Anda di halaman 1dari 18

BAB VIII

AQIDAH :
Iman kepada Allah dan Rasulullah

Editor Ahli :
Prof. Dr. K.H. Miftah Faridl (mantan guru besar bidang Humaniora ITB)
Dr. Yedi Purwanto (Dosen Agama Islam ITB)

Karakter yang mau dibangun dengan materi “AQIDAH : Beriman kepada Allah
dan Rasulullah” adalah (1). Keimanan bahwa Allah itu adalah Tuhan yang Esa Absolut
dan Maha Sempurna, yang berhak mengatur alam semesta dan wajib diibadahi (2).
Sikap mencintai Allah sepenuh hati dan menaatiNya seoptimal mungkin (3). Memiliki
sikap komitted kepada tawhid dan sekaligus menjauhi sikap syirik (4). Keimanan bahwa
Muhammad saw adalah rasulullah sebagai Rasul terakhir dan diutus untuk segenap
umat manusia (4). Sikap mencintai Rasulullah saw yang dimanifestasikan dalam
ketaatan kepada risalahnya dalam pengamalan hidup sehari-hari.
1. Apa makna Tuhan ?
Secara bahasa, Tuhan sinonim dengan kata God, The Lord God, Almighty God, Deity
(bahasa Inggris), Got (Belanda), Golt (Jerman), Gudd (Swedia, Norwegia), Allon (Phoenicians), Ado
(Canaanites), Adonai, Yahuwa, Elohim, Elah, Eli (Yahudi).
Secara istilah Tuhan adalah segala sesuatu yang paling dicintai, paling ditakuti dan paling
didambakan kehadirannya. Apabila seseorang lebih mencintai mobil barunya daripada segalanya
maka mobil itu menjadi Tuhan baginya. Apabila jabatan lebih dicintai melebihi segalanya maka
jabatan itu adalah tuhannya. Dengan demikian ada orang yang menuhankan harta, tahta, wanita, dll.
Pendek kata banyak manusia yang telah menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan. Allah
menegaskan : "Maka pernahkah kamu melihat orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
tuhannya ?" (QS. 45 : 23). Atasan yang menjadi tuhan bagi bawahannya biasa disebut sebagai thagut.
Manusia tinggal memilih, mau beriman kepada Allah atau mau beriman kepada thagut, mau menaati
Allah atau menaati thagut.
Dalam pandangan Al-Qur'an, semua manusia pasti bertuhan, tidak ada seorang pun yang
atheis. Jika ada manusia yang tidak bertuhan sebenarnya dia hanya ilhad atau mengingkari Allah
sebagai tuhan yang haq, lalu bertuhan kepada tuhan yang palsu, yakni hawa nafsunya. Manusia tipe
ini disebut Mulhid bukan atheis.
Penganut paham Nihilisme menyatakan bahwa tidak ada bukti-bukti signifikan yang dapat
meyakinkan hati dan dapat diterima oleh rasio, bahwa alam ini ada penciptanya. Dengan
menggunakan teori dialektika, mereka berkeyakinan bahwa alam terjadi dengan sendirinya, dengan
demikian, Tuhan pencipta alam itu tidak ada. Keberadaan tuhan sebagai pencipta alam hanyalah
kesimpulan imaginatif.
Sebenarnya penganut Nihilisme, telah membohongi intuisinya sendiri, telah
mengesampingkan bisikan nuraninya yang paling dalam. Paling tidak, mereka pasti meyakini ada
kekuatan supranatural yang berada jauh melebihi kekuasaan dirinya terutama ketika sedang
mengalami kesulitan yang tertamat dahsyat. Misalnya, pesawat terbang yang ia tumpangi, menukik
keras dan akan jatuh menghantam bumi, pasti hatinya menjerit meminta tolong kepada “sesuatu” yang
dianggapnya memiliki kekuatan gaib, walaupun permintaan tolong itu tidak diucapkan.
Coba ingat, bagaimana dulu ketika Karl Marx sebagai tokoh komunis sakratul maut, atau
ketika Fir’aun tengelam di laut Merah. Ketika Fir’aun merasa bahwa tidak seorang pun anak buah
setianya yang dapat menolongnya, ketika dia berpikir bahwa semua pengikut setianya
meningalkannya, ketika dia merasa pasti mati, dia berucap “amantu ila rabbi Musa” aku beriman
kepada Tuhannya Musa.
Sebenarnya untuk membuktikan adanya Tuhan pencipta langit dan bumi tidaklah susah.
Paling tidak, ada empat teori untuk membuktikan adanya Tuhan yakni teori kejadian, teori
keteraturan, teori gerak dan teori kausalitas. Penjelasannya sebagai berikut :
a. Teori Kejadian : Menurut hukum akal, suatu kejadian bisa terjadi atau bisa ada (wujud)
apabila ada pembuatnya, mustahil sesuatu itu ada (wujud) dengan sendirinya. Alam yang
maha luas ini pasti ada penciptanya mustahil ada dengan sendirinya. Terus tanya, siapa yang
merasa telah menciptakan alam ini ? Akal menyatakan pasti harus sesuatu yang Maha Luar
Biasa yang jauh lebih hebat daripada alam ini, lantas akal dan naluri /intuisi akan menyatakan
bahwa Tuhan itu ada.
b. Teori Keteraturan : Jika kita melihat keteraturan alam ini sungguh luar biasa,
menakjubkan. Perhatikan hewan yang sangat beragam dengan karakter masing-masing. Lihat
pula pohon buah-buahan yang bermacam-macam yang tumbuh pada sebidang tanah tetapi
menghasilkan buah yang berbeda bentuk, warna dan rasa. Ini membawa kita kepada
keyakinan bahwa ini tidak mungkin teratur sedemikian apik jika tidak ada Tuhan yang
mengaturnya.
c. Teori gerak : Perhatikan bagaimana gerakan bumi dan planet lainnya, bagaimana gerakan
sperma mengelilingi ovum, bagaimana atom mengelilingi inti atom, bagaimana ribuan planet
yang bergerak tidak tabrakan. Itu semua adalah gerak yang teratur, bukan suatu kebetulan.
Itu, membuktikan bahwa alam ini ada yang menggerakan. Penggeraknya pasti bukan alam itu
sendiri tetapi dzat yang Maha Tinggi, yakni Tuhan.
d. Teori Kausality : A muncul karena ada B, B muncul karena ada C, dan terus begitu.
Ujungnya pasti ada suatu Dzat yang ada tanpa didahului oleh sesuatu yang lain, karena jika
begitu tidak ada ujungnya. Sebab pertama ini disebut Causa Prima yakni Tuhan.
Adanya Tuhan sebagai pencipta alam bisa dipahami melalui berbagai macam teori, walaupun
demikian, akan tetap saja ada orang-orang yang tidak meyakini adanya Tuhan pencipta alam.
Anehnya mereka tidak percaya adanya tuhan tetapi percaya adanya jin padahal jin juga tidak bisa
dibuktikan secara empirik atau rasio.

2. Tuhan Esa Relatif dan Tuhan Esa Absolut

Menurut rasio atau akal manusia, apabila Tuhan sebagai Ultimate Reality lebih dari satu,
rasio akan menolaknya. Mengapa ? bagaimana mungkin pemegang kekuasaan tertinggi lebih dari
satu. Ini bisa berbahaya, niscara akan terjadi pertengkaran. Kesimpulan rasio ini didukung oleh dalil
naqli. Menurut Al-Qur'an, kalau Tuhan ada dua niscaya Tuhan dengan ciptaannya masing-masing
akan blok-blokkan dan berusaha saling mengalahkan .
“Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain)
besertaNya, kalau ada tuhan besertaNya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang
diciptakannya, dan sebahagian dari tuhan –tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha
suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu”. ( QS. Al-Mukminun [23] : 91). Selanjutnya Allah
menegaskan : "Maka ketahuilah, sesungguhnya tidak tuhan selain Allah". (QS. Muhammad / 47 : 19).

Siapakah Tuhan yang satu itu?

Akal manusia bisa sampai kepada kesimpulan bahwa tuhan itu harus satu, tetapi akal manusia
tidak dapat mengetahui siapakah tuhan yang satu itu. Di dunia ini ada manusia yang bertuhan satu
(monotheisme) tetapi belum tentu tuhan yang mereka maksud adalah Allah swt. Ketika seseorang
memanggil tuhannya dengan lafadz Tuhan yang di atas, atau Sang Hyang Widi Wase, atau Gusti
kawula, atau Pengeranku, atau apapun namanya belum tentu dimaksudkan kepada Allah subhana wa
ta’ala.
Allah lewat para nabinya memberi tahu bahwa tuhan yang satu itu adalah Tuhan pencipta
alam, Tuhan yang maha sempurna, yakni Allah swt. Siapakah Allah itu ? Allah menerangkan tentang
siapa dirinya dengan menegaskan : "Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tiada tuhan
melainkan Dia. Yang Maha Pemurah lagi Maha penyayang". QS. Albaqarah [ 2] : 163). Tuhan yang
tak dapat digapai dengan panca indera tetapi Dia maha melihat segalanya (QS. Al-an’am [6 ] : 103).
Tuhan yang telah menciptakan segala sesuatu (khaliqu kulla syaiin) QS. Al-an’am [6] : 102. Tuhan
yang menurunkan hujan (Al-Fathir [35] : 27) Tuhan yang menumbuhkan biji-bijian (QS.Al-an’am [
6] : 95). Tuhan yang menjadikan malam dan siang (Qs. Al-an’am [6 ] : 96). Tuhan Allah adalah
menjaga bukan dijaga, memberi penyakit tapi tak pernah sakit, memberi makan tetapi tidak makan,
mencipta tetapi tidak diciptakan, tuhan yang tak pernah ngantuk apalagi tidur. (QS. Al-baqarah [2]:
255). Konsep Tuhan dalam Islam jelas, clear, rasional, tidak melahirkan komplikasi pemikiran.

“Allah menyatakan bahwa tiada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang
menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang
demikian itu), tidak ada tuhan ( yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana. Sesungghunya agama yang diridhai Allah hanyalah Islam”. QS. Ali Imran [3]
: 18-19).

Hanya orang-orang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan yang meyakini ada tuhan selain
Allah. Apalagi kalau meyakini bahwa ada manusia yang dianggap tuhan, tuhan yang suka lapar dan
haus, suka makan minum, suka sakit dan menderita, dijaga dan diayomi, serta suka mengantuk
bahkan tidur. Itu akidah yang amat menyesatkan. Harusnya mereka berfikir, ketika ada tuhan yang
makan, minum, lapar, sakit, tidur, dll yang menyamai makhluk, rasio dan nuraninya harus segera
menetapkan bahwa itu bukan tuhan, pasti hanya tuhan-tuhanan atau tuhan ilusi.

Dimanakah Allah itu

Allah menerangkan sendiri di mana Dia berada. FirmanNya : “Allah yang Maha Pemurah
bersemayam di atas Arasy”. (QS. Thaha : 5). “Apakah kamu merasa aman terhadap Dzat yang di
langit (yaitu Allah) kalau Dia hendak menjungkir balikan bumi beserta kamu sekalian sehingga
dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang. (QS. Al-Muluk : 6). Firman Allah juga :”Malaikat-malaikat
dan Jibril naik kepada Rabb-Nya dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun” (QS. Al-
Ma’arij : 4). Hadits dari Mu’awiyah bin Hakam, bahwa Rasulullah bertanya kepada seorang budak
yang akan dimerdekakan. “ Dimanakah Allah ?” budak itu menjawab :” Di atas langit”. Rasulullah
pun pernah bersabda :” Setelah selesai menciptakan makhlukNya, di atas Arasy Allah
menulis”Sesungguhnya rahmatKu mendahului murkaKu”

Beradasarkan ayat Alqur’an dan hadits Nabi sebagaimana dituliskan di atas, pertanyaan
tentang di mana Allah berada, jawabannya sbb : (1). Allah itu berada di Arasy. (2). Arasy itu berada
di ujung luar langit ke tujuh, ujung paling ujung, ujung absolut, Sidratul Muntaha. Maka boleh saja
dikatakan bahwa Allah itu di langit. (3). Allah bersemayam di Arasy . Ini jangan sekali-kali
membayangkan seperti seorang raja manusia yang duduk di atas kursi gading gilang kencana pada
satu titik yang terikat dengan ruang dan waktu. Pokoknya pada prinsipnya Allah sangat berbeda
dengan makhluk. (4).

Firman Allah sbb :”Allah bersamamu di manapun kamu berada”. (QS. Al-Hadid [25] : 4),
“Janganlah kamu bersedih sesungguhnya Allah bersama kita “ (QS. At-Taubah [9] : 40). “Apabila
hamba-hambaKu bertanya kepadanu tentang Aku maka (jawablah) sesungguhnya Aku dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku (QS. Al-Baqarah [2] :
186). Tafsirannya adalah sbb : (1). Allah itu selalu mengetahui, melihat dan mengatur hamba-
hambaNya di manapun kamu berada, bukan berarti Allah itu banyak sehingga berada di mana-mana
(2). Janganlah bersedih sebab Allah berama kita, maksudnya adalah Allah berpihak kepada kita dan
pasti akan menolong kita oleh karena itu kita tidak perlu bersedih. (3). Allah dekat dan mendengar
doa hambaNya artinya Allah itu Maha Mendengar, Jangan menduga bahwa Allah itu jauh karena
bagi Allah tidak ada apa yang disebut jarak. Tak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari penglihatan
dan pendengaran Allah.

TUHAN
(Ilah, God, Eli, Gusti,
Pangeran, Hyang dll)

TEORI ADANYA
TUHAN

1. Teori Kejadian
2. Teori Keteraturan
3. Teori Gerak
4. Teori Kausalitas

TUHAN BATHIL
TUHAN HAQ
1. Berbilang (syirik)
1. Hanya satu (tawhid)
2. Esa Relatif
2. Esa absolut
3. Sangat lemah
3. Maha sempurna
4. Diciptakan bukan
4. Pencipta alam bukan
pencipta alam
dicipta.
5. Suka makan dan
5. Memberi makan tetapi
minum
tak pernah makan.
6. Suka sakit
6. Memberi sakit tetapi
7. Dijaga
tak pernah sakit.
8. Merasa lelah
7. Menjaga tiada dijaga.
9. Suka mengantuk
8. Tak pernah lelah
dan tidur
9. Tidak mengantuk
apalagi tidur.
3. Pemahaman La ilaha illallah

Keyakinan bahwa tiada tuhan selain Allah (la ilaha ilallah) adalah sikap Tawhid. Tawhid
berasal dari kata wahhada - yuwahhidu – tawhidan yang artinya pengesaan Allah. Pengesaan Allah
yang di dalam Al-Qur’an dilambangkan dengan kalimat La ilaha illah perlu dijabarkan.
Penjabarannya harus berlandaskan ayat Al-Qur'an juga bukan dikira-kira.
Untuk itu, kita bisa melihat relasi (nisbah) antara surat al-Fatihah sebagai bab pendahuluan
dengan surat An-Nas sebagai bab penutup Alqur'an, karena pada lazimnya, setiap karya tulis terutama
karya-karya ilmiah pasti terdapat hubungan yang erat antara bab pendahuluan dengan bab penutup.
Di dalam Al-Fatihah terdapat kalimat yang relevan dengan beberapa kalimat yang terdapat
pada surat An-Nas yaitu sbb : (1). Rabbul 'alamin - Rabbun nas (2). Maliki Yaumiddin – Malikin nas
(3). Iyyaka na'budu - Ilahinnas. Ini melahirkan taksonomi tauhid yakni Tauhid Rubbubiyah, Tauhid
Mulkiyyah dan tauhid Uluhiyah.
Tawhid Rubbubiyah ialah meyakini bahwa Allah sebagai satu-satunya Rabb ( Pencipta dan
Pengatur) manusia. Allah-lah yang paling mengetahui karakter manusia dan hanya Allah-lah yang
paling mengetahui bagaimana cara mengatur manusia. Manusia wajib meyakini bahwa hanya Allah
dengan Al-Qur'an-Nyalah yang pantas mengatur hidup manusia. Dengan demikian, segenap aturan
hasil karya manusia yang bertentangan dengan Al-Qur'an dianggap batil. Oleh karena itu, manusia
harus memilih Al-Qur' an sebagai buku panduan hidupnya. Memilih dan menaati aturan selain Al-
Qur'an, atau aturan yang bertentangan dengan Al-Qur’an, termasuk syirik Rubbubiyah.
Tawhid Mulkiyyah ialah meyakini bahwa hanya Allahlah satu-satunya raja (malik) bagi
manusia. Allah menegaskan :"Maha duci Allah yang di tangan- Nyalah segala kerajaan dan Dia
Maha Kuasa atas segala sesuatu (QS 67 : 1). Karena Allah adalah raja maka Allahlah yang harus
paling ditaati, paling dicintai dan paling ditakuti. Apabila manusia lebih menaati makhluk daripada
Allah, maka ia telah melakukan syirik Mulkiyyah.
Tawhid Uluhiyah ialah meyakini bahwa hanya Allah lah satu-satunya llah atau Tuhan yang
wajib disembah. Manusia hanya mengabdi kepada Allah, manifsetasinya antara lain melakukan segala
sesuatu semata-mata dengan niat beribadah kepada Allah. Mengabdi kepada selain Allah adalah
syirik Uluhiyah.

4. Syirik dan Bahayanya

Syirik artinya menyekutukan Allah, berkeyakinan ada tuhan tandingan. Orang yang syirik
disebut musyrik. Syirik tidak mungkin bisa berdampingan dengan sikap tawhid, karena tidak
mungkin menomor-satukan Allah bersamaan dengan sikap lebih mencintai makhluk daripada-Nya.
Dari sisi klasifikasinya, syirik ada tiga macam, yakni:
 Syirik Rubbubiyah antara lain : (a). Meyakini ada aturan yang lebih baik daripada aturan Allah.
(b). Memilih dan menaati peraturan hasil karya manusia yang bertentangan dengan aturan Allah
(c). Meminta-minta secara gaib kepada selain Allah (d). Meyakini adanya makhluk yang
mengetahui hal-hal gaib mutlak (apa yang akan terjadi esok) selain Allah. Termasuk ke dalam
syirik Rubbubbiyah adalah syirik Asma al-Shifat yakni mempersamakan sifat makhluk dengan
sifat Allah, misalnya Maha Pengasih, Maha Mengetahui, Maha Perkasa, dll,
 Syirik Mulkiyah antara lain (a). Lebih menaati makhluk daripada menaati Allah. (b). Lebih
takut kepada makhluk daripada kepada Allah (c). Lebih mencintai makhluk daripada mencintai
Allah. Mencintai Allah setara dengan mencintai makhluk pun, itu sudah syirik. (d). Menjadikan
makhluk sebagai tempat bergantung dalam soal nasib.
 Syirik Uluhiyah antara lain (a). Mengabdi kepada selain Allah (b). Beribadah karena motivasi
pujian manusia atau motive-motive duniawi. (c). Melakukan aktivitas sehari-hari bukan karena
Allah. (d). Melakukan penyembelihan hewan untuk mengabdi kepada selain Allah. Jika anda
kuliah tidak diniatkan dalam kerangka ibadah kepada Allah, pasti anda akan rugi.
Dari sisi besarannya, syirik terbagi tiga, yakni syirik akbar, syirik awsath dan syirik ashgar :
a. Syirik akbar (terbesar) : ialah meyakni adanya tuhan selain Allah serta mencintai
makhluk setara dengan mencintai Allah. Dalam hal ini terdiri dari beberapa macam, yakni :
(1). Syirik Istiqlal : Meyakini adanya beberapa tuhan yang berdiri sendiri sebagaimana
kepercayaan Kaum Majusi yang meyakini ada dua tuhan yakni tuhan terang yang disebut
Ahuramazda dan tuhan gelap yang disebut Ahriman.
(2). Syirik Tarkib : Meyakini bahwa ada beberapa tuhan yang tersusun atau berada pada satu
kesatuan sebagaimana kepercayaan Yahudi yang menyatakan bahwa nabi Uzair anak Allah,
kepercayaan Nashrani bahwa tuhan itu ada tiga dalam satu kesatuan atau Trinitas yakni tuhan
Bapak, tuhan Anak dan Ruhul Qudus. Juga kepercayaan Hindu yang meyakini ada tiga tuhan
dalam satu kesatuan yakni Brahma sebagai tuhan pencipta, Wisnu sebagai tuhan pemelihara
dan Syiwa sebagai tuhan perusak. Tuhan itu tiga tapi dalam kesatuan konsep Trimurti.
(3). Syirik Arbab : Meyakini kebenaran hasil karya pemikiran manusia setara dengan aturan
Allah, misalnya pendewaan terhadap hasil pemikiran, ide, filsafat, isme, juga kultus individu
yakni mencintai dan menaati guru, rahib, pendeta, pasteur, ustadz, ulama dll tanpa reserve
dengan mengesampingkan aturan Allah. Mereka lebih mengikuti apa kata guru daripada apa
kata Allah.
(4). Syirik Andad :ialah mencintai sesuatu, baik harta, tahta, maupun wanita, yang setara
dengan cinta kepada Allah. Apalagi lebih mencintai dunia daripada mencintai Allah.
Apabila syirik ini terbawa sampai mati, tidak bisa dibersihkan dengan api neraka. Nasibnya
adalah di neraka selama-lamanya (QS. Al-bayyinah : 7-8)

b. Syirik Awsath (menengah) : ialah syirik tidak langsung menduakan Allah tetapi
mempersekutukan af’al (perbuatan) dan sifat-sifat Allah. Semua tahayyul termasuk di sini.
Tahayyul artinya hayalan atau kepercayaan tanpa dalil. Masuk ke dalam tahayyul adalah :
(1). Perdukunan: bertanya kepada paranormal, orang “pintar”, tukang nujum, dukun,
paranormal, atau bahkan “kiyai ahli hikmah” tentang masa depan padahal Allah
menegaskan bahwa masa depan merupakan persoalan gaib absolut yang hanya diketahui
oleh Allah swt.
(2).Ta’wil mimpi karena ta’wil mimpi hanya milik Nabi Yusuf a.s sebagai mukjizatnya.
(3).Animisme : ialah mempercayai bahwa ruh-ruh tertentu bisa memberikan manfaat atau
madarat, termasuk berdoa kepada Allah tetapi melalui ruh-ruh yang dianggap keramat.
(4). Dinamisme : ialah keyakinan bahwa benda-benda tertentu seperti keris, batu ali, taring
babi, bambu kuning, memiliki kekuatan gaib, baik sebagai azimat keberuntungan
maupun sebagai penangkal marabahaya.
(5). Khurafat : ialah mempercayai dongeng-dongeng bohong yang merusak akidah seperti
dongeng Nyi Roro kidul, Sangkuriang dan Dayang Sumbi, Lutung Kasarung, sasakala
Situ Bagendit, dll. Kalau itu hanya dianggap sebagai dongeng saja tidak dipercaya
sebagai kisah nyata, tidak termasuk syirik tetapi termasuk cerita yang irrasional saja.
(6).Nujum : atau astrologi Ialah mempercayai ramalan nasib berdasarkan bintang kelahiran.
Hadits menyatakan bahwa dengan hanya bertanya saja tentang ramalan nasib, akan
ditolak salatnya selama 40 hari, jika sampai mempercayainya, maka kufurlah dia.
(7).Sihir : seperti menghilangkan patung Liberti padahal sebenarnya patung itu tidak hilang,
hanya saja mata penonton dihijab (dihalangi) oleh jin. White magic seperti debus, kuda
lumping yang kesurupan, dan pelet-pelet yang menggunakan mantera-mantera mirip
Alqur’an dan doa dari hadits. Dalam hal ini perlu diperhatikan, bahwa membaca ayat-
ayat al-Qur’an untuk tujuan tertentu seperti untuk memperoleh kekayaan, memperoleh
ilmu yang tinggi, atau mempunyai anak yang tampan, harus menggunakan ayat al-Qur’an
yang relevan, antara teks bacaan, terjemah dan tujuan berdoa. Jika itu relevan disebutlah
doa, tetapi jika tidak ada hubungan sama sekali, disebutlah mantera yang bisa jatuh
kepada syirik.
c. Syirik Ashghar (kecil) : yakni beribadah dengan motivasi ingin memperoleh pujian dan
sanjungan dari manusia, di dalamnya termasuk :
(1). Riya ialah ingin dipuji orang
(2). Ujub ialah merasa bahwa aku lebih hebat daripada orang lain.
(3). Sum’ah ialah beramal tetapi ingin selalu didengar orang lain. Bahaya syirik kecil ini
adalah menghanguskan amal-amal yang kita lakukan sehingga tidak berpahala.

Apa Bahaya syirik ?


Syirik adalah suatu perbuatan dosa besar tetapi tidak terasa. Umar ibn Khattab menyatakan :”
Dosa syirik itu ibarat semut hitam yang berjalan di atas batu hitam, pada malam yang gelap gulita”.
Besar dosanya, amat buruk akibatnya tetapi tidak terasa. Syirik bisa mengakibatkan hal-hal sbb :
 Akal pikiran berhenti (jumud). Syirik bisa membuat orang berpikir dan bertindak irrasional.
Seorang doktor dan jenderal bintang empat sekalipun, jika sudah syirik, maka ia akan seperti
orang bodoh, misalnya berebut kotoran kerbau Ki Slamet untuk azimat. Allah menegaskan
“Inna syirka ladzulmun ‘adzim”Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar” (QS. Luqman [31] : 13).
 Hati tidak bebas tetapi terpenjara. Misalnya takut melewati kuburan karena disangkanya
banyak kuntilanak, takut menikahkan anak pada bulan Safar, takut ada apa-apa karena belum
memberikan sesajen kepada ruh-ruh tertentu, dll. Kehidupannya terus menerus terkena beban
karena kepercayaannya itu. Nabi bersabda :”man ‘alaqa ‘ala syai-in wukila ilaih (Barang
siapa yang mempercayai sesuatu, ia akan terkena beban karena kepercayaannya itu), yakni
semakin tergantung kepada kepercayaan tersebut.
 Banyak tindakan mubadzir, misalnya berusaha sekuat tenaga menyiapkan sesajen untuk
makhluk halus atau ruh leluhur, sengaja membeli kerbau dengan spesifikasi tertentu untuk
disembelih dan kepalanya dilemparkan ke laut Pelabuahan Ratu setiap tanggal 6 April guna
mengambil hati Nyi Roro Kidul ratu pantai selatan, mengubur kepala kambing hitam untuk
Buta Kala agar tidak mengganggu, dll. Orang bisa menghabiskan uang puluhan bahkan
ratusan juta rupiah gara-gara tindakan syirik.
 Melahirkan buruk sangka : misalnya menuduh seorang janda yang mengguna-gunai suami
orang, memfitnah seseorang perempuan tua yang diduga telah menyantet tokoh masyarakat,
dll. Apabila seseorang mempercayai sesuatu tahayyul akan mudah berburuk sangka, menebar
fitnah, gampang menuduh orang, ini semua bisa membahayakan orang tak bersalah.
 Menghambat kreativitas: Apa-apa yang seharusnya kita kerjakan terhenti begitu saja gara-
gara ada kepercayaan yang tidak benar. Mau memulai proyek tetapi ditangguhkan gara-gara
petunjuk ramalan bintang zodiaknya kurang memberi harapan, mau melakukan ini dan itu
tetapi dibatalkan begitu saja karena takut kutukan ruh leluhur, dll.
 Tidak diampuni : Apabila dosa syirik ini terbawa mati tak dapat diampuni, pelakunya bisa
abadi di neraka. (QS. Al-Bayyinah : 7-8).

5. Sifat dan Nama Allah

Allah memiliki sifat, antara lain wujud yang artinya ada (QS. 39 : 62-63), qidam artinya
dahulu (QS. 57 : 3), baqa artinya abadi (QS. 55 : 26-27), mukhalafah li alhawadits artinya
berbeda dengan makhluk (QS. 42 : 11), dan lain-lain. Menurut Abu Hasan al-‘Asy’ari (wafat 330
H), Allah memiliki 13 sifat wajib, 13 sifat mustahil dan 1 sifat mumkin. Sedangkan menurut
Abu Mansur al-Maturidi sifat wajib bagi Allah ada 20. Betulkah hanya 20, jika hanya 20 berarti
sifat Allah itu terbatas, jika ada pembatasan berarti bukan Tuhan, Tuhan itu tidak dibatasi oleh
apa-apa.
Tuhan itu tidak terbatas (unlimited). Akan tetapi kita tidak boleh menyipati Allah dengan
sifat-sifat yang tidak dijelaskan sendiri oleh Allah, karena hal itu bisa salah sehingga akhirnya
agama yang kita pegangi bukan ilmu melainkan sekadar persepsi.
Perdebatan seputar, apakah sifat Allah itu berada pada dzatNya atau di luar dzatNya, apakah
sifat itu bersamaan dengan Dzat-Nya atau belakangan, itu semua kurang bermanfaat. Bisa saja
dibahas untuk mengasah otak tetapi untuk penguatan keimanan kepada Allah, hampir tak ada
manfaatnya.Cukup meyakini bahwa Allah memiliki sifat-sifat sebagai indikator kesempurnaan-
Nya, tetapi sifat-sifat itu tidak sama dengan sifat makhluk.
Demikian juga nama-nama Allah. Allah mempunyai banyak nama. Nama-nama tersebut
dikenal dengan sebutan asma alhusna, di dalam hadits Shahih Bukhari, asma al-husna ada 99,
antara lain Al-Rahman (Pengasih), al-Rahim (Penyayang), Al-Muhaimin (pemelihara), Al-Jabbar
(Maha Pemaksa), dll. Asamul husna bukan sekadar nama tetapi di dalamnya ada sifat yang
dikandung. Nama Allah itu tidak sebatas 99 nama sebab pembatasan seperti itu berarti
mengurangi makna Tuhan, tuhan itu tidak boleh terbatas (unlimited).
Kita boleh memanggil Allah dengan nama yang ada pada asma al-husna. Atau boleh saja
memanggil Allah dengan nama di luar asma al-Husna, misalnya Ya Rabb, Ya Ilahi, Ya
Kekasihku, Ya Muqallib al-Qulub (dzat yang membulak balikkan hati) dan nama lainnya, dengan
syarat harus nama yang layak bagi Allah, tuhan yang Maha sempurna.
Maaf, sekali lagi maaf, jika ada mahasiswa menyebut nama Allah swt dengan lafadz
:”Anjinghu akbar”, pasti salah, baik dalam perspektif Al-Qur’an, maupun menurut aturan
berbahasa yang baik, bahkan menurut kelaziman. Lafadz anjing sebagai nama binatang, sangat
tidak pantas ditujukan kepada orang tua kita, apalagi ditujukan untuk Allah yang Maha Agung
dan Maha Sempurna. Kata anjing yang diarahkan untuk Allah bisa masuk katagori zindik,
mengotori agama. Naudzu billahi min dzalik. Ucapkanlah Allahu akbar (Allah Maha Besar),
subhanallah (Allah maha Suci), atau lafadz lain yang sangat banyak jumlahnya yang tertuang di
dalam al-Qur’an al-Karim.
Esensi etika kepada Allah adalah Tawhid dan ibadah. Tanpa tawhid, maka semua amal
ibadah akan hancur, hangus dan sia-sia. Tetapi keyakinan tawhid yang tidak diikuti dengan ibadah
kepada Allah adalah fasik, kafir, zalim dan syirik. Ingat, jin iblis sudah beriman, ia bertawhid
Rubbubiyah, juga bertawhid Mulkiyah, tetapi jin Iblis tidak bertawhid Uluhiyah, buktinya ia tidak
mau menaati Allah dan tidak mau beribadah kepadaNya. Nasibnya adalah nereka. Jadi jika ada
seseorang meyakini keberadaan Allah Yang Maha Esa, mengimani bahwa Allah adalah raja yang
harus ditaati, tetapi pada kenyatannya ia tidak mau menaati Allah dan enggan beribadah kepada-
Nya, nasibnya akan sama seperti jin iblis.

TAWHID
VERSUS
SYIRIK

TAWHID SYIRIK
(menganggap ada tuhan
1.Tawhid Rubbubiyah Vs selain Allah )
2. Tawhid Mukkiyah Syirik Rubbubiyah,
3. Tawhid Uluhiyah Mulkiyah dan Rubbubiyah
SYIRIK AKBAR : SYIRIK AWSATH SYIRIK ASGHAR
1. Riya
1. Syirik Isitqlal 1. Perdukunan 2. Sum’ah
2. Syirik Tarkib 2. Khurafat 3. Ujub
3. Syirik Arbab. 3. Tahayyul :
4. Syirik Andad a. Animisme
b. Dinamisme
c. Takwil mimpi.
d. Astrologi.
e. Santet, dlsb.
f. Feng Shui
g. Sihir/Magic.

6. Kerasulan Muhammad SAW

Rasul Allah yang pertama adalah Nabi Adam as yang mempunyai isteri bernama
Hawa (kira-kira tahun 5872 SM. Ini tidak pasti ), kemudian Nabi Nuh as diutus ke wilayah
Mesopotamia (lk 3900 SM), Nabi Hud diutus ke wilayah Al-Ahqaf (lk 2400 SM), Nabi
Ibrahim hijrah dari negeri Ur ke Kana’an (lk 1922 SM). Nabi Ya ’kub dan keluarganya
pindah ke Mesir (lk 1707 SM), nabi Musa as dan kaumnya keluar dari Mesir menuju
Palestina (lk 1477 SM), Bangsa Palestina mengalahkan bani Israel dalam memperebutkan
kitab Tabuk (lk 1055 SM), Nabi Isa as dilahirkan ( 1 M), Nabi Muhammad dilahirkan di
tahun gajah (570 M), beliau wafat tahun 632 M = 11 Hijriyah.1
Nabi Muhammad adalah bangsa Arab tetapi bukan Arab asli melainkan Arab
pendatang periode kedua (musta’ribah II). Cikal bakal bangsa Arab adalah Arab Ba’idah
yang terdiri dari kaum Tsamud, ‘Ad, Amaliqah, Jasim, Umaim, Thasm, dan Jedis. Mereka ini
disebut kaum Ba’idah. Kaum ‘Ad adalah keturunan Iram. Mereka berbahasa Arab dan pandai
merangkai kata, bayan dan balaghah.2 Kaum ‘Ad sangat kuat, menurut Abu Darda, kaum
‘Ad memiliki pasukan kuda yang berjajar dari Aden hingga Oman. Akan tetapi mereka
bertindak sewenang-wenang, mereka durhaka kepada Allah sehingga Allah
membinasakannya. (QS. Al-Fajar [89] : 6-9).

1
Sami bin Abdullah al-Maghlouth, Atlas Agama-Agama; Menghantarkan Setiap Orang Beragama
Lebih Memahami Agamanya masing-masing, Almahira, Jakarta, 2011, hal. 8
2
Sami bin Abdullah al-Maghlouth, Atlas Agama-Agama; Mengh.antarkan Setiap Orang Beragama
Lebih Memahami Agamanya masing-masing, Almahira, Jakarta, 2011, hal. 5.
Kaum Tsamud pun sangat luar biasa, mereka membuat banyak istana dan memahat
gunung batu menjadi rumah-rumah. (QS. Al-A’raf [7] : 74). Mereka tinggal di antara Hijaz
dan Syam ke arah Wadi al-Qura. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Arami. Akan tetapi
merekapun durhaka sebagaimana kaum ‘Ad, akhirnya Allah pun menghancurkan kaum
Tsamud.
Sejak zaman nabi Adam as, nabi Nuh as, nabi Hud dan nabi Shaleh, semuanya membawa
agama Samawi dan mengajarkan kepada umatnya untuk menyembah Allah yang Maha Esa.
Demikian pula nabi Muhammad, sebagai nabi terakhir beliaupun mengajarkan monotheisme,
tawhid, bertuhan hanya kepada Allah swt saja.
Muncul pertanyaan mendasar, apa dan siapakah nabi itu ? Jawabannya adalah bahwa
Nabi adalah :
 Manusia biasa : Secara biologis nabi adalah manusia biasa, memiliki jasad dan ruh,
biasa makan dan minum, lapar, terkena sakit, memiliki emosi, tubuhnya bisa terluka,
bahkan nabi biasa dagang dan berbelanja di pasar. Alqur’an menegaskan “Ana
basyarun mitslukum yuha ilayya “ saya (Muhammad) adalah manusia seperti kalian
tetapi aku diberi wahyu (QS. Al-Kafi [18 ] : 110).
 Seorang pria: tidak ada nabi wanita, ini bukan berarti Allah memilah gender dan
tidak menyayangi wanita, justeru Allah sebagai Khalik mengetahui dengan sangat
detail karakteristik wanita. Wanita itu harus dilindungi dan diperjuangkan bukan
malah wanita yang melindungi pria dan berjuang mati-matian membela nasib pria.
 Diberi wahyu : misalnya nabi Ibrahim as menerima suhuf atau lembaran wahyu,
nabi Musa as menerima Taurat, nabi Daud as menerima Zabur, nabi Isa as menerima
Injil (bukan Bible) dan Muhammad saw menerima wahyu Alqur’an. Jadi kalau ada
orang mengaku nabi, tanya mana wahyunya. Jika tidak bisa menunjukkan wahyu
berarti nabi paslu.
 Memiliki Mukjizat : yakni mampu menampakkan kejadian luar biasa di luar
kemampuan akal yang dapat melemahkan musuh-musuhnya seperti nabi Ibrahim
tidak mempan dibakar, tongkat nabi Musa menjadi ular, nabi Isa menghidupkan orang
mati, atau nabi Muhammad membelah bulan. Mukjizat terbagi dua macam (1).
Mukjizat hissi ialah mukjizat yang dapat dijangkau oleh panca indera seperti Musa
membelah lautan dengan tongkatnya. (2). Mukjizat maknawy ialah mukjizat yang
hanya dapat dipahami dengan keilmuan seperti Alqur’an. Jika ada orang mengaku
nabi, tanya saja mana mukjizatnya yang setara dengan nabi-nabi yang telah lalu, jika
tidak mampu menampakkan mukjizat berarti pengakuannya bohong.
 Maksum : ialah dijaga oleh Allah agar nabi tidak berbuat salah, baik kesalahan besar
maupun kesalahan kecil.
 Pantang menyerah : Walaupun dia diancam hukuman mati ia tetap memilih mati
daripada menghentikan dakwahnya. Jadi kalau ada seseorang mengaku nabi, terus
direaksi keras oleh masyarakat, lantas dia ketakutan dan menyerahkan diri kepada
polisi, itu pasti nabi palsu.
 Memiliki sifat-sifat mulia : yakni siddiq (jujur), amanah (terpercaya), tabligh
(menyampaikan) dan fathanah (pandai). Mengenai sifat-sifat nabi ini akan diuraikan
di bagian belakang bab ini.

Apa persamaan dan perbedaan nabi dengan rasul ?


Nabi dan rasul sama-sama manusia (basyar), sama-sama pria (tidak ada wanita), sama-
sama pilihan Allah, sama-sama mendapatkan wahyu dari Allah (yuha ilayya) dan sama-sama
wajib menyampaikan nubuwahnya. Dalam hal ini perlu ada koreksi tentang definis nabi
karena pada umumnya nabi didefinisikan sebagai pria pilihan Allah yang menerima wahyu
untuk dirinya sendiri tetapi tidak wajib menyampaikan nubuwahnya. Jika dianalisis dari sisi
bahasa, nabi berasal dari kata naba-a, fiil madhi atau past tense yang artinya “ia telah
menyampaikan berita” sedangkan kata nabiyyun adalah isim fail yang artinya penyampai
berita. Sangat ironis kalau sang penyampai berita tidak menyampaikan berita. Jangankan
sekelas nabi, sekelas ulama pun wajib menyampaikan ilmunya.
Adapun kata rasul berasal dari akar kata arsala yang artinya “dia telah mengutus”
sedangkan arti rasul adalah utusan. Pertanyaannya diutus oleh siapa ? Rasul diutus oleh Allah
sehingga disebut rasulullah. Diutus kepada siapa ? diutus kepada umat tertentu. Rasul Shaleh
diutus kepada kaum Tsamud, rasul Hud diutus kepada kaum ‘Ad, rasul Luth diutus kepada
kaum gomorah, rasul Musa diutus kepada bani Israel, rasul Isa pun diutus kepada bani Israel,
sedangkan rasulullah Muhammad saw diutus kepada semua umat. Jadi nabi dan rasul sama-
sama memiliki kewajiban menyampaikan nubuwahnya sedangkan perbedaannya adalah nabi
tidak punya umat sedangkan rasul mempunyai umat.
Muncul pertanyaan siapa dan bagaimana eksistensi nabi/rasul Muhammad ?
Penjelasannya sbb :
 Kedudukan : Nabi Muhammad saw memiliki kedudukan sebagai nabi terakhir atau
khataman nabiyyin (QS. Al-Ahzab [33] : 40). Ayat Alqur’an ini diperkuat dengan sabda
nabi :”La nabiya ba’dhi” tidak ada nabi setelah aku. Lafadz “nabi” pada hadits tersebut
menggunakan isim nakirah yang artinya bermakna umum bukan khusus, sehingga artinya
begini : tidak ada lagi nabi setelah aku, baik nabi pembawa syari’at baru maupun nabi
penerus syari’at nabi sebelumnya.
 Peran : Nabi Muhammad berperan sebagai rasul untuk segenap umat manusia dan sebagai
penyempurna syari’at Allah. Beliau adalah orang yang paling taqwa. Nabi bersabda :” inni
atqakum, sesungguhnya aku orang yang paling taqwa di antara kalian. Dan beliau pun
sebagai contoh terbaik atau uswah hasanah. Allah menegaskan ”Sesungguhnya telah ada
pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia banyak menyebut nama
Allah (Al-Ahzab [33] : 21).
 Fungsi nabi : fungsi nabi adalah sebagai basyira (pemberi kabar gembira), nadzira
(pemberi peringatan), siraja munira atau sebagai pelita yang menerangi. Akan tetapi nabi
tidak berkewenangan menjadikan seseorang mendapat hidayah atau tidak, pemberian
hidayah kepada manusia adalah hak mutlak Allah swt. Nabi Nuh tidak sanggup memberi
hidayah kepada Kan’an putranya, nabi Muhammad pun tidak sanggup memberi hidayah
kepada Abu Lahab dan Abu Jahal. Mengapa ? karena pemberian hidayah adalah hak
preoregatif Allah “Innaka la tahdi man ahbabta walakin yahdi man yasya”(QS.Al-
Qashash [28] : 56) Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak dapat memberi hidayah
kepada orang yang engkau cintai, akan tetapi Allahlah yang memberi hidayah kepada
orang yang dikehendakiNya”.
 Misi : Misi nabi Muhammad adalah untuk memperbaiki akhlak dalam arti luas “Innama
buitstu li utamimma makarimal akhlaq”.(Dari Abi Hurairah Riwayat Sunan Baihaki)3 Jadi
akidah dan syari’ah harus bermuara pada kemulian akhlak. Akhlak yang baik diteruskan,
akhlak yang buruk dilenyapkan dan akhlak yang kurang sempurna disempurnakan.
 Syahadah : Kesaksian atas kerasulan Muhammad saw adalah bagian dari syahadatain
sebagai rukun Islam pertama, siapa yang mengikrarkan dua kalimah syahadat berarti dia
telah memasuki gerbang Islam. Pengakuan terhadap kerasulan Muhammad saw adalah
bagian dari rukun iman yang pertama, yakni bagian dari kalimah syahadat “asyhadu anna
muhammad Rasulullah” saya bersaki bahwa Manusia Manusia biasayang diberi wahyu.
Tugas nabi Muhammad saw adalah mengubah masyarakat yang berakhlak Jahjiliyah
menjadi masyarakat yang berakhlak Ilahiyah. Tugas ini harus selesai dalam tempo masa
hidup Rasulullah saw, padahal menurut catatan sejarah, mengubah karakter bangsa itu amat
sulit, beberapa tokoh yang turun tangan memperbaiki akhlak masyarakat, sering tidak melihat
hasilnya karena keburu meninggal dunia. Tapi Rasulullah Muhammad saw bisa melihat buah
perjuangnnya ketika beliau masih hidup, luar biasa. Rasulullah saw memperbaiki akhlak
masyarakat Jahiliyah menjadi masyarakat Ilahiyah hanya 13 tahun di Mekah dan 10 di
medinah, totalnya 23 tahun, kurang dari lima PELITA, selesai. Nabi saw sebagai pemimpin
masyarakat di Medinah bisa menampakkan hasil perjuangannya hanya dalam tempo 10
tahun, atau setara dengan dua kali PILKADA (2 x 5 tahun). Subhanallah, Allahu Akbar.
Kenapa bisa berhasil secara spektakuler, karena beliau memakai buku panduan Allah,
Alqur’an, bukan buku falsafah hasil pemikiran dan imajinasi manusia.

3
Abu Bakar Ahmad bin Husein bin Ali Al-Baihaqi (Imam Baihaqi), Sunan Baihaqi, Bab Bayan Makarim al-
akhlaq, Juz II, hal, 472,
Tugas para nabi itu amat berat, rata-rata mereka harus berhadapan dengan para
preman kawakan, para gundik wanita pelayan seks, para bandar judi, pemuda tukang mabuk,
para penguasa zalim, para pembunuh bayaran, ahli riba, dan politikus yang licik. Lebih-
lebih nabi Ulul Azmi4 yakni nabi Nuh yang berhadapan dengan isterti dan anaknya yang
secara terang-terangan memusuhinya, nabi Ibrahim yang langsung berhadapan dengan ayah
yang syirik dan raja Namrud yang bengis, nabi Musa yang berhadapan dengan Fir’aun
(Ramses II) yang mengaku Tuhan dan bertindak amat keji, Nabi Isa yang berhadapan dengan
para elit Bani Israel yang penuh tipu daya, dan nabi Muhammad yang berhadapan dengan
kerabat dekatnya sebagai penguasa zalim. Melihat tantangan yang begitu besar yang dihadapi
para nabi, kita meyakini sepenuh hati, seandainya bukan karena pertolongan Allah, para nabi
pasti gagal menunaikan amanahnya mengubah akhlak masyarakat.
Mengingat tugas nabi amat berat, maka nabi dipilih dari golongan pria yang memenuhi
kualifikasi tertentu, pemilihan ini tanpa melalui fit and pofer test tetapi langsung dipilih oleh
Allah swt, sedangkan yang bersangkutan tidak pernah mengajukan diri sebagai calon nabi.
Nabi pilihan Allah ini harus memenuhi empat kualifikasi utama yakni siddiq, amanah,
tabligh, dan fathonah. Penjelasannya sbb : (1). Siddiq : yakni jujur, memiliki integritas yang
tinggi. Integritas adalah keterpaduan antara kemauan, perasaan dan pemikirannya di bawah
bimbingan hati nurani. (2). Amanah : yakni terpercaya, kredible. (3). Tabligh : yakni suka
menyampaikan, komunikatif dan transparan. (4). Fathanah : yakni pandai, cerdas, visioner
dan futuristik.

7. Kewajiban Muslim terhadap Rasulullah SAW

Iman kepada rasul-rasul Allah adalah rukun iman yang keempat, rinciannya adalah
sbb :
 Iman: meyakini bahwa Allah mengutus banyak rasul yang disebar ke seluruh peloksok
bumi. Muhammad saw adalah Rasul terakhir yang membawa syari’at paling sempurna,
tidak ada yang kurang dan tidak ada yang tertinggal atau terlewat. Rasulullah bersabda:
”Tidak saya tinggalkan sesuatu pun dari apa yang Allah perintahkan kepadamu
melainkan telah aku perintahkan kepadamu. Dan tidak aku tinggalkan sesuatu pun dari
apa yang Allah larang kepadamu, melainkan telah aku larang juga kepadamu”. (HR.
Ibn Abdil Barr dari Muthallib bin Hanthab).
 Ittiba : yakni mengikuti ajaran Rasulullah saw tanpa reserve. Allah menegaskan
“Barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah serta

4
Ulul Azmi ialah nabi yang memiliki tingkat kesabaran sangat tinggi. Mereka amat sabar menghadapi
tantangan yang sangat besar yang tidak dialami oleh nabi-nabi lain. Nabi Ulul Azmi ada lima yakni nabi Nuh as,
Ibrahim as, Musa as, Isa as, dan nabi Muhammad saw.
bertaqwa kepadaNya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan”.
(An-Nur [ 24 ] : 52). “ Rasulullah bersabda :”Barang siapa yang menaatiku
sesungguhnya ia telah menaati Allah, dan barang siapa mendurhakai aku, maka ia telah
mendurhakai Allah. (HR. Muslim dan Ibn Majah dari Abu Hurairah). “Apa yang
diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu,
maka tinggalkanlah”. (QS. Al-Hasyr [59]: 7).Siapapun yang hidup di zaman sekarang
yakni di era nabi Muhammad saw, maka semua wajib meninggalkan syari’at nabi
terdahulu dan wajib mengikuti syari’at nabi Muhammad saja. Rasulullah bersabda :”
Seandainya nabi Musa hidup di antara kamu sekalian, niscaya dia tidak
memperkenankanmu kamu, melainkan mengikuti aku” (HR. Ahmad dari Jabir bin
Abdillah).
 Mencintainya : Hadits diterima oleh Annas bin Malik riwayat Imam Bukari dan Muslim
bahwa Rasulullah saw pernah bersabda: “Tidak sempurna iman salah seorang di antara
kamu, sehingga aku lebih dicintai daripada ayahnya, dan anaknya dan manusia
seluruhnya”. Salah satu bukti cinta kepada nabi adalah bershalawat kepada nabi. Allah
menegaskan :” Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat atas nabi. Hai
orang-orang yang beriman hendaklah kalian bershalawat kepada nabi” (QS.
Al=Ahzab [33] : 56). Perbanyaklah bershalawat kepada Nabi. Lafadz shalawat yang
minimal adalah ketika menyebut nama nabi Muhammad dilanjutkan dengan lafadz
“Shalallahu alaihi wa sallam” yang artinya mudah-mudahan kesejahteran dan
keselamatan dianugerahkan atas nabi. Lafadz yang lebih panjang lagi adalah shalawat
dalam shalat yaitu “Allahumma shalli...... innaka hamidum majid”.Di beberapa masjid
dibacakan secara berjamaah bacaan shalawat Badriyah sedangkan di beberapa masjid
yang lain tidak membacakan shalawat Badriyah5.
 Memuliakannya : Rasul adalah orang paling mulia dan amat terhormat maka umat
Islam wajib menghormatinya. Nabi harus dimulyakan dan dicitrakan sebaik-baiknya
karena memang beliau orang yang amat luhur akhlaknya. Bagaimana dengan menziarahi
makam nabi ? Ya kita dianjurkan untuk menziarahi makam orang-orang saleh apalagi
makam nabi Muhammad saw. Kita datang ke kuburan Rasulullah di Medinah dan
bershalawat mendoakan nabiyullah saw.
 Memegang teguh warisan nabi : Rasulullah saw bersabda :” Aku telah meninggalkan
padamu sekalian dua perkara, kamu tidak akan tersesat selama kamu berpegang kepada
keduanya, yakni Kitab Allah dan Sunnah Rasul” (dari Annas bin Malik). Dewasa ini,

5
Sebahagian ulama tidak mau membacakan shalawat badriyah karena di dalamnya ada kalimat
“tawashshalna bi ahli badri ya Allah” yang artinya kami bertawasul kepada ahli perang Badar ya Allah. Ini
berarti bertawasul kepada orang yang telah wafat padahal orang yang telah wafat harusnya didoakan bukan
dijadikan perantara dalam berdoa. Sementara mesjid yang lain tetap membiasakan bacaan shalawat badriyah
tersebut.
banyak isme dan falsafah hidup hasil pemikiran manusia yang menerjang kaum muslimn
dari berbagai arah sehingga dada terasa sesak, tetapi apabila kita berpegang teguh kepada
Alqur’an dan Sunnah Rasul, dengan segala penjelasannya dari Khulafur Rasyidin, Insya
Allah kita tidak akan terseret ke jalan yang sesat.
 Membelanya : Para sahabat siap membela nabi mati-matian, para sahabat lebih
mendahulukan keselamatan nabi daripada keselamatan dirinya sendiri, subhanallah.
Kini giliran kita untuk mengerahkan semua kekuatan untuk membela citra Rasulullah
saw. Dalam hal ini ada sebuah kasus, surat kabar Jyllands-Posten, Den Mark
menerbitkan karikatur Nabi Muhammad SAW yang menghina eksistensi nabi
Muhammad sehingga memicu kemarahan muslim dunia. Dalam hal ini Perdana Menteri
Denmark, Andres Fogh Rasmuseen menolak bertemu dengan delegasi negara Islam di
Kopenhagn yang ingin memprotesnnya. Rasmussen hanya menyatakan bahwa di
Denmark ada kebebasan Pers, dan penerbitan karikatur tersebut masih dalam bingkai
kebebasan.6 Menghadapi kasus-kasus seperti ini umat Islam sedunia terpanggil untuk
membela nama dan citra nabi. Pembelaan demikian merupakan kewajiban segenap kaum
muslimin yang komitted kepada nubuwwah Muhammad saw. Jika bersikap diam kepada
orang yang menghina nabi Muhammad maka kecintaannya kepada nabi Muhammad saw
sangat diragukan.
 Mendakwahkan risalahnya : Apa-apa yang disampaikan Nabi berupa perintah-perintah
maka kita laksanakan tetapi apa-apa yang Nabi larang kita jauhi. Dimengerti atau tidak
itu urusan belakang, yang penting diyakini kebenarannya dan dilaksanakan, meyakini
sesuatu itu tidak selalu diawali dengan mengerti. Pokoknya kita bersikap sami’na wa
atha’na, kami dengar, kami taati.
Di akhir bab ini, penulis mengajak semua pembaca, marilah kita mencintai Rasulullah
dengan mempelajari pusakanya yakni Alqur’an dan Sunnah Rasul dengan serius bukan asal-
asalan, juga berusaha mengamalkan ajarannya secara sempurna serta selalu siap membela
risalahnya dengan berbagai macam kekuatan yang kita miliki, mudah-mudahan kita diakui
sebagai umatnya, insya Allah, amin.

6
Sami bin Abdullah al-Maghlouth, Atlas Agama-Agama; Menghantarkan Setiap Orang Beragama
Lebih Memahami Agamanya masing-masing, Almahira, Jakarta, 2011, hal. xi
HAKIKAT NABI :
 Nabi adalah seorang manusia pilihan, laki-laki, diberi wahyu,
diberi mukjizat, maksum, pantang menyerah, memiliki sifat-sifat
kemuliaan, dan diberi tugas untuk menyampaikan nubuwahnya,
tetapi nabi tidak punya umat khusus. Adapun rasul mempunyai
umat khusus.
 Nabi pertama : Adam as, sedangkan nabi terakhir Muhammad
saw.
R
A
S
U SIFAT NABI :
L 1. Sidik : jujur
2. Amanah : terpercaya, kredibel.
A 3. Tabligh : Menyampaikan, transparan.
L 4. Fathonah : cerdas, visoner
L
A
H
PERAN DAN MISI NABI MUHAMMAD SAW:
Kedudukan Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir, berperan sebagai
whole model atau uswah hasanah, berfungsi sebagai basyira wa
nadzira, Misinya untuk menyempurnakan akhlak. Dalam konteks rukun
iman, menjadi bagian dari syahadah ; syarat sah masuk Islam.

KEWAJIBAN MUSLIM TERHADAP KENABIAN MUHAMMAD


SAW:
Mengimani kerasulannya, ittiba atau mengikuti ajarannya,
mencintainya, memuliakannya, memegang kokoh warisannya,
membela dan memperjuangkan tegaknya risalah Nabi, serta
mendakwahkan nubuwahnya.

Anda mungkin juga menyukai