Anda di halaman 1dari 4

Review

Infeksi Herpes Simpleks Dalam Kehamilan

Fauzia Andrini Djojosugito*

ABSTRACT
Herpes simplex virus is one the most common causes of sexually transmitted diseases. This infection is common in
reproductive age women and can cause severe sequealae for fetus and neonates because this virus can be transmitted
to the fetus during pregnancy and the newborn. Infection of Herpes simplex can occurs as first or primary infection
and recurrent infection. Most of the case is asymptomatic. Rarely during intrauterine, the risk of transmission of
maternal-fetal can be increased during the last trimester of pregnancy and delivery. Based on type of infection,
primary or recurrent, performing a treatment with antiviral drugs or caesarean section delivery can decrease the risk
of neonatal infection

Keywords : Infection, Herpes simplex, pregnancy

Infeksi Herpes simplex virus (HSV) kali lipat mulai dari 16.986 pasien di tahun 1970
merupakan salah satu virus penyebab infeksi menjadi 160.000 di tahun 1995 per 100.000 pasien yang
menular seksual yang meluas di seluruh dunia. berkunjung.2
Epidemilogi Prevalensi anti bodi dari HSV-1 pada Dalam dekade terakhir, investigasi telah cukup
sebuah populasi bergantung pada faktor-faktor didokumentasikan peningkatan frekuensi herpes genital
seperti negara, kelas sosial ekonomi dan usia. virus simplex tipe 1 (HSV-1) dibandingkan dengan
HSV-1 umumnya ditemukan pada daerah oral infeksi HSV-2. Tren ini telah dilihat baik di Eropa
pada masa kanak-kanak, terlebih lagi pada kondisi maupun di Amerika Serikat, dan secara komprehensif
sosial ekonomi terbelakang. Kebiasaan, orientasi didokumentasikan di New South Wales, Australia, pada
seksual dan gender mempengaruhi HSV-2. HSV-2 p 255 edisi ini STI. Isu yang diangkat oleh pengamatan
prevalensinya lebih rendah dibanding HSV-1 dan ini memiliki implikasi untuk memahami perubahan HSV
lebih sering ditemukan pada usia dewasa yang seroprevalence dan perilaku seksual dari waktu ke
terjadi karena kontak seksual. Prevalensi HSV-2 waktu, dan untuk manajemen pasien dan konseling.
pada usia dewasa meningkat dan secara signifikan Pertama-tama, perlu diakui bahwa genital HSV-1 infeksi
lebih tinggi Amerika Serikat dari pada Eropa dan telah umum dikenal. Sebagai contoh, sebuah penelitian
kelompok etnik kulit hitam dibanding kulit putih. di Jepang perempuan, diterbitkan pada tahun 1976,
didokumentasikan 43% dari herpes genital yang
Seroprevalensi HSV-2 adalah 5 % pada populasi
disebabkan oleh HSV-1. Pada tahun 1977, sebuah studi
wanita secara umum di inggris, tetapi mencapai
klinik kesehatan universitas menunjukkan bahwa 37%
80% pada wanita Afro-Amerika yang berusia
dari wanita dengan diagnosis klinis herpes genital
antara 60-69 tahun di USA.
memiliki HSV-1 terisolasi 0,3 di antara orang-orang
Herpes genital mengalami peningkatan antara
dengan herpes genital baru, diperoleh di Seattle pada
awal tahun 1960-an dan 1990-an. Di inggris laporan
pasien dengan herpes genital pada klinik PMS
pertengahan hingga akhir 1980an, 32% memiliki genital
meningkat enam kali lipat antara tahun 1972-1994. HSV-1 infection. Namun, beberapa penelitian juga
Kunjungan awal pada dokter yang dilakukan oleh dilakukan telah menunjukkan bahwa proporsi relatif dari
pasien di Amerika Serikat untuk episode pertama dari genital HSV-1 isolat telah meningkat bahkan lebih
herpes genital meningkat sepuluh mencolok dalam dua penjelasan dekade.
* Penulis untuk korespondensi : Bagian Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Riau,
Alamat : Jl. Diponegoro No. 1 Telp. 0761-839264, ext 209

1
JIK, Jilid 10, Nomor 1, Maret 2016, Hal. 1-4

Infeksi HSV pada Saat Kehamilan lebih besar.11,16 Ketika infeksi primer didapatkan
Infeksi HSV pada kehamilan dapat terjadi pada akhir kehamilan, maka tubuh ibu tidak sempat
secara primer maupun rekuren, keduanya dapat untuk membentuk antibodi untuk menekan replikasi
menyebabkan efek pada janin yang dikandungnya virus sebelum terjadinya persalinan.5
berupa abnormalitas pada neonatus. Selain itu HSV Infeksi HSV pada neonatus lebih sering terjadi
dapat menyebabkan tampilan klinis yang lebih berat (sekitar 50% kasus) pada ibu dengan infeksi primer
pada ibu hamil dibandingkan ibu yang tidak dibandingkan ibu dengan infeksi rekuren dan
hamil.5,11 Infeksi primer terutama pada herpes menyebabkan infeksi neonatal yang berat. 5,11
genitalis dalam kehamilan menimbulkan infeksi Sembilan puluh persen neonatal herpes didapatkan
yang lebih berat pada neonatus, terlebih pada pada masa perinatal, yaitu pada saat kelahiran
penderita yang belum memiliki antibodi terhadap pervaginam melalui sekret vagina yang
HSV.1,9 terkontaminasi HSV, sedangkan sisanya didapatkan
Jika infeksi HSV terjadi pada saat segera setelah kelahiran.5,9,11
intrapartum atau post partum maka dapat
menyebabkan infeksi pada neonatus berupa penyakit
HSV yang terlokalisir pada kulit, mata dan atau Infeksi Rekuren HSV pada Kehamilan
mulut (SEM); encephalitis HSV dengan atau Infeksi HSV dapat mengalami reaktivasi pada
kelainan pada kulit, mata, mulut; dan HSV traktus genitalis secara asimptomatis maupun
diseminata berupa disfungsi organ berat dengan simtomatis. Gejala klasik dan lebih sering
mortalitas mencapai 80% tanpa terapi.5 Tujuh puluh disebabkan oleh HSV-2 adalah lesi pada daerah kecil
sampai 85% infeksi HSV pada neonatus disebabkan di genital berupa vesikel yang berkelompok yang
oleh HSV-2, sedangkan sisanya disebabkan oleh dapat menjadi ulserasi dan berkrusta, tetapi lesi ini
HSV-1.5 lebih kecil dan sedikit dibandingkan infeksi primer.11
Infeksi HSV yang terjadi pada akhir trimester Infeksi rekuren HSV ditandai dengan
kehamilan meningkatkan risiko terjadinya infeksi timbulnya antibodi terhadap tipe HSV yang sama
neonatal sekitar 30-50% dibandingkan infeksi pada dan gejala herpes yang biasanya lebih ringan (7-10
awal kehamilan sebesar 1%.5 Infeksi primer HSV hari) dibandingkan infeksi primer. Mayoritas infeksi
pada saat trimester dua atau tiga dapat menimbulkan rekuren disebabkan oleh HSV-2 karena virus ini
prematuritas dan abnormalitas pada fetus karena lebih sering bereaktivasi dibandingkan HSV-1.1-4
lebih berisiko untuk mentransmisikan virus kepada
janin, sedangkan infeksi rekuren cenderung
menimbulkan risiko yang lebih rendah pada fetus. Diagnosis
Sebaliknya hubungan antara infeksi HSV dengan
kejadian keguguran pada trimester pertama masih Infeksi HSV genitalis primer yang simtomatis
kontroversial.1,9,10 dengan periode inkubasi 2-20 hari menyebabkan
kulit melepuh dan ulserasi pada genitalia eksterna
Infeksi HSV pada kehamilan baik itu infeksi dan serviks serta nyeri pada vulva, disuria, vaginal
primer maupun rekuren dapat terjadi simtomatis dan discharge, dan limfadenopati lokalisata.5 Selain itu
asimtomatis. Kebanyakan infeksi HSV pada dapat disertai demam, nyeri kepala dan mialgia.
neonatus (70%) disebabkan oleh wanita hamil yang Walaupun begitu, infeksi HSV genitalis seringkali
asimtomatis. 1,5 sulit ditegakkan karena sering muncul gejala yang
tidak spesifik, sangat ringan, atau tidak bergejala.
Infeksi Primer HSV pada Kehamilan Oleh karena itu, penting untuk dilakukan
Infeksi primer pada wanita yang sedang hamil pemeriksaan penunjang untuk kepentingan
menimbulkan tampilan klinis yang lebih berat diagnostik, konseling, dan manajemen terapi.1-3
dibandingkan wanita yang tidak hamil. 11 Lesi Semua ibu hamil yang bergejala dan berisiko
gingivostomatitis dan vulvovaginitis herpetika tinggi harus dilakukan pemeriksaan penunjang
cenderung lebih menyebar dan risiko terjadinya berupa teknik deteksi virus dengan kultur virus atau
gejala pada organ visceral (hepatitis, encephalitis) PCR. Teknik PCR dapat menggantikan teknik kultur

2
Fauzia Andrini Djojosugito, Infeksi Herpes Simpleks Dalam Kehamilan

virus karena PCR mempunyai sensitivitas yang artinya risiko transmisi HSV kepada fetus rendah
tinggi. Pemeriksaan serologi untuk deteksi antibodi karena neonatus telah terproteksi oleh antibodi
terhadap HSV-1 atau HSV-2 juga dapat dilakukan.1,9 maternal, maka tindakan sectio sesaria tidak perlu
dilakukan. Jika infeksi primer didapatkan pada
Pada pemeriksaan antenatal, suami atau trimester 3 kehamilan, maka tindakan sectio sesaria
pasangan ibu hamil juga harus diwawancarai. Jika harus dilakukan karena serokonversi yang adekuat
suami terindikasi menderita infeksi menular seksual tidak akan terjadi pada 4 sampai 6 minggu gestasi
maka disarankan untuk menghindari hubungan akhir sehingga bayi berisiko untuk terinfeksi jika
seksual terutama pada trimester ketiga kehamilan dilahirkan pervaginam.1,3,4,5,16
atau penggunaan kondom pada saat berhubungan
seksual.5 b. Manajemen terapi infeksi HSV rekuren pada
kehamilan
Terapi
Wanita hamil dengan episode klinis pertama Pencegahan
atau rekuren dapat diterapi dengan acyclovir atau Hingga saat ini tidak ada satupun bahan
valacyclovir. Walaupun penggunaan kedua obat ini yang efektif mencegah HSV. Kondom dapat
tidak meningkatkan kemungkinan terjadinya
menurunkan transmisi penyakit, tetapi penularan
abnormalitas pada fetus, tetapi efek obat tersebut
masih dapat terjadi pada daerah yang tidak tertutup
pada jangka panjang masih membutuhkan evaluasi
lebih lanjut.5,17 kondom ketika terjadi ekskresi virus. Spermatisida
yang berisi surfaktan nonoxynol-9 menyebabkan
Risiko tertinggi infeksi neonatal terjadi jika ibu
HSV menjadi inaktif secara invitro. Di samping itu
hamil terinfeksi HSV pada trimester ketiga
yang terbaik, jangan melakukan kontak oral genital
kehamilan.13 Oleh karena itu persalinan secara sectio
sesaria merupakan keharusan pada wanita hamil pada keadaan dimana ada gejala atau ditemukan
yang terinfeksi HSV primer maupun non primer herpes oral. 8
pada trimester akhir kehamilan. Selain itu, Secara ringkas ada 5 langkah utama untuk
membatasi penggunaan monitoring invasif pada
pencegahan herpes genital yaitu :
wanita yang akan bersalin dapat menurunkan
kejadian infeksi neonatal.13-15  Mendeteksi kasus yang tidak diterapi, baik
Selain itu, pada berbagai penelitian, pemberian simtomatik atau asimptomatik
acyclovir dan valacyclovir kepada ibu hamil dari  Mendiagnosis, konsul dan mengobati individu
umur 36 minggu gestasi sampai persalinan dapat yang terinfeksi dan follow up dengan tepat.
menurunkan frekuensi manifestasi klinis,  Skrining disertai diagnosis dini, konseling dan
penyebaran virus pada saat persalinan sehingga pengobatan sangat berperan dalam
mengurangi dilakukannya tindakan section sesaria, pencegahan
dan penurunan risiko transmisi vertikal. 5,18,19
Walaupun begitu, terdapat penentuan cara Kesimpulan
persalinan menurut status infeksi HSV yang diderita,
yaitu : Herpes genital adalah penyakit kronis yang
dapat dicegah. Penyakit yang simtomatis dapat
a. Manajemen infeksi HSV primer pada kehamilan menyebabkan morbiditas secara fisik dan
Jika infeksi primer terjadi pada trimester 1 atau psikososial, walaupun sebagian besar infeksi HSV
2 kehamilan, disarankan untuk melakukan kultur adalah subklinis. Manifestasi klinis infeksi HSV
virus dari sekret genital pada umur kehamilan dapat bermacam-macam, oleh karena itu setiap ibu
32 minggu. Jika 2 kali hasil kultur hamil yang diduga menderita infeksi HSV harus
menunjukkan hasil negatif dan tidak ada lesi dikonfirmasi dengan pemeriksaan penunjang.
genital herpetika aktif pada saat persalinan, Manajemen herpes genital kepada pasien harus
maka dimungkinkan untuk dilakukan meliputi pengobatan antiviral, konseling dan edukasi
persalinan pervaginam. Jika terjadi mengenai pencegahan transmisi.1,5
serokonversi pada saat persalinan, yang

3
JIK, Jilid 10, Nomor 1, Maret 2016, Hal. 1-4

DAFTAR PUSTAKA 11. Sauerbrei A, Wutzler P. Herpes simplex and


varicella-zoster virus infection during pregnancy
1. Anzivino E, Fioriti D, Mischitelli M, Bellizzi
: current concept of prevention, diagnosis and
A, Barucca V, Chiarini F,et al. Herpes simplex
therapy. Part 1: Herpes simplex virus infection.
virus infection in pregnancy and in neonate:
J Med Microbiol Immunol 2007; 196: 89-94.
status of art of epidemiology, diagnosis, therapy
and prevention. J Virology 2009; 6: 40. 12. Brown Z. Preventing herpes simplex virus
transmission to the neonate. Herpes 2004; 11:
2. Cusini M, Ghislanzoni M. The importance of
175-186.
diagnosing genital herpes. J Antimicrob
Chemother 2001; 47: 9-16. 13. Henrot A. Mother-infant and indirect
transmission of HSV infection: treatment and
3. Kriebs JM. Understanding herpes simplex virus:
prevention. Ann Dermatol Venereol 2002; 129:
transmission, diagnosis, and considerations in
533-49.
pregnancy management. J Midwifery Womens
Health 2008; 53: 202-208. 14. Elbhar MA, Sifer C. Pathogenesis of HSV and
CMV infections in pregnancy. Inf Dis in Obs
4. Baker DA. Consequences of herpes simplex
and Gyn 1997; 5:133-141.
virus in pregnancy and their prevention. Curr
Opin Infect Dis 2007; 20: 73-76. 15. Brown ZA, Wald A, Morrow RA, Selke S, Zeh
J, Corey L. Effect of serologic status and
5. Straface G, Selmin A, Zanardo V, Santis Marco
cesarean delivery on transmission rates of herpes
de, Ercoli A, Scambia G. Herpes simplex virus
simplex virus from mother to infant. JAMA
infection in pregnancy. Infection diseases in
2003; 2: 203-209.
obstetrics and gynecology 2012; 1-6
16. Sauerbrei A, Wutzler P. Serological detection
6. Cusini M, Cusan M, Parolin C et al.
of type specific IgG to herpes simplex virus by
Seroprevalence of herpes simplex virus type 2
novel ELISAs based on recombinant and highly
infection among attendees of sexually
purified glycoprotein G. Clin Lab 2004; 50: 425-
transmitted disease clinic in Italy. Sexually
429.
Transmitted Diseases 2000; 27(5): 292-295.
17. Centers for Disease Control and Prevention.
7. Cunningham AL, Lee FK, Ho W et al. Herpes
Sexually transmitted diseases treatment
simplex virus type 2 antibody in patients
guidelines, morbidity and mortality weekly
attending antenatal or STD clinics. Medical
report. 2006; 55: 1-94
Journal of Australia 2002; 186: 525-528.
18. Sheffield JS, Hill JB, Hollier LM, Laibl VR,
8. Andrews WW, Kimberlin DF, Whitley R, Cliver
Roberts SW, Sanzhez PJ, Wendel GD.
S, Ramsey PS, Deeter R. Valacyclocir therapy
Valacyclovir prophylaxis to prevent recurrent
to reduce recurrent genital herpes in pregnant
herpes at delivery: a randomized clinical trial.
woman. Am J Obstet Gynecol 2006; 194: 774-
Obstet Gynecol 2006; 108: 141-147.
781.
19. Watts DH, Brown ZA, Money D, Selke S, Huang
9. Kim DI, Chang HS, Hwang KJ. Herpes simplex
ML, Sacks SL, Corey L. A double blind,
virus 2 infection rate and necessity of screening
randomized, placebo-controlled trial of
during pregnancy: a clinical and
acyclovir in late pregnancy for reduction of
seroepidemiology study. Yonsei Med J 2012;
herpes simplex virus sheedng and cesarean
53(2): 401-407.
delivery. Am J Obstet Gynecol 2003; 188: 836-
10. Kapranos NC, Kotronias DC. Detection of 843.
herpes simplex virus in first trimester pregnancy
loss using molecular techniques. In vivo 2009;
23: 839-842.

Anda mungkin juga menyukai