Anda di halaman 1dari 22

I.

SIMBOL EARTHING SAFETY GROUNDING RESISTANCE MEASUREMENT


(PTPP)

Secara umum pentanahan adalah melakukan koneksi sirkuit atau peralatan ke bumi.
Sistem pentanahan yang kurang baik dapat menyebabkan penurunan kualitas tenaga listrik.
Ilmu pertanahan sering kali dianggap remeh padahal pentanahan yang baik sangatlah
penting.

Pada system tenaga listrik, 70% s/d 80% yang terkena gangguan adalah pada system
transmisi. Salah satu adalah gangguan ketanah selain ganguan-ganguan lain seperti, surja
petir, kesalahan mekanis akibat retak-retak pada isolator, burung atau daun-daun yang
terbang dekat isolator gantung, debu-debu yang menempel pada isolator, tegangan lebih dan
gangguan hubung singkat

Jika arus gangguan lebih dari 5 A maka timbul busur listrik pada kontak-kontak antara
kawat yang terganggu dan tanah yang tidak dapat padam sendiri. Dan jika terdapat busur
tanah yang menetap, padam dan menyala, hal ini dapat membahayakan. Hal ini disebabkan
karena busur tanah tersebut merupakan gelombang berjalan yang memiliki muka gelombang
yang curam yang dapat membahayakan isolasi dari alat-alat instalasi meskipun letaknya jauh
dari titik gangguan.

A. TUJUAN SISTEM PENTANAHAN

System pentanahan dipasang bertujuan untuk mengamankan manusia dari:

a. Tegangan sentuh tidak langsung

Tegangan sentuh tidak langsung adalah tegangan pada bagian


alat/komponen/rangkaiaan/instalasi yangsecara normal tidak dialalui arus namun akibat
kegagalan isolasi pada peralatan tersebut maka bagian-bagian tersebut mempunyai
tagangan terhadap tanah.

Bila tidak ada pentanahan, maka tegangan sentuh tersbut sama tingginya dengan
teegnagan kerja (tegangan langsung ). Hal ini sudah tentu membahayakan manusia yang
mengoperasikan atau yang ada disekita tempat itu

Selama alat pengaman arus lebih baikk tidak bekerja memutuskan rangkaian, keadaan ini
akan bertahan. Namun dengan adanya pentanahan secara baik, kemungkinan teganagan
sentuh selama terjada gangguan dibatasi pada tingkat aman. Yaitu maksimum 50 volt (V)
untuk tegangan bolak balik (AC).

Gambar diatas adalah contoh terjadinya tegangan sentih tidak langsung dari body peralatan
elektronika. Pada gambar tersebut terlihat jelas perbedaan antara sebelum dan sesudah ada
pentanahan ( grounding ) pada alat yang berdoby logam

Pada keadaan sebelum diketanahkah, bila terjadi gangguan ( arus bocor ), maka
selungkup alat mempunyai tegangan terhadap tanah sama dengan tegangan sumber (
tegangan antara fasa dan netral). Tegangan ini tentu sangat membahayakan operator atau
orang yang menyentuh selungkp alat tersebut dan pengaman arus beban lebih tidak bekerja
memutuskan aliran bila tidak melampaui batas kerjanya.

b. Tegangan eksposur

Tegangan eksposur adalah tegangan ketika terjadinya gangguan tanah dengan aarus
yang besar , akan memungkinkan timbulnya beda potensial antara bagian-bagian yang dilalui
arus dan anatara bagian-bagian yang tidak dilalui arus terhadap tanah

Tegangan ini bias menimbulkan busur tanah ( grounding arc ) yang memungkinkan
terjadinya kebakaran bahkan ledakan. Dengan adanya system pentanahan, akan membuatb
potensial semua bagia struktur, peralatan dan permukaan tanah menjadi sama ( uniform )
sehingga mencegah terjadinya lonjakan listrik dari bagian peralatan ke tanah

Selain itu, ketika terjadi gangguan tanah tegangan fasa yang mengalami gangguan
akan menurun. Penurunan tegangan sangat menggagu kerja parallel generator-generator
sehingga secara keseluruhan akan mengganggu kinerja system tenaga.

c. Tegangan langkah
Tegangan langkah adalah tegangan yang terjadi akibat arus gangguan yang melewati
tanah. Arus gangguan ini relatif besar dan apabila mengalir dari tempat terjadinya ganguan
kembali ke sumber ( titik netral ) melalui tanha yang mempunyai tahanan relatif besar maka
tegangan di permukaan tanah akan menjadi tinggi

Gambar diatas menunjukkan bahwa satu tangan memegang dudukanlampu dan


tangan satunya lagi memegang kran air. Diantara kran air dan dudukan lampu dalam
keadaan normal tidak bertegangan. Tetapi ketika gangguan ke tanah, arus mengalir kembali
ke sumber melalui pentanahan Ra dan Rb. Adanya aliran arus gangguan ini menimbulkan
tegangan antara letak gangguan dan Ra sebesar Vf dan antara kran air dan dudukan lampu
sebesar Vb. Besar tegangan ini ditentukan oleh besar arus gangguan dan tanahan
pentanahannya. Semkain besar arus dan tahanan maka akan semakin besar pula tegangan
sentuhnya.

Pada gambar diatas dijelaskan bahwa dimana ada salah satu saluran fasa yang putus dan
menyentuh tanah, maka terjadi tegangan ekspor dengan gardien Tegangan tersebut
ditimbulkan oleh adanya arus gangguan tanah yang besar dan mengallir melalui tanah untuk
kembali lagi ke sumber. Gardien tersebut akan semakin menurun secara searah dengan
semaki jauhnya jarak dari gangguan tersebut Tegangan ini akan sangat membahayakan
orang yang ada diatas permukaan tanah disekitar tempat tersebut ( terjadinya gangguan ),
walaupun bersangkutan tidak menyentuh bagia-bagian mesin tegangan ini adalah tegangan
antar kaki dan oleh karena itu disebut tegangan langkah Untuk mengamankan tegangan
langkah inilah pentanahan dilakukakn. Tetgangan langkah dibatasi serendah mungkin dan
dalam waktu yang sependek-pendeknya. Besar tegangan langkah diminimalisir dengan
system pentanahan ( grounding ) sedangkan waktu pemutusan dilakukan dengan peralatan
pengaman

Pentanahan adalah penghantaran antara peralatan dengan bumi dan merupakan


salah satu faktor kunci dalam setiap usaha perlindungan sistem tenaga listrik. Dasar sistem
pentanahan adalah menghubungkan bagian konduktif dengan tanah, bagian sistem
pentanahan yang ditanahkan adalah elektroda pentanahan. Berikut ini gambar lambang
pentanahan.

Gambar. Lambang Pentanahan

Tahanan pentanahan merupakan hal yang tidak boleh diabaikan dalam pemasangan
jaringan instalasi listrik . Pentanahan yang kurang baik tidak hanya membuang-buang waktu
saja, tetapi pentanahan yang kurang baik juga berbahaya dan meningkatkan resiko
kerusakan peralatan. Tanpa sistem pentanahan yang effektif, maka akan dihadapkan pada
resiko sengatan listrik, disamping itu juga mengakibatkan kesalahan instrumen, distorsi
harmonik, masalah faktor daya dan delima kemungkinan adanya intermitten. Jika arus
gangguan tidak mempunyai jalur ke tanah melalui sistem pentanahan yang di desain dan
dipelihara dengan baik, arus gangguan akan mencari jalur yang tidak diinginkan termasuk
manusia.
Sebaliknya, pentanahan yang baik tidak hanya sekedar untuk keselamatan; tetapi
juga digunakan untuk mencegah kerusakan peralatan industri. Sistem pentanahan yang baik
akan meningkatkan reliabilitas peralatan dan mengurangi kemungkinan kerusakan akibat
petir dan arus gangguan. Miliyaran uang telah hilang tiap tahunnya di tempat kerja karena
kebakaran akibat listrik. Kerugian-kerugian di atas tidak termasuk biaya pengadilan dan
hilangnya produktivitas individu dan perusahaan.
Organisasi pemberi rekomendasi standar untuk kemananan pentanahan antara lain adalah :
1. OSHA (Occupational Safety Health Administration)
2. NFPA (National Fire Protection Association)
3. ANSI/ISA (American National Standards Institute and Instrument Society of
America)
4. TIA (Telecommunications I ndustry Association)
5. IEC (International Electrotechnical Commission)
6. CENELEC (European Committee for Electrotechnical Standardization)
7. IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers).

II. Jenis- jenis elektroda pentanahan


 Elektroda batang ( ROD )
Elektroda batang adalah elektroda dari pipa atau besi profil yang dipasang ke dalam tanah.
Elektroda ini merupakan elektroda yang pertama kali digunakan sekali menjadi landasan
teori-teori baru dari elektroda jenis lain.

Secara teknis, elektroda batang ini mudah pemasangannya, yaitu dengan menancabkannya
kedalam tanah. Kelebihan elektroda jenis batang ROD adalah tidak memerlukan tanah yang
luas. Elektroda ini sering digunakan pada gardu-gardu induk.

Gambar. Elektroda batang ( ROD )


Berikut rumus tahanan pentanahan untuk elektroda batang ( ROD ):

Dengan keterangan

RG = Tahanan pentanahan (ohm)

RR = Tahanan pentanahan untuk batang tunggal ( ohm )

P = Tahanan jenis tanah (ohm-meter)

LR = Panjang elektroda (meter)

AR = Diameter elektroda (meter)

 Elektroda plat

Elektroda plat adalah elektroda dari bahan pelat logam ( utuh atau berlubang ) atau dari
kawat kasa. Elektroda ini digunakan bila diinginkan tahanan yang kecil dan sulit diperoleh
dengan menggunakan jenis-jenis elektroda yang lain. Pada umumnya elektroda ini ditanam
dalam.

Gambar. Elektroda plat


Rumus tahanan pentanahan untuk elektroda plat :

Keterangan

RP = Tahanan pentanahan plat (ohm)

P = Tahanan jenis tanah (ohm-meter)

LP = Panjang pelat (meter)

WP = Lebar plat (meter)

TP = Tebal plat (meter)

 Elekroda Pita

Elektroda pita adalah elektroda yang terbuat dari hantaran berbentuk pita atau
berpenampang bulat atau hantaran pilin yang pada umumnya ditanam secara dalam.
Pemasangan elektroda jenis ini akan sulit dilakukan bila mendapati lapisan-lapisan tanah
yang berbatu.

Gambar. Elektroda pita


Disampingkan sulit pemasangannya, untuk mendapati nilai tahanan yang rendah juga akan
bermasalah. Untuk mengatasi hal tersebut pemasangan secara vertical kedalam tanah dapat
dilakukan dengan menanam batang hantaran secara mendatar (horizontal) dan dangkal.

Keterangan :

RW = Tahanan kisi-kisi atau (grid) kawat (ohm)

P = Tahanan jenis tanah (ohm-meter)

LW = Panjang total gridkawat (ohm)

Dw = Diameter kawat (meter)

Aw = Luasan yang dicangkup oleh grid

ZW = Kedalaman penanaman (m)

III. Tahanan jenis tanah


Tahanan jenis tanah sangat menentukan tahanan pentanahan dari elektroda-elektroda
pentanahan. Tahanan jenis tanah diberikan dalam satuan ohm-meter. Ada beberapa hal
yang mempengaruhi tahanan tanah dalam system tahanan pentanahan.tidak hanya
tergantung pada jenis tanah saja, melainkan dipengaruhi oelh kandungan moistur,kandungan
mineral,dan suhu (suhu tidak berpengaruhi bila diatas titik beku air).

 Tabel berikut ini berisikan tahanan jenis tanah yang ada di Negara Indonesia :

Tanah liat Pasir dan


Jenis Tanah Pasir Kerikil Tanah
dan kerikil
tanah rawa basah basah berbatu
ladang kering
Tahanan
jenis (ohm 30 100 200 500 1000 3000
meter)
Tabel diatas akan sangat penting khususnya bagi para perancang system pentanahan. Ada
satu hal yang penting untuk diketahui, yait sifat-sifat tanah bisa berubah antara musim yang
satu dengan musim yang lain. Dan tentu hal tersebut harus benar-benar dipertimbangkan
bagi petugas yang hendak memasang system pentanahan.

 Tabel nilai rata-rata dari resistansi pentanahan untuk elektroda bumi :

Plat vertikaldengan
Panjang pita atau Panjang batang
Jenis sisi atas 1m dalam
penghantar pilin atau pipa
Elektroda tanah
10m,25m,50m,100m 1m,2m,3m,5m
0,5 x 1m , 1 X 1 m
Resistansi
20,10,5,3 70,40,30,20 35,25
pentanahan

Oleh karenanya pemasangan elektrode pentanahan yang baik dan sesuai dengan
standard akan memperoleh hasil –hasil sebagaimana telah disebutkan diatas. Elektroda
pentanahan yang akan dipergunakan adalah Copper Rod (Tembaga pejal) dengan diameter
5/8 inch atau 15.89 mm dengan panjang 4 m.Metode-metode yang digunakan dalam
mereduksi nilai R untuk elektroda batang pembumian, telah direkomendasikan menurut IEEE
Std. 142-1982 yaitu:

1. Penambahan jumlah batang pembumian.

2. Memperpanjang ukuran batang pembumian.

3. Membuat perlakuan terhadap tanah (soil treatment) terbagi atas :

a. Metode bak ukur (Container Method).

b. Metode parit (Trench Method).

4. Menggunakan batang Pembumian khusus.

5. Metode kombinasi.
 Tabel dibawah ini juga dapat digunakan sebagai petunjuk tentang pemilihan jenis
bahan dan luas penampang elektroda pentanahan:

Bahan
Jenis
Baja berlapis
Elektroda Baja berlapis seng Tembaga
tembaga

-Pita baja 100 𝑚𝑚2 , -Pipa tembaga 50


Elektroda tabal 3 mm 𝑚𝑚2 , tebal 2 mm
2
50 𝑚𝑚
Pita -hantaran pilin 95 -hantaran pilin , 35
𝑚𝑚2 , 𝑚𝑚2 ,

Pipa baja 1” baja


Elektroda Baja 15 mm dilapisi
profil L 65X66X67, -
Batang tembaga 2,5mm
U 6 1⁄2 T6, 50x3

Pelat tembaga tebal


Elektroda Pelat besi tebal 3
- 2 mm, luas 0,5-1
Plat mm, luas 0,5-1𝑚𝑚2 ,
𝑚𝑚2 ,

Adapun jenis- jenis kabel listrik yang digunakan dalam system pentanahan.Menurut
PUIL 2000 pasal 7 ayat 1 no 1 tentang persyaratan umumpenghantar,menerangkan bahwa
“semua penghantar yang digunakan harus dibuat dari bahanyang memenuhi syarat, sesuai
dengan tujuan pengguanaanya, serta telah diperiksadan diuji menurut standar penghantar
yang dikeluarkan atau diakui oleh instansiyang berwenang.”Adapun jenis-jenis kabel listrik
adalah sebagai berikut :

1. Kabel NYA

Biasanya digunakan untuk instalasi rumah dan sistem tenaga. Dalaminstalasi rumah
digunakan ukuran 1,5 mm2 dan2,5 mm2. Berinti tunggal,berlapis bahan isolasi PVC, dan
seringnya untuk instalasi kabel udara.Kodewarna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan
hitam.Kabel tipe ini umumdipergunakan di perumahan karena harganya yang relatif
murah.Lapisan isolasinyahanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan airdan mudah
digigit tikus.Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel harusdipasang dalam pipa/conduit jenis
PVC atau saluran tertutup.Sehingga tidakmudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila
ada isolasi yang terkelupastidak tersentuh langsung oleh orang.
2. Kabel NYM

Digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan sistemtenaga.Kabel
NYM berinti lebih dari 1, memiliki lapisan isolasi PVC(biasanya warna putih atau abu-abu),
ada yang berinti 2, 3 atau 4.KabelNYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat
keamanannyalebih baik dari kabel NYA (harganya lebih mahal dari NYA).Kabel ini
dapatdipergunakan dilingkungan yang kering danbasah, namun tidak bolehditanam.3. Kabel
NYYMemiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada yangberinti 2, 3 atau 4.Kabel
NYY dipergunakan untuk instalasi tertanam (kabeltanah), dan memiliki lapisan isolasi yang
lebih kuat dari kabel NYM(harganya lebih mahal dari NYM).Kabel NYY memiliki isolasi yang

terbuatdari bahan yang tidak disukai tikus.

3. Kabel NYAF

Kabel NYAF merupakan jenis kabel fleksibel dengan penghantartembaga serabut


berisolasi PVC.Digunakan untuk instalasi panel-panel yangmemerlukan fleksibelitas yang
tinggi.

4. Kabel BCC

Kabel ini dipilin/stranded, disatukan. Ukuran / tegangan maksimal = 6–500 mm2 / 500
V. Pemakaian kabel jenis ini di saluran diatas tanah danpenghantar pentanahan / penangkal
petir.

5. Penghantar Rel (Busbar)

Sistem Relyang dipakai pada panelinduk sistem 3 fasa di gedungbertingkat bias


disebut dengan “Sitem 5 rel”. Tiga rel diperuntukkan untukpenghantar 3 fasa masing-masing
fasa R, fasa S, dan fasa T, satu reldiperuntukkan untukhantaran netral dan satu rel lagi untuk
hantaranpentanahan (grounding), yang diletakkan di bagian bawah di dalam
panel.Sedangkan untuk rel fasanya di pasang dibagian atas.Dasar untuk menentukan ukuran
rel diantaranya adalah kondisioperasi normal danrating arusnya, kondisi hubung singkat
(berupa panasyang dibangkitkan akibat arus hubung singkat tersebut) dan
besarnyaketegangan dinamis. Dengan demikian data-data dari pabrik pembuat relharus
relevan dengan standar desain panel yang telah ditetapkan sesuaidengan ketentuan.
Menurut Peraturan Menterti Tenaga Kerja hal hal yang terkait tentang pengawasan instalasi
penyalur petir menyebutkan bahwa :Pasal 14 ayat 1-3 bahwasanya batasan ruang
perlindungan dengan metode konvensional berbebentuk kerucut sudut proteksi tidak boleh
lebih dari 1120dari sisi ke sisi. Pasal 20 a dan b menjelaskan bahwa Bahan penghantar
pentanahan yang dipasang khusus harus digunakan kawat tembaga atau bahan yang
sederajat dengan ketentuan a. minimal penampang 50mm2dan b. semua penampang
hantaran dapat dipakai dengan serendah-rendah tebalnya 2 mm.

 Tabel berikut ini merupakan petunjuk tentang luas penampang minimum dari
beberapa jenis kondisi hantaran pengaman ;

Hantaran pengaman Hantaran pengaman Cu


Hantaran berisolasi Telanajang
Fasa Kabel tanah Tanpa
Kabel inti 1 Dilindungi
berinti 4 perlindungan
0,5 0,5 …. …. ….
0,75 0,75 …. …. ….
1 1 …. …. ….
1,5 1,5 1,5 1,5 4
2,5 2,5 2,5 1,5 4
4 4 4 4 4
6 6 6 4 4
10 10 10 6 6
16 16 16 10 10
25 16 16 16 16
35 16 16 16 16
50 25 25 25 25
70 35 35 35 35
95 50 50 50 50
120 70 70 50 50
150 70 70 50 50
185 95 95 50 50
240 …. 120 50 50
300 …. 150 50 50
400 …. 185 50 50
IV. Prinsip kerja EARTHING SAFETY GROUNDING RESISTANCE MEASUREMENT
(PTPP)

Pemasangan Sistem Grounding Dan Pengukuran dilakukan penentuan titik dimana


elektrode pentanahan akan ditanam. Dalam melakukan penanaman elektroda bisa
diupayakan pada titik yang mudah untuk menanam / tidak terbentur dengan batu atau kerikil.
Jika pada saat penanaman elektroda pentanahan masih membentur dengan kerikil yang
keras atau batu, maka bisa dipindahkan ke titik sampingnya. Untuk memudahkan
penanaman elektroda bisa dibantu dengan mempergunakan penyiraman air pada titik
tersebut. Setelahnya dilakukan pengukuran tahanan pentanahan dengan mempergunakan
Digital Earth Resistance Tester 4105 pengukuran tahanan pentanahannya dengan
mempergunakan alat Digital Earth Resistance Tester 4105 A.

spesifikasi alat yang dipergunakan untuk mengukur tahanan pentanahan adalah sebagai
berikut :

a) Merk : KYORITSU

b) Jenis : Digital Earth Resistance Tester 4105A

c) Alat ini berfungsi untuk menampilkan nilai tahanan pentanahan yang terukur
dengan kemampuan mengukur sampai 1999 Ω (ohm). Skema gambar Earth
Resistance Tester ini ditunjukan pada gambar berikut :

Gambar. Digital earth resistance tester

1. LCD penampil nilai ukur.


2. Simbol baterai dalam keadaan lemah.
3. LED indicator (berwarna hijau).
4. Tombol uji untuk mengunci.
5. Terminal pengukuran.
 Langkah – langkah pelaksanaan adalah :

1. Mempersiapkan elektroda pentanahan dan alat – alat bantu pemasangannya.


2. Dilakukan pengecekan tegangan baterai dengan menghidupkan Digital Earth
Resistance Tester . Jika layar tampak bersih tanpa simbol baterai lemah berarti
kondisi baterai dalam keadaan baik. Jika layar menunjukkan simbol baterai
lemah atau bahkan layar dalam keadaan gelap berarti baterai perlu diganti.
3. Membuat rangkaian pengujian seperti pada gambar 2. dengan menanam
elektroda utama dan elektroda bantu. Menanam elektroda dengan memukul
kepala elektroda menggunakan martil, jika menjumpai lapisan tanah yang keras
sebaiknya jangan memaksakan penanaman elektroda.

Gambar. Skematik pemasangan elektroda pentanahan dan elektroda bantu


untuk proses pengukuran tahanan tanah.

4. Menentukan jarak antar elektroda bantu minimal 5 meter dan maksimal 10 meter.
5. Mengukur tegangan tanah dengan dengan mengarahkan range switch ke earth
voltage dan pastikan bahwa nilai indikator 10 V atau kurang. Jika earth voltage
bernilai lebih tinggi dari 10 V diperkirakan akan terjadi banyak kesalahan dalam
nilai pengukuran tahanan.
6. Mengecek penghubung atau penjepit pada elektroda utama dan elektroda bantu
dengan mensetting range switch ke 2000 Ω dan tekan tombol ” PRESS TO
TEST ”. Jika tahanan elektroda utama terlalu tinggi atau menunjukkan simbol ” . .
. ” yang berkedip-kedip maka perlu dicek penghubung atau penjepit pada
elektroda utama.
7. Melakukan pengukuran. Mensetting range switch ke posisi yang diinginkan dan
tekan tombol ” PRESS TO TEST ” selama beberapa detik.
8. Mencatat nilai ukur tahanan yang muncul dari Digital Earth Resistance Tester.
9. Mengembalikan posisi tombol ” PRESS TO TEST ” ke posisi awal.
10.Melakukan pengujian tahanan untuk kedalaman elektroda yang berbeda dengan
langkah 3, 7, 8, 9.
11. Perubahan kedalaman elektroda utama adalah sebesar 0.5 m pada tiap tiap
pengukuran.
V. Karakteristik Sistem Pentanahan yang Efektif
Adapun karakteristik sistem pentanahan yang efektif antara lain adalah:

1. Terencana dengan baik, semua koneksi yang terdapat pada sistem harus merupakan
koneksi yang sudah direncanakan sebelumnya dengan kaidah-kaidah tertentu.
2. Verifikasi secara visual dapat dilakukan.
3. Menghindarkan gangguan yang terjadi pada arus listrik dari perangkat.
4. Semua komponen metal harus ditahan/diikat oleh sistem pentanahan, dengan tujuan
untuk meminimalkan arus listrik melalui material yang bersifat konduktif pada
potensial listrik yang sama

VI. Setting pemasangan EARTHING SAFETY GROUNDING RESISTANCE


MEASUREMENT (PTPP)

Berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP).Besarnya kebutuhan


tersebut mengacu kepada penjumlahan indeks-indeks tertentu yang mewakili keadaan
bangunan disuatu lokasi dan dituliskan sebagai berikut :

R = A+B+C+D+E

Dari persamaan tersebut semakin besar nilai indeks akan semakin besar kebutuhan
bangunan tersebut akan sistem proteksi petir.Beberapa Indeks perkiraan bahaya petir di
tunjukkan ke dalam tabel berikut ini :
 Indeks A : Bahaya berdasarkan jenis bangunan:
Penggunaan dan isi Indeks A
Bangunan biasa yang tidak perlu
diamankan baik bangunan maupun -10
isinya

Bangunan dan isinya jarang digunakan 0

Bangunan yang berisi peralatan sehari-


1
hari atau tempat tinggal

Bangunan dan isinnya cukup penting 2

Bangunan yang banyak sekali orang 3


Instalasi gas,minyak atau bensin dan
5
rumah sakit
Bangunan yang mudah meledak dan
dapat menimbulkan bahaya yang tidak 15
terkendali

 Indeks B : bahaya yang berdasarkan konstruksi bangunan


Konstruksi bangunan Indeks B
Seluruh bangunan terbuat dari logam
0
dan mudah menyalurkan listrik

Bangunan dengan konstruksi beton


bertulang atau rangka besi dengan 1
atap logam

Bangunan dengan konstruksi beton


bertulang atau rangka besi bukan atap 2
logam

Bangunan kayu dengan atap bukan


3
logam
 Indeks C : bahaya berdasarkan tinggi bangunan
Tinggi bangunan sampai…..(m) Indeks C
6 0
12 2
17 3
25 4
35 5
50 6
70 7
100 8
140 9
200 10

 Indeks D ; bahaya berdasarkan situasi bangunan


Situasi bangunan Indeks D
Di tanah datar pada semua ketinggian 0
Di kaki bukit atau dipegunungan
1
sampai 1000 meter
Dipuncak pegunungan yang lebih dari
2
1000 meter

 Indeks E : bahaya berdasarkan hari Guruh


Hari Guruh per tahun Indeks E
2 0
4 1
8 2
16 3
32 4
64 5
128 6
256 7
VII. Penggunaan Pentanahan dalam Aplikasi Proteksi, antara lain:

Karena gejala alami, seperti kilat, tanah digunakan untuk membebaskan sistem dari arus
sebelum personil atau pelanggan dapat terluka atau komponen sistem yang peka dapat
rusak.
Karena potensial dalam kaitan dengan kegagalan sistem tenaga listrik dengan kembalian
tanah, tanah membantu dalam memastikan operasi yang cepat menyangkut relay proteksi
sistem daya dengan menyediakan jalan arus gagal tahanan rendah tambahan. Jalan tahanan
rendah menyediakan tujuan untuk mengeluarkan potensial secepat mungkin. Tanah harus
mengalirkan potensial sebelum personil terluka atau sistem telepon rusak.
 Bagian-bagian yang Ditanahkan
Dalam sebuah instalasi listrik ada empat bagian yang harus ditanahkan atau sering juga
disebut dibumikan. Empat bagian dari instalasi listrik ini adalah:
a) Semua bagian instalasi yang terbuat dari logam (menghantar listrik) dan dengan
mudah bisa disentuh manusia. Hal ini perlu agar potensial dari logam yang mudah
disentuh manusia selalu sama dengan potensial tanah (bumi) tempat manusia
berpijak sehingga tidak berbahaya bagi manusia yang menyentuhnya.
b) Bagian pembuangan muatan listrik (bagian bawah) dari lightning arrester. Hal ini
diperlukan agar lightning arrester dapat berfungsi dengan baik, yaitu membuang
muatan listrik yang diterimanya dari petir ke tanah (bumi) dengan lancar.
c) Kawat petir yang ada pada bagian atas saluran transmisi. Kawat petir ini
sesungguhnya juga berfungsi sebagai lightning arrester. Karena letaknya yang ada di
sepanjang saluran transmisi, maka semua kaki tiang transmisi harus ditanahkan agar
petir yang menyambar kawat petir dapat disalurkan ke tanah dengan lancar melalui
kaki tiang saluran transmisi.
d) Titik netral dari transformator atau titik netral dari generator. Hal ini diperlukan dalam
kaitan dengan keperluan proteksi khususnya yang menyangkut gangguan hubung
tanah.

Piranti yang digunakan dalam sistem proteksi kelistrikan, meliputi penggunaan alat-alat
proteksi yang sesuai dengan klasifikasi dari IEC (International Electrotechnical Commission)
dan VDE (Verband Deutscher Elektrotechniker), yaitu sebagai berikut :
1. Class B (Arrester for lightning protection equipotential bonding), adalah alat-alat
proteksi yang terhubung pada sistem ikatan penyama potensial (equipotential
bonding). Alat-alat proteksi pada class B dirancang sedemikian rupa sehingga mampu
menahan tegangan berlebih yang terjadi pada kasus sambaran petir langsung, dan
mengalirkan kelebihan tegangan tersebut ke tanah dengan segera. Alat-alat proteksi
class B terutama digunakan untuk sistem proteksi pada bangunan yang memiliki
instalasi proteksi petir eksternal.
2. Class C (Arrester for overvoltage protection), digunakan untuk sistem proteksi pada
bangunan yang tidak memiliki instalasi proteksi petir eksternal, sehingga
kemungkinan terjadinya tegangan berlebih adalah melalui suplai tegangan dari PLN.
3. Class D (Arrester for mobile use on socket-outlets for overvoltage), alat proteksi yang
dipasang pada stop-kontak (socket-outlet) untuk penggunaan alat-alat elektronik yang
sensitif terhadap gangguan yang ditimbulkan oleh tegangan berlebih.

Berdasarkan klasifikasi yang mengacu pada IEC (International Electrotechnical


Commission) dan VDE (Verband Deutscher Elektrotechniker) tentang tingkat perlindungan
suatu sistem proteksi terhadap tegangan berlebih, penanganan instalasi kelistrikan dan
sistem pentanahan dibedakan menjadi 2 menurut kategori sistem :
1. Penanganan instalasi kelistrikan dan sistem pentanahan pada bangunan yang
memiliki sistem proteksi petir eksternal. Pada sistem ini, mutlak dibutuhkan arrester
for lightning protection equipotential bonding (mengacu pada DIN VDE 0185) untuk
penggunaan alat proteksi terhadap tegangan berlebih category IV (mengacu pada
DIN VDE 0110/1). Sistem ini mengharuskan penggunaan alat proteksi class B yang
didesain khusus sebagai pembatas yang mampu memberikan jalan bagi arus petir
atau sebagian dari arus petir ke tanah dengan segera pada kasus sambaran petir
langsung.
2. Penanganan instalasi kelistrikan dan sistem pentanahan pada bangunan yang tidak
memiliki sistem proteksi petir eksternal. Pada sistem ini, digunakan arrester for
overvoltage protection (mengacu pada DIN VDE 0100) untuk penggunaan alat
proteksi terhadap tegangan berlebih category III (mengacu pada DIN VDE 0110/1).
Sistem ini cukup menggunakan alat proteksi class C yang merupakan pembatas
tegangan berlebih yang terjadi pada kasus sambaran petir tak langsung (induksi
sambaran petir), maupun tegangan berlebih yang disebabkan kegagalan pada trafo
distribusi PLN, atau kontak langsung secara tidak sengaja dengan kabel yang
memiliki tegangan yang lebih tinggi.
Dalam pemasangannya, sistim gorunding tersebut terbagi pada beberapa type
tergantung dari kebutuhan dan tingkat keamanan yang dibutuhkan serta regulasi yang
berlaku pada suatu wilayah yang kadang-kadang menetapkan type jenis pentanahan yang
hanya boleh digunakan pada daerah tersebut oleh pejabat berwenang. Ketika akan
mendesain suatu sistim instalasi, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan type
pentanahan apa yang akan digunakan untuk instalasi tersebut.
Terdapat beberapa type pentanahan yang digunakan berdasarkan standar IEEE yang
menjadi acuan terhadap sistim pentanahan pada suatu instalasi, sebagai berikut :

a) TN-S ( Terra Neutral Separated )


Pada sebuah sistem TN-S, bagian netral sumber energi listrik terhubung dengan bumi
pada satu titik saja, sehingga bagian netral pada sebuah instalasi konsumen terhubung
langsung dengan netral sumber listrik. Type ini cocok pada instalasi yang dekat dengan
sumber energi listrik, seperti pada konsumen besar yang memiliki satu atau lebih HV/LV
transformer untuk kebutuhan sendiri dan instalsai/perlatan nya berdekatan dengan sumber
energi tersebut (transformer).

Gambar. Sistem pemasangan TN-S

b) TN-C-S (Terre Neutral - Combined – Separate)

Sebuah sistem TN-C-S, memiliki saluran netral dari peralatan distribusi utama (sumber
listrik) terhubung dengan bumi dan pembumian pada jarak tertentu disepanjang saluran
netral yang menuju konsumen, biasanya disebut sebagai Protective Multiple Earthing (PME).
Dengan sistim ini konduktor netral dapat berfungsi untuk mengembalikan arus gangguan
pentanahan yang mungkin timbul disisi konsumen (instlasi) kembali kesumber listrik. Pada
sistim ini, instalasi peralatan pada konsumen tinggal menghubungkan pentanahannya pada
terminal (saluran) yang telah disediakan oleh sumber listrik.

Gambar. Sistem pemasangan TNC-S

c) Pembumian Sistem TN-C

Sistem tenaga listrik TN mempunyai satu titik yang dibumikan langsung, BKT instalasi
dihubungkan ke titik tersebut oleh penghantar proteksi. Di mana fungsi netral dan fungsi
proteksi tergabung dalam penghantar tunggal di seluruh sistem.

Gambar. Sistem pemasangan TN-C


d) TT (Double Terre)

Pada sistem TT, bagian netral sumber listrik tidak terhubung langsung dengan
pembumian netral pada sisi konsumen (instalasi peralatan). Pada sistim TT, konsumen
harus menyediakan koneksi mereka sendiri ke bumi, yaitu dengan memasang elektroda
bumi yang cocok untuk instalasi tersebut .

Gambar. Sistem pentanahan TT

Anda mungkin juga menyukai