Abstrak
Efek destruktif gempa bumi terhadap gedung dapat menimbulkan kerugian baik materil
maupun korban jiwa. Saat ini telah ditemukan teknologi yang dapat mengisolasi gaya gempa
pada gedung yakni base isolation system. Base isolation system merupakan suatu elemen yang
berfungsi untuk meredam atau mereduksi gaya gempa pada gedung. Tulisan ini bertujuan untuk
merencanakan bangunan dengan menerapkan isolasi dasar sebagai salah satu alternatif untuk
mereduksi beban gempa pada gedung. Tahapan perencanaan meliputi preliminary design
elemen struktur, analisis pembebanan, perencanaan dimensi base isolation dan perhitungan
tulangan elemen struktur. Untuk beban gempa digunakan analisis dinamis respon spektrum.
Gedung perkuliahan termasuk bangunan dengan kategori risiko IV menurut (SNI 1726 : 2012).
Studi kasus yang diambil yaitu gedung perkuliahan kampus UIN Imam Bonjol Padang dengan
tinggi: 16,5 m, panjang: 48 m, lebar: 19 m dan luas: 1064 m2. Luaran utama yang dihasilkan
berupa dimensi base isolator, dimensi dan penulangan elemen struktur. Dari hasil perencanaan,
diperoleh base isolator jenis high damping rubber bearing dengan diameter 650 mm, tinggi 354
mm. Dengan penggunaan base isolator pada gedung yang ditinjau, rasio tulangan balok
tereduksi sebesar 27,27 %.
Kata kunci : gempa bumi, base isolator, respon spektrum, struktur gedung
DESIGN OF EARTHQUAKE RESISTANCE BUILDINGS
USING BASE ISOLATION SYSTEM
Case Study : College Building UIN Imam Bonjol Padang
Abstract
The destructive effects of earthquakes on buildings can inflict on material losses and fatalities.
So today has been discovered a technology which can isolate the seismic forces on buildings
and the technology so called the Base Isolation System. Base Isolation system is an element
that can suppress or reducing seismic forces on the building. This literature intends to design a
building with implementing base isolation as an alternative to reduce seismic load on buildings.
The planning stages including preliminary design of structural elements, load analysis, base
isolation dimension design, and designing structural reinforcement. Dynamic response
spectrum analysis used for identifying the seismic load. According to (SNI 1726 : 2012),
College building is categorized as risk category IV. Is taken as a case study UIN Imam Bonjol
college building in Padang, with building height of 16,5 m, length 48 m, 19 m width and
covering a total area of 1064 m2. The primary outcomes of this study are base isolator
dimensions, reinforcement of structural element and dimensions. The result from design and
calculation is a base isolator with high damping rubber bearing type, with 650 mm diameter
and 354 mm height. With the use of the base isolator in buildings under study, the beam
reinforcement ratio is reduced by 27.27 %.
II hw = 48 cm Ya = 41,76 cm
= 972878,59 cm4
Ibtotal = Ixb1 + Ixb2
bw = 40 cm = 450500,20 + 972878,59
Gambar 7. Peninjauan Balok Induk = 1423378,79 cm4
αf untuk arah memanjang dan melintang Momen inersia pelat arah memanjang
dengan balok 40/60 cm dengan asumsi adalah sebagai berikut:
tebal pelat 12 cm 1
Is = x b x h3
12
(i) be = 16 hf + bw = (16.12)+40
1
= x 362,5 x 123
= 410 cm 12
(ii)be = ln + bw = 370 + 40 = 232 cm = 52200 cm4
Nilai be ambil yang terkecil, be = 232 Maka,
cm E cb .I b 1423378,79
α1 = α2 = = =
A1 . y1 A2 . y 2 E cs .I s 52200
ya =
A1 A2
27,27
(232 x12)54 (40 x48)24 Balok anak arah memanjang dan
=
(232 x12) (40 x48)
melintang
= 41,76 cm (dari bawah) be = 212 cm
yb = h – ya I hf = 12 cm Yb = 7,86 cm
= 60 – 41,76
= 18,24 cm (dari atas) II
hw = 18 cm Ya = 22,14 cm
= 22,14 cm (dari bawah) 15,01 > 2,0 maka tebal pelat minimum
yb = h – ya disyaratkan 90 mm
= 30 – 22,14 fy 400
ln 0,8 7960 0,8
= 7,86 cm (dari atas) h 1400
1400
36 9 36 (9 x1)
= 87,46 mm ~ 120 mm > 90
1
Ix = ( x b x h3 + b x h x y2)
12
Tabel 1. Resume Dimensi Pelat
y adalah jarak titik berat ke garis
netral. Pelat Lantai Tebal (cm)
1 Atap 5 10
Ixb1 =( x 212 x 123) + (212 x
12
12 x 4,142 ) 3. Perencanaan Dimensi Kolom
Komponen Beban Gravitasi
= 74131,14 cm4
1
Ixb2 =( x 20 x 183) + (20 x 18
12
x 13,142 )
= 71877,46 cm4
Ibtotal = Ixb1 + Ixb2
= 146008,60 cm4
Momen inersia pelat arah memanjang : Perhitungan beban akibat muatan
1 lantai :
Is = x b x h3
12 a. Lantai Atap
Beban hidup = (W2+W3) ( 8 x 8 ) = 96,0 kN
1
= x 370 x 123 Beban mati = (W1+W5+W7+W9) (8x8) + (W10+W11) (8x2)
12 = 344,64 kN
= 53280 cm4
Maka,
b. Lantai tipikal 2. Lantai Tipikal 2-4
Beban hidup = W12 (8x8) = 160 kN a. Beban mati
Beban mati = (W4+W5+W6+W7+W9) (8x8) + (W8) (8x3,5x2) - Berat Keramik = 0,24 kN/m
2
Jadi, 3. Lantai 1
1. Lantai Atap a. Beban mati
Wu = 1,2 DL + 1,6 LL - Berat Keramik = 0,24 kN/m
2
= 567,2 2
- Berat Plesteran t = 3cm = 0,03 x 21 = 0,63 kN/m
2
- Instalasi ME + Plumbing = 0,25 kN/m
2. Lantai Tipikal 1 sampai 4
2
Wu = 1,2 DL + 1,6 LL DL = 1,12 kN/m
2
= 935,296 b. Beban Hidup gedung perkuliahan LL = 2,5 kN/m
h = 22,69 / 0,5
E. Perhitungan Respon Spektrum untuk
h = 45,37 cm
Analisis Gempa Dinamik
Direncanakan dimensi kolom 50 x 50
Menentukan Faktor Keutamaan dan
cm
Kategori Risiko Struktur Bangunan
Dimensi Kolom Lantai 1-3
Berdasarkan SNI 1726-2012 tabel 1,
sesuai dengan jenis pemanfaatan fungsi
gedung yaitu perkantoran diperoleh
kategori risiko IV dimana faktor
keutamaan gempa, Ie 1,50.
Menentukan Parameter Percepatan
Direncanakan dimensi kolom 65 x 65
Gempa (Ss,S1)
cm
D. Perhitungan Beban Gravitasi
1. Lantai Atap
a. Beban mati
2
- Berat Plafond + Penggantung = 0,20 kN/m
- Berat Plesteran t = 2cm = 0,02 x 21 = 0,42 kN/m2
2
- Instalasi ME + Plumbing = 0,25 kN/m
DL = 0,87 kN/m2
b. Beban Hidup
- Berat air hujan = 0,05 x 10 = 0,50 kN/m2
- Beban hidup = 1,00 kN/m2 Gambar 9. Respon Spektral Percepatan
LL = 1,5 kN/m2
Sei. Bangek, Padang
Menentukan Kelas Situs data berupa gaya aksial pada masing-
Klasifikasi Situs (jenis tanah) = Tanah masing titik kolom bangunan untuk
lunak (analisa didasarkan pada hasil N keperluan perencanaan dimensi base
SPT boring log) isolator yang cocok untuk bangunan 4
Koefisien Situs lantai. Untuk perencanaan dimensi base
- Fa = 0,9 isolator diperlukan data-data berikut :
- Fv = 2,4 Beban pada Bearing (W) = 3914495,4 N
Parameter Spektral Desain Berat total struktur (Wt) = 44653804,8 N
Parameter spektrum respon percepatan : Shear Modulus (G) = 0,392 Mpa
- SMS = 1,306 Jumlah bearing (n) = 33 unit
(Ec) Pcrit =
Modulus geser dengan regangan yang
Pcrit = 13171399 N
kecil terjadi saat γ = 20% dimana
properties bantalan adalah :
G0,2 = 1,4 Mpa
Nilai safety factor untuk mencegah terjadinya buckling adalah : 1. Assign perletakan sebagai
SF = Pcrit = 13171399 = 3,36 > 3
W 3914995,4
Link/support properties
= 0,62 m
As = ρ x b x d - Koefisien Tahanan
Dimana : Rn = Mn/b.d2
dilakukan penabelan.
Sket Gambar L y /L x
Momen
x
Mu Øperkiraan d Rn
ρmin
As perlu S Øreal Jarak As real
Resume
- Hitung Kekuatan Beton menahan
Bagian (kN.m) (mm) (mm) (N/mm2) (mm2) mm (mm) (mm) (mm2)
Mlx 31 5,364 8 96 0,728 560 89,76 10 200 392,7 D 10 - 200
Mly 39 6,748 8 88 1,089 513,33 97,92 10 225 349,07 D 10 - 225 geser
Mtx 91 -15,746 8 96 -2,136 560 89,76 10 200 392,7 D 10 - 200
Vc = 1/6 √fc’ bd
1,00 0,0058
Mty - - - - - - - - - - - - - -
Mtix - 2,682 8 96 0,364 560 89,76 10 200 392,7 D 10 - 200
Mtiy - 3,374 8 88 0,545 513,33 97,92 10 225 349,07 D 10 - 225
Mlx 51,5 8,911 8 96 1,209 560 89,76 10 200 392,7 D 10 - 200 Dimana :
Mly 35,5 6,143 8 88 0,992 513,33 97,92 10 225 349,07 D 10 - 225
Mtx 105 -18,168 8 96 -2,464 560 89,76 10 200 392,7 D 10 - 200
1,30
Mty - - - - -
0,0058
- - - - - - - - - Vc = Kemampuan beton
Mtix - 4,456 8 96 0,604 560 89,76 10 200 392,7 D 10 - 200
Mtiy - 3,071 8 88 0,496 513,33 97,92 10 225 349,07 D 10 - 225
Menahan gaya geser
2. Hitung Penulangan Balok fc’ = Mutu beton
Tulangan Lentur Balok b = Lebar balok
- Hitung Momen Nominal d = Tinggi efektif balok
Mn = Mu/ϕ - Hitung gaya geser nominal
Dimana :
Vn = Vu/ф Tabel 7. Perhitungan Tulangan Lentur
Dimana : Balok, Portal As N – Arah Y
n Resume
Vn = gaya geser nominal Lantai Mu (kN.m) Rn ρ ρdipakai As As' As tul
Tarik Tekan Tarik Tekan
Tumpuan 432,12 4,13 0,011 0,0113 2444,31 1222,16 380,13 6,430 3,215 6 D 22 3 D 22
1
Vu = gaya geser ultimate Lapangan 297,18 2,84 0,008 0,0076 1627,96 813,979 380,13 4,283 2,141 4 D 22 2 D 22
Tumpuan 484,8 4,64 0,013 0,0129 2779,51 1389,76 380,13 7,312 3,656 7 D 22 4 D 22
2
Ф = faktor reduksi Lapangan 284,19
Tumpuan 413,09
2,72 0,007 0,0072 1552,25 776,126 380,13 4,083 2,042
3,95 0,011 0,0108 2325,63 1162,81 380,13 6,118 3,059
4 D 22 2 D 22
6 D 22 3 D 22
3
Vn = Vc + Vs
Tabel 8. Perhitungan Tulangan Geser Balok,
Dimana :
Portal As 6 – Arah X
Vn = gaya geser nominal Vu Vn Vc Vs S Smax Sdipakai
Lantai
(kN) (N) (N) (N) (mm) (mm) (mm)
Vc = kemampuan beton menahan Tumpuan 242,6979 323,60 196,815 323,597 125,59 150 120
1
Lapangan 222,6181 296,82 196,815 296,824 136,91 150 130
gaya geser 2
Tumpuan 236,6941 315,59 196,815 315,592 128,77 150 100
Lapangan 239,0486 318,73 196,815 318,731 127,50 150 120
Tumpuan 217,8254 290,43 196,815 290,434 139,93 150 130
Vs = gaya geser kapasitas beton 3
Lapangan 218,5133 291,35 196,815 291,351 139,49 150 130
Tumpuan 192,0427 256,06 196,815 256,057 158,71 150 150
4
yang ditahan tulangan geser Lapangan 182,9550 243,94 196,815 243,940 166,60 150 150
Tumpuan 136,3929 181,86 196,815 181,857 223,47 150 150
Atap
- Tulangan geser yang diperlukan Lapangan 136,8962 182,53 196,815 182,528 222,65 150 150
1
Tumpuan 392,53 3,75 0,010 0,0102 2198,83 1099,42 380,13 5,784 2,892 6 D 22 3 D 22
𝑀𝑢𝑥
Lapangan 268,42 2,57 0,007 0,0068 1460,95 730,475 380,13 3,843 1,922 4 D 22 2 D 22
ey =
2
Tumpuan 394,87 3,78 0,010 0,0103 2213,18 1106,59 380,13 5,822 2,911 6 D 22 3 D 22
𝑃𝑢
Lapangan 297,11 2,84 0,008 0,0075 1627,52 813,761 380,13 4,281 2,141 4 D 22 2 D 22
Tumpuan 352,35 3,37 0,009 0,0091 1954,9 977,448 380,13 5,143 2,571 5 D 22 3 D 22
3
Lapangan 213,25 2,04 0,005 0,0053 1146,83 573,415 380,13 3,017 1,508 3 D 22 2 D 22
Dimana :
Tumpuan 304,78 2,91 0,008 0,0078 1672,49 836,245 380,13 4,400 2,200 4 D 22 2 D 22
4
Lapangan 194,07 1,86 0,005 0,0048 1039,48 519,741 380,13 2,735 1,367 3 D 22 2 D 22 ex = eksentrisitas momen lentur
Pelat Tumpuan 193,78 1,84 0,005 0,0048 1034,73 517,365 283,53 3,649 1,361 4 D 19 2 D 19
Atap Lapangan 164,96 1,57 0,004 0,0040 875,595 437,798 283,53 3,088 1,152 3 D 19 2 D 19 arah sumbu x
ey = eksentrisitas momen lentur Vc = Kemampuan beton
arah sumbu y Menahan gaya geser
Muy = momen ultimate arah y fc’ = Mutu beton
Mux = momen ultimate arah x b = Lebar kolom
Pu = gaya aksial ultimate - Hitung gaya geser nominal
- Eksentrisitas resultan momen Vn = Vu/ф
lentur Dimana :
Luas Tulangan n
fy = mutu baja tulangan
Lantai e/h Sumbu VertikalSumbu Horizontal r ρ Resume
(mm2) (buah)
1 0,4796 0,500 0,240 0,01 0,012 5070 13,344 16 D 22 Vs = gaya geser kapasitas beton
2 0,1723 0,312 0,054 0,01 0,012 5070 13,344 16 D 22
3 0,2473 0,166 0,041 0,01 0,012 5070 13,344 16 D 22
yang ditahan tulangan geser
4 0,3888 0,069 0,027 0,01 0,012 4225 11,120 12 D 22
h Vu Vn Pu Vs Vc S Smax Sdipakai
ρ = rasio tulangan
Lantai
(mm) (kN) (kN) (kN) (kN) (kN) (mm) (mm) (mm)
1 4000
Tumpuan 354,7490 472,9987 3501,6905 472,9987 546,0019 92,1359 150 90 b = lebar balok (mm)
Lapangan 304,7611 406,3481 3473,3014 406,3481 544,3558 107,2484 150 100
Tumpuan 345,5611 460,7481 2184,6168 460,7481
2 3500
Lapangan 241,6593 322,2124 2159,7764 322,2124
469,6348 94,5857
468,1945 135,2529
150
150
90
130
d = tinggi efektif penampang (mm)
Tumpuan 224,0174 298,6899 1165,2659 298,6899 410,5305 145,9044 150 130
3 3500
Lapangan 207,9664 277,2885 1140,4255 277,2885 409,0902 157,1654 150 150
4 3500
Tumpuan 141,5430 188,7240 480,7489 188,7240 222,1876 170,9928 150 150 Tabel 12. Rasio Tulangan Balok Aktual
Lapangan 12,1401 16,1868 459,583 16,1868 221,0063 1993,6269 150 150
As
Lantai Bagian n D 2 ρ
I. Cek Rasio Tulangan salah satu elemen mm
Tumpuan 6 25 2945,2 0,012
struktur 1
Lapangan 5 25 2454,4 0,010
Tumpuan 8 25 3927,0 0,015
2
Pengecekan Rasio Tulangan dilakukan Lapangan 6 25 2945,2 0,011
Tumpuan 8 25 3927,0 0,015
pada salah satu elemen struktur. Elemen 3
Lapangan 6 25 2945,2 0,011
struktur yang dicek rasio tulangannya Tumpuan 8 25 3927,0 0,015
4
Lapangan 6 25 2945,2 0,011
yaitu tulangan lentur pada balok. Tumpuan 6 19 1701,2 0,006
Atap
Lapangan 5 19 1417,6 0,005
Pengecekan ini dilakukan pada rasio
Rasio Rata-rata = 0,011
tulangan balok aktual dengan rasio
Tabel 13. Rasio Tulangan Balok Hasil
tulangan balok hasil desain struktur
Desain
memakai base isolator. Cek rasio
As
Lantai Bagian n D 2 ρ
tulangan ini dilakukan untuk mengetahui mm
Tumpuan 6 22 2280,8 0,011
persentase rasio tulangan balok yang 1
Lapangan 4 22 1520,5 0,007
tereduksi pada gedung dengan base Tumpuan 7 22 2660,9 0,012
2
Lapangan 4 22 1520,5 0,007
isolator. Tumpuan 6 22 2280,8 0,011
3
Lapangan 4 22 1520,5 0,007
Pada balok aktual terdapat 2 dimensi
Tumpuan 6 22 2280,8 0,011
4
balok, yaitu tie beam dengan dimensi 400 Lapangan 3 22 1140,4 0,005
Tumpuan 4 19 1134,1 0,005
x 700 mm dan balok induk 500 x 600. Atap
Lapangan 3 19 850,6 0,004
Diameter tulangan utama yang digunakan Rasio Rata-rata = 0,008
Hitung persentase rasio tulangan tereduksi :
D25 dan D19, dengan diameter tulangan 11− 8
% rasio tul. tereduksi =
sengkang D13. Untuk balok hasil desain 11
sengkang D10. Pengecekan rasio tulangan Berdasarkan hasil penulisan Tugas Akhir
memakai base isolator 0,008 < 0,011 Bridgestone. 2013. Seismic Isolation Product
rasio tolangan balok aktual tanpa bas line-up. Japan: Bridgestone
isolator. Rasio tulangan balok pada Corporation.
gedung yang memakai base isolator Fah, Chen Wai. 1999. Structural Engineering
terduksi sebesar 27,27%. Handbook : Earthquake Engineering.
Dengan penulisan tugas akhir ini dapat California : CRC Press LLC.