Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum innalhamdalillah wa syukurillah wa


sholatuwassalamu rasulillahi saulallah ‘alaihi wassalam ,allahummasholli
‘ala syaidina Muhammad ,alhamdulillah saya ucapkan atas tersusunnya
makala ini yang di mana untuk memenuhi mata kuliah elektronika

Dan sangat jelas makala ini jauh dri kata kesempurnaan dan
pastinya masik banyak kesalahan tapi alhamdulillah selesai dengan rahmat
Allah SWT

Didalam makalah ini penulis akan membahas tentang ketuhanan


yang maha esa atau bisa di jelaskan , allah yang maha esa , juga ada
pembahasan dalil juga pemahaman suarah yang di cantumkan.

Dan jangan lupa kritik dan saran agar membangun dan


menciptakan suatu karya yang lebih sempurna lagi , dan saya ucapkan
terimakasi wassalamualaikum

Selasa, 18 febuari 2020

Penulis,

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN 3

A. Latar belakang 3
B. Rumusan masalah 3
C. Tujuan 3

BAB II PEMBAHASAN 4

A. Tauhid 4
B. Dalil 12
C. Memahami surah al-ikhlas 13

BAB III PENUTUP 19

A. Kesimpulan 19
B. Saran 19

DAFTAR PUSTAKA 19

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Syahadat taudih adalah landasan makna aqidah islam. Dengan mengakuinya


seseorang menjadi muslim dan dengan mengingkarinya ia menjadi musyrik yang
sesat. Dengan syahadat ini pula jiwa, harta dan darah seseorang menjadi terlindungi
dari kebolehan mengambil dan menumpahkannya bagi kaum muslimin.

Maksud Makna Lailahaillah ialah tiada tuhan yang layak disembah hanya Allah.
Lailahaillallah adalah konsekwensi dari mentauhidkan Allah, banyak orang yang merasa
setelah mengucapkan kalimat Lailahaillallah bisa masuk surga, jawabanya ya tidak !!! tidak
mungkin antara satu dalil dengan dalil lain itu ta’arud, atau bertentangan.

Di dalam hadist-hadist shohih banyak di terangkan keutamaan Makna Lailahaillallah,


termasuk di antaranya adalah :

82َ‫ظلمََأُولئِكََل ُه َُمَاْلمنََُوهُمََ ُمهتدُونََ*َاالنعام‬ ُ ِ‫الَّذِينََآمنُواَولمََيلب‬


ُ ‫سواَإِيمان ُهمََ ِب‬

Artinya:

“Orang-orang yang iman dan tidak mencampur keimanan dengan penganiayaan (syirik )
mereka akan mendapat keamanan dari siksa dan mereka adalah orang-orang yang
mendapat petunjuk.” (Al – An’aam: 82)

B. Rumusan masalah
Dalam makalah ini rumusan masalah yang dapat kami paparkan adalah :
1. Apa keutamaan syahadat tauhid ?
2. Dalil apa saja yang di ambil
3. Makna bahwa tiada tuhan selain Allah
4. Apa itu makna dari surah al-ikhlas

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di paparkan di atas maka tujuan dari
makalah ini antara lain :
1. Memahami dan mempelajari benar apa keutamaan syahadat
2. Mempelajari tentang ketuhanan yang maha esa
3. Mempelajari tiada tuhan selain Allah SWT
4. Mengetahui dasar dalil dari qur’an dan hadist
5. Memahami keutamaan surah Al-Ikhlas

3
BAB II

PEMBAHASAN

A.KEUTAMAN SYAHADAT TAUHID

Syahadat taudih adalah landasan makna aqidah islam. Dengan mengakuinya


seseorang menjadi muslim dan dengan mengingkarinya ia menjadi musyrik yang sesat.
Dengan syahadat ini pula jiwa, harta dan darah seseorang menjadi terlindungi dari
kebolehan mengambil dan menumpahkannya bagi kaum muslimin.

Dengan memahami hakikat Syahadat Taudih dan melaksanakan kandungan – kandungan


seseorang berhak masuk ke dalam surga.

Orang yang bertauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dijamin masuk Surga.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

َ‫الَّ ِإلهَ الَ أنَّ َهُ يعل َُم وهُوَ ماتَ من‬ َ َ‫الجنَّةَ دخل‬.
َ ‫للاُ ِإ‬

“Barangsiapa yang mati dan ia mengetahui bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi “

Orang yang bertauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dijamin masuk Surga.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

َ‫الَّ إِلهَ الَ أنَّ َهُ يعل َُم وهُوَ ماتَ من‬ َ َ‫الجنَّةَ دخل‬.
َ ِ‫للاُ إ‬

“Barangsiapa yang mati dan ia mengetahui bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar
melainkan Allah, maka ia masuk Surga.” [4]

Orang yang bertauhid akan diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala kemenangan, pertolongan,
kejayaan dan kemuliaan.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

‫ص ُروا إِن آمنُوا الَّذِينَ أيُّها يا‬ ََّ َ‫صر ُكم‬


ُ ‫ّللا تن‬ ُ ‫أقدام ُكمَ ويُثبَِتَ ين‬

“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” [Muhammad: 7]

4
A.1. MAKNA SYAHADAT KEBERNARAN

Syahadat ini disebut pula Syahadat kebenaran berdasarkan firman Allah SWT :

”..akan tetapi (orang yang dapat memberi syafaatialah) orang yangmengakui yang haq
(taudih) dan mereka meyakini (nya)” ( az – Zukhruf: 86)

Syahadat kebenaran menurut Ulama adalah kesaksian bahwa tiada tuhan selain
Allah dan bahwa Muhammad adalah rasul Allah. Syahadat ini berarti bahwa tidak ada tuhan
yang berhak disembah kecuali Allah.

A.2. I’rab (Uraian Gramatika) Atas Lafadz Syahadat (Laailaahaillallah)

Laa : Menafikan berdasarkan jenis

Ilaaha : Ism (subjek) yang dinafikan oleh kata laa dan kedudukan sama dengan posisi
objek. Sedang khabarnya ( predikatnya) bersifatb muqoddar (terprediksikan), hal ini adalah
haq (yang benar) illat ; kata yang berfungsi pengecualian. Allah adalah badl (pengganti) kata
Illah. Kata ini berfungsi sebagai pengganti sebagian dari suatu keseluruhan. Pendapat lain
mengatakan bahwa ia merupakan pengganti kata dhamir (kata ganti) yang dikecualikan
dalam predikat sebelumnya.

Ini lah bentuk I’rab (uraian gramatika) paling tepat untuk syahadat Laailaahaillallah.

A.3. MAKNA SYAHADAT ( LAA ILLAAHA ILLALLAH)

Maksud Makna Lailahaillah ialah tiada tuhan yang layak disembah hanya Allah. Lailahaillallah adalah
konsekuensi dari mentauhidkan Allah, banyak orang yang merasa setelah mengucapkan kalimat
Lailahaillallah bisa masuk surga, jawabanya ya tidak !!! tidak mungkin antara satu dalil dengan dalil
lain itu ta’arud, atau bertentangan.

Di dalam hadist-hadist shohih banyak di terangkan keutamaan Makna Lailahaillallah,


termasuk di antaranya adalah :

82َ‫ظلمََأُولئِكََل ُه َُمَاْلمنََُوهُمََ ُمهتدُونََ*َاالنعام‬ ُ ‫الَّذِينََآمنُواَولمََيل ِب‬


ُ ‫سواَ ِإيمان ُهمََ ِب‬

Artinya:

“Orang-orang yang iman dan tidak mencampur keimanan dengan penganiayaan (syirik ) mereka
akan mendapat keamanan dari siksa dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”

5
ََ‫َوك ِلمت ُ َهَُألقاهاَإِلىَمريم‬،ُ ‫سولُه‬ ََّ ‫َوأ‬،ُ‫سولُه‬
ََّ َُ ‫نَ ِعيسىَعب َد‬
ُ ‫ّللاَِور‬ ََّ ‫َوأ‬،ُ‫ّللاَُوحد َهَُالََش ِريكََله‬
ُ ‫نَ ُمح َّمدًاَعبد َُهَُور‬ َ َّ ‫منََش ِهدََأنََالََ ِإلهََ ِإ‬
ََّ َ‫ال‬
‫لَ*َرواهَالبخاري‬ َّ
َِ ‫ّللاَُالجنةََعلىَماَكانََ ِمنََالعم‬ ٌّ َُ ‫َوالن‬،‫َوالجنَّ َةَُحق‬،ُ‫و ُروحََ ِمنه‬
ََّ َُ‫َأدخل َه‬،‫ارَحق‬ َّ ٌّ

Artinya :

“Barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dengan esaNya tidak ada
yang menyekutukan kepada Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba Allah dan
rasul Allah, dan sesungguhnya Isa adalah hamba Allah dan utusanNya, dan kalimat Allah
yang di jatuhkan pada Maryam dan ruh dari Allah, suraga itu hak, neraka itu hak, maka Allah
memasukan orang tersebut kedalam surga berdasarkan Amalnya.”

A.4. Hukum Syahahat Laailaahaillallah

Kalimat syahadat wajib diucapkan minimal satu kali dalam hidup walaupun
sebenarnya diperintahkan untuk memperbanyak memperbanyak menyebutkannya.
Rasulullah SAW bersabda :

“Dzikir yang paling utama adalah Laailaahaillallah –Tiada tuhan selain Allah (HR. Attabrani)

Kalimat syahadat ini juga wajib dipercaya kebenarannya, hakikatnya, dan diamalkan
kandungan dan konsekuensinya. Allah SWT berfirman :

“Dan sembahanan-sembahan yang mereka sembah selain Allahtidak dapat memberi


syafaat, akan tetapi (orang yang dapat memberi syafaat ialah) orang yang mengakui hak
(tauhid) dan mereka meyakini (Nya) “ (Az Zukhruf : 86).

Kalimat syahadat ini diyakini dengan ikhlas dan tulus hanya untuk Allah SWT semata.
Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW :

“Siapa yang bersaksi bahwa Tiada tuhan selain Allah dengan jujur dari lubuk hatinya maka
Allah akan mengharamkannya atas neraka. (HR. Bukhori)

A.5. Aplikasi Makna Syahadat Tauhid

6
Aplikasi makna syahadat berarti bahwa kita mengetahui dan mengamalkan hakikat
syahadat, meluruskan niat, tujuan, dan kemauan kita agar sejalan dengan konsekuensinya,
membersihkan hati dari semua yang bertentangan dengan maknanya. Demikianlah apa yang
ditunjukkan oleh firman Allah SWT :

“Maka barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka
sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus.
Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS Al Baqarah : 256)

Kesimpulan makna syahadat Laailaahaillallah tidak mungkin dapat teraplikasikan kecuali


dengan dua hal :

Pertama, terpenuhinya syarat-syarat syahadat.

Kedua, tidak adanya hal-hal yang membatalkan syahadat karena itu, syarat-syarat sah nya
syahadat serta hal-hal yang membatalkan menjadi wajib untuk dijelaskan dalam rangka
aplikasi syahadat.

B. Syarat – syarat Syahadat Tauhid


Syarat adlah sesuatu yang tanpa keberadaannya, maka yang disyaratakan itu
menjadi tidak sempurna atau tidak dapat terealisasi, jadi syarat syahadat adalah sesuatu
yang tanpa keberadaannya, maka syahadat itu dianggap tidak sah.

Pertama, mengetahui makna syahadat dengan kedua dimensinya, penafian dan penetapan.
Yaitu bahwa ia harus mengetahuii dimensinyapenafian dalam muatan kalimat syahadat,
yang dalam hal ini adalah penafian semua sembahan selain Allah, dan penetapan yang
dalam hal ini adalah penetapan hak Uluhiyah hanya bagi Allah semata. Allah berfirman :

“ Maka ketahuilah bahwa tiada tuhan selain Allah” (QS. Muhammad: 19 )

Lawan dari pengetahuan ini adalah ketidaktahuan akan makna syahadat.

Kedua, keyakinan. Yaitu mengetahui dengan sempurna mkna syahadat tanpa sedikit pun
keraguan makna tersebut.

7
Allah berfirman :

” Sesungguhnya orang – orang mukmin itu hanyalah orang – orang yang beriman pada
Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu – ragu” ( al – Hujaraat: 15)

Lawan keyakinan adalah keraguan.

Ketiga, keikhlasan. Kata ini diambil dari kata susu murni ( al – laban al – khalish) yang tidak
lagi dicampuri kotoran yang merusak kemurnian dan kejernihannya. Maka ikhlas berarti
membersihkan hati dari segala sesuatu yang bertentangan dengan makna syahadat.

Allah berfirman :

“ Padahal mereka tidak disuruh kecuali hanya menyembah Allah dengan memurnikan
kataan kepada- Nya dalam ( menjalankan ) agama yang lurus..” ( Al – Bayyinah : 5)

Lawan keikhlasan adalah syirik.

Keempat, kejujuran. Yaitu bahwa lahirnya tidak menyalahi batinnya. Keduanya harus saling
sesuai dan sejalan yaitu antara lahir dan batinnya, Antara ilmu dan amalnya.

Allah berfirman :

‫ظلمََأُولئِكََل ُه َُمَاْلمنََُوهُمََ ُمهتدُون‬


ُ ‫سواَ ِإيمان ُهمََ ِب‬
ُ ‫الَّذِينََآمنُواَولمََيل ِب‬

“ Orang – orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman ( syirik) mereka itulah orang – orang yang mendapat keamanan dan mereka itu
orang – orang yang mendapat petunjuk- Nya” ( Al – An’aam: 82)

Lawan kejujuran adalah nifaq yaitu menampakkan sesuatu yang sebenarnya tak ada dalam
hatinya atau bahwa ia menyimpan kekufuran sebenarnya tak ada dalam batinnya tetapi
menampakkan iman dalam lisan dan raganya.

8
Kelima, cinta yaitu mencintai Allah dan Rasul- Nya dengan segala apa yang dari keduanya
berupa ilmu dan amal, serta mencintai orang – orang beriman.

Allah berfirman :

َِ‫لِل‬ ََّ ‫لِلََِۗولوََيرىَالَّذِينََظل ُمواَإِذََيرونََالعذابََأ‬


ََّ ِ ََ‫نَالقُ َّوة‬ ََّ ِ َ‫ّللاََِۖوالَّذِينََآمنُواَأش َدَُّ ُحبًّا‬
ََّ َ‫ب‬ َِ ‫اسَمنََيتَّخِ َذَُمِ نََد‬
ََّ َ‫ُون‬
َِ ‫ّللاَِأندادًاَيُحِ بُّون ُهمََك ُح‬ َ ِ َّ‫ومِ نََالن‬
َِ ‫ّللاَشدِي َدَُالعذا‬
‫ب‬ ََّ ‫جمِ ي ًعاَوأ‬
ََّ َ‫ن‬

“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat
cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika
mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa
Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). ” ( Al – Baqarah: 165

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka
kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun
mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras
terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang
yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan
Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” ( QS. Al – Maaidah:54)

Lawan dari cinta adalah benci terhadap semua kata dan orang yang menyalahi Allah dan
Rasul – Nya serta islam.

Keenam, ketundukan. Yaitu tunduk dan menyerahkan diri kepada Allah dan Rasul- Nya
secara lahir dengan mengamalkan semua perintahnya dan meninggalkan semua
larangannya.

Allah berfirman :

9
“Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada
sebahagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur
pergi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang
menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” ( an- Nuur: 63)

B.1. Hakikat dan dampak dua kalimat syahadat

Islam harus dilaksanakan secara sempurna, tidak boleh hanya melaksanakan


sebagian dan meninggalkan bagian yang lain. Agar dapat melaksakan Islam secara Kaffah,
Sebagaimana diperintahkan dalam Surat Albaqoroh ayat 208, maka harus tahu Kerangka
Ajaran Islam.

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu sekalian kedalam Islam secara
Kaffah (keseluruhan, sempurna, global), dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu (Q.S. Al-Baqoroh/2 : 208).

Kerangka ajaran Islam dapat digambarkan sebagai sebuah bangunan rumah yang terdiri dari
tiga bagian penting dimana satu bagian tidak dapat dipisahkan dengan bagian yang lain.
Bagian yang satu merupakan penyempurnaan bagian yang lain, sehingga apabila satu bagian
di tiadakan maka akan hilanglah bagian yang lain atau seluruhnya.

Dalam sebuah bangunan terdapat tiga bagian penting, yaitu : Fondasi, Bangunan, dan Atap
Rumah.

 Fungsi pondasi adalah : Tempat berdiri tegaknya bangunan sehingga manakala


pondasi tidak kuat, maka bangunannya tidak akan bisa bertahan lama.
 Fungsi bangunan adalah : Untuk menyangga bangunan yang ada di atasnya sekaligus
memperkuat dan memperjelas existensi bangunan tersebut.
 Fungsi atap adalah sebagai pelindung bagian-bagian yang ada dibawahnya agar tidak
rusak oleh gangguan alam seperti (cahaya matahari, hujan, serta udara panas dan
dingin).

Bangunan rumah sebagai tempat berlindung haruslah mempunyai persyaratan yang sebaik-
baiknya agar pemiliknya menjadi tenang dan tentram. Maka keharusan pemilik yang
pertama adalah membuat pondasi yang kuat diatas tanah yang baik, selanjutnya mencari
bahan bangunan yang baik, kuat sehingga dapat bertahan dalam waktu yang sangat lama,

10
kemudian memberikan penahan atap yang tidak mudah lapuk dengan hujan dan tidak lekas
menyusut akibat terik matahari.

Maka sebagai seorang muslim yang merasa memiliki dan bertanggung jawab atas hak milik
tersebut hendaknya memeliharanya secara keseluruhan dari pada bangunan tersebut, dan
jangan hanya sebagian saja. Kalau mau membangun rumah jangan hanya pondasinya saja
karena betapapun indahnya dia belum dapat berfungsi, tetapi hendaknya dilengkapi dengan
sempurna, dengan bagian-bagiannya yang lain yaitu bangunan dan atapnya. Itulah perintah
Allah Swt., agar kita menyempurnakan apa yang telah kita yakini sebagaimana mestinya,
sesuai dengan Surat Al-Baqoroh Ayat 208.

B.2. Pembatalan – pembatalan syahadat

1. Ketidaktahuan akan mkna syahadat. Maka mengucapakan syahadat tanpa


mengetahui maknanya sama sekali tidak bermanfaat baginya.
2. Keraguan akan sebagian atau seluruh makna syahadat. Karne dengan begitu ia
sebenarnyamenganggap kebolehan dan ketidakbolehannya sama saja. Bahkan
andaikan pun ia menggap salah satu atas yang lain, hal itu tetap membutuhkan
keyakinan.
3. Mempersekutukan Allah dengan sesuatu selain Dia. Karena membebaskan diri
dari semua sembahan selain Allah.
4. Kedustaan aqidah (nifaq), yaitu bahwa ia menampakkan iman dan
menyembunyikan kekufuran. Allah berfirman tentang kaum munafiqin :

“Mereka mengucapakan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya”
( al – Fath: 11 )
5. Benci terhadap syahadat dengan maknanya, memusuhi orang – orang yang
meyakini kebenarannya dan para penyerunya.

“ Dan diantara manusia ada orang –orang yang menyembah tandingan – tandingan
selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah ”( Al – Baqarah: 165)

6. Meninggalakan makna lafaz syahadat serta tidak melaksanakan kewajiban –


kewajiban yang menjadi konsekuensi mengucapkan syahadat, baik secara umum
maupun parsial.
7. Menolak makna dan lafaz serta keyakinan akan kebenarannya.

11
Ayat yang menerangkan bahwa allah itu maha esa

َ ُْ‫ٱلرح َٰ َمن‬
ْ‫ٱلر ِحي ُم‬ َْ ‫ّل إِ َٰلَ ْهَ ِإ‬
َ ‫ّل ه َُْو‬ ْ‫َو ِإ َٰلَ ُه ُكمْ ِإ َٰلَهْ َٰ َو ِحدْ ْۖ َا‬
Kementrian AgamaDan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan
Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

ْ‫ض ْۖ َمن ذَا ٱلَذِى يَشفَ ُْع ِعن َدهُۥا ِإ َّل‬ ْ ِ ‫ت َو َما فِى ٱْلَر‬ َ ‫ّل نَومْ ْۖ لَهُۥ َما فِى ٱل‬
ِْ ‫س َٰ َم َٰ َو‬ َْ ‫ّل تَأ ُخذُهُۥ ِسنَةْ َو‬
َْ ْۖ ‫ّل ه َُْو ٱل َحىْ ٱلقَيو ُْم‬ َْ ‫ّل إِ َٰلَ ْهَ ِإ‬
ْ‫ٱّللُ َا‬
َْ
َْ ‫ض ْۖ َو‬
‫ّل‬ َْ ‫ت َوٱْلَر‬ َ ‫شا ا َْء ْۖ َو ِس َْع ُكر ِسي ْهُ ٱل‬
ِْ ‫س َٰ َم َٰ َو‬ َْ ‫طونَْ ِبشَىءْ ِمنْ ِعل ِم ِهۦا ِإ‬
َ ‫ّل ِب َما‬ َْ ‫ِبإِذ ِن ِهۦ ْۖ َيعلَ ُْم َما َبينَْ أَيدِي ِهمْ َو َما خَلفَ ُهمْ ْۖ َو‬
ُ ‫ّل ي ُِحي‬
ُ ‫يَـُٔو ُدهُۥ ِحف‬
ْ‫ظ ُه َما ْۖ َوه َُْو ٱلعَ ِلىْ ٱلعَ ِظي ُم‬
Kementrian AgamaAllah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang
Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi
Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat
memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

َْ ‫ّل إِ َٰلَ ْهَ ِإ‬


ْ‫ّل ه َُْو ٱل َحىْ ٱلقَيو ُم‬ ْ‫ٱّللُ َا‬
َْ
Kementrian AgamaAllah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang
hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya.

‫ا‬
َْ ‫ّل ِإ َٰلَ ْهَ ِإ‬
ُْ ‫ّل ه َُْو ٱلعَ ِز‬
ْ‫يز ٱل َح ِكي ُم‬ ْ‫ط ْۖ َا‬ ْ۟ ُ‫ّل ه َُْو َوٱل َم َٰلَئِ َك ْةُ َوأ ُ ۟ول‬
ِْ ‫وا ٱل ِعل ِْم قَاائِ ًۢما بِٱل ِقس‬ َْ ‫ّل ِإ َٰلَ ْهَ ِإ‬
ْ‫ٱّللُ أَنَهُۥ َا‬
َْ ‫ش ِه َْد‬
َ
Kementrian AgamaAllah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang
berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu
(juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak
disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

12
Memahami tentang surah Al-Ikhlas

Inilah surat yang dikatakan dalam beberapa hadits seperti sepertiga Al Qur’an
yaitu surat Al Ikhlash. Pada kesempatan kali dan beberapa posting selanjutnya, kita akan
sedikit mengupas mengenai surat ini. Pada awalnya kita akan melihat dahulu tafsiran ayat-
ayat yang ada pada surat tersebut. Setelah itu kita akan melihat keutamaan surat ini.
Terakhir, kita akan mengkaji waktu kapan saja surat Al Ikhlash dibaca. Semoga bermanfaat.

Allah Ta’ala berfirman,

ْ‫ّللاُ هُوْ قُل‬ َ ‫( ال‬2) ْ‫( يُولدْ ولمْ ي ِلدْ لم‬3) ْ‫( أحدْ ُكفُ ًوا ل ْه ُ ي ُكنْ ولم‬4
َْ ‫صم ُْد‬
َْ ْ‫( أحد‬1) ُ‫ّللا‬

(yang artinya) :

1. Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.


2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.

Pengenalan
Surat ini dinamakan Al Ikhlas karena di dalamnya berisi pengajaran tentang tauhid. Oleh
karena itu, surat ini dinamakan juga Surat Al Asas, Qul Huwallahu Ahad, At Tauhid, Al Iman,
dan masih banyak nama lainnya.
Surat ini merupakan surat Makiyyah dan termasuk surat Mufashol. Surat Al Ikhlas ini terdiri
dari 4 ayat, surat ke 112, diturunkan setelah surat An Naas. (At Ta’rif bi Suratil Qur’anil
Karim)
Ada dua sebab kenapa surat ini dinamakan Al Ikhlash.Yang pertama, dinamakan Al Ikhlash
karena surat ini berbicara tentang ikhlash. Yang kedua, dinamakan Al Ikhlash karena surat ini
murni membicarakan tentang Allah. Perhatikan penjelasan berikut ini.

Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin mengatakan bahwa Surat Al Ikhlas ini berasal dari
’mengikhlaskan sesuatu’ yaitu membersihkannya/memurnikannya. Dinamakan demikian
karena di dalam surat ini berisi pembahasan mengenai ikhlas kepada Allah ’Azza wa Jalla.
Oleh karena itu, barangsiapa mengimaninya, dia termasuk orang yang ikhlas kepada Allah.
Ada pula yang mengatakan bahwa surat ini dinamakan Al Ikhlash (di mana ikhlash berarti
murni) karena surat ini murni membicarakan tentang Allah. Allah hanya mengkhususkan
membicarakan diri-Nya, tidak membicarakan tentang hukum ataupun yang lainnya. Dua
tafsiran ini sama-sama benar, tidak bertolak belakang satu dan lainnya. (Lihat Syarh Al
Aqidah Al Wasithiyyah, 97)

Asbabun Nuzul
Surat ini turun sebagai jawaban kepada orang musyrik yang menanyakan pada Rasulullah

13
shallallahu ’alaihi wa sallam, ’Sebutkan nasab atau sifat Rabbmu pada kami?’. Maka Allah
berfirman kepada Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam, ’Katakanlah kepada yang
menanyakan tadi, … [lalu disebutkanlah surat ini]’(Aysarut Tafasir, 1502). Juga ada yang
mengatakan bahwa surat ini turun sebagai jawaban pertanyaan dari orang-orang Yahudi
(Jami’ul Bayan fi Ta’wilil Qur’an, At Ta’rif bi Suratil Qur’anil Karim, Tafsir Juz ‘Amma 292).
Namun, Syaikh Muqbil mengatakan bahwa asbabun nuzul yang disebutkan di atas berasal
dari riwayat yang dho’if (lemah) sebagaimana disebutkan dalam Shohih Al Musnad min
Asbab An Nuzul.

Saatnya memahami tafsiran tiap ayat.

Tafsir Ayat Pertama

ْ ُ‫ّللاُ هُوْ ق‬
‫ل‬ َْ ْ‫( أحد‬1)

1. Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.

Kata (ْ‫– )قُل‬artinya katakanlah-. Perintah ini ditujukan kepada Nabi shallallahu ’alaihi wa
sallam dan juga umatnya.
Al Qurtubhi mengatakan bahwa (ْ‫ّللاُ هُوْ قُل‬
َْ ْ‫ )أحد‬maknanya adalah :

ِ ‫ال ِوت ُْر الو‬، ‫ل ْهُ شبِيهْ لْ الَذِي‬، ْ‫صاحبةْ ولْ ن ِظيرْ ول‬، ْ‫ش ِريكْ ولْ ولد ول‬
ْ‫اح ُد‬

Al Wahid Al Witr (Maha Esa), tidak ada yang serupa dengan-Nya, tidak ada yang sebanding
dengan-Nya, tidak memiliki istri ataupun anak, dan tidak ada sekutu baginya.

Asal kata dari (ْ‫ )أحد‬adalah (ْ‫)وحد‬, sebelumnya diawali dengan huruf ‘waw’ kemudian diganti
‘hamzah’. (Al Jaami’ liahkamil Qur’an, Adhwaul Bayan)

Syaikh Al Utsaimin mengatakan bahwa kalimat (ُْ‫ّللا‬


َ ْ‫– )أحد‬artinya Allah Maha Esa-, maknanya
bahwa Allah itu Esa dalam keagungan dan kebesarannya, tidak ada yang serupa dengan-
Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya. (Tafsir Juz ‘Amma 292)

Tafsir Ayat Kedua

َْ ‫صم ُْد‬
ُ‫ّللا‬ َ ‫( ال‬2)

2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

14
Ibnul Jauziy dalam Zaadul Masiir mengatakan bahwa makna Ash Shomad ada empat
pendapat:

Pertama, Ash Shomad bermakna:

ِ ‫الحوائج في إليه يُصم ُْد الذي‬


‫السيد أنه‬

Allah adalah As Sayid (penghulu), tempat makhluk menyandarkan segala hajat pada-Nya.

Kedua, Ash Shomad bermakna:

‫له جوف ل الذي أنه‬

Allah tidak memiliki rongga (perut).

Ketiga, Ash Shomad bermakna:

‫الدائم أنه‬

Allah itu Maha Kekal.

Keempat, Ash Shomad bermakna:

‫الخلق فناء بعد الباقي‬

Allah itu tetap kekal setelah para makhluk binasa.

Dalam Tafsir Al Qur’an Al Azhim (Tafsir Ibnu Katsir) disebutkan beberapa perkataan ahli
tafsir yakni sebagai berikut.
Dari ‘Ikrimah, dari Ibnu Abbas mengatakan bahwa maksud ayat ini adalah :

‫ق يص ُم ُْد الَذِي‬
ُْ ِ‫ومسائِ ِل ِهمْ حوائِ ِج ِهمْ فِي إِلي ِْه الخَلئ‬

Seluruh makhluk bersandar/bergantung kepada-Nya dalam segala kebutuhan maupun


permasalahan.

Ali bin Abi Tholhah dari Ibnu Abbas mengatakan mengenai

15
َ ‫صم ُْد‬
(ُْ‫ّللا‬ َ ‫ )ال‬:

‫سؤدده في كمل قد الذي السيد هو‬، ‫شرفه في كمل قد الذي والشريف‬، ‫عظمته في كمل قد الذي والعظيم‬، ‫كمل قد الذي والحليم‬
‫حلمه في‬، ‫علمه في كمل قد الذي والعليم‬، ‫والسؤدد الشرف أنواع في كمل قد الذي وهو حكمته في كمل قد الذي والحكيم‬، ‫وهو‬
‫سبحانه هللا‬، ‫له إل تنبغي ل صفته هذه‬، ‫كفء له ليس‬، ‫شيء كمثله وليس‬، ‫القهار الواحد هللا سبحان‬.

Dia-lah As Sayyid (Pemimpin) yang kekuasaan-Nya sempurna. Dia-lah Asy Syarif (Maha
Mulia) yang kemuliaan-Nya sempurna. Dia-lah Al ‘Azhim (Maha Agung) yang keagungan-Nya
sempurna. Dia-lah Al Halim (Maha Pemurah) yang kemurahan-Nya itu sempurna. Dia-lah Al
‘Alim (Maha Mengetahui) yang ilmu-Nya itu sempurna. Dia-lah Al Hakim (Maha Bijaksana)
yang sempurna dalam hikmah (atau hukum-Nya). Allah-lah –Yang Maha Suci- yang Maha
Sempurna dalam segala kemuliaan dan kekuasaan. Sifat-Nya ini tidak pantas kecuali bagi-
Nya, tidak ada yang setara dengan-Nya, tidak ada yang semisal dengan-Nya. Maha Suci Allah
Yang Maha Esa dan Maha Kuasa.

Al A’masy mengatakan dari Syaqiq dari Abi Wa’il bahwa Ash Shomad bermakna:

{ ‫صم ُْد‬
َ ‫سؤدده انتهى قد الذي السيد } ال‬

”Pemimpin yang paling tinggi kekuasaan-Nya”. Begitu juga diriwayatkan dari ’Ashim dari Abi
Wa’il dari Ibnu Mas’ud semacam itu.

Malik mengatakan dari Zaid bin Aslam, ”Ash Shomad adalah As Sayyid (Pemimpin).”

Al Hasan dan Qotadah mengatakan bahwa Ash Shomad adalah (‫ )خلقه بعد الباقي‬Yang Maha
Kekal setelah makhluk-Nya (binasa).

Al Hasan juga mengatakan bahwa

Ash Shomad adalah

‫له زوال ل الذي القيوم الحي‬

Yang Maha Hidup dan Quyyum (mengurusi dirinya dan makhlukNya) dan tidak mungkin
binasa.

’Ikrimah mengatakan bahwa Ash Shomad adalah yang tidak mengeluarkan sesuatupun dari-
Nya (semisal anak) dan tidak makan.

Ar Robi’ bin Anas mengatakan bahwa Ash Shomad adalah (‫ )يولد ولم يلد لم الذي‬yaitu tidak
beranak dan tidak diperanakkan. Beliau menafsirkan ayat ini dengan ayat sesudahnya dan
ini tafsiran yang sangat bagus.

16
Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Sa’id bin Al Musayyib, Mujahid, Abdullah bin Buraidah, ’Ikrimah,
Sa’id bin Jubair, ’Atho’ bin Abi Robbah, ’Athiyyah Al ’Awfiy, Adh Dhohak dan As Sudi
mengatakan bahwa

Ash Shomad adalah (‫ )له جوف ل‬yaitu tidak memiliki rongga (perut).

Al Hafizh Abul Qosim Ath Thobroni dalam kitab Sunnahnya -setelah menyebut berbagai
pendapat di atas tentang tafsir Ash Shomad- berkata, ”Semua makna ini adalah shohih
(benar). Sifat tersebut merupakan sifat Rabb kita ’Azza wa Jalla. Dia-lah tempat bersandar
dan bergantung dalam segala kebutuhan. Dia-lah yang paling tinggi kekuasaan-Nya. Dia-lah
Ash Shomad tidak ada yang berasal dari-Nya. Allah tidak butuh makan dan minum. Dia
tetap kekal setelah para makhluk-Nya binasa. Baihaqi juga menjelaskan yang
demikian.” (Diringkas dari Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim)

Tafsir Ayat Ketiga

ْ‫( يُولدْ ولمْ ي ِلدْ لم‬3)

3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,

Kalimat (ْ‫ )ي ِلدْ لم‬sebagaimana dikatakan Maqotil,

”Tidak beranak kemudian mendapat warisan.” Kalimat (ْ‫ )يُولدْ ولم‬maksudnya adalah tidak
disekutui. Demikian karena orang-orang musyrik Arab mengatakan bahwa Malaikat adalah
anak perempuan Allah . Kaum Yahudi mengatakan bahwa ’Uzair adalah anak Allah.
Sedangkan Nashoro mengatakan bahwa Al Masih (Isa, pen) adalah anak Allah. Dalam ayat
ini, Allah meniadakan itu semua.” (Zadul Masiir)

Tafsir Ayat Keempat

ْ‫( أحدْ ُكفُ ًوا ل ْه ُ ي ُكنْ ولم‬4

4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.

Maksudnya adalah tidak ada seorang pun sama dalam setiap sifat-sifat Allah. Jadi Allah
meniadakan dari diri-Nya memiliki anak atau dilahirkan sehingga memiliki orang tua. Juga
Allah meniadakan adanya yang semisal dengan-Nya. (Tafsir Juz ‘Amma 293)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di mengatakan makna ayat: ”dan tidak ada
seorangpun yang setara dengan Dia” yaitu tidak ada yang serupa (setara) dengan Allah
dalam nama, sifat, dan perbuatan.

17
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Dari yang telah teruraikan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa syahadat tauhid
merupakan inti pokok agama islam sebagai pengakuan umat islam terhadap pencipta yang
mutlak dan tidak ada yang dituju selainya. Dan Maksud Makna Lailahaillah ialah tiada tuhan
yang layak disembah hanya Allah.

Untuk itu dalam firman Allah dan sabda Nabi Muhammad SAW dikatakan :
“orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman(syirik), mereka itulah oarng yang mendapat keamanan. Mereka itu adalah orang-
orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-An-nam:82)

B. Saran

Semoga setelah mempelajari dan memahami pembahasan ini kita dapat mengambil hikmah
betapa pentingnya ajaran tauhid ini bagi umat islam dan merupakan faktor terpenting untuk
mengembalikan kejayaan islam pada umat ini. Untuk itu, kita sebagai generasi penerus
perjuangan Islam harus berusaha sekuat tenaga untuk mengimplementasikan konsep tauhid
dalam semua segi kehidupan kita. Pada akhirnya kita berharap dan berdo'a kepada Allah
SWT supaya mengembalikan kejayaan ummat ini dengan konsep tauhid yang kita amalkan.

DAFTAR PUSTAKA

http://alquranalhadi.com/index.php/kajian/tema/10/tidak-ada-tuhan-selain-allah

https://rumaysho.com/907-memahami-surat-al-ikhlas-sepertiga-al-quran.html

Arya Wisnu, “Einsten Mencari Tuhan”, yogyakarta,2008.

Daradjat Zakia, “Islam Untuk Disiplin Ilmu Filsafat”, Jakarta, 1997.

18
19

Anda mungkin juga menyukai