MAKALAH
” MIOMA UTERI”
ARIS RAMADHAN
1018031017
UNIVERSITAS FALETEHAN
FEBRUARI 2020
Kata Pengantar
Dengan mengucapkan puji syukur Allah SWT, penulis bisa menyelesaikan makalah
yang berjudul ” MIOMA UTERI” dengan harapan semoga makalah ini bisa
bermanfaat dan menjadi referensi bagi kita sehingga lebih mengetahui tentang
pengaruh senam diabetes terhadap penurunan kadar gula darah.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ike Puspasari Ayu, M.Kep. selaku
dosen mata ajar maternitas II, dan kepada setiap pihak yang telah mendukung serta
membantu penulis selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya
makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi setiap pembaca.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga bisa bermanfaat bagi para mahasiswa,
khususnya umum dan semua yang membaca makalah ini. Semoga bisa
dipergunakan dengan semestinya.
UNIVERSITAS FALETEHAN i
DAFTAR ISI
UNIVERSITAS FALETEHAN ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mioma uteri adalah tumor jinak pada daerah rahim atau lebih tepatnya otot
Rahim dan jaringan ikat di sekitarnya. Mioma belum pernah ditemukan
sebelum terjadinya menarche, sedangkan setelah menopause hanya kira-
kira 10% miomia.
UNIVERSITAS FALETEHAN 1
Wanita yang lebih sering melahirkan akan lebih sedikit kemungkinan untuk
berkembangnya mioma ini dibandingkan dengan wanita yang tak pernah
hamil atau hanya satu kali hamil. Statistik menunjukkan 60% mioma mioma
uteri berkembang pada wanita yang tak pernah hamil atau hanya satu kali
hamil. (dr. Nasrudin Andi Mappawere 2011).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan bahasan materi dari makalah ini yaitu Mampu mengetahui apa yang
dimaksud dengan mioma uteri :
1. Mengetahui prngrtian dan tanda gejala dari mioma uteri .
2. Mengetahiu tempat-tempat terjadinya mioma uteri pada organ
reproduksi wanita.
3. Mengetahui cara pengobatan dan penanganan penyakit mioma uteri.
UNIVERSITAS FALETEHAN 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
UNIVERSITAS FALETEHAN 3
B. Faktor Resiko
C. Etiologi
Penyebab pasti terjadinya mioma masih belum diketahui hingga saat ini.
Meski begitu, pertumbuhan mioma sangat erat kaitannya dengan produksi
hormon estrogen. Mioma menunjukkan pertumbuhan maksimal selama
masa reproduksi, yaitu saat pengeluaran estrogen tinggi, sehingga
cenderung membesar saat wanita sedang hamil dan mengecil saat wanita
memasuki masa menopause. Beberapa penelitian lain juga menjelaskan
bahwa masing-masing mioma dapat timbul dari satu sel ganas yang berada
di antara otot-otot polos di dalam rahim seorang wanita.
UNIVERSITAS FALETEHAN 4
D. Tanda dan Gejala Mioma Uteri
UNIVERSITAS FALETEHAN 5
E. Pengobatan
1. Pemeriksaan penunjang
a. USG
Pemeriksaan fisik dan USG harus diulangi setiap 6-8 minggu untuk
mengawasi pertumbuhan mioma, baik ukuran maupun jumlah. Jika
pertumbuhan stabil maka pasien diobservasi setiap 3-4 bulan.
b. Terapi hormonal
Pengobatan terapi hormonal dapat ditempuh dengan menggunakan
preparat progestin atau gonadotropin-releasing hormone (GnRH).
Preparat tersebut akan memproduksi efek hipoestogen yang memiliki
hasil memuaskan untuk terapi mioma.
c. Miektomi
Cara lainnya adalah melalui miektomi (operasi pengambilan mioma).
Miektomi akan dipertimbangkan apabila seorang wanita masih
berusia muda dan masih ingin memiliki anak lagi. Kemungkinan
untuk pertumbuhan mioma lagi setelah miomektomi berkisar 20-25%.
Setelah operasi, pasien disarankan untuk menunda kehamilan selama
4-6 bulan, karena rahim masih dalam keadaan rapuh setelah dioperasi.
Sayangnya, terkadang ada komplikasi dari operasi tersebut, yakni
berupa risiko perdarahan.
d. Histerektomi
Cara ini akan dipertimbangkan pada wanita yang sudah tidak
menginginkan anak lagi, nyeri yang tidak kunjung sembuh, dan
mengalami pertumbuhan mioma yang berulang (meski sudah
melakukan operasi).
UNIVERSITAS FALETEHAN 6
2. Penanganan
3. Pencegahan
UNIVERSITAS FALETEHAN 7
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Mioma uteri adalah neoplasma jinak, berasal dari otot uterus (miometrium), di
Indonesia ditemukan sekitar 2,39% - 11,7% pada semua kasus ginekologi yang
dirawat, Penyebab pasti terjadinya mioma masih belum diketahui hingga saat
ini. Meski begitu, pertumbuhan mioma sangat erat kaitannya dengan produksi
hormon estrogen, pada penderita penyakit mioma uteri Pada Umumnya, tidak
menimbulkan gejala yang disadari pengidapnya. Beberapa gejala umum yang
dapat dirasakan, antara lain: Menstruasi dalam jumlah banyak.
Perut terasa penuh dan membesar. Gangguan berkemih akibat ukuran mioma
yang menekan saluran kemih. Keluarnya mioma melalui leher rahim yang
umumnya disertai nyeri hebat, sehingga menyebabkan luka dan terjadinya
infeksi sekunder. Konstipasi akibat mioma menekan bagian bawah usus besar.
Nyeri panggul berkepanjangan dan tak kunjung sembuh, yang dapat dirasakan
saat menstruasi, setelah berhubungan seksual, atau saat terjadi penekanan pada
panggul. Penimbunan cairan di rongga perut. Dalam penanganan masalah pada
penyakit mioma uteri baik secara farmakalogis maupun tindakan secara intensif
tergantung dari tingkat keparahan penyakit tersebut.
UNIVERSITAS FALETEHAN 8
DAFTAR PUSTAKA
UNIVERSITAS FALETEHAN 9