Anda di halaman 1dari 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARCS (ATTENTION, RELEVANCE,

CONFIDENCE, SATISFACTION) DAN ALAT PERAGA KOMPONEN


BANGUNAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA KELAS X TGB A SMK NEGERI 2 SUKOHARJO
Conietta Vyonella Zeyn1, Roemintoyo2, Aryanti Nurhidayati3
Phone : 08995829523; Email : nitta.vyonella@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran RAB dengan menerapkan model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance,
Confidence, Satisfaction) dan media komponen bangunan. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas (Action Research) model siklus. Penelitian ini dilaksanakan dalam
tiga siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas X TGB A SMK Negeri 2 Sukoharjo Tahun
Ajaran 2013/2014. Sumber data diperoleh melalui identifikasi permasalahan yang ada dalam
kelas dengan melakukan tindak pra siklus. Tahap siklus I dimulai dengan perencanaan berupa
penyusunan langkah-langkah pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran ARCS
dan media komponen bangunan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi untuk tindakan
siklus II dan siklus III. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan model pembelajaran
ARCS dan media komponen bangunan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata kunci : media komponen bangunan, ARCS, hasil belajar.

1
Jurusan Pendidikan Teknik Kejuruan, Universitas Sebelas Maret
2,3
Dosen Pendidikan Teknik Kejuruan, Universitas Sebelas Maret
THE APPLICATION OF LEARNING MODEL TYPE ARCS (ATTENTION,
RELEVANCE, CONFIDENCE, SATISFACTION) AND MEDIA OF
BUILDING COMPONENTS ON THE STUDY ESTIMATE
REAL OF COST TO IMPROVE STUDENT'S LEARNING
RESULT SUBJECT IN CLASS X TGB A
OF SMKN 2 SUKOHARJO
Conietta Vyonella Zeyn1, Dr. Roemintoyo, ST., M.Pd2, Aryanti Nurhidayati, S.T., M.Eng3
Phone : 08995829523; Email : nitta.vyonella@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this research is for knowing the learning outcome of students in the
subject of RAB by implementing media of building components and learning models type
ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction). This research is Classroom action
research (CAR) cycle model. The research starting which as conducted in three cycles.
Subjects were students of class X TGB A SMK Negeri 2 Sukoharjo academic year 2013/2014
Starting with the identification of the existing problems in the classroom with committing a
pre-cycle. Phase one begins with the planning cycle in the form of the preparation steps of
learning through the application of learning models ARCS and media of building
components, action, observation, and reflection for the second cycle and third cycle. Bassed
on the result of of this study are learning model ARCS and media of building components can
improve learning outcomes for students.

Keywords: media building components, ARCS, learning outcomes.


PENDAHULUAN terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan
Sekolah berperan penting dalam benar, baik berkaitan dengan aspek
mengembangkan kompetensi anak didik, kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Dalam perkembangan kompetensi, peserta Proses belajar adalah kegiatan
didik harus bisa menyelesaikan masalah internal seseorang, terdiri dari berbagai
dalam konteks kecil di sekolah yang kejadian yang terangkai menjadi fase-fase
nantinya akan diterapkan di lingkungan yang bersama-sama membentuk proses
sekitarnya. pembelajaran yang berlangsung didalam
Kurikulum pendidikan SMK Jurusan pembelajaran. Selain itu kejadian disekitar
Teknik Bangunan, terdapat berbagai mata subyek dapat menunjang atau menghambat
pelajaran yang mencangkup pembelajaran proses belajar.
adaptif, normatif dan produktif. Salah satu Model pembelajaran ARCS
mata pelajaran produktif yang wajib dikembangkan berdasarkan teori nilai
dipelajari pada jurusan Teknik Bangunan harapan (expectancy value theory) yang
adalah Rancangan Anggaran Biaya (RAB) mengandung dua komponen yaitu
yang cakupannya membahas tentang nilai (value) dari tujuan yang akan dicapai
bagaimana menghitung anggaran dan harapan (expectancy) agar berhasil
pengeluaran dan estimasi dalam mencapai tujuan itu. Dari dua komponen
membangun sebuah bangunan. tersebut oleh Keller dikembangkan
Pemberian mata pelajaran RAB pada menjadi empat komponen. Keempat
kurikulum KTSP diberikan pada kelas XII komponen model pembelajaran itu adalah
yaitu pada semester genap, siswa terlebih attention, relevance, confidence dan
dahulu paham berbagai komponen satisfaction dengan akronim ARCS.
bangunan karena sudah mempelajarinya Model pembelajaran ARCS
pada kelas X dan XI. Akan tetapi mengutamakan perhatian siswa,
perubahan kurikulum menjadi kurikulum menyesuaikan materi pembelajaran dengan
2013 membuat mata pelajaran RAB pengalaman belajar siswa, menciptakan
diberikan pada kelas X, dimana pemberian rasa percaya diri dalam diri siswa, dan
materi tentang komponen bangunan belum menimbulkan rasa puas dalam diri siswa
terlalu mendalam, baik di mata pelajaran tersebut.
RAB maupun mata pelajaran yang Rencana Anggaran Biaya pada suatu
berkaitan dengan Teknik Bangunan. Siswa bangunan atau proyek adalah perhitungan
mampu mengerjakan berbagai soal RAB, banyaknya biaya yang diperlukan untuk
tapi tidak paham apa yang mereka hitung. bahan dan upah, serta biaya - biaya lain
Dari hasil diskusi serta ditambah yang berhubungan dengan pelaksanaan
pengamatan langsung oleh peneliti bangunan atau proyek.
sebelum melaksanakan penelitian, Anggaran biaya merupakan harga
ditemukan kendala pada proses dari bahan bangunan yang dihitung dengan
pembelajaran mata pelajaran RAB, yaitu teliti, cermat dan memenuhi syarat.
banyak siswa masih belum memahami Rencana anggaran biaya dihitung
pemberian materi yang diajarkan oleh berdasarkan gambar - gambar rencana dan
guru. Hal tersebut dikarenakan guru yang spesifikasi yang mudah ditentukan serta
mengajar mata pelajaran RAB masih upah tenaga kerja dan alat kerja. Dalam
menggunakan metode mengajar ceramah proses konstruksi, estimasi meliputi
didepan kelas. banyak hal yang mencakup bermacam -
Nanang Hanafiah (2009: 23) macam maksud dan kepentingan bagi
mengatakan bahwa proses belajar harus berbagai manajemen dalam organisasi.
melibatkan aspek psikologis peserta didik, Alat peraga merupakan suatu
baik jasmani maupun rohani sehingga perangkat yang cukup penting untuk
akselerasi perubahan perilakunya dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
Alat peraga dalam pengertian terbatas, peneliti lakukan setelah proses
yaitu beberapa benda atau peralatan yang pembelajaran selesai. Ada dua jenis data
berfungsi untuk membantu proses siswa yang diperlukan dari siswa yaitu
pembelajaran. Alat peraga dapat berbentuk aktivitas selama proses pembelajaran, dan
benda asli maupun tiruan. Miniatur adalah data tentang hasil belajar siswa.
suatu model hasil penyederhanaan suatu 1. Data aktivitas siswa
realitas tetapi tidak menunjukan aktivitas. Data diolah dengan rumus menurut
Miniatur dapat membantu siswa tentang Dimyanti dan Mudjiono yaitu :
detail dari sebuah objek yang menjadi
pokok bahasan secara 3-dimensi. P% = F / N x 100 %
Berdasarkan latar belakang masalah
Keterangan :
diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
P % = Persentase rata-rata aktifitas siswa
untuk mengetahui peningkatan hasil
F = Jumlah siswa yang beraktifitas
belajar siswa kelas X TGB A SMK Negeri
N = Jumlah total siswa
2 Sukoharjo pada mata pelajaran RAB
Tabel 1. Kriteria keaktifan belajar siswa
dengan pelaksanaan model pembelajaran
ARCS dan alat peraga komponen Bobot Range Persentase
bangunan. Sedikit sekali 1 % - 25%
METODE PENELITIAN Sedikit 26% - 50%
Penelitian tindakan kelas ini di Banyak 51% - 75%
laksanakan di SMK Negeri 2 Sukoharjo Banyak sekali 76% - 100%
yang beralamat di Jln. Solo-Wonogiri,
Begajah, Sukoharjo, sukoharjo, Kab. 2. Hasil Belajar
Sukoharjo 57515, Jawa tengah. Dengan Hasil dari belajar siswa dapat
subjek penelitian berjumlah 35 siswa. dilihat berdasarkan tes hasil belajar
Data penulis peroleh setelah yang diperoleh siswa, diketahui sejauh
melaksankan tes dan selanjutnya penulis mana siswa telah memahami materi
analisis. Analisis data bertujuan untuk yang sudah diberikan. Menggunakan
menjawab pertanyaan yang telah penulis rumus menurut Sudjana (2012):
kemukakan sebelumnya. Selama kegiatan X = ∑ Xi/N
pembelajaran, penulis memperhatikan dua
aspek siswa, yaitu motivasi dan kegiatan Ket:
siswa selama proses pembelajaran X = Rata-rata hitung
berlangsung, dan hasil belajar siswa. Hal- Xi = Nilai setiap siswa yang tes
hal yang dapat diamati penulis sebagai N = Jumlah siswa yang ikut tes
berikut : Untuk menentukan ketercapaian
1. Semangat siswa saat mengikuti tujuan pembelajaran perlu dirumuskan
pembelajaran, misalnya siswa indikator keberhasilan tindakan yang
memberikan umpan balik dan tertarik disusun secara realistic dan dapat diukur.
pada alat peraga yang telah disediakan. 1. Aspek Kognitif
2. Keadaan siswa dalam menyelesaikan Aspek Kognitif adalah penilaian
tes di akhir pembelajaran. Aktifitas hasil belajar terhadap capaian nilai
siswa saat menyelesaikan tes, apakah diperoleh siswa dalam proses
bertanya pada teman atau bisa pembelajaran. Seperti yang sudah
mengerjakan secara individu. dijelaskan diatas, capaian KKM yaitu
77 dengan prosentase siswa sebanyak
Alat pengumpul data diperoleh dari 75%.
lembaran observasi dan hasil tes akhir.
analisis dan pengolahan data tersebut
Tabel 2. Aspek Kognitif
Presentasi Nilai
Aspek yang Diukur Cara Mengukur
yang Ditargetkan
Nilai yang didapat saat 77 sebanyak 75%. Diukur dari hasil tes tertulis saat
mendapatkan tes/ujian tertulis. setelah pembelajaran berlangsung

2. Aspek Psikomotorik macam kegiatan siswa didalam kelas.


Aspek Psikomotorik berkaitan Untuk penilaian aspek psikomotorik
pada kemampuan peserta didik dalam diambil 3 penggolongan kegiatan
menunjukan keahlian dan ketrampilan yaitu Writing Activities, Drawing
didalam kelas. Aspek yang diukur Activities dan Motor Activities karena
diambil dari pendapat Paul B. Dierich mewakili dalam menilai ranah
dalam Sardiman (2003:101) tentang 8 psikomotorik.
Tabel 3. Aspek Psikomotorik
Presentasi Nilai
Aspek yang Diukur Cara Mengukur
yang Ditargetkan
Kegiatan pembelajaran 75%. Diamati saat proses pembelajaran
mencangkupi Writing berlangsung dengan dihitung dari
Activities, Drawing Activities jumlah siswa yang mendapatkan
dan Motor Activities nilai ≥ 2,66 (B-)
3. Aspek Afektif macam kegiatan siswa didalam kelas.
Aspek Afektif berkaitan Untuk penilaian aspek afektif diambil
pada kemampuan peserta didik dalam 5 penggolongan kegiatan yaitu Visual
bersikap dan aktif tidaknya dalam Activities, Oral Activities, Mental
mengikuti kegiatan didalam kelas. Activities, Listening Activities, dan
Aspek yang diukur diambil dari Emotional Activities karena mewakili
pendapat Paul B. Dierich dalam dalam menilai ranah afektif.
Sardiman (2003:101) tentang 8
Tabel 4. Aspek Afektif
Presentasi Nilai
Aspek yang Diukur Cara Mengukur
yang Ditargetkan
Kegiatan pembelajaran 75%. Diamati saat proses pembelajaran
mencangkupi Visual Activities, berlangsung dengan dihitung dari
Oral Activities, Mental jumlah siswa yang mendapatkan
Activities, Listening Activities, nilai ≥ 2,66 (B-)
dan Emotional Activities
HASIL PENELITIAN DAN c) Menyusun modul pembelajaran.
PEMBAHASAN d) Membuat media alat peraga
Proses pelaksanaan penelitian adalah pembelajaran.
sebagai berikut: e) Mempersiapkan lembaran
1. Rencana pengamatan (observasi) siswa.
Tahap perencanaan dalam f) Mempersiapkan tes hasil belajar.
penelitian ini adalah segala bentuk
persiapan dan rencana tindakan yang 2. Tindakan
akan dilakukan pada pembelajaran Tindakan yang dipilih untuk
untuk meningkatkan aktivitas dan mengatasi masalah ini adalah upaya
hasil belajar siswa, antara lain: peningkatan aktivitas dan hasil
a) Mempersiapkan Rencana belajar RAB melalui penerapan
Pembelajaran (RPP). model pembelajaran ARCS.
b) Merancang model pembelajaran. langkah-langkah yang dilakukan:
a) Pendahuluan
Tabel 5. Aktivitas Pendahuluan
No Aktivitas guru Aktivitas siswa
1 Guru membuka pelajaran dan memberi motivasi kepada Memperhatikan dan
siswa agar bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. mendengarkan
penjelasan guru
2 Guru memancing siswa dengan memberikan pertanyaan Siswa memperhatikan
terkait materi yang akan dipelajari. dan mendengarkan
3 Guru mendeskripsikan tujuan dan manfaat pembelajaran Siswa memperhatikan
yang akan disajikan (R). dan mendengarkan
4 Guru menyampaikan indikator yang hendak dicapai Siswa memperhatikan
dan mendengarkan
b) Kegiatan Inti
Tabel 6. Aktivitas Kegiatan Inti
No Aktivitas guru Aktivitas siswa
1 Guru memberikan materi selama 15 menit dan Siswa mendengarkan,
mengaitkan pembelajaran pada kegiatan sehari-hari (A). memperhatikan dan
mencatat
2 Guru mengeluarkan alat peraga ke depan kelas (A & R). Siswa memperhatikan alat
peraga.
3 Siswa ditunjuk satu persatu maju ke depan menjelaskan Siswa maju ke depan kelas
komponen-komponen bangunan (R & C). dan memberi contoh pada
siswa lainnya.
4 Siswa diperbolehkan membongkar alat peraga dan Siswa memperhatikan dan
mencoba memahami berbagai komponen bangunan (C). mencoba alat peraga.
5 Siswa diberikan umpan balik berupa pertanyaan spontan Siswa mencoba menjawab
(C). pertanyaan.
c) Penutup
Tabel 7. Aktivitas Kegiatan Inti
No Aktivitas guru Aktivitas siswa
1 Guru menyimpulkan pelajaran yang sudah Siswa mendengarkan dan
didiskusikan (S). memperhatikan
2 Siswa diberikan soal yang berkaitan pada Siswa mengerjakan tes yang
komponen bangunan (S). diberikan oleh guru
3 Siswa bersama guru mengevaluasi hasil belajar (S). Siswa mencatat tugas yang
diberikan guru
4 Guru menyampaikan tindak lanjut untuk pelajaran Siswa mendengarkan dan
berikutnya (S). memperhatikan
3. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan 4. Refleksi
untuk mengamati semua indikator Refleksi diartikan sebagai upaya
aktifitas siswa selama pembelajaran, mengkaji apa yang telah terjadi, yang
setiap aktifitas siswa dicatat pada telah dihasilkan atau yang belum
lembar observasi. Dalam penelitian tuntas pada langkah sebelumnya,
ini penulis berkolaborasi dengan sebagai bahan pertimbangan
guru team teaching. Guru sebagai melakukan tindakan berikutnya. Pada
pelaksana (mengajar), dan penulis penelitian ini, hasil yang diperoleh
sebagai pengamat (observer). selama tindakan pada pertemuan
pertama menjadi pedoman untuk Dengan siklus kedua akan
melakukan tindakan pada pertemuan diperoleh gambaran secara
berikutnya. Kekurangan-kekurangan keseluruhan dan sekaligus mengetahui
yang terjadi pada pertemuan pertama jawaban permasalahan yang
diperbaiki pada pertemuan berikutnya, dikemukakan.
begitu juga seterusnya.
Pelaksanaan

Perencanaan SIKLUS I Pengamatan

Pelaksanaan

Refleksi
SIKLUS II Pengamatan
Perencanaan

SIKLUS SELANJUTNYA

Gambar 1. Alur Kegiatan Penelitian


Berdasarkan hasil penerapan model a. Pencapaian Ketuntasan Nilai
pembelajaran ARCS dengan bantuan Hasil Belajar Minimum
alat peraga yang sudah dilaksanakan Hasil kognitif pada prasiklus, siklus
dalam 3 siklus dapat disimpulkan I, siklus II dan siklus III mengalami
bahwa mulai dari prasiklus, siklus I, peningkatan yang cukup signifikan. Mulai
siklus II sampai siklus ke III mengalami dari prasiklus, Persentase kelulusan siswa
peningkatan baik dari penilaian ranah sebesar 24,3% menjadi 41,9% pada siklus
kognitif, afektif, maupun psikomotorik. I. Karena belum mencapai indikator
Hasil belajar siswa pada siklus III kelulusan yaitu batas KKM 77 dengan
menunjukan hasil yang optimal dan Persentase 75% maka dilakukan perlakuan
telah mencapai hasil yang telah pada siswa di siklus berikutnya. Setelah
ditetapkan sebelumnya. Perbandingan dilakukan perlakukan pada siklus II, terjadi
hasil tindakan antara prasiklus, siklus I, peningkatan aspek kognitif sebesar 45,2%
siklus II dan siklus III dapat dinyatakan dan terus meningkat pada siklus ke III
sebagai berikut : sebesar 87,9%.
1. Perbandingan Hasil Pengamatan
dalam Aspek Kognitif
100% 87,9%

Ketercapaian
Prosentase
80%
60% 41,9% 45,2%
40% 24,3%
20%
0%
Prasiklus Siklus I Siklus II Siklus III

Gambar 2. Grafik Peningkatan Ketuntasan Nilai Minimal


2. Perbandingan Hasil Pengamatan 5 aspek tersebut mencangkupi :
dalam Aspek Afektif a. Visual Activities
Penilaian ranah afektif pada b. Oral Activities
siklus I, siklus II dan siklus III c. Mental Activities
menggunakan 5 dari 8 d. Listening Activities
penggolongan aktivitas siswa yang e. Emotional Activities
diambil dari 177 macam kegiatan 5 aspek tersebut mewakili dalam
siswa dalam proses pembelajaran menilai ranah afektif dan aspek tersebut
oleh Paul B. Diedrich (Sardiman telah disesuaikan dengan pembelajaran di
2003: 101). kelas sehingga poin-poin yang diambil
mengikuti pada pembelajaran RAB.
100,0% 81,8%
80,0% 61,3%
Ketercapaian

51,6%
Prosentase

60,0%
40,0%
20,0%
0,0%
Siklus I Siklus II Siklus III

Gambar 3. Hasil Peningkatan Siswa dalam Aspek Afektif


3. Perbandingan Hasil Pengamatan b. Writing Activities
dalam Aspek Psikomotorik c. Drawing Activities
Hasil afektifif pada siklus I, Pada siklus I didapatkan hasil
siklus II dan siklus III berdasarkan sebesar 32,3% kelulusan, pada siklus II
3 dari 8 penggolongan aktivitas didapatkan hasil sebesar 58,1% dan pada
siswa yang diambil dari 177 siklus ke III didapatkan hasil ketuntasan
macam kegiatan siswa dalam sebesar 87,8%. Hal ini menunjukan, dalam
proses pembelajaran oleh Paul B. aspek psikomotorik sudah mengalami
Diedrich (Sardiman 2003: 101). 3 ketuntasan dari batas yang telah ditentukan
aspek tersebut mencangkupi : yaitu sebesar 75%.
a. Motor Activities
100,0%
87,8%
80,0%
58,1%

Ketercapaian
Prosentase
60,0%
32,3%
40,0%
20,0%
0,0%
Siklus I Siklus II Siklus III

Gambar 4. Hasil Peningkatan Siswa dalam Aspek Psikomotorik


Nilai Kompetensi Siswa didapatkan mendapatkan nilai ketuntasan minimun
dari perbandingan 3 aspek penilaian pada salah satu aspek tapi tidak lulus di
kognitif, afektif dan psikomotorik dalam 1 aspek yang lainnya, siswa tersebut
siklus. Hal ini berarti apabila siswa dinyatakan tidak lulus.
1. Nilai Kompetensi Siswa Siklus I
Tabel 8. Nilai Kompetensi Siswa Siklus I
Persentase Kelulusan Tuntas Tidak Tuntas
Jumlah Siswa 8 23
Persentase Kelulusan 25,8 % 74,2%
Dari hasil yang didapatkan yaitu belum mengalami kelulusan seperti yang
persentase kelulusan siklus I sebesar sudah ditetapkan sebelumnya yaitu 75%.
25,8% menandakan bahwa rerata kelas
2. Nilai Kompetensi Siswa Siklus II
Tabel 9. Nilai Kompetensi Siswa Siklus II
Persentase Kelulusan Tuntas Tidak Tuntas
Jumlah Siswa 11 20
Persentase Kelulusan 35,5 % 64,5%
Dari hasil yang didapatkan yaitu belum mengalami kelulusan seperti yang
persentase kelulusan siklus II sebesar sudah ditetapkan sebelumnya yaitu 75%.
35,5% menandakan bahwa rerata kelas
3. Nilai Kompetensi Siswa Siklus III
Tabel 10. Nilai Kompetensi Siswa Siklus III
Persentase Kelulusan Tuntas Tidak Tuntas
Jumlah Siswa 19 8
Persentase Kelulusan 75,8% 24,2%

Dari hasil yang didapatkan yaitu dari siklus I 25,8%, siklus II 35,5% dan
persentase kululusan siklus III sebesar siklus III 75,8% dari batas yang ditentukan
75,8% menandakan bahwa rerata kelas yaitu 75%. Hal ini menunjukan bahwa
sudah mengalami ketuntasan seperti yang penerapan metode ARCS pada mata
sudah ditetapkan sebelumnya yaitu 75%. pelajaran RAB pada siswa SMK N 2
Setelah menghitung 3 aspek sukoharjo dapat meningkatkan hasil
penilaian, didapatkan nilai kompetensi belajar siswa.
dengan membandingkan 3 aspek. Dari SIMPULAN
nilai kompetensi yang didapat pada tiap Berdasarkan hasil penelitian
sikulusnya mengalami peningkatan mulai tindakan kelas yang dilaksanakan
menunjukan bahwa : penggunaan model 3. Guru hendaknya mengaktualisasi diri
pembelajaran ARCS dapat meningkatkan dengan berbagai model-model
hasil belajar siswa baik ranah kognitif, pembelajaran yang terbaru, sehingga
afektif maupun psikomotorik. kedepannya tercipta pembelajaran
Terbukti dengan kenaikan hasil nilai yang lebih baik dan variatif.
serta telah mencapai ketuntasan minimal 4. Bagi guru lain yang belum
yang telah direncanakan pada ketiga ranah menerapkan pembelajaran
tersebut dari siklus satu hingga siklus ke menggunakan model ARCS dan
tiga. media komponen bangunan, dapat
Hal ini dikarenakan model menerapkan pembelajaran tersebut
pembelajaran ARCS dapat agar motivasi dan semangat siswa
mempertahankan motivasi siswa sehingga dalam mengikuti kegiatan belajar
berpengaruh dalam menghidupkan suasana mengajar lebih meningkat, namun
saat mengikuti pembelajaran di kelas dan juga harus disesuaikan dengan
dengan bantuan alat peraga komponen kemampuan sekolah masing-masing.
bangunan dapat membantu siswa dalam 5. Bagi peneliti yang lain, bisa
menvisualisasikan bangunan rumah membandingkan penelitian ini dengan
sebenarnya sehingga membantu siswa penelitian lain yang sama-sama
dalam menghitung kebutuhan anggaran menggunakan alat peraga komponen
dalam mata pelajaran RAB. Sehingga bangunan atau menggunakan model
dapat dikatakan model pembelajaran ARCS.
ARCS dan alat peraga komponen 6. Aktifitas-aktifitas lain yang dapat
bangunan dapat meningkatkan hasil belajar menggangu pembelajaran di kelas
siswa di kelas X TGB A pada mata sebaiknya dihindari agar tidak
pelajaran RAB SMK Negeri 2 Sukoharjo menggangu konsetrasi belajar siswa.
tahun pelajaran 2013/2014. 7. Teruntuk peneliti yang lain dapat
SARAN mengembangkan dan menggunakan
Berdasarkan penelitian yang telah penelitian ini sebagai acuan untuk
dilaksanakan dan hasil yang telah melanjutkan penelitian dengan tema
didapatkan, maka peneliti dapat serupa dan kedepannya dapat
memberikan beberapa saran sebagai bermanfaat bagi dunia pendidikan di
berikut: Indonesia.
1. Dengan model ARCS dengan bantuan DAFTAR PUSTAKA
media komponen bangunan, A.M, Sardiman. (2003). Interaksi dan
diharapkan dapat membantu Motivasi Belajar Mengajar.
pembelajaran yang lainnya sehingga Jakarta: Raja Grafindo Persada.
bisa menunjang hasil belajar siswa Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-Dasar
dan dapat mengantarkan siswa SMK Evaluasi Pendidikan. Jakarta :
Negeri 2 Sukoharjo mengikuti lomba- Bumi Aksara.
lomba yang berkaitan dengan teknik Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan
bangunan. Supardi. (2012). Penelitian
2. Media komponen bangunan yang Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi
digunakan dapat lebih disempurnakan, Aksara.
agar minat dan rasa ingin tahu siswa Asrori, Mohammad. (2008). Penelitian
semakin meningkat. Penggunaan Tindakan Kelas. Bandung : CV.
media komponen bangunan juga bisa Wacana Prima.
digunakan untuk pembelajaran yang Dimyati., dan Mudjiono. (2012). Belajar
lain tapi masih berkaitan dengan dan Pembelajaran. Bandung :
teknik bangunan. Rineka Cipta.
Fitriana, Vofi., Pengertian Rencana 23:18 dari http://zultogalatp.
Anggaran Biaya (RAB). Diperoleh wordpress.com/2013/06/15/buku-
9 September 2014 pukul 16:26, motivational-design-for-learning-
dari http://vofifitriana.blogspot.com and-performance-the-arcs-model-
/2010/09/pengertian-rencana approach.
anggaran-biaya.html Munadi, Yudhi. (2013). Media
Francom, Greg., Revees, C. T., (2010). Pembelajaran (Sebuah Pendekatan
John M. Keller, A Significant Baru). Jakarta : Refrensi.
Contributor to The Field Of Ramirez, R., Rizvi, M., Smith, C., dan
Educational Technology (versi Terrazas, O., (2009). The
elektronik). Educational Application of the ARCS model to
Technology, 50(3) , 55-58. Four Different Instructional Unit.
Diperoleh 30 Januari 2014 pukul The University of Texas at
23:23 dari http://sites.google.com Brownsvill. Diperoleh 30 Januari
/site/gregfran.com/publications. 2014 pukul 23:21, dari
Hakiim, Lukmanul. (2008). Perencanaan http://orange.utb.edu/oterrazas1/ED
Pembelajaran. Bandung : TC_6321/group2/ARCS_group2.P
CV.Wacana Prima. DF\
Hanafiah, Nanang dan Suhana, Cucu. Siregar, Evalina dan Nara, Hartini. (2010)
(2012) Konsep Strategi Teori Belajar dan Pembelajaran
Pembelajaran. Bandung : Refika Model Pembelajaran ARCS.
Aditama. Diperoleh 28 Februari 2013 pukul
Hardiyanti, Arif. (2013, 25 April). Model 05:44, dari http:
Pembelajaran Attention Relevance //www.referensimakalah.com/2013
Confidence Satisfaction (ARCS). /01/model-pembelajaran-arcs.html
Diperoleh 28 Februari 2013 pukul Sudjana, Nana. (2012) Penilaian Hasil
05:32,dari http://mathematicshome. Proses Belajar Mengajar. Bandung
wordpress.com : Remaja Rosdakarya.
Ibrahim, H. Bachtiar. (2012). Rencana dan Suparman, M. Atwi. (2012). Desain
Estimate Real of Cost. Jakarta : Instruksional Modern. Jakarta :
Bumi Aksara. Erlangga.
Keller, John. (1987). Development and Sukmadinata, Nana S., (2004). Landasan
Use of The ARCS Model of Psikologi Proses Pendidikan.
Motivation Design, Journal of Bandung : Remaja Rosdakarya.
Instructional Development. Suradji, (2008). Strategi Belajar Mengajar.
Amerika Serikat. Surakarta : UNS Press
Keller, John. (2000). How to integrate Susilana, Rudi. dan Riyana, Cepi., (2008).
learner motivation planning into Media Pembelajaran : Hakikat,
lesson planning: The ARCS model Pengembangan, Pemanfaatan, dan
approach. Makalah disajikan pada Penilaian. Bandung : Wacana
Seminar VII Semanario, Santiago, Prima.
Kuba, Februari. Diperoleh 11 Tim Pengembang Ilmu Pengetahuan FIP-
Februari 2014 pukul 13:45 dari UPI. (2007). Ilmu dan Aplikasi
https://apps.fischlerschool.nova.edu Pendidikan. Bandung : Imtima.
/.../2000- Yaumi, Muhammad. (2013). Prinsip-
KellerARCSLessonPlanning.pdf Prinsip Desain Pembelajaran.
Keller, John. (2010). Motivational Design Jakarta : Kencana.
for Learning and Performance:
The ARCS Model Approach.
Diperoleh 30 Januari 2014 pukul

Anda mungkin juga menyukai