PEKERJAAN LANDSCAPES
SEKSI 6.1
PEKERJAAN PERKERASAN PERMUKAAN
6.1.1.1 UMUM
1) Uraian
Dalam pekerjaan ini juga mencakup persiapan area sub grade dan sub base
sebagai pondasi dasar lapisan pemasangan pavingstone, urugan pasir dan
pemadatannya, serta pekerjaan sambungan pavingstone dengan konstruksi yang
ada.
Untuk type paving grass block, mencakup penanaman dan perawatan rumput
pengisi grass block.
Semua jenis paving yang digunakan adalah kualitas satu. Paving yang pecah,
retak, lobang, berubah warna, dan cacat lainnya yang mungkin kelihatan atau
menyebabkan pekerjaan yang terpasang menjadi bernoda, harus segera
disingkirkan dari lokasi pekerjaan, sehingga menghindari penggunaan material
paving yang cacat tersebut.
Perbaikan dari pekerjaan pemasangan pavingstone yang tidak memenuhi
ketentuan harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan,
termasuk pembuangan bahan yang berlebihan dan perbaikan komponen
pekerjaan lain yang rusak, disebabkan adanya perbaikan pemasangan
pavingstone tersebut.
6.1.1.2 BAHAN
Bahan yang dipersyaratkan untuk mendapatkan pekerjaan pemasangan pavingstone
adalah sebagai berikut :
1. Pavingstone harus memenuhi :
- Mutu (kualitas) sesuai yang disebutkan dalam RAB dan atau Gambar
Perencanaan. Jika terdapat perbedaan kualitas yang tercantum, maka urutan
hierarki Dokumen Kontrak adalah yang menentukan.
- Dimensi dan ukuran harus sesuai dengan Gambar Perencanaan. Toleransi
yang diijinkan dalam pelaksanaan adalah maksimal + 5 mm
- Type sesuai yang dipersyaratkan dalam RAB dan atau Gambar Perencanaan.
Jika terdapat perbedaan kualitas yang tercantum, maka urutan hierarki
Dokumen Kontrak adalah yang menentukan.
- Warna (jika ada) sesuai yang dipersyaratkan dalam RAB dan atau Gambar
Perencanaan. Jika terdapat perbedaan kualitas yang tercantum, maka urutan
hierarki Dokumen Kontrak adalah yang menentukan.
2. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
3. Air harus memenuhi P.U.B NI-2 Bab 3.6
Jenis material, type material dan hal-hal yang lain yang perlu ditambahkan, (jika ada)
diatur dalam Spesifikasi Khusus Poin 6 yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Spesifikasi Teknis ini.
6.1.1.3 PERALATAN
Penyedia Jasa berkewajiban menyediakan peralatan kerja yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan kerja pemasangan pavingstone, dengan mengacu pada standart kualitas
yang dipersyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
Sebelum memulai penghamparan lapisan pasir perata, Penyedia Jasa harus meminta
persetujuan kepada Direksi/Pengawas dan/atau Direksi Pekerjaan.
Sesudah elevasi sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam gambar kerja, maka
Penyedia Jasa dapat menghamparkan pasir sebagai lapisan perata sesuai elevasi
yang dipersyaratkan. Ketebalan yang dipersyaratkan dalam penghamparan adalah 5
sampai dengan 10 cm, dengan toleransi maksimal + 1 cm. Jika dijumpai lapisan
penghamparan melebihi dari toleransi tersebut diatas, maka pekerjaan
penghamaparan pasir harus diganti dengan lapis sub base leveling. Sedangkan jika
lapisan penghamparan kurang dari batas toleransi di atas, maka harus dilakukan
pemotongan (scrapping) lapisan sub base, sehingga didapat lapisan pasir perata
sesuai dengan batas toleransi yang dipersyaratkan. Kandungan kelembaban lapisan
pasir harus dijaga tetap konstan dengan kepadatan yang longgar, sampai
pavingstone dipasang dan dipadatkan.
Pemasangan paving harus sesuai dengan toleransi mutu yang disebutkan dalam
pasal 6.1.1.1 ayat 3 dengan lebar sambungan minimum 1 mm dan maksimum 4
mm. Kerataan permukaan harus dijaga selama pelaksanaan pekerjaan dengan
menggunakan alat bantu.
Unit paving yang baru dipasang harus dilindungi dengan plywood atau papan kayu
yang rata sebagai tempat berdiri para pekerja. Majukan panel pelindung seiring
kemajuan pekerjaan. Untuk area stocking dan/atau mobilisasi material yang dilakukan
diatas lokasi pekerjaan harus dilindungi sesuai dengan perpindahan selanjutnya bahan-
bahan dan peralatan untuk menghindari cekukan atau mengganggu keserasian unit
paving.
Sesudah lapisan pavingsone dipasangan dengan asumsi toleransi yang harus dijaga
untuk mendapatkan toleransi finishing yang sesuai dengan gambar kerja, maka
dilakukan penggetaran dengan menggunakan alat vibrator plate amplitube rendah
kapasitas pemadatan 1500 – 2500 kg dan/atau alat lain yang disetujui oleh
Direksi/Pengawas Pekerjaan. Penggetaran dilakukan sekurang-kurangnya 3 kali dan
maksimal 5 kali.
Penggetaran yang kurang dari 3 kali harus diulang, untuk memastikan bahwa
lapisan pasir perata dan pavingstone benar-benar padat, sehingga tidak
dimungkinkan terjadinya lapisan permukaan yang bergelombang.
Penggetaran dijaga jangan sampai melebihi 5 kali, untuk menghindari terjadinya
lapisan pasir yang kurang fleksible dalam mendukung lapisan permukaan
pavingstone.
6.1.2.1 UMUM
1) Uraian
Dalam pekerjaan ini juga mencakup persiapan area sub grade dan sub base
sebagai pondasi dasar lapisan pemasangan kansteen dan/atau car stopper, urugan
pasir dan pemadatannya, serta pekerjaan sambungan kansteen dan/atau car
stopper dengan konstruksi yang ada.
Pekerjaan pemasangan kansteen dan/atau car stopper ini meliputi seluruh detail
yang di sebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan/atau sesuai petunjuk Perencana/
Pengawas .
Semua jenis kansteen dan/atau car stopper yang digunakan adalah kualitas satu.
kansteen dan/atau car stopper yang pecah, retak, lobang, berubah warna, dan
cacat lainnya yang mungkin kelihatan atau menyebabkan pekerjaan yang
terpasang menjadi bernoda, harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan,
sehingga menghindari penggunaan material kansteen dan/atau car stopper yang
cacat tersebut.
6.1.2.2 BAHAN
Bahan yang dipersyaratkan untuk mendapatkan pekerjaan kansteen dan/atau car
stopper adalah sebagai berikut :
Jenis material, type material dan hal-hal yang lain yang perlu ditambahkan, (jika ada)
diatur dalam Spesifikasi Khusus Poin 6 yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Spesifikasi Teknis ini.
6.1.2.3 PERALATAN
Penyedia Jasa berkewajiban menyediakan peralatan kerja yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan kerja pemasangan kansteen dan/atau car stopper, dengan mengacu pada
standart kualitas yang dipersyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
Sebelum memulai penghamparan lapisan pasir perata, Penyedia Jasa harus meminta
persetujuan kepada Direksi/Pengawas dan/atau Direksi Pekerjaan.
Sesudah elevasi sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam gambar kerja, maka
Penyedia Jasa dapat menghamparkan pasir sebagai lapisan perata sesuai elevasi
yang dipersyaratkan. Ketebalan yang dipersyaratkan dalam penghamparan adalah 5
sampai dengan 10 cm, dengan toleransi maksimal + 1 cm. Jika dijumpai lapisan
penghamparan melebihi dari toleransi tersebut diatas, maka pekerjaan
penghamaparan pasir harus diganti dengan lapis sub base leveling. Sedangkan jika
lapisan penghamparan kurang dari batas toleransi di atas, maka harus dilakukan
pemotongan (scrapping) lapisan sub base, sehingga didapat lapisan pasir perata
sesuai dengan batas toleransi yang dipersyaratkan. Kandungan kelembaban lapisan
pasir harus dijaga tetap konstan dengan kepadatan yang longgar, sampai Kansteen
dan/atau car stopper dipasang dan dipadatkan.
Pemasangan Kansteen dan/atau car stopper harus sesuai dengan toleransi mutu
yang disebutkan dalam pasal 6.1.1.1 ayat 3. Kerataan permukaan harus dijaga
selama pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat bantu.
Unit Kansteen dan/atau car stopper yang baru dipasang harus dilindungi untuk
menghindari cekukan atau mengganggu keserasian unit Kansteen dan/atau car stopper
. Segala kerusakan yang diakibatkan kelalaian Penyedia jasa selama masa
pelaksanaan, menjadi tanggungan Penyedia Jasa.
Sesudah lapisan Kansteen dan/atau car stopper dipasangan dengan asumsi toleransi
yang harus dijaga untuk mendapatkan toleransi finishing yang sesuai dengan
gambar kerja, maka dilakukan perataan leveling atas Kansteen dan/atau car stopper
dan harus disetujui oleh Direksi/Pengawas Pekerjaan.
Jika pelaksanaan pekerjaan Kansteen dan/atau car stopper dilakukan pada musim
penghujan,(selama pekerjaan dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi dan/atau
Pengawas Pekerjaan), maka lapisan Kansteen dan/atau car stopper yang terbuka
harus ditutup dengan lembaran plastik yang tidak ternoda untuk menjaga gerusan
dari air hujan.
Untuk kondisi sambungan (Joint Treatment ) tempatkan unit Kansteen dan/atau car
stopper dengan penyambungan manual sehingga dapat diyakini bahwa sudah terjadi
ikatan pengunci (inter locking) atar batangan Kansteen dan/atau car stopper dan
dilakukan pengiisian dengan campuran kering dari 1 bagian semen porland dan 3
bagian pasir dengan cara menyapu campuran tersebut diatas permukaan Kansteen
dan/atau car stopper sampai sambungan-sambungan yang ada terlihat sama, supaya
tidak kelihatan tanda -tanda penggantian.
6.1.3.1 UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan, penyimpanan (stocking) material dan alat
kerja, melaksanakan pencampuran semua pekerjaan beton sesuai dengan gambar-
gambar konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan tambahan sesuai
peraturan pembebanan jalan dalam uraian dan syarat - syarat pelaksanaannya.
Pekerjaan beton ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar
dan/atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
Sebelum pekerjaan diijinkan untuk dilaksanakan, maka Penyedia Jasa berkewajiban untuk
mempersiapakan lokasi pekerjaan, dan menjamin bahwa pekerjaan dapat dilaksanakan di
tempat tersebut tanpa adanya kendala yang dapat mengakibatkan kualitas pekerjaan tidak
sesuai dengan Spesifikasi Teknis.
3. Standar Rujukan
Seluruh pekerjaan strukur beton bertulang harus berpedoman pada peraturan konstruksi
beton yang berlaku yaitu :
a. Pedoman Beton 1989;
b. American Concrete Institute ( A.C.I ) 1986;
c. Pedoman perencanaan untuk Struktur Beton;
d. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia ( PUBI-1982 )-NI-3;
e. Peraturan portland Cement Indonesia 1972 ( NI-8 );
f. Mutu dan cara uji semen Portland ( SII 0013-81 );
g. Mutu dan cara uji Agregat Beton ( SII 005-80 );
h. ASTM C-33 Standard Specification for Cocrete Aggregates;
i. Baja tulang beton ( SII 0136-84 );
j. Jaringan kawat baja las untuk tulang beton ( SII 0784-83 );
k. American Socity For Testing and Material ( ASTM );
l. Peraturan Pembangunan Nasional 1978;
m. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat;
c. Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sesuai dengan
gambar dan Spesifikasi Struktur.
b. Penyedia Jasa harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton
ini dengan memperhatikan data - data pengalaman pelaksanaan di lain tempat dan
dengan mengadakan trial-mix di Laboratorium yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji berupa silinder beton dan kubus
beton, menurut ketentuan-ketentuan yang disebut dalam Peraturan Beton Indonesia
mengingat bahwa W/C factor yang sesuai disini adalah sekitar
0,25-0,55 maka pemasukan adukan kedalam cetakan benda uji dilakukan
menurut peraturan beton Indonesia tanpa menggunakan penggetar.
Pada masa - masa pembetonan pendahuluan harus dibuat min 1 benda uji per
1,5 m3 beton hingga dengan cepat dapat diperoleh 20 benda uji yang pertama,
pengambilan benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan
kecepatan pembetonan.
d. Penyedia Jasa harus membuat laporan tertulis atas data - data kualitas beton yang
dibuat dengan disahkan oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas dan laporan
tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan tekanan beton.
e. Laporan tertulis tersebut harus disertai setifikat dari Laboratorium.
f. Setiap akan diadakan pengecoran atau setiap 5 m3, selama pelaksanaan harus ada
pengujian slump, dengan syarat minimum 5 cm dan maksimum 12 cm. Cara pengujian
slump sebagai berikut :
Contoh beton diambil tepat sebelum di tuangkan kedalam cetakan beton
( bekisting ) cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau
plat beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan
tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi diameter 16 mm panjang 30 cm dengan
ujung yang bulat ( seperti peluru ).
Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap
lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu
lapisan yang bawahnya. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan di angkat
perlahan-lahan dan di ukur penurunannya ( nilai slump-nya )
Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih serta tidak boleh mengandung bahan
-bahan yang merusak umpamanya yang bentuk atau kualitasnya bertentangan dan
mempengaruhi kekuatan atau kekalnya konstruksi beton pada setiap umur,
termasuk daya tahannya terhadap karat dari tulangan besi beton. Agregat (butiran) dalam
segala hal harus memenuhi yang dikehendaki (ketentuan – ketentuan) PBI- 1971 bab 3.5
untuk dilakukan pengujian butiran.
c. A i r
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan - bahan yang
merusak atau campuran - campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.
d. Baja tulangan
1. Jenis penulangan
Batang tulangan besi beton harus terdiri dari baja lunak dan baja sedang
dengan tegangan leleh 3900 kg/cm2. Bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi
ketentuan - ketentuan PBI - 1971. Standard Jepang klas SR - 24 atau British
Standard No. 785 - 1938. Grade yang dipergunakan adalah ST - 37 dengan katagori
U - 39 yang sesuai dengan tabel 3.7.1. PBI - 1971.
2. Penyambungan tulangan
Panjang penyambungan harus dilakukan sebagai berikut :
3. Penyimpanan
Tulangan besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
4. Pemasangan
Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat
lepas, kulit giling, adukan beton yang melekat atau bahan - bahan lain yang
merusak harus dihilangkan dan dibersihkan dengan kompressor sebelum pengecoran.
Semua tulangan harus dipasang dengan posisi yang tepat hingga tidak dapat berubah
atau bergeser pada waktu adukan ditumbuk - tumbuk atau dipadatkan. Tulangan besi
beton dan penutup beton tingginya harus tepat.
5. Pengujian ( testing )
Pada umumnya pengujian untuk tulangan besi beton harus sesuai dengan PBI -
1971 yaitu yang mempunyai kekuatan leleh minimal 2400 kg / cm2. Jika besi beton
tersebut tidak memenuhi ketentuan sebagai mana tercantum di dalam Uraian dan
Syarat - syarat dan Syarat - syarat Pengujian, maka kelompok yang tidak memenuhi
syarat - syarat itu tidak boleh dipakai, dan Penyedia Jasa harus menyingkirkannya
dari tempat pekerjaan.
6. Selimut beton
Ukuran minimal selimut beton sesuai dengan penggunaannya (tidak termasuk
plesteran), adalah minimal 5 cm, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan
dan/atau Pengawas.
e. Cetakan ( bekisting )
1. Bahan
Bekisting harus dipakai kayu kelas II yang cukup kering dan sesuai dengan
finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Bekisting harus cukup mampu untuk
menahan getaran-getaran vibrator dan kejutan gaya lain yang diterima tanpa
berubah bentuk. Cetakan harus dibuat dari papan-papan yang bermutu baik, dipakai
kayu terentang tebal minimum 3 cm atau kayu lapis tebal 24 mm.
2. Konstruksi
Cetakan harus dibuat dan disangga (support) sedemikian rupa sehingga dapat
menahan getaran yang merusak atau lengkung akibat tekanan adukan beton yang
cair atau sudah padat. Cetakan harus dibuat sedemikian rupa sehingga mempermudah
penumbukan - penumbukan untuk memadatkan pengecoran tanpa merusak
konstruksi.
5. Pelapis cetakan
Untuk mempermudah pembukaan bekisting, pelapis cetakan dari merk yang telah
disetujui dapat dipergunakan minyak pelumas, yang sudah / belum dipakai, tidak boleh
digunakan.
3.3.3 PERALATAN
Penyedia Jasa berkewajiban menyediakan peralatan kerja yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
pekerjaan beton, dengan mengacu pada standart kualitas yang dipersyaratkan dalam Spesifikasi
Teknis ini.
B. Toleransi
Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas toleransi 1 cm,
toleransi ini tidak boleh bertambah (cumulative). Ukuran masing-masing bagian harus
seksama dalam -0,50 dan +0,50 cm.
D. Pengangkutan adukan
Adukan beton harus diangkut, dapat dihindarkan adanya pemisahan dari bagian- bagian
bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 2 meter.
F. Pengecoran Beton
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian - bagian
struktur dari pekerjaan beton, Penyedia Jasa harus mengajukan permohonan izin
pengecoran tertulis kepada Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas minimum 2 (dua)
hari sebelum tanggal / hari pengecoran.
2. Permohonan izin pengecoran tertulis tersebut hanya boleh diajukan apabila bagian
pekerjaan yang akan dicor tersebut sudah “siap” artinya Penyedia Jasa sudah
mempersiapkan bagian pekerjaan tersebut sebaik mungkin sehingga sesuai dengan
gambar dan spesifikasi.
4. Izin pengecoran tertulis yang sudah dikeluarkan dapat menjadi batal apabila terjadi
salah satu keadaan seperti tersebut.
a. Izin pengecoran tertulis telah melewati 7 ( tujuh ) hari dari tanggal rencana
pengecoran yang disebutkan dalam izin tersebut.
b. Kondisi bagian pekerjaan yang akan dicor sudah tidak memenuhi syarat lagi
misalnya tulangan, pembersih bekisting atau hal - hal lain yang tidak sesuai
dengan gambar - gambar dan spesifikasi.
6. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton
selesai diperiksa dan mendapat persetujuan tertulis dari Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
7. Sebelum pengecoran dimaulai, maka tempat - tempat yang akan dicor terlebih
dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran - kotoran (potongan kayu, batu, tanah
dll ) dan dibasahi dengan air semen.
8. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan
dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian lebih dari 1,5 m yang akan menyebabkan
pengendapan / pemisahan aggregat. Pengecoran harus
dilakukan secara terus menerus ( continue / tanpa berhenti ).
Adukan yang tidak dicor ( ditinggikan ) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah
keluar dari mesin adukan beton, dan juga adukan yang tumpah selama
pengangkutan, tidak diperkenan untuk dipakai lagi.
9. Pengecoran kedalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengental, yang
dalam keadaan normal 30 menit. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan
harus dilanjutkan tanpa berhenti. Tidak boleh mengecor beton pada waktu
hujan, kecuali jika Penyedia Jasa mengambil tindakan - tindakan mencegah
kerusakan dengan persetujuan dari Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
G. Pemadatan beton
1. Beton Harus dipadatkan dengan menggunakan vibrator dengan ukuran yang sesuai
selama pengecoran berlangsung dan tidak merusak acuan maupun posisi /
rangkaian tulangan.
Pekerjaan beton yang telah selesai harus bebas kropos ( honey comb ), yaitu
memperlihatkan permukaan yang halus bila cetakan dibuka.
Berhubung dengan itu maka pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal
harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap - tiap lapis dapat dipadatkan
dengan baik.
Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai sampai
mengkilap sekitar jarum (air semen mulai memisahkan diri dari aggregat) yang pada
umumnya tercapai setelah maksimum 30 detik. Penarikan jarum ini tidak boleh
dilakukan terlalu cepat, agar rongga bekas jarum dapat diisi penuh lagi dengan
adukan.
4. Penyedia Jasa harus menyediakan paling sedikit 2 vibrator extra / cadangan untuk
masing - masing ukuran yang digunakan, untuk digunakan pada saat yang lain rusak,
sehingga kontinuitas pengecoran beton tetap terjamin.
5. Admixture pada umumnya dengan pemilih bahan - bahan yang seksama, cara
mencampur dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak
diperlukan penggunaan suatu admixture. Jika penggunaan admixture masih
dianggap perlu, Penyedia Jasa diminta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan
tertulis dari Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas mengenai hal tersebut.
Untuk itu Penyedia Jasa diharap memberitahukan nama perdagangan Admixture
tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data - data bahan, nama pabrik
produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara - cara pemakaiannya resiko - resiko
/ efek samping dan keterangan - keterangan lain yang dianggap perlu. Sebelum
pekerjaan dimulai Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh beton dengan ukuran
10 x 10 x 20 cm3 yang telah menggunakan campuran kedap air tersebut, contoh
tersebut oleh Pengawas Teknis akan direndam dalam cairan berwarna selama 2
x 24 jam dan setelah itu contoh diangkat dan dikeringkan.
Kemungkinan contoh tersebut dipatahkan menjadi dua dan dilihat berapa tebal
meresapnya cairan berwarna tersebut kedalam beton.
H. Perawatan
Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari, angin dan hujan,
sampai beton itu mengeras dengan baik, dan untuk mencegah pengeringan terlalu cepat
harus diambil tindakan-tindakan sebagai berikut :
1. Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus menerus sampai
cetakan dibongkar.
2. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari berturut
- turut.
I. Pembongkaran cetakan
Pembongkaran cetakan dapat dilakukan setelah waktu minimal yang
dicantumkan di bawah ini :
1. Sloof minimum 7 hari
2. Kolom dan balok ( cetakan tepi ) minimum 7 hari
3. Pelat / balok minimum 21 hari beban maksimal tetap ditahan
Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja beban-
beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar
selama keadaan tetap berlangsung.
J. Pembulatan pinggiran
Pinggiran dari plat beton pada jalan corridor/ pavement dan lain -lain harus dibulatkan
dengan alat-alat yang cocok dengan lingkaran perbulatan kira-kira 0,5 cm.
1. Untuk mencapai mutu beton sesuai dengan PBI 1971, Penyedia Jasa harus melakukan
percobaan-percobaan membuat mix design campuran-campuran sedemikian rupa
sehingga untuk kubus beton berukuran : 15 x 15 x 15 cm pada umur 28 hari,
harus mempunyai kekuatan hancur karakteristik minimal yang direferensikan PBI
1971, bahan-bahan yang dipergunakan adalah bahan - bahan yang nantinya akan
dipergunakan sebagai bahan beton struktur.
Kubus percobaan harus dibuat sejumlah 20 buah dan dibuat paling sedikit dalam
3 proses pengadukan yang tidak bersamaan waktunya. Referensi pasal
4.6. PBI 1971.
2. Setiap hari pengecoran harus diambil contoh uji (sampling) paling sedikit tiga buah
kubus percobaan. Pengetesan kubus percobaan tersebut hanya boleh dilakukan di
Lembaga-Lembaga Penelitian Bahan Bangunan resmi yang disetujui oleh
Pengawas Lapangan Analisa kekuatan berdasarkan pada rumus statistik sebagaimana
tertera dalam PBI - 1971, pasal 4.7. ayat 1 s/d 5.
1. Pengawas Teknis berhak meminta setiap saat kepada Penyedia Jasa untuk
membuat benda uji silinder atau kubus dari adukan beton yang dibuat dua
sample untuk tiap 5 m3.
2. Untuk benda uji berbentuk silinder, cetakan harus berbentuk silinder dengan
ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dan memenuhi syarat dalam Peraturan Beton
Indonesia. Untuk benda uji berbentuk kubus. Cetakan harus berbentuk bujur sangkar
dalam segala arah dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm dan memenuhi syarat dalam
Peraturan Beton Indonesia.
3. Pengambilan adukan beton, pencetakan beda uji kubus dan curingnya harus
dibawah Pengawasan Teknis. Prosedurnya harus memenuhi syarat - syarat dalam
Peraturan Beton Indonesia.
5. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan benda uji kubus menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
6. Benda uji kubus harus ditandai dengan suatu kode yang menunjukan tanggal
pengecoran, bagian struktur yang bersangkutan dan lain-lain data yang perlu
dicatat.
7. Benda uji kubus harus ditest di Laboratorium Beton yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
8. Laporan Asli (bukan foto copy) hasil Percobaan harus diserahkan kepada Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas segera sesudah selesai percobaan, dengan
mencantumkan besarnya kekuatan karakteristik, devisi standard Percobaan / Test
kubus beton dilakukan untuk umur - umur beton 3, 7 dan 14 hari dan juga untuk
umur beton 28 hari.
9. Apabila dalam pelaksanaan nanti kepadatan bahwa mutu beton yang dibuat seperti
yang ditunjukan oleh benda uji kubusnya gagal memenuhi syarat spesifikasi,
maka Pengawas Teknis berhak meminta Penyedia Jasa supaya mengadakan
percobaan - percobaan non destruktif atau kalau memungkinkan mengadakan
percobaan loading atas biaya Penyedia Jasa. Percobaan - percobaan ini harus
memenuhi syarat - syarat dalam Peraturan Beton Indonesia. Apabila gagal, maka
bagian pekerjaan tersebut harus dibongkar dan dibangun baru sesuai dengan
petunjuk Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas. Semua biaya - biaya untuk
percobaan dan akibat - akibat gagalnya pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.
O. Siar Pelaksanaan
1. Posisi dan pengaturan siar pelaksanaan harus sesuai dengan peraturan beton yang
berlaku mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
Umumnya posisi siar pelaksanaan terletak pada 1/3 bentang tengah dari suatu
konstruksi. Bentuk siar pelaksanaan harus vertical dan tidak siar pelaksanaan yang
menahan gaya besar harus diberikan besi tambahan / dowel yang sesuai untuk
menahan gaya geser tersebut.
2. Sebelum pengecoran beton baru, permukaan dari beton lama supaya dibersihkan
dengan seksama dan dikasarkan.
Kotoran - kotoran disingkirkan dengan air dan menyikat sampai aggregate kasar
tampak. Setelah permukaan siar tersebut bersih, “Calbond” harus dilapiskan
merata seluruh permukaan.
2. Semua permukaan beton harus dijaga tetap basah terus menerus selama 14 hari.
Khusus untuk kolom, maka curing beton dapat dilakukan dengan cara menutupi
dengan karung basah sedangkan untuk lantai selama 7 hari atau menggenangi
dengan air pada permukaan beton tersebut.
. Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
perlindungan atas beton harus lebih diperhatikan. Penyedia Jasa bertanggung
jawab atas retaknya beton karena susut akibat kelalaian ini.
1. Pembengkokan besi beton harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti / tepat pada
posisi pembengkokan sesuai gambar dan tidak menyimpang dari Peraturan Beton
Indonesia.
Pembengkokan tersebut harus dilakukan oleh tenaga ahli, dengan
menggunakan alat–alat (bar bender) sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan cacat patah, retak - retak dan sebagainya. Semua pembengkokan
tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin dan pemotongan harus dengan bar
Cutter, tidak boleh dangan api.
3. Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil - peil, sesuai dengan gambar dan
harus sudah diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya.
4. Pasangan selimut beton ( beton deecking ) harus sesuai dengan gambar detail
standart. Sebagai catatan, pemasangan tulangan utama tarik-tekan penampang,
sehingga pemakaian selimut beton yang melebihi ketentuan tersebut diatas harus
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
5. Sebelum besi beton dipasang besi beton harus bebas dari kulit besi karat, lemak,
kotoran serta bahan - bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat.
7. Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada kedudukan yang
teguh untuk menghindari pemindahan tempat dengan menggunakan kawat yang
berukuran tidak kurang dari 16 gauge atau klip yang sesuai pada setiap tiga
pertemuan. Pembesian harus ditunjang dengan beton atau penunjang besi, spacers
atau besi penggantung seperti yang ditunjuk pada gambar atau dicantumkan
pada spesifikasi ini. Penunjang - penunjang metal tidak boleh diletakkan
berhubungan dengan bekisting.
9. Sebelum pengecoran semua penulangan harus betul - betul bersih dari semua kotoran -
kotoran.
M. Pengganti Besi
1. Penyedia Jasa harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai
dengan apa yang tertera pada gambar.
2. Dalam hal ini dimana berdasarkan pengalaman Penyedia Jasa atau pendapatnya
terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang
ada maka,
a. Penyedia Jasa dapat menambah extra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yang tersedia dalam gambar. Usulan pengganti tersebut harus segera
dikonfirmasikan pada Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
b. Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Penyedia Jasa sebagai
pekerjaan lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada
persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
c. Jika disusulkan perubahan dari rangkaian pembesian maka perubahan
tersebut hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
d. Mengajukan usul dalam rangka tersebut diatas adalah merupakan juga
keharusan dari Penyedia Jasa.
3. Jika Penyedia Jasa tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan yang
terdekat dengan catatan :
a. Harus ada persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
b. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar ( dalam hal ini yang dimaksud adalah
jumlah luas ). Khusus untuk belok induk, jumlah luas penampung besi pada
tumpuan juga tidak boleh lebih besar jauh dari pembesian aslinya.
c. Pengganti tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian
ditempat tersebut atau didaerah overlapping yang dapat menyulitkan
pembetonan atau penyampaian penggetar.
d. Tidak ada pekerjaan tambahan dan tambahan waktu pelaksanaan.
6.2.1. UMUM
1) Uraian
Dalam item ini juga mencakup pekerjaan galian dan penimbunan kembali untuk
penanaman, penyediaan media tanam dan pupuk, penyimpanan (stocking), dan
pelaksanaan pemupukan dan perawatan, sampai diyakini oleh Direksi/Pengawas
Lapngan bahwa tanaman tersebut benar-benar bisa tumbuh dan tidak mati.
Segala aktifitas untuk menjaga dan mempertahankan pertumbuhan dari tanaman juga
tercakup dalam spesifikasi ini, meliputi penyiraman air secara teratur, penyiangan
terhadap gulma dan/atau tanaman liar (jika ada), pembuatan perlindung (jika
diperlukan) untuk menjaga kelangsungan hidup tanaman dan aktifitas pekerjaan
pertamanan lain yang menunjang tanaman yang ditanam dapat tumbuh dan tidak
mati.
3) Mutu Pekerjaan dan Perbaikan dari Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
Tanaman yang akan ditanam, harus dipastikan dalam kondisi hidup dan segar, serta
terbebas dari segala penyakit tanaman yang mungkin ada.
6.2.2 BAHAN
Bahan yang dipersyaratkan untuk pekerjaan penanaman tanaman landscape adalah
sebagai berikut :
1. Tanaman harus memenuhi :
- Mutu (kualitas) tanaman harus dalam kondisi segar, hidup dan/atau terdapat
media transisi sebelum dipindahkan ke lokasi pekerjaan.
- Dimensi dan ukuran harus sesuai dengan RAB dan atau Gambar Perencanaan.
Jika terdapat perbedaan kualitas yang tercantum, maka urutan hierarki
Dokumen Kontrak adalah yang menentukan.
- Type atau jenis tanaman sesuai yang dipersyaratkan dalam RAB dan atau
Gambar Perencanaan. Jika terdapat perbedaan kualitas yang tercantum, maka
urutan hierarki Dokumen Kontrak adalah yang menentukan.
2. Media tanam harus memenuhi :
- Harus mengandung banyak kandungan humus dan bahan-bahan organik
- Material media mempunyai prosentase yang seimbang dari material hara
tanah yang dibutuhkan oleh tanaman untuk bertahan hidup
- Media tanam harus disesuaikan dengan type atau jenis tanaman yang akan
ditanam
- Kuantitas media tanam yang didatangkan harus mencukupi untuk penanaman,
dan tidak boleh dicampur dengan material sisa dilokasi pekerjaan.
3. Pupuk harus memenuhi :
- Pupuk yang didatangkan harus mempunyai prosentase yang seimbang dari
material yang dibutuhkan oleh tanaman untuk bertahan hidup
- Pupuk harus disesuaikan dengan type atau jenis tanaman yang akan ditanam
- Kuantitas pupuk yang didatangkan harus mencukupi untuk penanaman, dan
selama masa pemeliharaan untuk menjamin kelangsungan hidup tanaman
yang ditanam.
Jenis dan type tanaman serta hal-hal lain yang perlu ditambahkan, (jika ada) diatur dalam
Spesifikasi Khusus Poin 6 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Spesifikasi Teknis ini.
6.2.3 PERALATAN
Penyedia Jasa berkewajiban menyediakan peralatan kerja yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan penanaman tanaman, dengan mengacu pada standart kualitas yang
dipersyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
Komposisi media tanam dan pupuk harus diatur sedemikian hingga secara maksimal
bisa mendukung tanaman untuk tumbuh dan hidup secara proporsional. Penyedia jasa
harus menjamin tegakan tanaman dan menempatkan suporting (jika diperlukan) untuk
menjamin tegakan tanaman sesuai yang diharapkan.
Perawatan harus dilakukan oleh Penyedia jasa mulai penanaman, sampai serah terima
pekerjaan dan dapat dipastikan oleh Direksi/Pengawas Lapangan bahwa tanaman tersebut
dapat tumbuh secara proporsional dan tidak mati. Akibat kelalaian oleh Penyedia jasa
dalam perawatan tanaman, yang mengakibatkan tanaman mati dan/atau tumbuh tidak
proporsional serta tidak bisa diterima oleh Direksi/Pengawas Lapangan, menjadi
tanggungjawab Penyedia Jasa, dan wajib melakukan upaya-upaya untuk melakukan
perbaikan dalam perawatan. Segala biaya yang timbul akibat upaya-upaya tersebut
menjadi tanggungan Penyedia Jasa dan tidak ada pembayaran terpisah untuk itu.
6.3.1. UMUM
1) Uraian
Dalam pekerjaan ini juga mencakup/tapi tidak terbatas pada pekerjaan tersebut
dibawah ini, yaitu :
- Tempat duduk dan meja taman
- Sarana bermain anak di taman (playground tools)
- Sarana pendukung taman
- Kolam taman
6.3.2 BAHAN
Bahan yang dipersyaratkan untuk mendapatkan pekerjaan aksesories landscape
adalah sebagai berikut :
Bahan harus sesuai dengan spesifikasi teknis dan mengacu pada pasal 6.3.1 ayat 3
yaitu mutu pekerjaan. Semua type/jenis bahan aksesories landscape harus mendapat
persetujuan dari Direksi/Pengawas Lapangan.
Jenis material, type material dan hal-hal yang lain yang perlu ditambahkan, (jika ada)
diatur dalam Spesifikasi Khusus Poin 6 yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Spesifikasi Teknis ini.
6.3.3 PERALATAN
Penyedia Jasa berkewajiban menyediakan peralatan kerja yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan kerja pemasangan aksesories landscape, dengan mengacu pada standart
kualitas yang dipersyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
Akibat kelalaian oleh Penyedia jasa dalam fabrikasi dan/atau pembangunan aksesories
landscape, yang mengakibatkan aksesories landscape tidak berfungsi dan/atau rusak,
serta tidak bisa diterima oleh Direksi/Pengawas Lapangan, menjadi tanggungjawab
Penyedia Jasa, dan wajib melakukan upaya-upaya untuk melakukan perbaikan dalam
perawatan. Segala biaya yang timbul akibat upaya-upaya tersebut menjadi tanggungan
Penyedia Jasa dan tidak ada pembayaran terpisah untuk itu.