Anda di halaman 1dari 37

MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4

BAB I

KONSEP SAINS DAN PENDEKATANNYA DALAM KURIKULUM 2013

1.1 MAKNA SAINS DAN KURIKULUM 2013

1.1.1 Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam

Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (bahasa Inggris: natural science) adalah
istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu di mana obyeknya adalah
benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan
pun dan di mana pun. Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti
harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains
merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone
menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk
mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan
proses yang tidak dapat dipisahkan. "Real Science is both product and process,
inseparably Joint" (Agus. S. 2003: 11). Matematika tidak dianggap sebagai ilmu
alam, akan tetapi digunakan sebagai penyedia alat/perangkat dan kerangka kerja
yang digunakan dalam ilmu-ilmu alam. Istilah ilmu alam juga digunakan untuk
mengenali "ilmu" sebagai disiplin yang mengikuti metode ilmiah, berbeda dengan
filsafat alam. Di sekolah, ilmu alam dipelajari secara umum di mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam(biasa disingkat IPA).
Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan
untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-
gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya
menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains
ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.
Ilmu alam mempelajari aspek-aspek fisik & nonmanusia tentang Bumi dan alam
sekitarnya. Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan, yang
keduanya dibedakan dari ilmu sosial, humaniora, teologi, dan seni.
Tingkat kepastian ilmu alam relatif tinggi mengingat objeknya yang kongkrit,
karena hal ini ilmu alam lazim juga disebut ilmu pasti.
Di samping penggunaan secara tradisional di atas, saat ini istilah "ilmu alam"
kadang digunakan mendekati arti yang lebih cocok dalam pengertian sehari-hari.
Dari sudut ini, "ilmu alam" dapat menjadi arti alternatif bagi biologi, terlibat dalam
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
proses-proses biologis, dan dibedakan dari ilmu fisik (terkait dengan hukum-
hukum fisika dan kimia yang mendasari alam semesta).

1.1.2 Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan
Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah
untuk menggantikan Kurikulum-2006 (yang sering disebut sebagai Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan) yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun.
Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaanya pada tahun 2013 dengan
menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah rintisan.
Pada tahun ajaran 2013/2014, tepatnya sekitar pertengahan tahun 2013,
Kurikulum 2013 diimpelementasikan secara terbatas pada sekolah perintis, yakni
pada kelas I dan IV untuk tingkat Sekolah Dasar, kelas VII untuk SMP, dan kelas X
untuk jenjang SMA/SMK, sedangkan pada tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah
diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan
SMA Kelas X dan XI. Jumlah sekolah yang menjadi sekolah perintis adalah
sebanyak 6.326 sekolah tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek
keterampilan, aspek sikap, dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di
dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang
ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia,
IPS, PPKn, dsb., sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika.
Materi pelajaran tersebut (terutama Matematika) disesuaikan dengan materi
pembelajaran standar Internasional sehingga pemerintah berharap dapat
menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri dengan pendidikan di luar negeri.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan,
nomor 60 tahun 2014 tanggal 11 Desember 2014, pelaksanaan Kurikulum 2013
dihentikan dan sekolah-sekolah untuk sementara kembali menggunakan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, kecuali bagi satuan pendidikan dasar dan menengah
yang sudah melaksanakannya selama 3 (tiga) semester, satuan pendidikan usia
dini, dan satuan pendidikan khusus. Penghentian tersebut bersifat sementara,
paling lama sampai tahun pelajaran 2019/2020.

1.2 PENDEKATAN SAINTIFIK SEBAGAI JAWABAN KURIKULUM 2013

Pendekatan saintifik merupakan kerangka ilmiah pembelajaran yang diusung oleh


Kurikulum 2013. Langkah-langkah pada pendekatan saintifik merupakan bentuk
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
adaptasi dari langkah-langkah ilmiah pada sains. Proses pembelajaran dapat
dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karenanya Kurikulum 2013
mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan
saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja
yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif
(inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductiv reasoning).
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan
yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi
spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran
induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi ide yang lebih luas.
Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan
detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk pada
teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala,
memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan
sebelumnya.
Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis
pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan
prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Metode ilmiah pada umumnya memuat
serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen,
mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji
Hipotesis.

Konsep Pendekatan Scientific dalam Kurikulum 2013

Pada penerapan (implementasi Kurikulum 2013) di lapangan (baca: sekolah), guru


salah satunya harus menggunakan pendekatan ilmiah (scientific), karena
pendekatan ini lebih efektif hasilnya dibandingkan pendekatan tradisional. Kriteria
sebuah pendekatan pembelajaran dapat dikatakan sebagai pembelajaran scientific,
yaitu:

1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan,
legenda, atau dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari
prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang
menyimpang dari alur berpikir logis.
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat
dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan
materi pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat
perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan
mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi
pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik
sistem penyajiannya.

Proses pembelajaran yanag mengimplementasikan pendekatan scientific akan


menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan
keterampilan (psikomotor). Dengan proses pembelajaran yang demikian maka
diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
terintegrasi.:

 Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta
didik “tahu mengapa.”
 Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik “tahu bagaimana”.
 Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik “tahu apa.”
 Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk
menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan
dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang
meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
 Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.
 Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana
dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk
jejaring untuk semua mata pelajaran.

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan


dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-langkah pendekatan
ilmiah (scientific appoach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi,
menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar,
kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi
tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan
secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus
tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau
sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan sebagai
berikut:

a. Mengamati (observasi)
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan
tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik
senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode
mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu
peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan
yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana
disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81A/2013, hendaklah guru
membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk
melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak,
mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan
(melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda
atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih
kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.

b. Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas
kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah
dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta
didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang
hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak
berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang
lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada
pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik
dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan
bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri.
Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan
bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin
terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat
dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari
informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan
guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal
sampai sumber yang beragam.
Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana
disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah
mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari
apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Adapun kompetensi
yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan
belajar sepanjang hayat.

c. Mengumpulkan Informasi
Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari
bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara.
Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak,
memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan
melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah
informasi. Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas
mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca
sumber lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas
wawancara dengan nara sumber dan sebagainya. Adapun kompetensi
yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai
cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.

d. Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/Menalar


MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
Kegiatan “mengasosiasi/ mengolah informasi/ menalar” dalam
kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam
Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah memproses informasi
yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati
dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang
dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan
keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya, menemukan pola
dari keterkaitan informasi tersebut. Adapun kompetensi yang
diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat
aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.

Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses


berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat
diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013
dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi
atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran
merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan
mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya
menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa
khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan
peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di
memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman
sebelumnya yang sudah tersedia.

e. Menarik kesimpulan
Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan
saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau
informasi. Setelah menemukan keterkaitan antar informasi dan
menemukan berbagai pola dari keterkaitan tersebut, selanjutnya
secara bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau secara
individual membuat kesimpulan.
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4

f. Mengkomunikasikan
Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah
mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan
atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari
informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut
disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta
didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan
“mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana
disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah
menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil
analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan


sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa
yang baik dan benar.
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4

BAB II

MODEL PEMBELAJARAN SEBAGAI JAWABAN PROSES

2.1 MODEL PEMBELAJARAN

Model pembelajaran dapat diartikan dengan istilah sebagai gaya atau strategi yang
dilakukan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. dalam
penerapannya itu gaya yang dilakukan tersebut mencakup beberapa hal strategi
atau prosedur agar tujuan yang ingin dikehendaki dapat tercapai. Banyak para ahli
pendidikan mengungkapkan berbagai pendapatnya menganai pengertian model
pembelajaran.
Model pembelajaran tidak terlepas dari kata strategi atau model pembelajaran
identik dengan istilah strategi. model pembelajaran dan strategi merupakan satu
yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya harus beriringan, sejalan, dan saling
mempengaruhi. Istilah strategi itu sendiri dapat diuraikan sebagai taktik atau
sesuatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Selain itu strategi dalam
pembelajaran dapat didevinisikan sebagai suatu perangkat materi dan prosedur
pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama, terpadu untuk menciptakan
hasil belajar yang diinginkan guru pada siswa. agar tujuan pendidikan yang telah
disusun dapat secara optimal tercapai, maka perlu suatu metode yang diterapkan
untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan tersebut. Dengan demikian
dapat dijabarkan bahwa dalam satu strategi pembelajaran menggunakan beberapa
metode. Contohnya bila ingin melaksanakan sebuah strategi ekspositori misalnya,
dapat menggunakan metode ceramah, metode tanya jawab, atau metode diskusi
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan mudah didapatkan di sekitar
sekolah yaitu bisa dengan menambahkan media pembelajaran. Oleh sebab itu,
strategi berbeda dengan metode. Strategi lebih menunjukkan pada sebuah
perencanaan atau yang biasa dikenal dengan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), tentu dengan maksud untuk mencapai sesuatu. sedangkan metode adalah
suatu cara tersendiri yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
kata lain, strategi adalah a plan of operation achieving something, sedangkan
metode adalah a way in echieving something.

Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau


teori pengetahuan. berbagai ahli pendidikan menyusun model pembelajaran
berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori psikologis, sosiologis, analisis
sistem, atau teori-teori lain yang mendukung dalam model-model pembelajaran ini
banyak diamati oleh peneliti Joyce & Weil. Mereka mempelajari dan menerapkan
berbagai model pembelajaran berdasarkan teori belajar yang kemudian
dikelompokkan menjadi empat model pembelajaran. dan mengemukakan bahwa
model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-
bahan pembelajaran, mendidik dan membimbing siswa terhadap pembelajaran di
kelas.

2.2 CIRI-CIRI MODEL PEMBELAJARAN

Ada beberapa ciri-ciri model pembelajaran secara khusus diantaranya adalah :

1. Rasional teoritik yang logis yangdisusun oleh para pencipta atau


pengembangnya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar.
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukanagar model tersebut dapat
dilaksanakandengan berhasil.
4. Lingkungan belajar yang duperlukanagar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Sedangkan model pembelajaran menurut Kardi dan Nur ada lima model
pemblajaran yang dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran, yaitu:
pembelajaran langsung; pembelajaran kooperatif; pembelajaran berdasarkan
masalah; diskusi; dan learning strategi.

2.3 MEMILIH MODEL PEMBELAJARAN YANG BAIK

Sebagai seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat bagi
peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran, guru harus
memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran serta sumber-sumber
belajar yang ada agar penggunaan model pembelajaran dapat diterapkan secara
efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa.
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan dalam
proses pembelajaran yang dijalaninya. Menurut Sardiman A. M. (2004 : 165), guru
yang kompeten adalah guru yang mampu mengelola program belajar-mengajar.
Mengelola di sini memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru
mampu menguasai keterampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup
pelajaran, menjelaskan, menvariasi media, bertanya, memberi penguatan, dan
sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan strategi, teori belajar dan
pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
Pendapat serupa dikemukakan oleh Colin Marsh (1996 : 10) yang menyatakan
bahwa guru harus memiliki kompetensi mengajar, memotivasi peserta didik,
membuat model instruksional, mengelola kelas, berkomunikasi, merencanakan
pembelajaran, dan mengevaluasi. Semua kompetensi tersebut mendukung
keberhasilan guru dalam mengajar.

2.4 MACAM-MACAM MODEL PEMBELAJARAN

Diantara beberapa ahli yang telah mengembangkan model-model pembelajaran


yaitu seperti Joyce dan Weil. Mereka mengklasifikasikan model-model pembelajaran
sebagaimana berikut.
a. Model-model Interaksi Sosial (Social Interaction Models)
b. Model-model Pemprosesan Informasi (Information Processing Models)
c. Model-model Pribadi (Personal Models)
d. Model-model Modifikasi Tingkah Laku (Behavior Modification Models)

Adapun itu Andrianne Bank, Marlene Henerson dan Laurel Eu (1981),


mengemukakan 5 model pembelajaran dalam konteks perencanaan program.
Model-model pembelajaran yang dimaksud antara lain.
a. ModelAnalisis Konsep (Concept Analisis Model)
b. Model Berpikir Kreatif (Creative Thinking Model)
c. Model Belajar Melalui Pengalaman (Experiential Learning Model)
d. Model Kelompok Inkuiri (Group Inquiry Model)
e. Model Bermain Peran (The Role Playing Model)

Berikut ini disajikan 8 model pembelajaran, untuk dipilih dan dijadikan alternatif
sehingga cocok untuk situasi dan kondisi yang dihadapi. Akan tetapi sajian yang
dikemukakan pengantarnya berupa pengertian dan rasional serta sintaks (prosedur)
yang sifatnya prinsip, modifikasinya diserahkan kepada guru untuk melakukan
penyesuaian, penulis yakin kreativitas para guru sangat tinggi.
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
1. Kooperatif (CL, Cooperative Learning).
Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial
yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan
tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan
memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih
dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas,
tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-
sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan
belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing. Jadi model
pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok
untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan
persoalan, atau inkuiri.
2. Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau
tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata
kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi
yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi
konkret, dan suasana menjadi kondusif – nyaman dan menyenangkan. Prinsip
pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan
mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan
kemampuan sosialisasi.
3. Realistik (RME, Realistic Mathematics Education)
Realistic Mathematics Education (RME) dikembangkan oleh Freud di Belanda
dengan pola guided reinvention dalam mengkontruksi konsep-aturan melalui
process of mathematization, yaitu matematika horizontal (tools, fakta, konsep,
prinsip, algoritma, aturan untuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan,
proses dunia empirik) dan vertikal (reoorganisasi matematik melalui proses
dalam dunia rasio, pengembangan matematika).
4. Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)
Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada
keterampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara
pembelajaran langsung. Sintaknya adalah menyiapkan siswa, sajian informasi
dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini
sering disebut dengan metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).
5. Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)
Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini
melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang
berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus
dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana
nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal.
Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis),
interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis,
generalisasi, dan inkuiri
6. Problem Solving
Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin,
belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau
menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, .atau algoritma).
Sintaknya adalah: sajikan permasalahan yang memenuhi kriteria di atas, siswa
berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau aturan yang disajikan,
siswa mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya
menemukan solusi.
7. Problem Posing
Bentuk lain dari problem posing adalah problem posing, yaitu pemecahan
masalah dengan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi
bagian-bagian yang lebih simple sehingga dipahami. Sintaknya adalah:
pemahaman, jalan keluar, identifikasi kekeliruan, menimalisasi tulisan-hitungan,
cari alternative, menyusun soal-pertanyaan.
8. Pembelajaran Bersiklus (cycle learning)
Ramsey (1993) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif secara bersiklus,
mulai dari eksplorasi (deskripsi), kemudian eksplanasi (empiric), dan diakhiri
dengan aplikasi (aduktif). Eksplorasi berarti menggali pengetahuan prasyarat,
eksplanasi berarti mengenalkan konsep baru dan alternative pemecahan, dan
aplikasi berarti menggunakan konsep dalam konteks yang berbeda.
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4

BAB III

MAKNA MODEL PEMBELAJARAN PROOTON

Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai
akhir pelajaran yang disampaikan secara luas oleh guru. Model pembelajaran juga
dapat diartikan sebagai bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran. Dalam ilmu sains, metode pembelajaran digunakan sebagai media
untuk mempermudah proses pembelajaran, yang diharapkan dapat menciptakan
proses pembelajaran yang menarik, efisien dan kondusif dan juga dapat
mempengaruhi daya tangkap dan daya kreativitas peserta didik dalam mendalami
materi pembelajaran.

Model pembelajaran PROOTON merupakan suatu model pembelajaran yang


digunakan khusus pada mata pelajaran siswa yang diharapkan membantu peserta
didik dalam menguasai materi dari guru. Model pembelajarn PROTOON memiliki
langkah-langkah yang sistematis yang mampu menumbuhkan daya kreativitas peserta
didik. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam model pembelajara PROOTON
adalah sesuai dengan ejaan huruf yang menyusunnya yaitu meliputi P (PROBLEM),
R (RATIONABLE), O (ORGANIZATION), O ( OBSERVE), T (TALKING),
O (OMNIPRESENT) dan N (NOTATION).

2.1 PROBLEM ( MASALAH)

Dalam PROBLEM ini, guru memberikan masalah yang akan dikaji jawabannya oleh
peserta didik. Hal ini berarti guru yang bertugas menyediakan masalah bagi peserta
didik, bukan peserta didik yang mencari masalah yang akan dikaji. Hal ini dilakukan
agar jam pelajaran dapat digunakan untuk proses pengkajian masalah. Faktor
lainnya karena siswa akan cenderung membuang waktu dalam proses pencarin
masalah yang akan dikaji. Oleh karena itu, lebih efisien agar ketika peserta didik
menglami kesulitan dalam mengkaji masalah, guru akan berperan sebagai fasilitator
mengingat banyak guru tidak memahami materi yang akan dibawakan. Hal ini akan
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
menghambat proses pembelajran apabila kesulitan siswa kebetulan terletak pada
materi yang juga tidak dipahami guru. Dengan demikian, guru akan lebih mudah
mengelola kelas karena materi yang dikaji telah dikuasai guru terlebih dahulu.

Dalam menciptakan suasana pembelajaran, guru perlu menyediakan masalah agar


dapat dikaji oleh peserta didik dan menciptakan suasana pembelajaran yang
menarik minat peserta didik. Masalah disediakan agar peserta didik dapat dilibatkan
secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal inilah yang ditekankan dalam
Kurikulum 2013. Pemilihan masalah harus dilakukan oleh guru dan
mempertimbangkan tingkat kesulitan yang akan dihadapi peserta didik dalam proses
pemecahan masalah tersebut.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masalah (ma·sa·lah) sesuatu yang harus
diselesaikan (dipecahkan). Arti kata masalah menurut para ahli disimpulkan secara
beragam.

 Irmansyah Effendi
Menurut Irmasyah Effendi, masalah adalah pelajaran ketika Anda sadar sebagai
kesadaran jiwa, Anda dapat melihat dengan mudah berbagai kelemahan dan
masalah dalam hidup Anda.
 Hudojo
Menurut Hudojo, masalah merupakan pertanyaan kepada seseorang yang mana
orang itu tidak memiliki hukum yang dapat digunakan dengan segera untuk
menemukan jawatan dari pertanyaan tersebut.
 Abdul Cholil
Menurut Abdul Cholil, masalah adalah bagian kecil dari kehidupan. Setiap
manusia pasti pernah memiliki dan menghadapi masalah baik yang berasal dari
diri sendiri maupun yang bersumber dari orang lain.
 Jeffey Liker
Menurut Jefey Liker, masalah merupakan sebuah peluang untuk menuju
kehidupan yang lebih baik.
 Richard Carlson
Menurut Richard Carlson, masalah adalah tempat terbaik untuk melatih diri
sehingga hati menjadi lebih terbuka.
 Istijanto
Menurut Istijanto, masalah adalah bagian terpenting dalam suatu proses riset,
karena masalah dapat menghadirkan petunjuk berupa jenis informasi yang
nantinya akan sangat kita butuhkan.
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
Ciri-ciri masalah secara umum :
Di bawah ini adalah ciri-ciri atau karakteristik masalah secara umum, yaitu ada
lima antara lain :

1. Ciri masalah yang pertama adalah merupakan kesulitan yang harus diatasi
2. Dapat dijadikan sebagai suatu tantangan dan rintangan yang harus dilalui
3. Ciri masalah yang ketiga adalah mempunyai sifat penting dan realistis
4. Dapat menggerakkan seseorang untuk mengatasinya atau memecahkannya
5. Berguna apabila dipecahkan dipecahkan

Ciri-ciri masalah menurut "Teori Dewey"


Ciri-ciri masalah menurut "teori dewey" ada lima juga, diantaranya adalah sebagai
berikut :

1. Ciri masalah yang pertama adalah akan membuat seseorang merasa bimbang,
bingung dan kesulitan.
2. Ciri masalah yang kedua menurut teory dewey adalah akan membuat seseorang
berusaha untuk merumuskan masalah karena ingin dipecahkan, hal ini bertujuan
untuk mengatasi kebimbangan, kebingungan dan kesulitan yang dialaminya.
3. Ciri masalah yang ketiga menurut teori dewey adalah akan membuat seseorang
berusaha untuk menguji hipotesis dengan cara mengumpulkan data-data yang
sebenarnya sebagai suatu langkah untuk menemukan solusi dalam masalah yang
dialaminya.
4. Ciri masalah yang keempat menurut teori dewey adalah akan membuat
seseorang mengembangkan ide untuk mendapatkan pemecahan yang terbaik
melalui penalaran
5. Ciri masalah yang kelima menurut teori dewey adalah akan membuat seseorang
mengambil kesimpulan yang didukung fakta-fakta atau bukti-bukti yang telah
dikumpulkannya.

Pada tahap penentuan masalah, guru yang berperan dalam penentuan masalah.
Masalah yang dimaksud adalah persoalan-persoalan yang perlu diselesaikan
berkaitan dengan materi ajar. Tujuan penentuan masalah diserahkan pada guru
adalah guru langsung mengorientasi peserta didik pada tujuan pembelajaran.
Peserta didik cenderung akan membuang waktu dalam penentuan masalah,
sehingga sangat bijak jika guru yang mengambil peran ini.

Masalah yang perlu diangkat untuk dikaji pada model pembelajaran ini harus
memnuhi karakteristik seperti:
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
 Mudah dipahami peserta didik dan guru sendiri.
 Memiliki langkah pengkajian yang tidak rumit.
 Waktu pengkajian dapat memenuhi standar waktu pembelajaran.
 Tidak memiliki satu jawaban pasti agar dapat menciptakan budaya berpikir
peserta didik.

Dalam model pembelajaran PROOTON, masalah adalah sumber pengkajian


peserta didik. Masalah dijadikan sebagai tolak ukur kemampuan peserta didik dalam
memahami materi yang dipelajari. Dalam model pembelajaran ini juga, masalah
dijadikan sebagai media belajar peserta didik. Hal lain yang perlu dilihat adalah
setiap masalah yang diciptakan guru wajib dipahami terlebih dahulu cara
penyelesaiannya oleh guru agar guru dapat mengarahkan peserta didik pada
langkah penyelesaian yang benar.

2.2 RATIONABLE ( MEMIKIRKAN ALASAN )

Dalam RATIONABLE ini, peserta didik diminta untuk memikirkan alasan terlebih
dahulu. Artinya, ketika guru telah menyampaikan masalah yang harus dikaji, guru
meminta peserta didik mencari alasan secara sederhana tanpa referensi dari buku
pada saat itu juga. Hal inipula dilakukan untuk melihat pemahaman awal peserta
didik terhadap masalah yang akan dikaji. Proses mencari alasan ini dapat pula
dikatakan sebagai merumuskan jawaban sementara. Hal utama yang diperhatikan
guru disini adalah memastikan semua siswa turut mengambil bagian dalam proses
mencari alasan ini. Untuk mengetahuinya, guru dapat meminta beberapa peserta
didik untuk menyampaikan jawaban yang ditemukannya. Setiap jawaban yang
disampaikan peserta didik dapat dijadikan guru sebagai bahan untuk
mengelompokan peserta didik. Artinya, guru mengetahui wawasan yang dimiliki
peserta didik dan memamfatkannya untuk mendampingi teman sebayanya dalam
menyelesaikan permasalahan. Dengan jawaban yang dikumpulkan peserta didik,
siswa dapat memilih siapa saja yang mampu dan menempatkannya sebagai sumber
belajar bagai teman sebayanya dan saling membantu untuk menemukan jawaban
yang lebih tepat.

Proses memikirkan alasan memiliki keterkaitan dengan proses merumuskan


hipotesis. Perbedaannya adalah hipotesis atau jawaban sementara merupakan
langkah awal dalam menemukan jawaban yang lebih benar, sedangkan proses
memikirkan alasan dijadikan sebagai bahan uji pemahaman siswa akan materi dan
sebagai sumber pengelompokan siswa.
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
Memikirkan alasan pada dasarnya tersusun atas dua buah kata yaitu memikirkan
dan alasan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), memikirkan
(me·mi·kir·kan) diartikan sebagai upaya untuk menyelesaikan sesuatu dengan akal
budi. Memikirkan sendiri tersusun atas kata dasar pikir. Didalam Kamus besar
Bahasa Indonesia (KBBI), pikir (pi·kir) diartikan sebagai akal budi, ingatan, angan-
angan.

Sedangkan makna kata alasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
diartikan sebagai dasar, asas. dasar bukti, yang menjadi pendorong, yang
membenarkan perlakuan tindak pidana dan menghilangkan kesalahan terdakwa.

Kata alasan dalam penggunaannya diartikan pula sebagai argumentasi.


Argumentasi adalah karangan yang membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran
dari sebuah pernyataan ( statement ) (Alwasilah 2005 : 116). Berdasarkan makna
kata argumentasi ini, maka kata alasan diterjemahkan sebagai bukti kebenaran
suatu perkataan. Didalam Keraf (1997 : 116), argumentasi adalah suatu bentuk
retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar
mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
penulis atau pembicara. Hal ini berarti alasan merupakan suatu bentuk tindakan
berupa ucapan yang bertujuan mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.

Proses memikirkan jawaban sementara merupakan sebuah trik yang harus


dilakukan guru agar dapat memancing siswa larut dalam penyelesaian masalah
sedini mungki. Hal yang perlu dicatat dalam proses memikirkan jawaban adalah
jawaban yang dilontarkan peserta didik terkadang mengawur atau jauh dari
jawaban sebenarnya. Namun guru wajib untuk memberikan apresiasi terhadap
jawaban peserta didik. Hal ini dilakukan agar peserta didik memiliki motivasi pada
untuk lebih mengkaji penyelesaian masalah. Setiap peserta didik memiliki
kecenderungan berusaha karena lontaran pujian ataupun ancungan jempol. Hal
inilah yang wajib dimamfaatkan guru dalam menarik minat peserta didik.

Dalam model pembelajaran PROOTON, memikirkan alasan adalah upaya mencari


jawaban sementara yang dilakukan oleh peserta didik. Proses memikirkan alasan
tidak semata-mata dilakukan untuk menemukan jawaban sementara, tetapi
merupakan bahan uji bagi guru untuk melihat kemampuan dasar siswa. Kesiapan
peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran bukanlah terletak dari seberapa
banyak referensi yang dimiliki tetapi dilihat dari kualitas jawaban peserta didik dalam
menanggapiu setiap persoalan. Setiap jawaban yang disampaikan peserta mewakili
pemahaman dasarnnya terhadap materi. Ketika seorang siswa berhasil memberikan
jawaban yang mendekati kebenarannya, maka guru akan memberikan respon
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
terhadapnya. Hal ini bukan berarti hanya jawaban yang benar yang direspon guru.
Semua jawaban siswa akan mendapat respon berupa pujian atau lainnya.
Sedangkan untuk peserta didik yang memberikan jawaban yang benar akan dipilih
guru sebagai ketua dalam pembagian kelompok natinya. Tujuan dari pemilihan ini
agar peserta didik dapat berperan sebagai guru terhadap teman sebayanya. Selain
itu, bimbingan dari teman sebaya terbukti lebih mudah dicerna oleh peserta didik.
Penempatan kelompok juga dilakukan untuk mengkaji dan menemukan jawaban
yang lebih tepat, luas dan lebih bersistematis.

2.3 ORGANIZATION ( MENGELOMPOKAN )

Dalam ORGANIZATION ini, guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok
sesuai dengan jumlah anggota kelas. Misalnya, apabila jumlah peserta didik 30
orang maka idealnya dibagi dalam 5 kelompok dengan setiap kelompok terdapat 6
orang. Tujuannya agar dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kelompok. Selain
itu, guru dapat membagi ketua kelompok untuk mengorganisasi anggotanya dalam
mencari jawaban dan melihat pemahaman siswa dan mengerjakan tugas tersebut.
Penentuan ketua kelompok dilihat dari peringkat siswa dan pemahaman peserta
didik akan materi melalui jawaban peserta didik pada tahap sebelumnya.

Dalam sebuah lingkungan kehidupan, salah satu hal yang dijunjung tinggi adalah
kehidupan berkelompok atau kehidupan sosial. Hal ini karena manusia memiliki
takdir sebagai homo social atau manusia yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang
lain. Bayangkan dalam satu keadaan, ketika seorang yang memilih hidup menyendiri
dan jauh dari kehidupan berkelompok jatuh dalah permasalahan yang rumit seperti
lilitan ekonomi. Prinsip hidup menyendiri ini akan menghambatnya dalam
menyelesaikan masalahnya. Hal ini akan berbanding terbalik apabila seseorang
hidup dalam pergaulan kelompok. Tentunya masalah yang hadir akan diselesaikan
secara bersama dan banyak bantuan yang akan ditawarkan padanya. Hal ini juga
berlaku dalam proses pembelajaran. Ketika peserta didik ditempatkan dalam
kelompok kecil, maka harapannya peserta didik lebih bekerja sama dalam
menyelesaikan masalah dan dengan mudah memahami masalah tersebut beserta
penyelesaiannya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata kelompok (ke·lom·pok)


diartikan sebagai kumpulan (tentang orang, binatang, dan sebagainya), golongan
(tentang profesi, aliran, lapisan masyarakat, dan sebagainya), gugusan (tentang
bintang, pulau, dan sebagainya), kumpulan manusia yang merupakan kesatuan
beridentitas dengan adat-istiadat dan sistem norma yang mengatur pola-pola
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
interaksi antara manusia itu, kumpulan orang yang memiliki beberapa atribut sama
atau hubungan dengan pihak yang sama, kuantitas zat yang akan dimasak atau
diolah dalam satu waktu;

Menurut Merton, kelompok yaitu sekumpulan orang yang saling berinteraksi sesuai
dengan pola yang telah mapan, sedangkan di dalam kelompok tersebut ada rasa
solidaritas karena adanya nilai bersama dan adanya tanggung jawab bersama.
Selain itu pengertian kelompok menurut Homans (1950) mengatakan bahwa
kelompok merupakan sejumlah individu yang berkomunikasi satu dengan lainnya
dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga hal
tersebut memberikan kesempatan bagi semua anggota untuk berkomunikasi secara
langsung. Dan terakhir yaitu menurut Joseph De Vito (1997) kelompok adalah
sekumpulan individu yang berhubungan satu sama lain yang memiliki tujuan
bersama dan adanya organisasi atau struktur diantara mereka. Di dalam kelompok
dikembangkan norma-norma yang dianggap sebagai dasar berperilaku anggotanya.

Dalam model pembelajaran PROOTON ini, mengorganisasikan memiliki arti


membagi peserta didik dalam kelompok kecil dan membiarkan peserta didik
dibimbing oleh teman sebaya agar peserta didik lebih berani untuk mengekspresikan
dirinya dan mampu belajar dan bertanya secara berani. Selain itu, dalam tahap ini,
guru memberikan peran pada ketua kelompok untuk belajar memimpin secara
bertanggung jawab dan mampu merangkul semua anggota kelompok terhadap
pemahaman akan masalah dan pemecahannya. Pada tahap ini, guru hanya bertugas
sebagai pengarah jalannya diskusi dalam kelompok. Artinya dalam tahap ini peserta
didik sudah menjadi lebih aktif dalam menyelesaikan masalah.

2.4 OBSERVE ( MENGOBSERVASI )

Dalam OBSERVE ini, peserta didik dibawah pimpinan ketua kelompok bekerja
sama untuk mencari dan menemukan jawaban atas masalah yang dikaji. Proses
pengkajian masalah ini dimaksudkan agar peserta didik dapat terlibat aktif dan
mengetahui seluk-beluk terjadinya persoalan tersebut. Dalam pengkajian jawaban
ini, ketua kelompok membagikan setiap anggota kelompoknya beban untuk
menemukan masalah, dan memastikan bahwa setiap anggota kelompok terlibat aktif
dalam pemecahan masalah. Proses pengkajian masalah dapat dilakukan dengan
bantuan beberapa sember referensi. Peran guru pada proses ini adalah sebagai
fasilitator dan juga sebagai sumber referensi.
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
Pada setiap penelitian ilmiah, sebuah masalah yang diangkat akan mudah
diselesaikan apabila dilakukan observasi terhadap permasalahan. Makna observasi
pada sebuah penelitian ilmiah diartikan sebagai penelitian atau pengamatan
terhadap objek kajian tersebut. Hasil akhir dari observasi ini adalah peneliti akan
menganalisis data untuk mendapatkan sebuah kesimpuan yang bersifat khusus.
Namun berbeda dengan sebuah penelitian ilmiah, dalam model pembelajaran
PROOTON, observasi memiliki arti peninjauan terhadap beberapa sumber referensi
untuk mengumpulkan jawaban akan permasalah sebanyak-banyaknya. Dengan
demikinan, dipastikan bahwa peserta didik akan memiliki banyak pertanggung
jawaban akibat banyak jawaban yang diambil.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata observasi (ob·ser·va·si)


memiliki arti peninjauan secara cermat. Sedangkan mengobservasi
(meng·ob·ser·va·si) memiliki arti mengawasi dengan teliti, mengamati.

Dalam sebuah penelitian ada teknik dalam melakukan sebuah penelitian, salah
satunya adalah teknik observasi. Apa yang dimaksud dengan observasi? Observasi
merupakan salah satu teknik atau metode dalam mengumpulkan data untuk
keperluan penelitian ilmiah. Untuk lebih jelasnya, dalam pembahasan berikut ini
akan dijelaskan ragam pengertiannya oleh para ahli.

Observasi memiliki ragam pengertian, namun intinya tetap merupakan sebuah


pengamatan dalam melakukan sebuah penelitian. Adapun pengertian observasi
menurut para ahli yaitu antara lain :

1. Sutrisno Hadi

Observasi merupakan suatu proses yang sangat kompleks, yang tersusun dari
berbagai proses biologis & psikologis. Yang terpenting diantara keduanya ialah
proses-proses ingatan & pengamatan.

2. Nawawi & Martini

Menjelaskan bahwa observasimerupakan pengamatan juga pencatatan secara


sistematik yang terdiri dari unsur-unsur yang muncul dalam suatu gejala-gejala
yang dalam objek penelitian. Hasilnya akan dilaporkan dalam sebuah laporan
yang disusun sistematis sesuai dengan aturannya.

3. Prof. Heru
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
Mengemukakan observasi sebagai studi yang dilaksanakan secara sengaja,
terarah, sistematis, dan terencana sesuai tujuan yang akan dicapai dengan
mengamati & mencatat seluruh kejadian dan fenomena yang terjadi dan
mengacu pada syarat dan aturan dalam penelitian atau karya ilmiah. Hasil
observasi ilmiah ini, dijelaskan secara teliti, tepat dan akurat, serta tidak
diperbolehkan untuk ditambah atau dikurangai dan dibuat-buat sesuai keinginan
peneliti.

4. Hanna Djumhana

Menurutnya observasi sebagai salah satu metode ilmiah yang sampai detik ini
masih menjadi tempat utama dalam ilmu pengetahuan empiris, dan masih diakui
dalam dunia penelitiaan karya ilmiah sebagai salah satu metode yang banyak
diterpkan dalam pengumpulan data.

5. Patton
Menurutnya, observasi merupakan salah satu metode yang akurat dan mudah
dalam melakukan pengumpulan data serta bertujuan untuk mencari tahu dan
memahami segala kegiatan yang berlangsung yang menjadi objek kajian dalam
penelitiannya.
6. Sudjana
Mengemukakan bahwa observasi merupakan salah satu alat penilaian yang
banyak digunakan dalam mengukur proses dan tingkah laku individu dalam
sebuah kegiatan yang bisa diamati. Jadi, bisa dikatakan bahwa observasi mampu
mengukur dan menilai hasil dari proses belajar mengajar, seperti contoh
mengamati tingkah laku siswa pada saat belaja di dalam kelas, mengamati
tingkah laku guru pada saat sedang mengajar, kegiatan-kegiatan yang dilakukan
siswa di dalam kelas.
7. Burhan
Observasi merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan
pengamatannya melalui hasil kerja dari salah satu pancaindra yakni mata dan
dibantu dengan pancaindra yang lainnya.
8. Kartono
Observasi merupakan studi yang dilakukan dengan sengaja & sistematis tentang
fenomena atau kejadian sosial serta berbagai gejala psikis melalui pengamatan &
pencatatan.
9. Sugiyono
Menurutnya, observasi dalam arti sederhana ialah sebuah proses penelitian
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
dalam melihat situasi dan kondisi penelitian. Teknik observasi ini sangat relevan
jika digunakan untuk penelitian tindakan kelas atau PTK yang terdiri dari
pengamatan terhadap proses pembelajaran, sikap & tingkah laku siswa juga
interaksi antara siswa dengan siswa lainnya dan siswa dengan gurunya.

Jenis Jenis Observasi menurut Marie Jahoda, sebagai berikut.


1. Observasi Partisipasi
Observasi partisipasi merupakan salah satu dari jenis jenis observasi. Observasi
partisipasi pada umumnya dipergunakan untuk penelitian yang bersifat
eksploratif. Suatu observasi disebut observasi partisipasi bia observer turut
mengambil bagian dalam kehidupan observasi.

2. Observasi Sistematik
Observasi sistematik merupakan salah satu dari jenis jenis observasi. Observasi
sistematik biasa disebut dengan observasi berkerangka. Sebelum mengadakan
observasi terlebih dahulu dibuat kerangka mengenai berbagai faktor dan ciri ciri
yang akan diobservasi.

3. Observasi Eksperimental
Observasi eksperimental merupakan salah satu dari jenis jenis observasi.
Observasi eksperimental memiki ciri ciri sebagai berikut : (1) situasi yang dibuat
sedemikian rupa sehingga observasi tidak mengetahui maksud diadakannya
observasi, (2) dibuat variasi situasi untuk menimbulkan tingkah laku tertentu, (3)
observasi dihadapkan pada situasi yang seragam, (4) situasi ditimbulkan atau
dibuat sengaja, (5) faktor-faktor yang tidak diinginkan pengaruhnya dikontrol
secermat mungkin, dan (6) segala aksi-reaksi dari observasi dicatat dengan teliti
dan cermat.

Dalam pembelajaran PROOTON, proses observasi akan mewajibkan peserta didik


dalam kelompok untuk mencari dan menemukan jawaban sebanyak-banyaknya.
Semakin berbeda jawaban antar kelompok, semakin banyak pengetahuan yang
diperoleh peserta didik. Setiap peserta didik akan dituntut untuk memahami
permasalahan dan jawaban penyelesaiannya. Hal ini karena guru memiliki
kebebasan untuk memilih seseorang dalam mempresentasikan jawaban dari
kelompok. Selain itu, ketika peserta didik memahami jawaban maka peserta didik
lebih mudah mengekspresikan dirinya lewat jawaban yang diperolehnya. Dengan
demikian disimpulkan bahwa, proses observasi bukan hanya proses mencari
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
jawaban, melainkan situasi dimana peserta didik akan memahami materi lebih
mendalam.

2.5 TALKING ( MENYAMPAIKAN )

Dalam TALKING ini, peserta didik dalam kelompok diminta guru untuk
menyampaikan hasil diskusi mereka tentang masalah yang ditentukan. Keunikan
dari proses ini adalah penentuan peserta didik yang menyampaikan masalah adalah
kepada siapa saja yag diinginkan guru untuk menyampaikan. Tujuan dari
pemberlakuan ini adalah agar setiap peserta didik secara sadar mau memahami
setiap materi yang berhasil dikaji oleh kelompok.

Setiap proses pengkajian masalah tentunya membutuhkan pertanggungjawaban


pula terhadap jawaban yang ditawarkan. Proses pertanggungjawaban yang paling
sering ditemukan adalah dalam bentuk presentasi ataupun pelaporan jawaban.
Dalam pelaporan ini, banyak hal yang dinilai tetapi lebih khusus dinilai tentang
jawbannya. Artinya, sebuah proses pelaporan merupakan proses dimana seseorang
dinilai cara kerjanya berdasarkan jawabannya. Dalam system perusahaan, setiap
pelaporan jawaban menentukan tingkat kepuasaan ketua terhadap kerja
anggotanya. Hal yang sama berlaku dalam proses pendidikan dimana setiap
jawaban peserta didik memiliki arti dalam mata gurunya. Hal ini turut membentuk
tingkat kepuasaan guru terhadap kinerja belajar dan kerja sama peserta didik dalam
kelompok.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menyampaikan


(me.nyam.pai.kan) yang adalah kata kerja memiliki arti memberikan, mengantarkan,
mengirimkan, memenuhi kewajiban, menunaikan, mencukupkan, memadakan,
mengabulkan, meluluskan.

Pada hakekatnya kata menyampaikan memiliki makna yang terkait dengan kata
mengkomuniksikan. Dalam proses penyampaian, dibutuhkan proses komunikasi
yang baik. Semakin peserta didik memahami materi, maka peserta didik itu akan
mengkomunikasikan materi dengan baik pula.

Menurut William J. Seller komunikasi adalah suatu proses dimana simbol


nonverbal dan verbal dikirimkan, diterima dan diberi makna. Selain itu ada banyak
pandangan para ahli tentang komunikasi.

1. Pengertian komunikasi menurut Raymond Ross adalah suatu proses yang


menyortir, memilikh dan mengirim simbolsimbol yang sedemikian rupa
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
sehingga dapat membantu pendengar dalam membangkitkan daya respon
atau pemaknaan dari sebuah pemikiran yang selaras dengan yang
dimaksud oleh komunikator.
2. Pengertian komunikasi menurut Carl I. Hovland adalah sebuah proses yang
mungkin seseorang dapat menyampaikan rangsangan atau dengan
lambang verbal yang bertujuan untuk mengubah pola tingkah laku orang
lain.
3. Pengertian komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy adalah suatu
proses dalam menyampaikan pesan dari seseorang kepada orang lain
dengan bertujuan untuk memberitahu, mengeluarkan pendapat, mengubah
pola sikap atau perilaku baik langsung maupun tidak langsung.
4. Pengertian komunikasi menurut Colin Cherry adalah suatu proses yang
pihak-pihak saling menggunakan informasi dalam mencapai tujuan secara
bersama dan mengaitkan hubungan antar penerus rangsangan dan
pembangkitan balasannnya.
5. Pengertian komunikasi menurut Forsdale adalah sebuah proses yang dalam
sistem terbentuk dan dipelihara serta diubah dengan bertujuan agar sinyal-
sinyal yang dikirimkan dan dapat diterima dengan dilakukan sesuai dengan
aturan yang telah ditetapkan.
6. Pengertian komunikasi menurut Everett M. Rogers adalah sebuah proses
dimana ide dialihkan dari satu sumber ke penerima lainnya dengan tujuan
untuk mengubah pola perilaku mereka.
7. Pengertian komunikasi menurut Ruben dan Steward adalah suatu proses
mengaitkan individu yang satu dengan individu yang lainnya dalam suatu
komunitas, kelompok, organisasi dan masyarakat yang menciptakan dan
merespon pesan dengan tujuan beradaptasi dengan lingkungan yang satu
dengan lainnya.
8. Pengertian komunikasi menurut Deddy Mulyana terdiri atas tiga konseptual
yaitu komunikasi sebagai interaksi, komunikasi sebagai interaksi dan
komunikasi sebagai tindakan satu arah.
9. Pengertian komunikasi menurut William I. Gorden dapat dikategorikan
menjadi empat yaitu komunikasi instrumental, komunikasi ritual, komunikasi
sosial, dan komunikasi ekspresif.
10. Pengertian komunikasi menurut Ruben dan Steward dalam ilmu komunikasi
adalah komunikasi merupakan suatu kegiatan kompleks, komunikasi
merupakan suatu bidang yang populer, komunikasi merupakan hal yang
vital untuk suatu kedudukan atau posis yang efektif, komunikasi merupakan
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
sesuatu yang mendasar dalam kehidupan dan komunikasi merupakan suatu
pendidik yang tinggi dan tidak menjadi kompetensi komunikasi yang baik.

Dalam model pembelajaran PROOTON, proses menyampaikan dimamfaatkan guru


untuk meihat pemahaman peserta didik. Selain itu juga proses menyampaikan
jawaban turut membangun kepuasaan guru terhadap kinerja peserta didik. Oleh
karena itulah, guru menguji pemahaman setiap peserta didik lewat penunjukan
untuk mempresentasikan jawabannya.

2.6 OMNIPRESENT ( HADIR DIMANA-MANA / AKTIF )

Proses OMNIPRESENT adalah proses yang menginginkan peserta didik untuk


mampu mengekspresikan dirinya lewat penerangan materi yang telah
dibawakan kelompok lebih khusus kepada satu kelompok kecil. Pada proses
ini, setelah kelompok yang bersangkutan menyelesaikan proses presentasi
jawabannya, semua anggota peserta didik menyebar ke kelompok lain untuk
berdiskusi. Pada tahap ini dapat terjadi dua kemungkinan yaitu peserta didik
dari kelompok yang mempresentasikan bertugas sebagai sumber informasi bagi
kelompok lain, ataupun terjadi pertukaran informasi. Peran guru pada tahap ini
adalah sebagai fasilitator dan pengoreksi kekeliruan materi ataupun teori.

Setiap pertanggungjawaban ataupun penyampaian jawaban kelompok, akan lebih


dipertaggungjawabkan lagi lewat pertanyaan dari kelompok lain. Tetapi
kecenderungan yang muncul pada tahap ini adalah ketua kelompok yang akan
menjawab setiap pertanyaan. Tentunya diperlukan inovasi lain yang menginginkan
semua anggota kelompok dapat menyuarakan jawabannya terhadap setiap
pertanyaan. Untuk itu lebih efisien jika setiap anggota kelompok yang bertugas
menyebar dalam setiap kelompok pendengar. Dalam kelompok lain tersebut, setiap
anggota memiliki kesempatan untuk menghadapi setiap pertanyaan lebih langsung.
Dalam tahap ini, keaktifan semua peserta didik akan diperlihatkan. Artinya, semua
peserta didik terlibat dalam pertanyaan dan jawaban maupun pertukaran informasi.
Dengan demikian, disimpulkan bahwa pada tahap ini lebih mengedepankan
keaktifan peserta didik dan pertanggungjawaban peserta didik.
Dalam setiap proses pembelajaran, apalagi pembelajaran yang menganut paham
Kurikulum 2013, semua peserta didik lebih diharapkan sebagai subjek belajar.
Sebagai seorang subjek belajar, peserta didik tentunya lebih berperan aktif.
Keaktifan peserta didik dapat dinila lewat setiap pertanyaan, jawaban, koreksi
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
ataupun informasi tambahan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), aktif
(ak·tif) adalah giat, lebih banyak penerimaan daripada pengeluaran, dinamis atau
bertenaga, mampu beraksi dan bereaksi, mempunyai kecenderungan menyebar
atau berkembang biak.
Menurut Heinz (1981 : 65) untuk belajar secara aktif siswa bekerja sendiri
misalnya melalui:

1. Siswa mencari jalan untuk memecahkan masalah sendiri.


2. Siswa menjawab pertanyaan guru.
3. Siswa belajar bertanya.
4. Siswa mengambil keterangan dari buku maupun dari penjelasan guru.
5. Siswa dapat mendiskusikan sesuatu hal dengan kawannya.
6. Siswa dapat melakukan satu percobaan sendiri.
7. Siswa bertanggung jawab atas hasil pekerjaannya

Dalam tahap ini dapat dikatakan pula sebagai proses diskusi. Dalam kehidupan
manusia, proses diskusi merupan proses perumusan masalah. Tetapi pada tahap ini
diskusi digunakan sebagai proses pertanggungjawaban jawaban peserta didik.
Ada beberapa macam bentuk diskusi, diantaranya sebagai berikut:
1. Diskusi panel
Diskusi panel melibatkan beberapa pembicara (panelis) yang mempunyai
keahlian dalam bidang masing-masing dan bersepakat mengutarakan pendapat
dan pandangannya mengenai suatu masalah untuk kepentingan pendengar.
2. Simposium
Simposium hampir sama dengan diskusi panel, hanya lebih bersifat formal.
Pembicara harus menyampaikan makalah mengenai suatu masalah yang
disoroti dari sudut keahlian masing-masing.
3. Seminar
Seminar merupakan pertemuan yang membahas suatu masalah dengan tujuan
untuk mendapatkan pemecahan masalah tersebut. Oleh karena itu, dalam
seminar harus dlakhiri dengan kesimpulan atau keputusan-keputusan, baik
berbentuk usul, saran, solusi, maupun rekomendasi.

Persiapan sebuah diskusi sangat bergantung pada bentuk diskusi yang dipilih. Ada
beberapa tahap yang harus diperhatikan pada saat akan mengadakan diskusi, yakni
sebagai berikut.

1. Menentukan topik yang menarik untuk dibahas dalam diskusi.


MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
2. Merumuskan tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan topik yang dipilih.
3. Menentukan pemimpin diskusi atau moderator. Moderator dalam diskusi
bertugas:

 Menjelaskan tujuan dan maksud diskusi;


 Mengatur jalannya diskusi agar berlangsung tertib dan teratur;
 Menyimpulkan dan merumuskan setiap pembicaraan diskusi;
 Menutup diskusi dan menyiapkan laporan.

4. Menentukan panelis, pembicara, atau narasumber. Pembicara diskusi


mempunyai tugas:

 Menyiapkan dan menguraikan bahan atau materi yang akan didiskusikan;


 Menyampaikan materi yang telah disiapkan;
 Menjawab tanggapan-tanggapan para peserta diskusi atau audiens.

5. Menentukan sekretaris diskusi atau notulis. Notulis bertugas mencatat hal-hal


penting selama jalannya diskusi.
6. Dalam diskusi biasanya muncul pendapat atau tanggapan berupa dukungan atau
sanggahan terhadap pendapat peserta diskusi. Pernyataan dukungan atau
sanggahan tersebut tetap harus disampaikan dengan bahasa yang baik dan
santun.

Dalam pembelajaran PROOTON, ketika peserta didik menyebar dalam kelompok,


peserta didik akan mampu mengekspresikan pengetahuannya dalam kelompok.
Dalam tahap ini, peserta didik akan melayani setiap pertanyaan yang dilontarkan.
Oleh karena itu penguasaan materi pada tahap sebelumnya sangat ditekankan.
Namun, peserta didik tidak perlu memiliki kekhawatiran sebab dalam kelopmpok ini
diharapkan terjadi pertukaran informasi bukan perdebatan jawaban yang benar.

2.7 NOTATION ( CATATAN )

Dalam NOTATION ini, guru memberikan catatan-catatan tambahan mengenai


presentasi yang telah disampaikan siswa. Catatan yang diberikan guru berupa
tambahan materi, koreksi presentasi siswa dan penilaian terhadapa segala aspek
dalam presentasi misalnya aspek kerapian, presentasi terbagus, dan kelengkaan
materi. Tujuan dari catatan ini adalah agar guru dapat membenarkan kekeliruan
peserta didik akan materi, peserta diidik lebih termotivasi dan tidak patah semangat
karena hasil karyanya dihargai guru.
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) catatan (ca·tat·an) adalah hasil
mencatat dan perkataan di dalam sebuah buku yang masih perlu dijelaskan. Catatan
yang diberikan guru dapat dikelompokan dalam beberapa bagian yaitu:
1. Tambahan materi
Setiap kelompok tentunya memiliki pemahaman berbeda terhadap masalah
dan cara penyelesaian yang berbeda juga. Oleh karena itu, dipastikan bahwa
setiap jawaban yang diberikan memiliki banyak kekurangan. Hal inilah yang
menjadi tugas guru untuk menambahkan materi sehingga tidak ada
kekurangan informasi yang diperoleh peserta didik.
2. Mengoreksi kekeliruan materi.
Karena perbedaan pemahaman terhadap permasalahan, maka peserta didik
memiliki kekelirun dalam menemukan jawaban. Hal inilah yang mengakibatkan
peserta didik membuat kekeliruan dalam menyampaikan materi. Hal inilah yang
menjadi tugas guru untuk mengeroksi kekeliruan konsep ataupun materi
sehingga tidak kesalahan informasi yang diperoleh peserta didik.
3. Apresiasi kerja peserta didik.
Setiap peserta didik memiliki motivasi untuk bekerja apabila diberikan
apresiasi terhadap kerjanya. Setiap apresiasi yang dilontarkan tentunya akan
membentukan semangat lebih peserta didik dalam berusaha. Apresiasi
terhadap peserta didik pada tahap ini dapat diberikan untuk beberapa aspek
yang ditunjukan misalnya, kelengkapan jawaban, presentasi terbaik, kerapian
huruf dan lainnya.
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4

BAB IV

SKENARIO KELAS DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROOTON

Dalam sebuah proses pembelajaran, model digunakan untuk mempermudah proses


pembelajaran tersebut. Hal ini juga berlaku pada penggunaan model pembelajaran
PROOTON, dimana model pembelajaran ini diatur sedemikian sehingga dapat
mengefisienkan proses pembelajaran tersebut. Skenario pembelajaran adalah suatu
keadaan yang menggambarkan suasana pembelajaran di kelas. Dalam suatu proses
pembelajaran terdiri atas kegiatan pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penyusun.
Model pembelajaran biasanya diaplikasikan pada kegiatan inti proses pembelajaran.
Dengan demikian, skenario pembelajaran menggunakan model pembelajaran
PROOTON akan terbentuk sebagai berikut :

4.1 KEGIATAN PEMBUKA

 Guru membuka kelas dengan mengucapkan salam dan mengecek kehadiran


siswa.
 Guru meminta seorang siswa untuk memimpin doa .
 Guru menanyakan beberapa pertanyaan tentang materi yang telh berlalu dengan
memint beberapa peserta didik untuk menjawab.
 Guru mengapresiasi setiap jawaban siswa dan memberikan penghargaan berupa
tepukan tangan atau ucapan pujian.
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
4.2 KEGIATAN INTI

a) Langkah Problem
 Guru membuat sebuah demonstrasi dan menyampaikan materi yng akan
dibawakan.
 Guru menyampaikan beberapa pertanyaan berkaitan dengan demonstrasi
yang dibuat.
b) Langkah Rationable
 Guru meminta peserta didik untuk memikirkan jawaban tanpa
menggunakan referensi.
 Guru meminta beberapa peserta didik untuk menjawab pertanyaan.
c) Langkah Organization
 Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat
kemampuan peserta didk.
 Guru menyerahkan tugas kepada ketua kelompok untuk menangani
kelompok.
d) Langkah Observe
 Peserta didik mencari jawaban atas masalah dari beberapa sumber.
 Ketua kelas memastikan semua peserta didik berperan aktif dalam
menemukan jawaban.
 Semua peserta didik dalam kelompok bekerja sama untuk seling
menjelaskan hasil jawaban agar semua anggota kelompok memahami
masalah dan penyelesaian.
e) Langkah Talking
 Guru menunjuk seorang peserta didik pada setiap kelompok untuk
membawakan jawaban.
 Guru menilai setiap jawaban agar dapat diperlengkapi oleh guru.
 Kelompok lain yng bertugas hanya wajib membacakan jawaban yang tiak
dimiliki oleh kelompok sebelumnya.
f) Langkah Omnipresent
 Peserta didik dalam kelompok yang bertugas mempresentasikan jawaban,
menyebar dalam kelompok lain untuk mendiskusikan jawaban bersama.
 Guru menjaga ketertiban kelas.
 Guru memastikan bahwa terjadi pertukaran informasi dalam diskusi bukan
terjadi perdebatan tentang jawaban yang paling benar.
g) Langkah Notation
 Guru mengapresiasi jawaban yang dibawakan siswa.
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
 Guru memberikan catatan-catatan tambahan untuk melengkapi jawaban
setiap siswa.
 Guru menilai setiap aspek yang perlu diperbaiki siswa pada pertemuan
selanjutnya.

4.3 KEGIATAN PENUTUP

 Guru memberikan beberapa pertanyaan ulang tentang materi yang dibawakan.


 Guru memberikan beberapa tugas kepada peserta didik.
 Guru menutup kelas dengan doa dan salam penutup.

SKENARIO PEMBELAJARAN MATERI GERAK MELINGKAR DENGAN MODEL


PEMBELAJARAN PROOTON

JENIS KEGIATAN GURU PESERTA DIDIK

PEMBUKAAN  Selamat pagi anak-anak!  Selamat pagi


pak (Semangat)
 Bagaiman kabarnya anak-  Sehat pak.
anak?
 Karena Tuhan sudah ( Semua hening dan
menganugerahkan berdoa)
kesehatan maka mari kita
berdoa untuk mengucap
syukur kepada Tuhan
(Meminta Felix memimpi
doa)
 (Setelah selesai berdoa)  Gerak Lurus
Materi itu kita yang lalu pak.
tentang apa anak-anak ?
 Ada yang bisa membantu  Gerak yang
bapak menjelaskannya ? lintasan
berbentuk garis
lurus (Naldo
menjelaskan)
 Gerak yang
memiliki
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
kecepatan dan
percepatan
(Endro
menjelaskan)
 Betul sekali anak-anak
(Sambil terus menjelaskan)
INTI
1. PROBLEM (Guru melakukan ( Semua
demonstrasi memutar memperhatikan)
bandul diatas meja)
 Gerak apa yang dialami
bandul ini ?
 Apa itu gerak melingkar ?
 Besaran apa saja yang
dimiliki bandul gerak
bandul ini ?
2. RATIONABLE ( Guru meminta beberapa peserta  Gerak yang
didik untuk menjawab ) dialami adalah
gerak berputar
(Jawab Riki)
 Gerak melingkar
pak, dengan
lintasnnya
berupa lingkaran
( Jawab Ian )
3. ORGANIZATION  Bapak akan membagi ( Menyebar sesuai
kalian ke dalam beberapa kelompok yang
kelompok dan bapak harap ditentukan )
semua harus aktif dalam
kelompok.
(Membacakan kelompok
dan pertanyaan sakali lagi)
4. OBSERVE ( Guru memperhatikan kerja ( Semua peserta didik
siswa dan menjaga ketertiban bekerja sama
kelas) menyelesaikan
persoalan)
5. TALKING  Kelompok 1 silahkan ( Yaner membacakan
mempresentasikan jawaban dan kelompok
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
jawaban dan bapak ingin lain mendengarannya )
Yaner yang
membawakannya.

Dilanjutkan tahap
OMNIPRESENT. Setelah
itu baru kelompok
selanjutnya
mempresentasikan
jawaban
6. OMNIPRESENT (Guru memperhatikan siswa ( Peserta didik
berdiskusi dalam kelompok dan melakukan diskusi dan
memfasilitasi peserta didik) bertukar informasi)
7. NOTATION ( Semua peserta didik kembali ke ( Siswa bertepuk
kelompok) tangan)
( Guru bertepuk tangan atas
semua jawaban siswa) ( Siswa mencatat
 Semua jawaban kalian tambahan dari guru)
benar.
 ( Guru membacakan
kekurangan dari setiap
kelompok dan melengkapi
jawaban peserta didik)
(Guru menilai setiap aspek yang
diperlihatkan peserta didik)
PENUTUP (Guru menanyakan ulang (Menjawab pertanyaan
pembahasan yang telah terjadi) guru)
 Tugas yang perlu kalian
kerjakan adalah (Guru (Mencatat soal)
membacakan tugas)
 Pelajaran kita hari ini (Semua hening dan
sekian( Guru meminta berdoa)
seseorang untuk
memimpin doa)  Selamat pagi
 Selamat pagi anak-anak pak !
dan sampai ketemu
minggu depan.
( Guru meninggalkan kelas)
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4

MY OPIN ION… ..
Dalam sistem pendidikan Indonesia saat ini, dengan berpatokan pada Kurikulum
2013, sistem pendidikan Indonesia sedang menyelenggarakan sistem belajar yang
berorientasi pada peserta didik. Artinya, sistem pendidkan itu mengedepankan
keaktifan siswa dalam mencari, menemukan dan mempertanggungjawabkan ilmu
pengetahuan.

Menjawab keraguan berbagai pihak tentang pemberlakuan sistem ini, maka


diperlukan suatu cara yang mendukung keadaan ini. Hal yang pertama disoroti adalah
sistem pendidikan dan pembelajaran itu sendiri. Kecenderungan di Indonesia, guru
masih menjadi sumber belajar dan peserta didik sebagai objek belajar. Untuk
mengganti peran ini dimana peserta didik dijadikan sumber belajar, maka sebuah
wacana yang disampaikan adalah menggunakan model pembelajaran yang menuntut
keaktifan siswa. Banyak model pembelajaran telah dipergunakan namun tidak semua
siswa dijadikan sumber belajar itu sendiri. Melihat kejanggalan ini, semua pihak harus
terlibat dalam penyelesaiannya. Salah satu tawarannya adalah menciptakan model
belajar yang mengharuskan semua siswa berperan aktif sebagai sumber belajar.

Model pembelajaran dapat diartikan dengan istilah sebagai gaya atau strategi yang
dilakukan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. dalam
penerapannya itu gaya yang dilakukan tersebut mencakup beberapa hal strategi atau
prosedur agar tujuan yang ingin dikehendaki dapat tercapai.

Model pembelajaran PROOTON merupakan salah satu dari banyak jawaban atas
permasalahan diatas. Dengan menerapkan tujuh langkah inovatif, model
pembelajaran ini diharapkan mampu menjawab segala keraguan atas kualitas peserta
didik. Tujuh langkah yang dimaksud adalah P (PROBLEM), R (RATIONABLE), O
(ORGANIZATION), O ( OBSERVE), T (TALKING), O (OMNIPRESENT) dan N
(NOTATION). Setiap sintaks yang diberikan dapat membantu peserta didik dalam
menciptakan suasana belajar yang efektif bagi dirinya. Ketakutan semua pihak
terletak pada seberapa besar kemampuan siswa untuk terus-menerus belajar sendiri.

Dalam langkah PROBLEM (Masalah), peserta didik diberikan permasalahan untuk


dikaji. Hal ini harus dilakukan oleh guru agar penentuan masalah dapat efektif bagi
peserta didik. Dalam langkah RATIONABLE (Memikirkan Alasan), peserta didik diminta
untuk memikirkan segala kemungkinan jawaban yang sesuai tanpa melihat sumber
referensi. Pada tahap inilah dimulai pembentukan karakter belajar siswa yang aktif.
Dalam langkah ORGANIZATION (Mengelompokan), peserta didik dibagi dalam
beberapa kelompok agar lebih dituntun untuk menemukan jawaban dan memahami
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
jawaban. Pada langkah OBSERVE (Observasi), peserta didik mulai mencari jawaban
dalam beberapa sumber referensi dan memahaminya. Inilah bentuk keaktifan yang
diharapkan dari peserta didik. Dalam langkah TAlKING (Menyampaikan), pesrta didik
ditunjuk oleh guru untuk menyampaikan jawaban kelompoknya. Hal ini turut
membentuk keaktifan peserta didik. Dalam langkah OMNIPRESET (Aktif), peserta
didik dalam kelompok yang mempresentasi menyebar ke kelompok lain untuk
meneaskan lebih lanjut dan menanggapi setiap pertanyaan dari kelompok lain
terhadap presentasi kelompoknya. Tahap ini dapat dlihat bentuk pegekspresian
kemampuan peserta didik. Sedangkan tahap terakhir yaitu NOTATION (Catatan), guru
memberikan catatan, tambahan ataupun apresiasi atas hasil erja peserta didik.
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
DAFTAR PUSTAKA

www.wikipedia.com

http://area.blogwahyu.com/2013/12/pengertian-pendekatan-strategi-dan.html

https://tigisport.wordpress.com/tag/macam-macam-model-pembelajaran/

http://belajarpsikologi.com/pengertian-model-pembelajaran/

http://pengertiandefinisi.com/pengertian-masalah-dan-jenis-jenis-masalah/

http://blog-definisi.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-argumentasi-secara-umum-
dan.html

http://pengertiandefinisi.com/pengertian-kelompok-menurut-para-ahli/

http://www.seputarpengetahuan.com/2015/06/13-pengertian-observasi-menurut-para-
ahli.html

http://informasiana.com/pengertian-komunikasi-menurut-para-ahli/#

http://pengertian-pengertian-info.blogspot.co.id/2016/03/pengertian-dan-ciri-ciri-peran-
aktif.html

http://dhilamaliah.blogspot.co.id/2011/03/definisi-pendidikan-sains.html

http://ruangkreasikita.blogspot.co.id/2014/03/kurikulum-2013-langkah-langkah-
umum.html

http://penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2013/07/pendekatan-scientific-dalam-
implementasi-kurikulum-2013.html

Anda mungkin juga menyukai