Anda di halaman 1dari 12

UNIVERSITAS FALETEHAN

MAKALAH

” MIOMA UTERI”

ARIS RAMADHAN

1018031017

UNIVERSITAS FALETEHAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FEBRUARI 2020
Kata Pengantar

Dengan mengucapkan puji syukur Allah SWT, penulis bisa menyelesaikan makalah
yang berjudul ” MIOMA UTERI” dengan harapan semoga makalah ini bisa
bermanfaat dan menjadi referensi bagi kita sehingga lebih mengetahui tentang
pengaruh senam diabetes terhadap penurunan kadar gula darah.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ike Puspasari Ayu, M.Kep. selaku
dosen mata ajar maternitas II, dan kepada setiap pihak yang telah mendukung serta
membantu penulis selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya
makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi setiap pembaca.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga bisa bermanfaat bagi para mahasiswa,
khususnya umum dan semua yang membaca makalah ini. Semoga bisa
dipergunakan dengan semestinya.

Serang 19 Febuari 2020

UNIVERSITAS FALETEHAN i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................. i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
A. Definisi.................................................................................................................... 3
B. Faktor Resiko .......................................................................................................... 4
C. Etiologi.................................................................................................................... 4
D. Tanda dan Gejala Mioma Uteri ............................................................................... 5
E. Pengobatan .............................................................................................................. 6
1. Pemeriksaan penunjang....................................................................................... 6
2. Penanganan ......................................................................................................... 7
3. Pencegahan ......................................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 8
A. Simpulan ................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 9

UNIVERSITAS FALETEHAN ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mioma atau Fibroid uterus selama kehamilan merupakan sebuah masalah


potensial serius dan sering menjadi perhatian dalam praktek klinis. Fibroid
uterus sudah sejak lama dikaitkan sebagai penyebab buruknya prognosis
kehamilan. Miomektomi merupakan tindakan pembedahan yang biasanya
tidak dilakukan saat operasi sesar. Pada umumya ahli kandungan
menghindari miomektomi pada kehamilan maupun operasi sesar
dikarenakan ketakutan akan perdarahan yangsulit dihentikan.

Mioma uteri adalah tumor jinak pada daerah rahim atau lebih tepatnya otot
Rahim dan jaringan ikat di sekitarnya. Mioma belum pernah ditemukan
sebelum terjadinya menarche, sedangkan setelah menopause hanya kira-
kira 10% miomia.

Berdasarkan hasil analisis Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2013


mencatat angka kejadian Mioma Uteri secara nasional 17,69 % dan tahun
2014 sebanyak 15,98 % secara nasional. Umumnya Mioma Uteri tidak akan
terdeteksi sebelum masa pubertas dan tumbuh selama masa reproduksi.
Jarang sekali mioma uteri ditemukan pada wanita umur 20 tahun atau
kurang, paling banyak pada umur 35-45 tahun yaitu kurang dari 25 %, dan
setelah menopause banyak mioma menjadi lisut, hanya 10% saja yang dapat
tumbuh lebih lanjut. Mioma Uteri lebih sering dijumpai pada wanita
nulipara atau yang kurang subur. (Medlinux, 2013).

Berdasarkan Profil Kesehatan Sulawesi Selatan 2013 angka kejadian mioma


uteri dari umur 25 – 44 tahun sebanyak 167 (67,1%) kasus, umur 45 – 66
tahun sebanyak 64 tahun (25,7%) dan pada umur 65 tahun sebanyak 3
(1,2%) kasus. Pada tahun 2014 kejadian mioma uteri secara umum sebanyak
563 (75,12%) kasus.

UNIVERSITAS FALETEHAN 1
Wanita yang lebih sering melahirkan akan lebih sedikit kemungkinan untuk
berkembangnya mioma ini dibandingkan dengan wanita yang tak pernah
hamil atau hanya satu kali hamil. Statistik menunjukkan 60% mioma mioma
uteri berkembang pada wanita yang tak pernah hamil atau hanya satu kali
hamil. (dr. Nasrudin Andi Mappawere 2011).

Pada penderita miomia Umumnya, tidak menimbulkan gejala yang disadari


pengidapnya. Beberapa gejala umum yang dapat dirasakan, antara lain:
Menstruasi dalam jumlah banyak. Perut terasa penuh dan membesar.
Gangguan berkemih akibat ukuran mioma yang menekan saluran kemih.
Keluarnya mioma melalui leher rahim yang umumnya disertai nyeri hebat,
sehingga menyebabkan luka dan terjadinya infeksi sekunder. Konstipasi
akibat mioma menekan bagian bawah usus besar. Nyeri panggul
berkepanjangan dan tak kunjung sembuh, yang dapat dirasakan saat
menstruasi, setelah berhubungan seksual, atau saat terjadi penekanan pada
panggul. Penimbunan cairan di rongga perut.

B. Rumusan Masalah

Pada pembahasan latar belakang di atas makalah ini akan membahas


mengenai :
1. Apa itu definisi dari mioma uteri dan tanda gejala mioma uteri.
2. Tempat terjadinya mioma uteri pada organ reproduksi wanita.
3. Cara pengobatan dan penanganan mioma uteri.

C. Tujuan

Tujuan bahasan materi dari makalah ini yaitu Mampu mengetahui apa yang
dimaksud dengan mioma uteri :
1. Mengetahui prngrtian dan tanda gejala dari mioma uteri .
2. Mengetahiu tempat-tempat terjadinya mioma uteri pada organ
reproduksi wanita.
3. Mengetahui cara pengobatan dan penanganan penyakit mioma uteri.

UNIVERSITAS FALETEHAN 2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Mioma merupakan suatu pertumbuhan massa atau daging di dalam rahim


atau di luar rahim yang tidak bersifat ganas. Mioma berasal dari sel otot
polos yang terdapat di rahim dan pada beberapa kasus juga berasal dari otot
polos pembuluh darah rahim. Jumlah dan ukuran mioma bervariasi,
terkadang ditemukan satu atau lebih dari satu.

Pada umumnya, mioma terletak di dinding rahim dan bentuknya menonjol


ke rongga endometrium atau permukaan rahim. Sebagian besar mioma tidak
bergejala ditemukan pada wanita usia 35 tahun, sedangkan sebagian kecil
lainnya ditemukan secara tidak sengaja sewaktu pemeriksaan rutin pada
wanita usia reproduksi atau usia subur.

mioma dapat menyebabkan keguguran dan menjadi salah satu alasan


tindakan pengangkatan rahim (histerektomi). Mioma dapat berkembang
menjadi ganas, dan kondisi tersebut dikenal sebagai leiomiosarkoma. Walau
begitu, kemungkinan mioma menjadi ganas cukup kecil. Mioma dapat
menyebabkan komplikasi berupa torsi atau terpuntir, yang dapat
menyebabkan gangguan sirkulasi akut, sehingga mengakibatkan kematian
jaringan.

UNIVERSITAS FALETEHAN 3
B. Faktor Resiko

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko seseorang terserang


mioma, antara lain:

1. Sudah berusia lebih dari 40 tahun.


2. Riwayat keluarga mengidap mioma.
3. Menstruasi pertama sebelum usia 10 tahun.
4. Belum pernah hamil sebelumnya (wanita yang sudah pernah memiliki
anak cenderung lebih jarang mengalami mioma).
5. Berat badan berlebih atau obesitas.
6. Diet tinggi konsumsi daging merah, tetapi rendah sayuran hijau.
7. Kebiasaan konsumsi minuman beralkohol.
8. Kebiasaan merokok.
9. Penggunaan alat kontrasepsi hormonal yang tinggi estrogen.
10. Keturunan Afrika-Amerika mempunyai kemungkinan 2,9 kali lebih
tinggi dibandingkan ras Kaukasia.

C. Etiologi

Penyebab pasti terjadinya mioma masih belum diketahui hingga saat ini.
Meski begitu, pertumbuhan mioma sangat erat kaitannya dengan produksi
hormon estrogen. Mioma menunjukkan pertumbuhan maksimal selama
masa reproduksi, yaitu saat pengeluaran estrogen tinggi, sehingga
cenderung membesar saat wanita sedang hamil dan mengecil saat wanita
memasuki masa menopause. Beberapa penelitian lain juga menjelaskan
bahwa masing-masing mioma dapat timbul dari satu sel ganas yang berada
di antara otot-otot polos di dalam rahim seorang wanita.

UNIVERSITAS FALETEHAN 4
D. Tanda dan Gejala Mioma Uteri

Pada umumnya, mioma tidak menimbulkan gejala yang mudah disadari.


Namun, bagi sebagian wanita, mioma dapat memunculkan gejala sebagai
berikut:
1. Menstruasi dalam jumlah banyak, Perut terasa penuh dan membesar.

2. Nyeri panggul kronik yang berkepanjangan dan tak kunjung sembuh.


Nyeri bisa muncul saat menstruasi, setelah berhubungan seksual, atau
ketika terjadi penekanan pada panggul. Rasa nyeri ini terjadi karena
terpuntirnya mioma yang bertangkai, pelebaran leher rahim akibat
desakan mioma, atau kematian sel dari mioma.

3. Gangguan berkemih. Terjadi akibat ukuran mioma yang besar kemudian


menekan saluran kemih, sehingga menyebabkan frekuensi kemih yang
cukup sering.

4. Konstipasi. Gejala ini terjadi karena ukuran mioma menekan bagian


bawah usus besar, yang mengakibatkan sulitnya BAB.

5. Keluarnya mioma melalui leher rahim. Biasanya disertai dengan gejala


nyeri hebat sehingga menyebabkan luka, dan ada kemungkinan terjadi
infeksi. Penimbunan cairan di rongga perut. Dan sebagainya.

6. Komplikasi Mioma uteri Meskipun jarang, mioma tetap dapat


menimbulkan komplikasi pada penderitanya. Komplikasi yang dapat
timbul akibat miom adalah anemia, kemandulan, dan gangguan saat
hamil akibat mioma.

UNIVERSITAS FALETEHAN 5
E. Pengobatan

1. Pemeriksaan penunjang

Penanganan awal pada kasus mioma dapat dilakukan sesuai dengan


gejala yang dirasakan, seperti pemberian antinyeri berupa parasetamol.
Apabila mengalami perdarahan yang sangat banyak, jangan tunda untuk
segera ke fasilitas kesehatan terdekat.
Selain itu, ada beberapa pilihan pengobatan untuk mioma, yaitu:

a. USG
Pemeriksaan fisik dan USG harus diulangi setiap 6-8 minggu untuk
mengawasi pertumbuhan mioma, baik ukuran maupun jumlah. Jika
pertumbuhan stabil maka pasien diobservasi setiap 3-4 bulan.
b. Terapi hormonal
Pengobatan terapi hormonal dapat ditempuh dengan menggunakan
preparat progestin atau gonadotropin-releasing hormone (GnRH).
Preparat tersebut akan memproduksi efek hipoestogen yang memiliki
hasil memuaskan untuk terapi mioma.
c. Miektomi
Cara lainnya adalah melalui miektomi (operasi pengambilan mioma).
Miektomi akan dipertimbangkan apabila seorang wanita masih
berusia muda dan masih ingin memiliki anak lagi. Kemungkinan
untuk pertumbuhan mioma lagi setelah miomektomi berkisar 20-25%.
Setelah operasi, pasien disarankan untuk menunda kehamilan selama
4-6 bulan, karena rahim masih dalam keadaan rapuh setelah dioperasi.
Sayangnya, terkadang ada komplikasi dari operasi tersebut, yakni
berupa risiko perdarahan.
d. Histerektomi
Cara ini akan dipertimbangkan pada wanita yang sudah tidak
menginginkan anak lagi, nyeri yang tidak kunjung sembuh, dan
mengalami pertumbuhan mioma yang berulang (meski sudah
melakukan operasi).

UNIVERSITAS FALETEHAN 6
2. Penanganan

Bila tumor berukuran kecil dan tidak membesar, cukup dilakukan


pemeriksaan rutin setiap 3-6 bulan sekali, pengecilan tumor sementara
dengan obat-obatan GnRH analog, mioma memiliki lapisan kapsul
yang tegas, dapat dipisahkan/dikupas dari massa tumornya. Jika terjadi
komplikasi dan timbul perdarahan, perlu diberikan transfusi darah dan
obat penghilang rasa nyeri. Tindakan operasi dilakukan jika tumor
membesar dan bila timbul gejala penekanan dan nyeri dan perdar ahan
yang terus menerus.

Operasi pembedahan: dengan histerektomi (pengangkatan kandungan)


jika tidak ada rencana hamil lagi, atau miomektomi (mengangkat
miomnya saja) pada usia reproduksi/masih rencana hamil. Namun jika
massa tumor terlalu besar atau luas, kadang tidak memungkinkan hanya
dilakukan pengangkatan massa tumor, sehingga tetap dilakukan
histerektomi.

3. Pencegahan

Beberapa langkah yang bisa ditempuh untuk mencegah mioma, antara


lain:
a. Melakukan olahraga dan aktivitas fisik secara rutin dan teratur.

b. Menggunakan alat kontrasepsi hormonal di bawah pengawasan


dokter.
c. Menghindari kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol.
d. Menjaga berat badan tetap ideal.
e. Menjalani pola makan sehat yang tinggi serat dari sayur dan buah,
serta menghindari pola makan yang tinggi lemak dan tinggi gula

UNIVERSITAS FALETEHAN 7
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Mioma uteri adalah neoplasma jinak, berasal dari otot uterus (miometrium), di
Indonesia ditemukan sekitar 2,39% - 11,7% pada semua kasus ginekologi yang
dirawat, Penyebab pasti terjadinya mioma masih belum diketahui hingga saat
ini. Meski begitu, pertumbuhan mioma sangat erat kaitannya dengan produksi
hormon estrogen, pada penderita penyakit mioma uteri Pada Umumnya, tidak
menimbulkan gejala yang disadari pengidapnya. Beberapa gejala umum yang
dapat dirasakan, antara lain: Menstruasi dalam jumlah banyak.

Perut terasa penuh dan membesar. Gangguan berkemih akibat ukuran mioma
yang menekan saluran kemih. Keluarnya mioma melalui leher rahim yang
umumnya disertai nyeri hebat, sehingga menyebabkan luka dan terjadinya
infeksi sekunder. Konstipasi akibat mioma menekan bagian bawah usus besar.
Nyeri panggul berkepanjangan dan tak kunjung sembuh, yang dapat dirasakan
saat menstruasi, setelah berhubungan seksual, atau saat terjadi penekanan pada
panggul. Penimbunan cairan di rongga perut. Dalam penanganan masalah pada
penyakit mioma uteri baik secara farmakalogis maupun tindakan secara intensif
tergantung dari tingkat keparahan penyakit tersebut.

UNIVERSITAS FALETEHAN 8
DAFTAR PUSTAKA

Fatmasanti, A. U. (2018). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Mioma


Uteri Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Siti Fatimah. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Diagnosis, 334-338.
Rajuddin, & Donny. (2018). Kehamilan Dengan Mioma Uteri Post Partum. Jurnal
Averrous, 1-9.
https://id.wikipedia.org/wiki/Mioma_Uteri
https://www.halodoc.com/kesehatan/mioma-uteri
https://www.klikdokter.com/penyakit/mioma-uteri
:https://www.alodokter.com/miom

UNIVERSITAS FALETEHAN 9

Anda mungkin juga menyukai