Kebijakan Dividen Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 12

KEBIJAKAN DIVIDEN DAN FAKTOR – FAKTOR

YANG MEMPENGARUHINYA ISSN : 1693-0827

KEBIJAKAN DIVIDEN DAN FAKTOR – FAKTOR YANG


MEMPENGARUHINYA

Yuli Chomsatu Samrotun


Dosen FE Universitas Islam Batik (UNIBA) Surakarta
chom_satoe@yahoo.com

ABSTRACT

This study aims to determine whether there is a partial effect and simultaneous profitability (return
on asset), likuidity (cash ratio and current ratio), leverage (debt to equity ratio), growth and firm
size on dividend policy. Hypothesis in the formed are : 1) There are significant return on assets on
dividend policy, 2) There are significant cash ratio on dividend policy, 3) There are significant
current ratio on dividend policy. 4) There are significant debt to equity ratio on dividend policy. 5)
There are significant growth on dividend policy. 6) There are significant firm size on dividend policy.
7) There are significant return on assets, cash ratio, current ratio, debt to equity ratio, growth, firm
size on dividend policy . Based on the results of the research indicate that the variable return on
assets, cash ratio, current ratio, debt to equity ratio, growth, and firm size normally distributed data,
there is no multicollinearity, autocorrelation, heteroscedasticity. t test results showed variable return
on assets, current ratio, and debt to equity ratioeffect on dividend policy, while the variable cash
ratio, growth, and firm size does not affect the dividend policy, whereas the results F test showed
that the independent variables use in this study simultaneously or jointly affect the dividend policy.

Keyword :deviden, policy

| Jurnal Paradigma Vol. 13, No. 01, Februari – Juli 2015 92|
KEBIJAKAN DIVIDEN DAN FAKTOR – FAKTOR
YANG MEMPENGARUHINYA ISSN : 1693-0827

PENDAHULUAN 2. Dividen Aktiva Selain Kas (Property


Perusahaan yang go public di Bursa Efek Dividend)
Indonesia (BEI) seringkali dihadapkan pada 3. Dividen Hutang (Scrip Dividend)
permasalahan penentuan kebijakan dan 4. Dividen Likuidasi
pembayaran dividen, apakah manajemen akan 5. Dividen Saham
mengambil keputusan dengan membagikan laba Menurut Sundjaja dan Barlin (2010 : 382),
kepada pemegang saham sebagai dividen dan dalam pembayaran dividen terdapat beberapa
apakah manajemen akan menahan dalam bentuk tahapan atau prosedur yaitu :
laba yang ditahan untuk pembiayaan investasi di 1. Tanggal pengumuman (date of declaration)
masa yang akan datang. Dividen merupakan laba 2. Cum-dividend date
bersih perusahaan yang sebagian dibagikan 3. Tanggal pencatatan pemegang saham (date of
kepada pemegang saham berdasarkan dengan record)
proporsi kepemilikan saham yang dimiliki. 4. Tanggal pemisahan dividen (ex-dividend
Besar kecilnya dividen yang dibagikan oleh date)
perusahaan kepada pemegang saham tergantung 5. Tanggal pembayaran (date of payment)
kepada kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dan kebijakan dividen Kebijakan Dividen
perusahaan masing-masing. Kebijakan dividen merupakan sebuah
Sinuraya, 1999 dalam Hadiwidjaja, (2007 : keputusan yang diambil oleh perusahaan terkait
22) menyatakan bahwa faktor-faktor yang dengan dividen, apakah laba akan dibagi kepada
menentukan kebijakan dividen adalah 1) pemegang saham atau investor dalam bentuk
peraturan hukum, 2) posisi likuiditas, 3) dividen atau laba akan ditahan sebagai laba yang
perlunya membayar kembali pinjaman (need to ditahan untuk pembiayaan investasi di masa yang
repay debt), 4) keterbatasan karena kontrak akan datang. Menurut Sundjaja dan Barlin (2010 :
pinjaman (restriction in debt contract), 5) 388) terdapat tiga jenis kebijakan dividen, yaitu :
tingkat perluasan harta (rate of asset expansion), 1. Kebijakan Dividen Pembayaran Rasio
6) tingkat keuntungan, 7) stabilitas keuntungan, Konstan.
8) pintu pasaran modal (access to the capital 2. Kebijakan Dividen Teratur.
market), 9) laba yang diperoleh berusaha untuk 3. Kebijakan Dividen Rendah Teratur dan
dibayarkan kepada pemegang saham. Ditambah Ekstra.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bringham dan Houston (2001 : 14)
apakah terdapat pengaruh secara parsial dan menyatakan bahwa terdapat tiga teori dari
simultan return on asset, cash ratio, current preferensi investor yaitu :
ratio, debt to equity ratio, growth, dan firm 1. Dividend Irrelevance Theory)
size terhadap kebijakan dividen pada Teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen
perusahaan Industri Barang Konsumsi yang perusahaan tidak mempunyai pengaruh
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) terhadap nilai perusahaan maupun biaya
selama periode tahun 2011-2014.. modalnya. Teori ini dikemukakan oleh Merton
Miller dan Franco Modigliani (MM). Mereka
berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan tidak
TINJAUAN PUSTAKA
ditentukan oleh besarnya Dividend Payout
Ratio namun nilai perusahaan hanya ditentukan
Dividen
oleh kemampuan dasarnya dalam
Dividen merupakan laba bersih perusahaan
menghasilkan laba dan resiko bisnisnya.
yang sebagian dibagikan kepada pemegang
2. Teori Bird In The Hand (Bird In The Hand
saham berdasarkan dengan proporsi kepemilikan
Theory)
saham yang dimiliki. Besaran nilai dan waktu
Myron Gordon dan John Linther dalam
pembayaran dividen berdasarkan pada Rapat
Hadiwidjaya (2007) berpendapat bahwa
Umum Pemegang Saham (RUPS). Terdapat
sesungguhnya investor lebih menghargai
beberapa jenis dividen yaitu :
pendapatan yang berupa dividen daripada
1. Dividen Kas (Cash Dividend)

| Jurnal Paradigma Vol. 13, No. 01, Februari – Juli 2015 93|
KEBIJAKAN DIVIDEN DAN FAKTOR – FAKTOR
YANG MEMPENGARUHINYA ISSN : 1693-0827

pendapatan yang diharapkan dari keuntungan Menurut Weston dan Copeland (1993) dalam
modal (capital gain) yang akan dihasilkan dari Hadiwidjaja (2007 : 22-25) menyatakan bahwa
laba ditahan. Pendapat Gordon dan Linther kebijakan dividen dipengaruhi oleh :
diberi nama oleh MM bird in the hand fallacy. 1. Undang-Undang
Gordon dan Linther beranggapan bahwa satu 2. Posisi Likuiditas
burung ditangan lebih berharga daripada seribu 3. Kebutuhan Pelunasan Hutang
burung diudara. 4. Tingkat Ekspansi Aktiva
3. Teori Preferensi Pajak (Tax Preference Theory) 5. Tingkat Laba
Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak 6. Stabilitas Laba
untuk untuk beranggapan bahwa investor 7. Akses Ke Pasar Modal
mungkin lebih menyukai pembagian dividen 8. Kendali Perusahaan
yang rendah daripada pembagian dividen yang
tinggi, yaitu : 1) Keuntungan modal (capital Dividend Payout Ratio
gain) dikenakan tarif pajak yang lebih rendah Pengukuran kebijakan dividen yang
dibandingkan. 2) Pajak atas keuntungan tidak diproksi oleh dividend payout ratio. Dividend
dibayarkan sampai saham itu terjual, sehingga payout ratio merupakan perbandingan antara
ada efek nilai waktu. 3) Terhindar dari pajak dividen yang dibayarkan dengan laba bersih
keuntungan modal apabila saham yang dimiliki yang didapatkan perusahaan. Semakin tinggi
seseorang sampai ia meninggal, sama sekali rasio pembayaran dividen (dividend payout
tidak ada keuntungan modal yang terutang. ratio) akan menguntungkan untuk pihak
Menurut Brigham (1999) dalam Chasanah investor, tetapi tidak berlaku untuk perusahaan
(2008 : 15) terdapat dua teori lain yang dapat karena akan memperlemah keuangan
membantu untuk memahami kebijakan dividen perusahaan, tetapi sebaliknya semakin rendah
adalah : dividend payout ratio akan memperkuat
1. Information content or signaling hypothesis keuangan perusahaan dan akan merugikan para
Di dalam teori ini Modigliani dan Miller investor, karena dividen yang diharapkan
berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen investor tidak sesuai yang diharapkan.
yang diatas kenaikan normal biasanya Stice, et al., 2005 dalam Sulistyowati,
merupakan suatu sinyal kepada para investor Anggraini, dan Utaminingtyas (2010 : 11)
bahwa manajemen perusahaan meramalkan menyatakan bahwa dividend payout ratio
suatu penghasilan yang baik di masa yang merupakan perbandingan antara dividen dengan
akan datang. Sebaliknya, suatu penurunan laba bersih. Dividen merupakan tujuan utama
dividen yang dibawah penurunan normal investor dalam melakukan investasi dalam
diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa bentuk saham, apabila besarnya dividen tidak
perusahaan mengalami masa sulit di masa sesuai dengan yang diharapkan oleh investor
mendatang. maka investor lebih cenderung tidak akan
membeli saham atau menjual saham tersebut
2. Clientele Effect apabila ia telah memilikinya.
Menyatakan bahwa pemegang saham yang Chasanah, (2008 : 19) menyatakan dividen
berbeda akan memiliki preferensi yang juga dapat dikaitkan dengan Signalling Theory
berbeda terhadap kebijakan dividen dimana adanya pengumuman pembagian
perusahaan. Kelompok investor yang dividen dapat menjadi sinyal yang baik terhadap
membutuhkan penghasilan saat ini lebih investor untuk mendapatkan keuntungan yang
menyukai suatu Dividend Payout Ratio diharapkan, namun dapat pula menjadi sinyal
(DPR) yang tinggi, sebaliknya kelompok yang kurang baik ketika dividen yang
investor yang tidak begitu membutuhkan diumumkan menurun dari periode sebelumnya.
uang saat ini lebih senang jika perusahaan
menahan sebagian besar laba bersih Return On Asset
perusahaan. Return On Asset (ROA) merupakan rasio
profitabilitas yang digunakan untuk mengukur

| Jurnal Paradigma Vol. 13, No. 01, Februari – Juli 2015 94|
KEBIJAKAN DIVIDEN DAN FAKTOR – FAKTOR
YANG MEMPENGARUHINYA ISSN : 1693-0827

efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai


keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang oleh hutang, dimana semakin tinggi nilai rasio
dimiliki perusahaan. Semakin besar rasio ini, ini menggambarkan gejala yang kurang baik
menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, bagi perusahaan (Sartono, 2001 : 66). Apabila
karena tingkat kembalian investasi (return) suatu perusahaan menentukan bahwa pelunasan
semakin besar. utangnya akan diambilkan dari laba ditahan,
berarti perusahaan harus menahan sebagian
Cash Ratio besar dari pendapatannya untuk keperluan
Cash ratio merupakan salah satu ukuran tersebut, hal ini berarti hanya sebagian kecil saja
dari rasio likuiditas (liquidity ratio) yang yang pendapatan yang dapat dibayarkan sebagai
merupakan kemampuan perusahaan memenuhi dividen (Riyanto, 1998) dalam Basuki (2012 :
kewajiban jangka pendeknya (current liability) 30).
melalui sejumlah kas (dan setara kas, seperti giro
atau simpanan lain di bank yang dapat ditarik Growth
setiap saat) yang dimiliki oleh perusahaan. Growth menunjukkan pertumbuhan aktiva
Mollah, et al. (2000) dalam Risaptoko, dimana aktiva merupakan yang paling sering
(2007 : 21) menunjukkan bahwa posisi cash digunakan untuk aktivitas operasional
ratio merupakan variabel penting yang perusahaan. Semakin cepat pertumbuhan
dipertimbangkan oleh manajemen dalam perusahaan membuat perusahaan membutuhkan
menentukan kebijakan dividen (dividend payout banyak biaya untuk membiayai pertumbuhannya
ratio). Perusahaan yang menunjukkan kendala tersebut. Saxena (1999) dalam Risaptoko (2007
pembayaran (kekurangan likuiditas) : 23) menyatakan bahwa dividend payout ratio
mengarahkan manajemen untuk membatasi sangat penting dengan berbagai alasan antara
pertumbuhan dividen (Sharaks, 2005) dalam lain : Pertama, dalam penelitiannya Saxena
Arsanda, (2011 : 33). Sehingga, semakin menemukan bahwa perusahaan menggunakan
meningkatnya posisi cash ratio perusahaan juga dividen sebagai sebuah tanda mekanisme
akan meningkatkan pembayaran dividen kepada keuangan yang dicerminkan kinerja perusahaan
pemegang saham. kepada pihak luar sehubungan dengan stabilitas
dan prospek pertumbuhan dari perusahaan.
Current Ratio Kedua, dividen memegang peranan penting pada
Current ratio merupakan kemampuan struktur modal. Teori dari John Litner (1956)
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka dalam Risaptoko (2007 : 24) yang menyatakan
pendeknya melalui sejumlah aktiva lancar yang bahwa penentuan besarnya devidend payout
dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi ratio akan menentukan besar kecilnya laba yang
current ratio menunjukkan kemampuan ditahan. Setiap ada penambahan laba yang
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka ditahan berarti ada penambahan modal sendiri
pendeknya (termasuk di dalamnya membayar dalam perusahaan yang diperoleh dengan biaya
dividen yang terhutang). Sebagaimana cash murah.
ratio, semakin tingginya current ratio juga dapat
meningkatkan keyakinan para investor untuk Firm Size
membayar dividen yang diharapkan oleh Ukuran perusahaan merupakan salah satu
investor. alat untuk mengukur besar kecilnya suatu
perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan
Debt To Equity Ratio faktor penting dalam pengambilan keputusan
Menurut Kasmir (2009 : 158) menyatakan investor untuk berinvestasi pada suatu
bahwa leverage merupakan rasio yang perusahaan, karena besar kecilnya suatu
digunakan untuk mengetahui seberapa besar perusahaan berpengaruh terhadap dividen yang
kemampuan perusahaan dalam membayarkan akan dibayarkan kepada investor. Smith dan
seluruh kewajibannya (baik kewajiban jangka Watts (1992) dalam Chasanah (2008 : 23)
pendek maupun jangka panjang). Rasio ini meyatakan bahwa dasar teori pada pengaruh dari

| Jurnal Paradigma Vol. 13, No. 01, Februari – Juli 2015 95|
KEBIJAKAN DIVIDEN DAN FAKTOR – FAKTOR
YANG MEMPENGARUHINYA ISSN : 1693-0827

ukuran (size) terhadap dividend payout ratio pendeknya (termasuk di dalamnya membayar
sangat kuat. dividen yang terhutang).
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat
PENGEMBANGAN HIPOTESIS dirumuskan hipotesis 2b sebagai berikut :
H2b : Current Ratio berpengaruh terhadap
Pengaruh Return On Asset Terhadap kebijakan dividen.
Kebijakan Dividen
Return On Asset (ROA) menunjukkan Pengaruh Debt To Equity Ratio Terhadap
efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan Kebijakan Dividen
dana untuk kepentingan perusahaan. Semakin Prihantoro (2003 : 10) menyatakan bahwa
besar rasio ini, menunjukkan kinerja perusahaan debt to equity ratio mencerminkan kemampuan
semakin baik, karena tingkat kembalian perusahaan dalam memenuhi seluruh
investasi (return) semakin besar. Tinggi kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa
rendahnya pertumbuhan laba perusahaan, bagian modal sendiri yang digunakan untuk
ditunjukkan dengan tinggi rendahnya ROA membayar hutang secara sistematik. Semakin
(setelah dividen diperhitungkan). meningkat rasio hutang maka hal tersebut akan
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat berdampak pada menurunnya jumlah
dirumuskan hipotesis pertama sebagai berikut: pendapatan yang diperoleh peusahaan, karena
H1 : Return On Asset berpengaruh terhadap sebagian digunakan perusahaan untuk
kebijakan dividen. membayar biaya bunga dan angsuran pinjaman
pokok.
Pengaruh Cash Ratio Terhadap Kebijakan Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat
Dividen dirumuskan hipotesis ketiga sebagai berikut :
Cash Ratio merupakan salah satu ukuran H3 : Debt To Equity Ratio berpengaruh
dari rasio likuiditas (liquidity ratio) yang terhadap kebijakan dividen.
merupakan kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka pendeknya (current liability) Pengaruh Growth Terhadap Kebijakan
melalui sejumlah kas (dan setara kas, seperti giro Dividen
atau simpanan lain di bank yang dapat ditarik Growth menunjukkan pertumbuhan aktiva
setiap saat) yang dimiliki oleh perusahaan. dimana aktiva merupakan yang paling sering
Mollah, et al. (2000) dalam Risaptoko, (2007 : digunakan untuk aktivitas operasional
21) menunjukkan bahwa posisi cash ratio perusahaan. Semakin cepat pertumbuhan
merupakan variabel penting yang perusahaan membuat perusahaan membutuhkan
dipertimbangkan oleh manajemen dalam banyak biaya untuk membiayai pertumbuhannya
menentukan kebijakan dividen (dividend payout tersebut. Hal ini akan mengakibatkan
ratio). perusahaan lebih cenderung ingin menahan
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat labanya untuk pembiayaan kegiatan
dirumuskan hipotesis 2a sebagai berikut : operasionalnya maupun investasi di masa yang
H2a : Cash Ratio berpengaruh terhadap akan datang daripada membagikan laba tersebut
kebijakan dividen. kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat
Pengaruh Current Ratio Terhadap Kebijakan dirumuskan hipotesis keempat sebagai berikut :
Dividen H4 : Growth berpengaruh terhadap kebijakan
Current Ratio merupakan kemampuan dividen.
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya melalui sejumlah aktiva lancar yang Pengaruh Firm Size Terhadap Kebijakan
dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi Dividen
current ratio menunjukkan kemampuan Ukuran perusahaan merupakan salah satu
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka alat untuk mengukur besar kecilnya suatu
perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan

| Jurnal Paradigma Vol. 13, No. 01, Februari – Juli 2015 96|
KEBIJAKAN DIVIDEN DAN FAKTOR – FAKTOR
YANG MEMPENGARUHINYA ISSN : 1693-0827

faktor penting dalam pengambilan keputusan Variabel Independen


investor untuk berinvestasi pada suatu Variabel independen adalah variabel yang
perusahaan, karena besar kecilnya suatu mempengaruhi variabel dependen, variabel
perusahaan berpengaruh terhadap dividen yang independen dalam penelitian ini adalah :
akan dibayarkan kepada investor.
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat Return On Asset (X1)
dirumuskan hipotesis kelima sebagai berikut : Return On Asset (ROA) merupakan rasio
H5 : Firm Size berpengaruh terhadap profitabilitas yang digunakan untuk mengukur
kebijakan dividen. efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang
Pengaruh Return On Asset, Cash Ratio, dimiliki perusahaan. Faktor ini juga memiliki
Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Growth, pengaruh terhadap kebijakan dividen, karena
Dan Firm Size Terhadap Kebijakan Dividen. dividen merupakan bagian dari keutungan yang
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh diperoleh perusahaan. Rasio ini diukur dengan
Hadiwidjaja (2007), Gustian dan Bidayati menggunakan rumus yaitu:
(2009), Marlina dan Danica (2009), Probosari Return On Asset = Laba Bersih Setelah Pajak
(2011), Sulistyowati (2012), Febrianti (2013), Total Aktiva
dan Marietta dan Sampurno (2013) mengenai
kebijakan dividen menyatakan bahwa terdapat Cash Ratio (X2a)
pengaruh secara simultan terhadap kebijakan Cash ratio merupakan salah satu ukuran
dividen. dari rasio likuiditas (liquidity ratio) yang
Berdasarkan uraian diatas dapt dirumuskan merupakan kemampuan perusahaan memenuhi
hipotesis keenam sebagai berikut : kewajiban jangka pendeknya (current liability)
H6 : Return On Asset, Cash Ratio, Current melalui sejumlah kas (dan setara kas, seperti giro
Ratio, Debt To Equity Ratio, Growth, atau simpanan lain di bank yang dapat ditarik
Dan Firm Size Berpengaruh Terhadap setiap saat) yang dimiliki oleh perusahaan. Cash
Kebijakan Dividen. ratio diukur menggunakan rumus yaitu :
Cash Ratio = Kas + Setara Kas
METODE PENELITIAN Hutang Lancar

Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah menggunakan Current Ratio (X2b)
jenis penelitian kuantitatif. Penelitian Kuantitatif Current ratio juga merupakan salah satu
adalah penelitian ilmiah yang sistematis alat ukur rasio likuiditas, rasio ini untuk
terhadap bagian-bagian dan fenomena serta mengukur kemampuan perusahaan dalam
hubungan-hubungannya. (www.wikipedia.org) melunasi kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya, dimana dapat diketahui sampai
Variabel Penelitian Dan Pengukurannya seberapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar
perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan dapat
Variabel Dependen menjamin hutang lancarnya. Current ratio
Variabel dependen dalam penelitian ini diukur menggunakan rumus yaitu :
adalah kebijakan dividen. Dalam penelitian ini, Current Ratio = Aktiva Lancar
kebijakan dividen diukur dengan menggunakan Hutang Lancar
rasio pembayaran dividen (dividend payout
ratio). Dividend Payout Ratio (DPR) diukur Debt to Equity Ratio (X3)
dengan menggunakan rumus menurut Stice et Debt to Equity Ratio merupakan rasio
al., (2005) dalam Sulistyowati, Anggraini, dan leverage yang mencerminkan kemampuan
Utaminingtyas (2010 : 11) yaitu : perusahaan dalam memenuhi seluruh
Dividend Payout Ratio = Dividen kewajibannya dengan modal yang dimiliki oleh
Laba Bersih perusahaan. Rasio ini diukur menggunakan
rumus yaitu :

| Jurnal Paradigma Vol. 13, No. 01, Februari – Juli 2015 97|
KEBIJAKAN DIVIDEN DAN FAKTOR – FAKTOR
YANG MEMPENGARUHINYA ISSN : 1693-0827

Debt to Equity Ratio = Total Hutang Dalam penelitian ini sampel yang diperoleh
Ekuitas berdasarkan kriteria sampel diatas diperoleh
sebanyak 15 perusahaan yang menjadi sampel
Growth (X4) pada penelitian ini.
Growth menunjukkan pertumbuhan aktiva
dimana aktiva merupakan yang paling sering Metode Analisis Data
digunakan untuk aktivitas operasional
perusahaan. Growth merupakan salah satu faktor Statistik Deskriptif
yang mempengaruhi kebijakan dividen. Growth Statistik deskriptif dimaksudkan untuk
diukur menggunakan rumus yaitu : mengetahui karakteristik data dalam penelitian
Growth = Total Asset t – Total Assets t-1 ini dengan menggunakan angka mean, standar
Total Assets t-1 deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimum
dari tiap-tiap variabel independen, yaitu return
Keterangan : on asset cash ratio, current ratio, debt to equity
Total Assets t = Total aktiva pada periode t ratio, growth, firm size dan kebijakan deviden
Total Assets t-1 = Total aktiva pada periode t-1 yang menjadi sampel penelitian selama tahun
2011-2014.
Firm Size (X5)
Ukuran perusahaan adalah suatu alat yang Uji Asumsi Klasik
digunakan untuk mengukur besar kecilnya suatu
perusahaan. Ukuran besar kecilnya suatu a. Uji Normalitas
perusahaan merupakan bahan pertimbangan bagi Menurut Gujarati (1998) normalitas adalah
investor dalam melakukan investasi pada suatu untuk menentukan uji analisis data yang mana
perusahaan, karena terkait dengan tujuan data tersebut terdistribusi normal atau tidak.
investor itu sendiri yaitu mendapatkan Salah satu cara dengan menggunakan metode
pendapatan dalam bentuk dividen maupun Kolmogorov-Smirnov, yaitu dilihat dari Zhitung
capital gain. Pada penelitian ini firm size diukur dengan p-value (signifikansi) > 0,05.
menggunakan rumus yaitu :
Firm Size = (Ln) Total Assets b. Uji Multikolinearitas
Menurut Gujarati (1998) uji
multikolinearitas adalah hubungan linier atau
Populasi dan Sampling korelasi secara sempurna maupun tidak
Populasi dalam penelitian ini adalah sempurna di antara beberapa atau semua variabel
Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang yang menjelaskan dalam model regresi. Untuk
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama mendeteksi adanya gejala multikolinieritas maka
periode tahun 2011-2014. Teknik pengambilan dilakukan dengan metode Variance Inflasi Faktor
sampel dilakukan melalui metode purposive (VIF) dengan Tolerance, yaitu jika VIF < 10 dan
sampling dengan tujuan untuk mendapatkan Tolerance > 0,01, maka tidak ada gejala
sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. multikolinearitas.
Kriteria perusahaan yang akan menjadi sampel c. Uji Autokorelasi
pada penelitian ini adalah : 1) Perusahaan Menurut Gujarati (1998) uji autokorelasi
Industri Barang Konsumsi yang terdaftar pada dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat
Bursa Efek Indonesia (BEI) secara berturut-turut hubungan atau korelasi diantara rangkaian
dari tahun 2011-2014. 2) Perusahaan Industri variabel yang atau diobservasi berdasarkan
Barang Konsumsi yang membagikan dividen urutan waktu (time series) atau urutan ruang
selama empat tahun berturut-turut pada tahun (cross section). Salah satu cara untuk menguji
2011-2014. 3) Perusahaan Industri Barang autokorelasi adalah dengan menggunakan
Konsumsi yang mempublikasikan laporan Durbin Watson (DW) dengan kriteria nilai DW
keuangan yang telah diaudit setiap tahun selama berada 1,55 < 2,46, maka tidak ada gejala
periode tahun 2011-2014. autokorelasi.

| Jurnal Paradigma Vol. 13, No. 01, Februari – Juli 2015 98|
KEBIJAKAN DIVIDEN DAN FAKTOR – FAKTOR
YANG MEMPENGARUHINYA ISSN : 1693-0827

d. Uji Heteroskedastisitas Ho diterima apabila Fhitung  Ftabel


Menurut Nuraeni, (2013:71) uji Ho ditolak apabila Fhitung > Ftabel
heteroskedastisitas dilakukan untuk mendeteksi Berdasarkan signifikansi
adanya penyebaran atau pancaran dari variabel- Jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima
variabel. Uji heteroskedastisitas dapat dihitung Jika signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak
salah satunya dengan menggunakan uji Rank
Spearman yaitu dengan mengkorelasikan Analisis Koefisien Determinasi (R2)
variabel bebas terhadap nilai absolut dari Koefisien determinasi (R2) adalah untuk
residual (error). Apabila koefisien korelasi dari mengetahui seberapa besar variasi variabel
masing-masing variabel independen ada yang independen dapat menjelaskan variabel
signifikan pada tingkat kekeliruan 5% (0,05), dependen. Nilai R2 berkisar antara nol sampai
mengindikasikan adanya heteroskedastisitas. satu, semakin mendekati angka satu dapat
dikatakan model tersebut semakin baik.
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui HASIL PENELITIAN DAN
pengaruh variabel independen terhadap variabel PEMBAHASAN
dependen. Model persamaan adalah:
DPR = a + b1 X1 + b2a X2a + b2b X2b + b3 X3 + b4 Statistik Deskriptif
X 4 + b5 X 5 + e Tabel 1
Statistik Deskriptif Tahun 2011-2014
Keterangan : Std.
Keterangan N Min Max Mean
DPR = Dividend Payout Ratio Deviation
a = Konstanta ROA 60 0,015 0,657 0,19555 0,138066
b = Koefisien regresi Cash Ratio 60 0,031 3,878 1,10398 0,980007
Current 60
X1 = Return On Asset Ratio
0,581 11,743 3,51641 2,348252
X2a = Cash Ratio DER 60 0,104 2,493 0,64525 0,558994
X2b = Current Ratio Growth 60 -0,068 0,620 0,14064 0,133008
X3 = Debt To Equity Ratio Firm Size 60 13,944 30,057 22,63164 5,382014
DPR 60 -1,056 1,718 0,51436 0,405640
X4 = Growth Valid N 60
X5 = Firm Size Sumber : Lampiran 9
e = Variabel pengganggu Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan
bahwa variabel ROA nilai minimum sebesar
Uji t 0,015, maksimum sebesar 0,657, dengan rata-
Digunakan untuk menguji pengaruh rata (mean) sebesar 0,19555 dan tingkat std.
masing-masing variabel independen terhadap deviasi sebesar 0,138066. Variabel Cash Ratio
variabel dependen secara individu. nilai minimum sebesar 0,031, maksimum
Kriteria pengujian sebesar 3,878, dengan rata-rata (mean) sebesar
Ho diterima apabila 1,10398 dan tingkat std. deviasi sebesar
–t (/2 : n-k-1)  t  t (/2 : n-k-1) 0,980007. Variabel Current Ratio nilai
Ho ditolak apabila minimum sebesar 0,581, maksimum sebesar
t > (/2 : n-1) atau t < - t (/2 : n-1) 11,743, dengan rata-rata (mean) sebesar 3,51641
Berdasarkan signifikansi dan tingkat std. deviasi sebesar 2,348252.
Jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima Variabel DER nilai minimum sebesar 0,104,
Jika signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak maksimum sebesar 2,493, dengan rata-rata
(mean) sebesar 0,64525 dan tingkat std. deviasi
Uji F sebesar 0,558994. Variabel Growth nilai
Digunakan untuk mengetahui pengaruh minimum sebesar -0,068, maksimum sebesar
secara bersama-sama variabel independen 0,620, dengan rata-rata (mean) sebesar 0,14064
terhadap variabel dependen. dan tingkat std. deviasi sebesar 0,133008.
Kriteria Pengujian Variabel Firm Size nilai minimum sebesar

| Jurnal Paradigma Vol. 13, No. 01, Februari – Juli 2015 99|
KEBIJAKAN DIVIDEN DAN FAKTOR – FAKTOR
YANG MEMPENGARUHINYA ISSN : 1693-0827

13,944, maksimum sebesar 30,057, dengan rata-


rata (mean) sebesar 22,63164 dan tingkat std. b. Uji Multikoliniearitas
deviasi sebesar 5,382014. Variabel DPR nilai
minimum sebesar -1,056, maksimum sebesar Tabel 4
1,718, dengan rata-rata (mean) sebesar 0,51436 Hasil Uji Multikolinearitas
dan tingkat std. deviasi sebesar 0,405640. Variabel Tolerance VIF Kesimpulan
Ln ROA 0,508 1,968 Tidak ada multikolinearitas
Cash Ratio 0,382 2,619 Tidak ada multikolinearitas
Uji Asumsi Klasik Current 0,351 2,847 Tidak ada multikolinearitas
a. Uji Normalitas Ratio
Ln DER 0,462 2,163 Tidak ada multikolinearitas
Tabel 2 Growth 0,864 1,158 Tidak ada multikolinearitas
Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Ln Firm 0,510 1,959 Tidak ada multikolinearitas
Size
Data Sumber : Lampiran 10
Asymp.Sig
Variabel Koefisien Kesimpulan
(2tailed) c. Uji Autokorelasi
ROA 0,004 0,05 Tidak Normal
Cash Ratio 0,143 0,05 Normal
Tabel 5
Current Ratio 0,200 0,05 Normal Hasil Uji Autokorelasi
DER 0,021 0,05 Tidak Normal
Growth 0,082 0,05 Normal
Durbin-
Firm Size 0,007 0,05 Tidak Normal Model Ketentuan Kesimpulan
Watson
DPR 0,146 0,05 Normal
Sumber : Lampiran 10 Tidak ada
1 1.696 1,55 < 2,46
autokorelasi
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 2 Sumber : Lampiran 10
menunjukkan bahwa variabel ROA, DER, dan
Firm Size data tidak terdistribusi normal dengan Berdasarkan hasil pengujian autokorelasi pada
nilai asymp.sig(2-tailed) < 0,05. Variabel- tabel 5 dengan metode Durbin Watson (DW)
variabel yang datanya tidak terdistribusi menunjukkan nilai DW (dhitung) sebesar 1,696.
normal perlu dilakukan tindakan selanjutnya Dengan melihat ketentuan yang ada bahwa nilai
DW (dhitung) terletak pada 1,55 < 2,46, maka dapat
yaitu dengan melakukan transformasi
disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi.
menggunakan metode logaritma natural
untuk merubah variabel yang datanya tidak d. Uji Heteroskedastisitas
normal menjadi normal.
Tabel 6
Tabel 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Data Unstand
Asymp.Sig Variabel ardized Koefisien Kesimpulan
Variabel Koefisien Kesimpulan
(2tailed) Residual
Ln ROA 0,365 0,05 Normal Tidak ada
Ln ROA 0,132 0,05
Cash Ratio 0,143 0,05 Normal heteroskedastisitas
Current Ratio 0,200 0,05 Normal Cash Tidak ada
0,684 0,05
Ln DER 0,748 0,05 Normal Ratio heteroskedastisitas
Growth 0,082 0,05 Normal Current Tidak ada
0,923 0,05
Ln Firm Size 0,253 0,05 Normal Ratio heteroskedastisitas
DPR 0,146 0,05 Normal Tidak ada
Ln DER 0,609 0,05
Sumber : Lampiran 10 heteroskedastisitas
Tidak ada
Growth 0,226 0,05
Berdasarkan hasil uji Normalitas pada tabel 3 heteroskedastisitas
Ln Firm Tidak ada
menunjukkan bahwa setelah dilakukan 0,784 0,05
Size heteroskedastisitas
transformasi data pada variabel yang datanya Sumber : Lampiran 10
tidak terdistribusi normal tersebut telah membaik
nilai dengan Asymp.Sig (2-tailed) > 0,05.

| Jurnal Paradigma Vol. 13, No. 01, Februari – Juli 2015 100|
KEBIJAKAN DIVIDEN DAN FAKTOR – FAKTOR
YANG MEMPENGARUHINYA ISSN : 1693-0827

Analisis Regresi Linier Berganda 6. Koefisien regresi growth bernilai negatif


Tabel 7 sebesar -0,843. Hal ini berarti apabila variabel
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda growth naik sebesar 1 persen dengan asumsi
Variabel B variabel lainnya tetap, maka akan diikuti
Konstanta 1,868 penurunan dividend payout ratio sebesar
Ln ROA 0,169
Cash Ratio 0,086
0,843 atau 84,3 persen.
Current Ratio 0,001 7. Koefisien regresi firm size bernilai negatif
Ln DER 0,136 sebesar -0,297. Hal ini berarti apabila variabel
Growth -0,843 firm size naik sebesar 1 persen dengan asumsi
Ln Firm Size -0,297 variabel lainnya tetap, maka akan diikuti
Sumber : Lampiran 11
penurunan dividend payout ratio sebesar
Model persamaan regresi sebagai berikut : 0,297 atau 29,7 persen.

Uji t
DPR = 1,868 + 0,169 LnX1 + 0,086 X2a + 0,001
Tabel 8
X2b + 0,136 LnX3 - 0,843 X4 - 0,297
Hasil Uji t
LnX5+ e

Variabel t hitung Sig Kesimpulan


Persamaan regresi yang terbentuk dalam tabel 7 Ln ROA 2,993 0,004 H1 diterima
memberikan pengertian sebagai berikut : Cash Ratio 1,258 0,214 H2a ditolak
1. Konstanta yang diperoleh sebesar 1,868 Current Ratio 2,015 0,048 H2b diterima
menyatakan bahwa semua variabel Ln DER 2,240 0,023 H3 diterima
Growth -1,487 0,056 H4 ditolak
independen bernilai 0, maka dividend payout Firm Size -1,344 0,184 H5 ditolak
ratio akan sebesar 1,868.
2. Koefisien regresi return on asset (ROA) Sumber : Lampiran 11
bernilai positif sebesar 0,169. Hal ini berarti
apabila variabel return on asset (ROA) naik
sebesar 1 persen dengan asumsi variabel Uji F
lainnya tetap, maka akan diikuti kenaikan Tabel 9
dividend payout ratio sebesar 0,169 atau 16,9 Hasil Uji F
persen. Model F hitung Sig Kesimpulan
1 6,466 0,000 H6 diterima
3. Koefisien regresi cash ratio bernilai positif Sumber : Lampiran 11
sebesar 0,086. Hal ini berarti apabila variabel
cash ratio naik sebesar 1 persen dengan Analisis Koefisien Determinasi (R2)
asumsi variabel lainnya tetap, maka akan
diikuti kenaikan dividend payout ratio sebesar Tabel 10
0,086 atau 8,6 persen. Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)
4. Koefisien regresi current ratio bernilai positif Adjusted R
sebesar 0,001. Hal ini berarti apabila variabel Model Square Kesimpulan
current ratio naik sebesar 1 persen dengan Varibel dependen dapat dijelaskan
asumsi variabel lainnya tetap, maka akan 1 0,342
oleh variabel independen
diikuti kenaikan dividend payout ratio sebesar Sumber : Lampiran 11
0,001 atau 0,1 persen.
5. Koefisien regresi debt to equity ratio (DER) Berdasarkan hasil perhitungan koefisien
bernilai positif sebesar 0,136. Hal ini berarti determinasi pada tabel 10 dapat diketahui bahwa
apabila variabel debt to equity ratio (DER) variabel dependen dalam hal ini kebijakan
naik sebesar 1 persen dengan asumsi variabel dividen dapat dijelaskan sebesar 34,2% oleh
lainnya tetap, maka akan diikuti kenaikan variabel independen. Hal itu terlihat dari nilai
dividend payout ratio sebesar 0,136 atau 13,6 Adjusted R Square sebesar 0,342. Sedangkan
persen. sebesar 65,8% variabel dependen kebijakan

| Jurnal Paradigma Vol. 13, No. 01, Februari – Juli 2015 101|
KEBIJAKAN DIVIDEN DAN FAKTOR – FAKTOR
YANG MEMPENGARUHINYA ISSN : 1693-0827

dividen dipengaruhi oleh variabel-variabel lain Perusahaan Yang Sebagian Sahamnya Di


diluar model penelitian. Miliki Oleh Manajemen Dan Yang Tidak Di
Miliki Oleh Manajemen). Tesis. Universitas
KESIMPULAN Diponegoro, Semarang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh secara Febrianti, I. 2013. Analisis Pengaruh ReturnOn
parsial dan simultan return on asset, cash ratio, Asset, Debt To Equity Ratio, Firm Size,
current ratio, debt to equity ratio, growth, dan Current Ratio dan Growth Terhadap
firm size terhadap kebijakan dividen. Jenis Pembayaran Deviden Pada Perusahaan
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini Indonesia Tahun 2009-2012. Jurnal :
adalah 15 perusahaan industri barang konsumsi Universitas Brawijaya, Kediri.
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, metode
pengambilan sampel dengan metode purposive Gustian, H. dan Bidayati U. 2009. Analisis
sampling. Berdasarkan hasil pengujian secara Pengaruh Cash Position, Debt To Equity
individu atau parsial menunjukkan bahwa Ratio, dan Return On Asset Terhadap
variabel return on asset, current ratio, dan debt Devidend Payout Ratio Pada Perusahaan
to equity ratio berpengaruh terhadap kebijakan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
dividen, sedangkan variabel cash ratio, growth, Indonesia. Jurnal : Universitas Ahmad
dan firm size tidak berpengaruh terhadap Dahlan, Yogyakarta.
kebijakan dividen. Berdasarkan hasil pengujian
bersama-sama atau simultan menunjukkan Gujarati. 1998. Ekonometrika Dasar. Alih
bahwa variabel independen (return on asset, cash Bahasa : Zain. Bandung : Balai Pustaka.
ratio, current ratio, debt to equity ratio, growth,
firm size) berpengaruh terhadap kebijakan Hadiwidjaja, R. D. 2007. Analisis Faktor-faktor
dividen. yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio
pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia.
SARAN Tesis. Universitas Sumatera Utara, Medan.
1. Penggunaan sampel yang leih luas tidak
hanya perusahaan industri barang konsumsi Marietta, U. dan Sampurno D. 2013. Analisis
memberikan hasil yang dapat Pengaruh Cash Ratio, Return On Assets,
digeneralisasikan. Growth, Firm Size, Debt To Equity Ratio
2. Penggunaan periode pengamatan yang lebih Terhadap Dividend Payout Ratio : ( Studi
lama akan memberikan hasilpenelitian yang Pada Perusahaan Manufaktur Yang
lebih valid lagi. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
3. Penambahan faktor-faktor yang 2008-2011). Diponegoro Journal Of
mempengaruhi kebijakan dividen seperti Accounting, Volume 2.
quick ratio, free cash flow, tax rate dan
variabel-variabel lain yang mempengaruhi Marlina, L dan Danica C. 2009. Analisis
kebijakan dividen. Pengaruh Cash Position, Debt To Equity
Ratio dan Return On Asset Terhadap
DAFTAR PUSTAKA Dividend payout Ratio. Jurnal Manajemen
Bisnis. Vol.2, No.1, Hal.1-6.
Brigham, E. F. dan Houston J. F. 2001.
Manajemen Keuangan. Edisi 8. Jakarta: Nuraeni, N. 2013. Pengaruh Return On Asset,
Erlangga. Debt To Equity Ratio Dan Asset Growth
Terhadap Dividend Payout Ratio (Studi
Chasanah, A. N. 2008. Faktor-Faktor Yang Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar
Memmpengaruhi Dividend Payout Ratio Di BEI). Skripsi. Universitas Pasundan,
(DPR) Pada Perusahaan Yang Listed Di Bandung.
Bursa Efek Indonesia (Perbandingan Pada

| Jurnal Paradigma Vol. 13, No. 01, Februari – Juli 2015 102|
KEBIJAKAN DIVIDEN DAN FAKTOR – FAKTOR
YANG MEMPENGARUHINYA ISSN : 1693-0827

Prihantoro, 2003. Estimasi Pengaruh Dividend


Payout Ratio Pada Perusahaan Publik Di
Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Hal
1-6.

Probosari, G. K. 2011. Analisis Pengaruh Net


Profit Margin, Quick Ratio, Debt To Equity
Ratio, Sales Growth dan Size Terhadap
Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan
Non-Finansial Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode Tahun 2005-2009.
Skripsi. Universitas Diponegoro,
Semarang.

Risaptoko, RB. A. 2007. Analisis Pengaruh


Cash Ratio, Debt To Total Asset, Asset
Growth, Firm Size, dan Return On Asset
Terhadap Dividend Payout Ratio (Studi
Komparatif Pada Perusahaan Listed Di
BEJ Yang Sahamnya Ikut Dimiliki
Manajemen Dan Sahamnya Yang Tidak
Dimiliki Manajemen Periode 2002-2005).
Tesis. Universitas Diponegoro, Semarang.

Sulistyowati, E. D. 2012, Pengaruh Rasio


Profitabilitas, Likuiditas Dan Leverage
Terhadap Kebijakan Dividen. Skripsi.
Universitas Islam Batik, Surakarta.

Sulistyowati, I., Anggraini, R., dan


Utaminingtyas, T. H. 2010. Pengaruh
Profitabilitas, Leverage, dan Growth
Terhadap Kebijakan Dividen dengan Good
Corporate Governance sebagai Variabel
Intervening. SNA XIII : Purwokerto.

Sundjaja, R dan Barlian I. 2010. Manajemen


Keuangan. Edisi 6. Jakarta: Literata Lintas
Media.

| Jurnal Paradigma Vol. 13, No. 01, Februari – Juli 2015 103|

Anda mungkin juga menyukai