Revisi Makalah Pentanahan
Revisi Makalah Pentanahan
Secara umum pentanahan adalah melakukan koneksi sirkuit atau peralatan ke bumi.
Sistem pentanahan yang kurang baik dapat menyebabkan penurunan kualitas tenaga listrik.
Ilmu pertanahan sering kali dianggap remeh padahal pentanahan yang baik sangatlah
penting.
Pada system tenaga listrik, 70% s/d 80% yang terkena gangguan adalah pada system
transmisi. Salah satu adalah gangguan ketanah selain ganguan-ganguan lain seperti, surja
petir, kesalahan mekanis akibat retak-retak pada isolator, burung atau daun-daun yang
terbang dekat isolator gantung, debu-debu yang menempel pada isolator, tegangan lebih dan
gangguan hubung singkat
Jika arus gangguan lebih dari 5 A maka timbul busur listrik pada kontak-kontak antara
kawat yang terganggu dan tanah yang tidak dapat padam sendiri. Dan jika terdapat busur
tanah yang menetap, padam dan menyala, hal ini dapat membahayakan. Hal ini disebabkan
karena busur tanah tersebut merupakan gelombang berjalan yang memiliki muka gelombang
yang curam yang dapat membahayakan isolasi dari alat-alat instalasi meskipun letaknya jauh
dari titik gangguan.
Bila tidak ada pentanahan, maka tegangan sentuh tersbut sama tingginya dengan
teegnagan kerja (tegangan langsung ). Hal ini sudah tentu membahayakan manusia yang
mengoperasikan atau yang ada disekita tempat itu
Selama alat pengaman arus lebih baikk tidak bekerja memutuskan rangkaian, keadaan ini
akan bertahan. Namun dengan adanya pentanahan secara baik, kemungkinan teganagan
sentuh selama terjada gangguan dibatasi pada tingkat aman. Yaitu maksimum 50 volt (V)
untuk tegangan bolak balik (AC).
Gambar diatas adalah contoh terjadinya tegangan sentih tidak langsung dari body peralatan
elektronika. Pada gambar tersebut terlihat jelas perbedaan antara sebelum dan sesudah ada
pentanahan ( grounding ) pada alat yang berdoby logam
Pada keadaan sebelum diketanahkah, bila terjadi gangguan ( arus bocor ), maka
selungkup alat mempunyai tegangan terhadap tanah sama dengan tegangan sumber (
tegangan antara fasa dan netral). Tegangan ini tentu sangat membahayakan operator atau
orang yang menyentuh selungkp alat tersebut dan pengaman arus beban lebih tidak bekerja
memutuskan aliran bila tidak melampaui batas kerjanya.
b. Tegangan eksposur
Tegangan eksposur adalah tegangan ketika terjadinya gangguan tanah dengan aarus
yang besar , akan memungkinkan timbulnya beda potensial antara bagian-bagian yang dilalui
arus dan anatara bagian-bagian yang tidak dilalui arus terhadap tanah
Tegangan ini bias menimbulkan busur tanah ( grounding arc ) yang memungkinkan
terjadinya kebakaran bahkan ledakan. Dengan adanya system pentanahan, akan membuatb
potensial semua bagia struktur, peralatan dan permukaan tanah menjadi sama ( uniform )
sehingga mencegah terjadinya lonjakan listrik dari bagian peralatan ke tanah
Selain itu, ketika terjadi gangguan tanah tegangan fasa yang mengalami gangguan
akan menurun. Penurunan tegangan sangat menggagu kerja parallel generator-generator
sehingga secara keseluruhan akan mengganggu kinerja system tenaga.
c. Tegangan langkah
Tegangan langkah adalah tegangan yang terjadi akibat arus gangguan yang melewati
tanah. Arus gangguan ini relatif besar dan apabila mengalir dari tempat terjadinya ganguan
kembali ke sumber ( titik netral ) melalui tanha yang mempunyai tahanan relatif besar maka
tegangan di permukaan tanah akan menjadi tinggi
Pada gambar diatas dijelaskan bahwa dimana ada salah satu saluran fasa yang putus dan
menyentuh tanah, maka terjadi tegangan ekspor dengan gardien Tegangan tersebut
ditimbulkan oleh adanya arus gangguan tanah yang besar dan mengallir melalui tanah untuk
kembali lagi ke sumber. Gardien tersebut akan semakin menurun secara searah dengan
semaki jauhnya jarak dari gangguan tersebut Tegangan ini akan sangat membahayakan
orang yang ada diatas permukaan tanah disekitar tempat tersebut ( terjadinya gangguan ),
walaupun bersangkutan tidak menyentuh bagia-bagian mesin tegangan ini adalah tegangan
antar kaki dan oleh karena itu disebut tegangan langkah Untuk mengamankan tegangan
langkah inilah pentanahan dilakukakn. Tetgangan langkah dibatasi serendah mungkin dan
dalam waktu yang sependek-pendeknya. Besar tegangan langkah diminimalisir dengan
system pentanahan ( grounding ) sedangkan waktu pemutusan dilakukan dengan peralatan
pengaman
Tahanan pentanahan merupakan hal yang tidak boleh diabaikan dalam pemasangan
jaringan instalasi listrik . Pentanahan yang kurang baik tidak hanya membuang-buang waktu
saja, tetapi pentanahan yang kurang baik juga berbahaya dan meningkatkan resiko
kerusakan peralatan. Tanpa sistem pentanahan yang effektif, maka akan dihadapkan pada
resiko sengatan listrik, disamping itu juga mengakibatkan kesalahan instrumen, distorsi
harmonik, masalah faktor daya dan delima kemungkinan adanya intermitten. Jika arus
gangguan tidak mempunyai jalur ke tanah melalui sistem pentanahan yang di desain dan
dipelihara dengan baik, arus gangguan akan mencari jalur yang tidak diinginkan termasuk
manusia.
Sebaliknya, pentanahan yang baik tidak hanya sekedar untuk keselamatan; tetapi
juga digunakan untuk mencegah kerusakan peralatan industri. Sistem pentanahan yang baik
akan meningkatkan reliabilitas peralatan dan mengurangi kemungkinan kerusakan akibat
petir dan arus gangguan. Miliyaran uang telah hilang tiap tahunnya di tempat kerja karena
kebakaran akibat listrik. Kerugian-kerugian di atas tidak termasuk biaya pengadilan dan
hilangnya produktivitas individu dan perusahaan.
Organisasi pemberi rekomendasi standar untuk kemananan pentanahan antara lain adalah :
1. OSHA (Occupational Safety Health Administration)
2. NFPA (National Fire Protection Association)
3. ANSI/ISA (American National Standards Institute and Instrument Society of
America)
4. TIA (Telecommunications I ndustry Association)
5. IEC (International Electrotechnical Commission)
6. CENELEC (European Committee for Electrotechnical Standardization)
7. IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers).
Secara teknis, elektroda batang ini mudah pemasangannya, yaitu dengan menancabkannya
kedalam tanah. Kelebihan elektroda jenis batang ROD adalah tidak memerlukan tanah yang
luas. Elektroda ini sering digunakan pada gardu-gardu induk.
Dengan keterangan
Elektroda plat
Elektroda plat adalah elektroda dari bahan pelat logam ( utuh atau berlubang ) atau dari
kawat kasa. Elektroda ini digunakan bila diinginkan tahanan yang kecil dan sulit diperoleh
dengan menggunakan jenis-jenis elektroda yang lain. Pada umumnya elektroda ini ditanam
dalam.
Keterangan
Elekroda Pita
Elektroda pita adalah elektroda yang terbuat dari hantaran berbentuk pita atau
berpenampang bulat atau hantaran pilin yang pada umumnya ditanam secara dalam.
Pemasangan elektroda jenis ini akan sulit dilakukan bila mendapati lapisan-lapisan tanah
yang berbatu.
Keterangan :
Tabel berikut ini berisikan tahanan jenis tanah yang ada di Negara Indonesia :
Plat vertikaldengan
Panjang pita atau Panjang batang
Jenis sisi atas 1m dalam
penghantar pilin atau pipa
Elektroda tanah
10m,25m,50m,100m 1m,2m,3m,5m
0,5 x 1m , 1 X 1 m
Resistansi
20,10,5,3 70,40,30,20 35,25
pentanahan
Oleh karenanya pemasangan elektrode pentanahan yang baik dan sesuai dengan
standard akan memperoleh hasil –hasil sebagaimana telah disebutkan diatas. Elektroda
pentanahan yang akan dipergunakan adalah Copper Rod (Tembaga pejal) dengan diameter
5/8 inch atau 15.89 mm dengan panjang 4 m.Metode-metode yang digunakan dalam
mereduksi nilai R untuk elektroda batang pembumian, telah direkomendasikan menurut IEEE
Std. 142-1982 yaitu:
5. Metode kombinasi.
Tabel dibawah ini juga dapat digunakan sebagai petunjuk tentang pemilihan jenis
bahan dan luas penampang elektroda pentanahan:
Bahan
Jenis
Baja berlapis
Elektroda Baja berlapis seng Tembaga
tembaga
Adapun jenis- jenis kabel listrik yang digunakan dalam system pentanahan.Menurut
PUIL 2000 pasal 7 ayat 1 no 1 tentang persyaratan umumpenghantar,menerangkan bahwa
“semua penghantar yang digunakan harus dibuat dari bahanyang memenuhi syarat, sesuai
dengan tujuan pengguanaanya, serta telah diperiksadan diuji menurut standar penghantar
yang dikeluarkan atau diakui oleh instansiyang berwenang.”Adapun jenis-jenis kabel listrik
adalah sebagai berikut :
1. Kabel NYA
Biasanya digunakan untuk instalasi rumah dan sistem tenaga. Dalaminstalasi rumah
digunakan ukuran 1,5 mm2 dan2,5 mm2. Berinti tunggal,berlapis bahan isolasi PVC, dan
seringnya untuk instalasi kabel udara.Kodewarna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan
hitam.Kabel tipe ini umumdipergunakan di perumahan karena harganya yang relatif
murah.Lapisan isolasinyahanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan airdan mudah
digigit tikus.Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel harusdipasang dalam pipa/conduit jenis
PVC atau saluran tertutup.Sehingga tidakmudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila
ada isolasi yang terkelupastidak tersentuh langsung oleh orang.
2. Kabel NYM
Digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan sistemtenaga.Kabel
NYM berinti lebih dari 1, memiliki lapisan isolasi PVC(biasanya warna putih atau abu-abu),
ada yang berinti 2, 3 atau 4.KabelNYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat
keamanannyalebih baik dari kabel NYA (harganya lebih mahal dari NYA).Kabel ini
dapatdipergunakan dilingkungan yang kering danbasah, namun tidak bolehditanam.3. Kabel
NYYMemiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada yangberinti 2, 3 atau 4.Kabel
NYY dipergunakan untuk instalasi tertanam (kabeltanah), dan memiliki lapisan isolasi yang
lebih kuat dari kabel NYM(harganya lebih mahal dari NYM).Kabel NYY memiliki isolasi yang
3. Kabel NYAF
4. Kabel BCC
Kabel ini dipilin/stranded, disatukan. Ukuran / tegangan maksimal = 6–500 mm2 / 500
V. Pemakaian kabel jenis ini di saluran diatas tanah danpenghantar pentanahan / penangkal
petir.
Tabel berikut ini merupakan petunjuk tentang luas penampang minimum dari
beberapa jenis kondisi hantaran pengaman ;
spesifikasi alat yang dipergunakan untuk mengukur tahanan pentanahan adalah sebagai
berikut :
a) Merk : KYORITSU
c) Alat ini berfungsi untuk menampilkan nilai tahanan pentanahan yang terukur
dengan kemampuan mengukur sampai 1999 Ω (ohm). Skema gambar Earth
Resistance Tester ini ditunjukan pada gambar berikut :
4. Menentukan jarak antar elektroda bantu minimal 5 meter dan maksimal 10 meter.
5. Mengukur tegangan tanah dengan dengan mengarahkan range switch ke earth
voltage dan pastikan bahwa nilai indikator 10 V atau kurang. Jika earth voltage
bernilai lebih tinggi dari 10 V diperkirakan akan terjadi banyak kesalahan dalam
nilai pengukuran tahanan.
6. Mengecek penghubung atau penjepit pada elektroda utama dan elektroda bantu
dengan mensetting range switch ke 2000 Ω dan tekan tombol ” PRESS TO
TEST ”. Jika tahanan elektroda utama terlalu tinggi atau menunjukkan simbol ” . .
. ” yang berkedip-kedip maka perlu dicek penghubung atau penjepit pada
elektroda utama.
7. Melakukan pengukuran. Mensetting range switch ke posisi yang diinginkan dan
tekan tombol ” PRESS TO TEST ” selama beberapa detik.
8. Mencatat nilai ukur tahanan yang muncul dari Digital Earth Resistance Tester.
9. Mengembalikan posisi tombol ” PRESS TO TEST ” ke posisi awal.
10.Melakukan pengujian tahanan untuk kedalaman elektroda yang berbeda dengan
langkah 3, 7, 8, 9.
11. Perubahan kedalaman elektroda utama adalah sebesar 0.5 m pada tiap tiap
pengukuran.
V. Karakteristik Sistem Pentanahan yang Efektif
Adapun karakteristik sistem pentanahan yang efektif antara lain adalah:
1. Terencana dengan baik, semua koneksi yang terdapat pada sistem harus merupakan
koneksi yang sudah direncanakan sebelumnya dengan kaidah-kaidah tertentu.
2. Verifikasi secara visual dapat dilakukan.
3. Menghindarkan gangguan yang terjadi pada arus listrik dari perangkat.
4. Semua komponen metal harus ditahan/diikat oleh sistem pentanahan, dengan tujuan
untuk meminimalkan arus listrik melalui material yang bersifat konduktif pada
potensial listrik yang sama
R = A+B+C+D+E
Dari persamaan tersebut semakin besar nilai indeks akan semakin besar kebutuhan
bangunan tersebut akan sistem proteksi petir.Beberapa Indeks perkiraan bahaya petir di
tunjukkan ke dalam tabel berikut ini :
Indeks A : Bahaya berdasarkan jenis bangunan:
Penggunaan dan isi Indeks A
Bangunan biasa yang tidak perlu
diamankan baik bangunan maupun -10
isinya
Karena gejala alami, seperti kilat, tanah digunakan untuk membebaskan sistem dari arus
sebelum personil atau pelanggan dapat terluka atau komponen sistem yang peka dapat
rusak.
Karena potensial dalam kaitan dengan kegagalan sistem tenaga listrik dengan kembalian
tanah, tanah membantu dalam memastikan operasi yang cepat menyangkut relay proteksi
sistem daya dengan menyediakan jalan arus gagal tahanan rendah tambahan. Jalan tahanan
rendah menyediakan tujuan untuk mengeluarkan potensial secepat mungkin. Tanah harus
mengalirkan potensial sebelum personil terluka atau sistem telepon rusak.
Bagian-bagian yang Ditanahkan
Dalam sebuah instalasi listrik ada empat bagian yang harus ditanahkan atau sering juga
disebut dibumikan. Empat bagian dari instalasi listrik ini adalah:
a) Semua bagian instalasi yang terbuat dari logam (menghantar listrik) dan dengan
mudah bisa disentuh manusia. Hal ini perlu agar potensial dari logam yang mudah
disentuh manusia selalu sama dengan potensial tanah (bumi) tempat manusia
berpijak sehingga tidak berbahaya bagi manusia yang menyentuhnya.
b) Bagian pembuangan muatan listrik (bagian bawah) dari lightning arrester. Hal ini
diperlukan agar lightning arrester dapat berfungsi dengan baik, yaitu membuang
muatan listrik yang diterimanya dari petir ke tanah (bumi) dengan lancar.
c) Kawat petir yang ada pada bagian atas saluran transmisi. Kawat petir ini
sesungguhnya juga berfungsi sebagai lightning arrester. Karena letaknya yang ada di
sepanjang saluran transmisi, maka semua kaki tiang transmisi harus ditanahkan agar
petir yang menyambar kawat petir dapat disalurkan ke tanah dengan lancar melalui
kaki tiang saluran transmisi.
d) Titik netral dari transformator atau titik netral dari generator. Hal ini diperlukan dalam
kaitan dengan keperluan proteksi khususnya yang menyangkut gangguan hubung
tanah.
Piranti yang digunakan dalam sistem proteksi kelistrikan, meliputi penggunaan alat-alat
proteksi yang sesuai dengan klasifikasi dari IEC (International Electrotechnical Commission)
dan VDE (Verband Deutscher Elektrotechniker), yaitu sebagai berikut :
1. Class B (Arrester for lightning protection equipotential bonding), adalah alat-alat
proteksi yang terhubung pada sistem ikatan penyama potensial (equipotential
bonding). Alat-alat proteksi pada class B dirancang sedemikian rupa sehingga mampu
menahan tegangan berlebih yang terjadi pada kasus sambaran petir langsung, dan
mengalirkan kelebihan tegangan tersebut ke tanah dengan segera. Alat-alat proteksi
class B terutama digunakan untuk sistem proteksi pada bangunan yang memiliki
instalasi proteksi petir eksternal.
2. Class C (Arrester for overvoltage protection), digunakan untuk sistem proteksi pada
bangunan yang tidak memiliki instalasi proteksi petir eksternal, sehingga
kemungkinan terjadinya tegangan berlebih adalah melalui suplai tegangan dari PLN.
3. Class D (Arrester for mobile use on socket-outlets for overvoltage), alat proteksi yang
dipasang pada stop-kontak (socket-outlet) untuk penggunaan alat-alat elektronik yang
sensitif terhadap gangguan yang ditimbulkan oleh tegangan berlebih.
Sebuah sistem TN-C-S, memiliki saluran netral dari peralatan distribusi utama (sumber
listrik) terhubung dengan bumi dan pembumian pada jarak tertentu disepanjang saluran
netral yang menuju konsumen, biasanya disebut sebagai Protective Multiple Earthing (PME).
Dengan sistim ini konduktor netral dapat berfungsi untuk mengembalikan arus gangguan
pentanahan yang mungkin timbul disisi konsumen (instlasi) kembali kesumber listrik. Pada
sistim ini, instalasi peralatan pada konsumen tinggal menghubungkan pentanahannya pada
terminal (saluran) yang telah disediakan oleh sumber listrik.
Sistem tenaga listrik TN mempunyai satu titik yang dibumikan langsung, BKT instalasi
dihubungkan ke titik tersebut oleh penghantar proteksi. Di mana fungsi netral dan fungsi
proteksi tergabung dalam penghantar tunggal di seluruh sistem.
Pada sistem TT, bagian netral sumber listrik tidak terhubung langsung dengan
pembumian netral pada sisi konsumen (instalasi peralatan). Pada sistim TT, konsumen
harus menyediakan koneksi mereka sendiri ke bumi, yaitu dengan memasang elektroda
bumi yang cocok untuk instalasi tersebut .