Anda di halaman 1dari 8

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Pelaksanaan Traffic Management

Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan studi ini akan terdiri dari:

Tahap Persiapan, Tahap Pengumpulan Data, Tahap Analisis dan

Perencanaan, dan Tahap Finalisasi. Oleh karenanya di dalam penyusunan

pembuatan Master Plan Traffic Management diperlukan pendekatan dan

metodologi dengan mempertimbangkan berbagai aspek, meliputi strategi

pengembangan sistem manajemen lalu lintas (Traffic Management System)

sebagaimana yang disajikan pada gambar 3.1

2. PENGUMPULAN
1. PERSIAPAN 3.ANALISIS & PERENCANAAN 4 .FINALISASI & REKOMENDASI
DATA
-Pemantapan Metodologi,rencanan kerja & rencana survey
-Kajian data sekunder, peraturan terkait & studi terdahulu

KOMPILASI & TABULASI DATA


PEMODELAN LALULINTAS WILAYAH STUDI

PENYEMPURNAAN LAPORAN & RESUME


- Administrasi dan Personil

ANALISIS KARAKTERISTIK OPTIMASI


KERANGKA ANALISIS & KINERJA LALIN
RENCANA SURVEY
LALIN KONDISI EKSISTING :
SURVEI KARAKTERISTIK -Volume & kinerja lalin pd RUAS JALAN
PERSIAPAN :

LALULINTAS :
STUDI

Ruas Jalan REKOMENDASI &


- Volume Lalulintas pd Jalan
-Volume Lalulintas pd Simpang - Volume & kinerja lalin pd PEMBUATAN KEBIJAKAN
Jalan Simpang Jalan
OPTIMASI
- Kecepatan & Waktu tempuh - Kecepatan & Waktu tempuh
KAJIAN STUDI KINERJA LALIN
kendaran lalin
TERDAHULU & STUDI SIMPANG
TERKAIT JALAN

ANALISIS JARINGAN JALAN


KAWASAN PANTAI LOSARI

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Rencana Traffic Management Kawasan Pantai


Losari Kota Makassar
22

Berdasarkan Gambar 3.1 tahapan analisis dimulai dengan mengumpulkan

literatur studi terdahulu, perencaan survey, tabulasi data, analisis kondisi

eksisting lalu lintas pada lokasi studi kemudian melakukan pemodelan lalu

lintas serta melakukan evaluasi atau melakukan manajemen lalu lintas

(traffic engginering).

B. Lokasi Survei.

.Ttitik survey meliputi ruas jalan dan simpang jalan yang menjadi

simpul dan jaringan menghubungan antar jalan arteri maupun kolektor

sehingga mampu mewakili kondisi lalulintas yang menjadi cakupan dari

lalulintas Kawasan Pantai Losari.

Tabel 3.1 Lokasi Survei

Simpang Jalan Ruas Jalan


Kode Nama Kode Nama
S-1 Simpang H.Bau - Penghibur R-1 JL.Penghibur
S-2 Simpang H.Bau - Arief Rate R-2 JL.Jend Sudirman
S-3 Simpang H.Bau - Ratulangi R-3 JL.Nusantara
S-4 Simpang Ratulangi - S.Saddang R-4 JL.Tentara Pelajar
S-5 Simpang G.Latimojong - S.Saddang R-5 JL.Frontage Tol Sutami
S-6 Simpang Riburanne R-6 JL.Rajawali
Simpang Tentara Pelajar - Yos
S-7 Sudarsono R-7 JL.Metro Tanjung
S-8 Simpang A.Yani - Sudirman R-8 JL.Cendrawasih
S-9 Simpang Bawakaraeng - Ssudirman R-9 JL.Hasanuddin
S-10 Simpang J.M.Yusuf - G.Latimojong R-10 JL.Ratulangi
Simpang Bawakaraeng -
S-11 G.Latimojong R-11 JL.G.Bawakaraeng
Simpang Ratulangi - Bonto
S-12 Lempangan R-12 JL.A.Yani
R-13 JL.Kajaolalido
23

Tabel 3.1 menunjukkan lokasi survey pada kegiatan Rencana Traffic

Management Kawasan Pantai losari . Ada 12 simpang jalan yang

dianggap menjadi simpul jaringan jalan pada Kawasan Pantai Losari dan

13 ruas jalan dari mulai jalan arteri sampai jalan kolektor primer yang

menghubungkan antar jaringan jalan pada kawasan ini. Lokasi survey

pada kegiatan ini sebagian besar merupakan kawasan pertokoan,

perkantoran,hotel, dan pemukiman warga sehingga pemilihan lokasi

survey mewakili kondisi lalulintas pada Kawasan Pantai Losari.

Pengambilan data berlangsung selama 1 bulan dimulai dari awal

desember sampai pertengahan januari .

C.Tahapan Analisis.

Tahap ini terdiri dari beberapa bagian, yakni: analisis awal, prediksi

permintaan perjalanan, penyusunan rencana pengembangan jaringan

transportasi perkotaan pada Kawasan Pantai Losari Kota Makassar di

Provinsi Sulawesi Selatan, dan penyusunan rekomendasi. Berikut

disampaikan detail bahasan untuk setiap item yang termasuk dalam

tahapan ini.

1. Analisa Dasar Kondisi Eksisting.

Hasil survei primer dan sekunder akan menjadi bahan masukan dalam

melakukan Analisis Kondisi Dasar. Analisa kondisi dasar diperlukan dalam

penyusunan Dokumen Traffic Management sebagai acuan awal sebelum


24

adanya project. Sehingga dapat dinilai dan dibandingkan kondisi sebelum

dan sesudah adanya project. Berikut disajikan resume metode analisa yang

digunakan dalam analisa kondisi dasar.

Tabel 3.2. Metode Analisis


OBJEK ANALISIS METODE ANALISIS HASIL ANALISIS
Peta lokasi Studi meja Peta
Analisa jenis bangunan, Hasil Analisa
luas lahan keseluruhkan,
luas lahan sesuai
fungsi/peruntukkan, luas
bangunan per lantai, posisi
dan jumlah jalan akses
Kondisi Fisik Prasarana Studi meja, survei Peta geometri
Jalan dan Lalu Lintas sekunder, survei primer Potongan melintang
Jika instansi terkait Peta rambu dan marka
mempunyai data potongan Faktor koreksi kapasitas
melintang dan peta Kapasitas Jalan
sebaran sarana dan Kapasitas trotoar
prasarana jalan dan lalu
lintas terbaru, maka dapat
digunakan. Jika instansi
terkait tidak mempunyai
data, maka harus dilakukan
survei primer dengan cara
survei inventarisasi ruas
jalan
Sirkulasi Internal Analisa kesesuaian Peta sirkulasi
dengan akses eksternal Jenis dan lokasi
Analisa tundaan dan Perambuan dan marka
antrian Jumlah dan lokasi jalan
Analisa system jaringan akses

Simpang Manual kapasitas Jalan Lama Tundaan


Indonesia (Jalan Panjang Antrian
Perkotaan) LoS
Simpang tidak bersinyal
Rasio volume dan
kapasitas
25

Ruas Jalan Manual Kapasitas Jalan V/C Ratio


Indonesia (Jalan Kecepatan
Perkotaan): LoS
Rasio volume dan
kapasitas DS = Q/C
Kecepatan (km/jam)
V= L/TT

2. Indeks Tingkat Pelayanan.

Indikator Tingkat Pelayanan (ITP) pada suatu ruas jalan menunjukkan

kondisi secara keseluruhan ruas jalan tersebut. Tingkat pelayanan

ditentukan berdasarkan nilai kuantitatif seperti NVK, kecepatan

perjalanan,dan factor lain yang ditentukan berdasarkan nilai kuantitatif

seperti kebebasan pengemudi dalam memilih kecepatan, derajat hambatan

lalulintas, serta kenyamanan. Secara umum tingkat pelayanan dapat

dibedakan sebagai berikut ini :

a) Indeks Tingkat Pelayanan A : Kondisi arus lalulintasnya bebas

antara satu kendaraan dengan kendaraan lainnya, besarnya

kecepatan sepenuhnya ditentukan oleh keinginan pengemudi dan

sesuai dengan batas kecepatan yang telah ditentukan.

b) Indeks Tingkat Pelayanan B : Kondisi arus lalulintas stabil,

kecepatan opersi mulai dibatasi oleh kendaraan lainnya dan mulai

dirasakan hambatan oleh kendaraan di sekitarnya.

c) Indeks Tingkat Pelayanan C : Kondisi arus lalulintas masih

dalam batas stabil, kecepatan operasi mulai dibatasi dan

hambatan dari kendaraan lain semakin besar.


26

d) Indeks Tingkat Pelayanan D : Kondisi arus lalulintas mendekati

tidak stabil, kecepata operasi menurun relative cepat akibat

hambatan yang timbul, dan kebebasan bergerak relative kecil.

e) Indeks Tingkat Pelayanan E : Volume lalulintas sudah mendekati

kapasitas ruas jalan, kecepatan kira – kira lebih rendah dari 40

km/jam. Pergerakan lalulintas kadang terhambat.

f) Indeks Tingkat Pelayanan F : Pada tingkat pelayanan ini arus

lalulintas berada dalam kadaan dipaksakan, kecepatan relative

rendah,arus lalulintas sering terhenti sehingga menimbulkan

antrian kendaraan yang panjang.

Pada Table 3.3 – 3.4 dapat dilihat beberapa kondisi lalulintas yang ada

pada ruas jalan arteri (Tamin dan Nahdalia, 1998).

Tabel 3.3 ITP Berdasarkan Kecepatan Perjalanan Rata – rata


Kelas Arteri I II III
Kecepata
72 - 56 56 - 48 56 - 40
(km/jam)
ITP Kecepata perjalan rata – rata (km/jam)
A ≥56 ≥48 ≥40
B ≥45 ≥38 ≥31
C ≥35 ≥29 ≥21
D ≥28 ≥23 ≥15
E ≥21 ≥16 ≥11
F <21 <16 <11

Tabel 3.4 ITP Berdasarkan Kecepatan Arus Bebas dan Tingkat


Kejenuhan Lalu Lintas
27

% Dari
Tingkat Tingkat
Kecepatan
Pelayanan Kejenuhan
Bebas
A ≥ 90 ≤0,35
B ≥70 ≤0,54
C ≥50 ≤0,77
D ≥40 ≤0,93
E ≥33 ≤1,0
F <33 <1
Sumber : Tamin dan Nahdalia (1998)

D.Analisis Lalu Lintas Berbasis Program

Dalam studi ini kinerja lalu lintas mikro di analisis menggunakan

pendekat pemodelan lalu lintas dengan menggunakan perangkat lunak

atau software lalu lintas untuk menghasilkan hasil analisis yang baik yang

susuai kaidah – kaidah ilmiah dalam perencanaan transportasi secara

berkala baik lalu lintas secara makro mau pun lalu lintas secara mikro dan

dalam perencanaan ini akan digunakan analisi berbasis spasial juga

menggunakan untuk mengukur kinerja lalulintas khususnya pada jaringan

jalan pada Kawasan Pantai Losari Kota Makassar . Adapun konsepsi

penggunaan perangkat lunak atau alat simulasi lalu lintas secara mendetail

akan di deskripsikan pada sub bab bagian di bawah ini .

1. Konsepsi Lalu Lintas Berbasis Program Mikro – simulasi Vissim

PTV Vissim adalah perangkat lunak yang digunakan untuk simulasi arus

lalu lintas secara maesocopic dan microscopic yang .Vissim alat micro-

simulasi lalu lintas yang digunakan untuk perencanaan dan pemodelan lalu

lintas untuk perkotaan mau pun pada pedesaan baik untuk analisis arus
28

kendaraan atau pun arus pejalan kaki serta memiliki kemampuan untuk

mensimulasi berbagai jenis moda lalu lintas secara bersamaan ( multy-

modal simulation ) .

Gambar 3.4. Micro-simulasi bundaran


(roundabout)

(Sumber : PTV Vissim guide first steps)

Anda mungkin juga menyukai