangsungataupunkontaktidaklan

gsung(menggunakanpermukaan-

permukaanlainsepertihanduk,gelas)(Wikipedia,2009).

Cucitanganadalahprosesmembuangkotorandandebusecaramekanisdarikulitkeduab

elahtangandenganmemakaisabundanair.Kesehatandankebersihantangansecarabermak

namengurangijumlahmikroorganismepenyebabpenyakitpadakeduatangandanlenganse

rtameminimalisasikontaminasisilang(Tietjendkk,2004).

Tujuan cuci tangan

Menurut Susiati (2008), tujuan dilakukannya cuci tangan yaitu untuk :

a. Mengangkat mikroorganisme yang ada di tangan

b. Mencegah infeksi silang (cross infection)

c. Menjaga kondisi steril

d. Melindungi diri dan pasien dari infeksi

e. Memberikanperasaansegardanbersih.
Indikasi cuci tangan

Indikasi untuk mencuci tangan menurut Depkes RI. (1993) adalah :

a. Sebelum melakukan prosedur invasif misalnya : menyuntik,pemasangan kateter dan

pemasangan alat bantu pernafasan

b. Sebelum melakukan asuhan keperawatan langsung

c. Sebelum dan sesudah merawat setiap jenis luka

d. Setelah tindakan tertentu, tangan diduga tercemar denganmikroorganisme

khususnya pada tindakan yang memungkinkan kontakdengan darah, selaput lendir,

cairan tubuh, sekresi atau ekresi

e. Setelah menyentuh benda yang kemungkinan terkontaminasidengan

mikroorganisme virulen atau secara epidemiologis merupakanmikroorganisme

penting. Benda ini termasuk pengukur urin atau alatpenampung sekresi

f. Setelah melakukan asuhan keperawatan langsung pada pasien yangterinfeksi atau

kemungkinan kolonisasi mikroorganisme yangbermakna secara klinis atau

epidemiologis

g. Setiap kontak dengan pasien-pasien di unit resiko tinggi

h. Setelah melakukan asuhan langsung maupun tidak langsung pada pasien yang tidak

infeksius.

Cara Mencuci Tangan dengan Benar

Praktek CTPS (Cara Cuci Tangan Pakai Sabun) yang benar membutuhkan sabun dan air

mengalir. Air mengalir tidak harus dari keran, bisa juga air mengalir dari sebuah wadah

berupa gayung, botol, kaleng ember, gentong atau jerigen. Untuk penggunaan jenis sabun

dapat menggunakan semua jenis sabun karena semua sebenarnya cukup efektif dalam

membunuh kuman penyebab penyakit. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, maka cuci
tangan pakai sabun diperlukan cara yang baik dan benar, langkah-langkah nya adalah

sebagai berikut:

a. Bilas tangan dengan air bersih yang mengalir

b. Tangan yang basah, disabuni, digosok-gosok bagian telapak tangan dan punggung

dengan jari-jari, bawah kuku, minimal selama 20 detik.

c. Bilas kembali dengan air mengalir dan bersih sampai bersih

d. Keringkan dengan kain bersih atau kibas-kibaskan di udara (Sibuea, 2007)

Untuk mendorong cuci tangan kita harus melakukan segala upaya menyediakan sabun,

suplai air bersih terus menerus baik kran atau ember, lap pribadi.

Karena mikroorganisme tumbuh berkembang biak di tempat basah dan di air yang

menggenanga maka bila sabun batang digunakan, sediakan sabun batang yang berukuran

kecil dalam tempat sabun yang kering. Hindari mencuci tangan di Waskom yang berisi air

walau telah ditambahkan anti septic, karena mikroorganisme dapat bertahan dan

berkembang biak pada larutan ini.

Jangan menambahkan sabun cair ke dalam tempatnya bila masih ada isinya,

penambahan dapat menyebabkan kontaminasi kepada sabun yang baru dimasukkan.

Apabila tidak tersedia air mengalir, gunakan ember dengan kran yang dapat dimatikan

sementara menyabuni kedua tangan dan buka kembali untuk membilas. (Tietjen,2004).

Waktu Penting Cuci Tangan Pakai Sabun

Saat yang penting cuci tangan dengan sabun adalah sebelum dan sesudah makan,

sebelum memegang makanan, sebelum melakukan kegiatan apapun yang memasukan jari-

jari ke dalam mulut dan mata, setelah bermain dan berolah raga, setelah buang air kecil

dan buang air besar, setelah buang ingus, setelah buang sampah, setelah menyentuh

hewan/ unggas termasuk hewan peliharaan, dan sebelum mengobati luka.


Penggunaan sabun pada saat mencuci tangan menjadi penting karena sabun sangat

membantu menghilangkan kuman yang tidak tampak, minyak atau lemak atau kotoran di

permukaan kulit serta meninggalkan bau wangi. Sehingga dapat memperoleh kebersihan

yang terpadu dengan bau wangi segar setelah mencuci tangan pakai sabun, ini tidak akan

kita dapatkan jika kita hanya menggunakan air saja. Yang tidak kalah penting untuk

diperhatikan adalah waktu-waktu kita harus melakukan perilaku mencuci tangan, di

Indonesia diperkenalkan 5 waktu penting yaitu:

a. Setelah kejamban

b. Setelah menceboki anak

c. Sebelum makan

d. Sebelum menyuapi anak

e. Sebelum menyiapkan makanan(Sibuea,2007)

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. Handwashing Ordinance Passed in New Jersey. (on line). Journal of Environmental

HealthDenver:. Vol. 68, Iss. 9; pg, 56, 1 pgd, dari:http://www.proquest.com/pqdauto

(Juli 2014).

Antares, Ati Agustina. 2005. Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Dengan

Kejadian Diare Pada Tatanan Rumah Tangga Di Jakarta Selatan Tahun 2005. Skripsi.

FKM UI, Depok.

Pembinaan Perilaku Hidup bersih dan Sehat di Berbagai Tatanan. Perilaku Hidup bersih dan

Sehat di Sekolah Pusat Promosi Kesehatan. Depkes RI. Tahun 2007.


PT Unilever Indonesia. “Ajak Masyarakat Wariskan Kebiasaan Hidup Yang Sehat, Lifebuoy

Luncurkan “ Lifebuoy Berbagi Sehat-Kampanye Mencuci Tangan Dengan Sabun””.

2005. InfoUli@unilever.com

Susanti, Ika Maya, 2007.Toilet Training Untuk Anak-Cuci Tangan.

Dari:http://ikapunyaberita.wordpress.com/2007/05/27/toilet-training-untuk-anak-cuci-

tangan/-47k (12 Juli 2014).


DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai