BAB I
Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (bahasa Inggris: natural science) adalah
istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu di mana obyeknya adalah
benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan
pun dan di mana pun. Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti
harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains
merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone
menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk
mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan
proses yang tidak dapat dipisahkan. "Real Science is both product and process,
inseparably Joint" (Agus. S. 2003: 11). Matematika tidak dianggap sebagai ilmu
alam, akan tetapi digunakan sebagai penyedia alat/perangkat dan kerangka kerja
yang digunakan dalam ilmu-ilmu alam. Istilah ilmu alam juga digunakan untuk
mengenali "ilmu" sebagai disiplin yang mengikuti metode ilmiah, berbeda dengan
filsafat alam. Di sekolah, ilmu alam dipelajari secara umum di mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam(biasa disingkat IPA).
Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan
untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-
gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya
menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains
ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.
Ilmu alam mempelajari aspek-aspek fisik & nonmanusia tentang Bumi dan alam
sekitarnya. Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan, yang
keduanya dibedakan dari ilmu sosial, humaniora, teologi, dan seni.
Tingkat kepastian ilmu alam relatif tinggi mengingat objeknya yang kongkrit,
karena hal ini ilmu alam lazim juga disebut ilmu pasti.
Di samping penggunaan secara tradisional di atas, saat ini istilah "ilmu alam"
kadang digunakan mendekati arti yang lebih cocok dalam pengertian sehari-hari.
Dari sudut ini, "ilmu alam" dapat menjadi arti alternatif bagi biologi, terlibat dalam
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
proses-proses biologis, dan dibedakan dari ilmu fisik (terkait dengan hukum-
hukum fisika dan kimia yang mendasari alam semesta).
Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan
Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah
untuk menggantikan Kurikulum-2006 (yang sering disebut sebagai Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan) yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun.
Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaanya pada tahun 2013 dengan
menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah rintisan.
Pada tahun ajaran 2013/2014, tepatnya sekitar pertengahan tahun 2013,
Kurikulum 2013 diimpelementasikan secara terbatas pada sekolah perintis, yakni
pada kelas I dan IV untuk tingkat Sekolah Dasar, kelas VII untuk SMP, dan kelas X
untuk jenjang SMA/SMK, sedangkan pada tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah
diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan
SMA Kelas X dan XI. Jumlah sekolah yang menjadi sekolah perintis adalah
sebanyak 6.326 sekolah tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek
keterampilan, aspek sikap, dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di
dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang
ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia,
IPS, PPKn, dsb., sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika.
Materi pelajaran tersebut (terutama Matematika) disesuaikan dengan materi
pembelajaran standar Internasional sehingga pemerintah berharap dapat
menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri dengan pendidikan di luar negeri.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan,
nomor 60 tahun 2014 tanggal 11 Desember 2014, pelaksanaan Kurikulum 2013
dihentikan dan sekolah-sekolah untuk sementara kembali menggunakan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, kecuali bagi satuan pendidikan dasar dan menengah
yang sudah melaksanakannya selama 3 (tiga) semester, satuan pendidikan usia
dini, dan satuan pendidikan khusus. Penghentian tersebut bersifat sementara,
paling lama sampai tahun pelajaran 2019/2020.
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan,
legenda, atau dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari
prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang
menyimpang dari alur berpikir logis.
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat
dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan
materi pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat
perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan
mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi
pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik
sistem penyajiannya.
Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta
didik “tahu mengapa.”
Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik “tahu bagaimana”.
Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik “tahu apa.”
Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk
menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan
dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang
meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.
Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana
dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk
jejaring untuk semua mata pelajaran.
a. Mengamati (observasi)
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan
tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik
senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode
mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu
peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan
yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana
disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81A/2013, hendaklah guru
membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk
melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak,
mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan
(melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda
atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih
kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.
b. Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas
kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah
dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta
didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang
hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak
berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang
lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada
pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik
dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan
bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri.
Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan
bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin
terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat
dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari
informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan
guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal
sampai sumber yang beragam.
Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana
disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah
mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari
apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Adapun kompetensi
yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan
belajar sepanjang hayat.
c. Mengumpulkan Informasi
Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari
bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara.
Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak,
memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan
melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah
informasi. Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas
mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca
sumber lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas
wawancara dengan nara sumber dan sebagainya. Adapun kompetensi
yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai
cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.
e. Menarik kesimpulan
Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan
saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau
informasi. Setelah menemukan keterkaitan antar informasi dan
menemukan berbagai pola dari keterkaitan tersebut, selanjutnya
secara bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau secara
individual membuat kesimpulan.
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
f. Mengkomunikasikan
Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah
mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan
atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari
informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut
disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta
didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan
“mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana
disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah
menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil
analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
BAB II
Model pembelajaran dapat diartikan dengan istilah sebagai gaya atau strategi yang
dilakukan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. dalam
penerapannya itu gaya yang dilakukan tersebut mencakup beberapa hal strategi
atau prosedur agar tujuan yang ingin dikehendaki dapat tercapai. Banyak para ahli
pendidikan mengungkapkan berbagai pendapatnya menganai pengertian model
pembelajaran.
Model pembelajaran tidak terlepas dari kata strategi atau model pembelajaran
identik dengan istilah strategi. model pembelajaran dan strategi merupakan satu
yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya harus beriringan, sejalan, dan saling
mempengaruhi. Istilah strategi itu sendiri dapat diuraikan sebagai taktik atau
sesuatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Selain itu strategi dalam
pembelajaran dapat didevinisikan sebagai suatu perangkat materi dan prosedur
pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama, terpadu untuk menciptakan
hasil belajar yang diinginkan guru pada siswa. agar tujuan pendidikan yang telah
disusun dapat secara optimal tercapai, maka perlu suatu metode yang diterapkan
untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan tersebut. Dengan demikian
dapat dijabarkan bahwa dalam satu strategi pembelajaran menggunakan beberapa
metode. Contohnya bila ingin melaksanakan sebuah strategi ekspositori misalnya,
dapat menggunakan metode ceramah, metode tanya jawab, atau metode diskusi
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan mudah didapatkan di sekitar
sekolah yaitu bisa dengan menambahkan media pembelajaran. Oleh sebab itu,
strategi berbeda dengan metode. Strategi lebih menunjukkan pada sebuah
perencanaan atau yang biasa dikenal dengan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), tentu dengan maksud untuk mencapai sesuatu. sedangkan metode adalah
suatu cara tersendiri yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
kata lain, strategi adalah a plan of operation achieving something, sedangkan
metode adalah a way in echieving something.
Sedangkan model pembelajaran menurut Kardi dan Nur ada lima model
pemblajaran yang dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran, yaitu:
pembelajaran langsung; pembelajaran kooperatif; pembelajaran berdasarkan
masalah; diskusi; dan learning strategi.
Sebagai seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat bagi
peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran, guru harus
memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran serta sumber-sumber
belajar yang ada agar penggunaan model pembelajaran dapat diterapkan secara
efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa.
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan dalam
proses pembelajaran yang dijalaninya. Menurut Sardiman A. M. (2004 : 165), guru
yang kompeten adalah guru yang mampu mengelola program belajar-mengajar.
Mengelola di sini memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru
mampu menguasai keterampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup
pelajaran, menjelaskan, menvariasi media, bertanya, memberi penguatan, dan
sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan strategi, teori belajar dan
pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
Pendapat serupa dikemukakan oleh Colin Marsh (1996 : 10) yang menyatakan
bahwa guru harus memiliki kompetensi mengajar, memotivasi peserta didik,
membuat model instruksional, mengelola kelas, berkomunikasi, merencanakan
pembelajaran, dan mengevaluasi. Semua kompetensi tersebut mendukung
keberhasilan guru dalam mengajar.
Berikut ini disajikan 8 model pembelajaran, untuk dipilih dan dijadikan alternatif
sehingga cocok untuk situasi dan kondisi yang dihadapi. Akan tetapi sajian yang
dikemukakan pengantarnya berupa pengertian dan rasional serta sintaks (prosedur)
yang sifatnya prinsip, modifikasinya diserahkan kepada guru untuk melakukan
penyesuaian, penulis yakin kreativitas para guru sangat tinggi.
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
1. Kooperatif (CL, Cooperative Learning).
Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial
yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan
tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan
memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih
dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas,
tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-
sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan
belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing. Jadi model
pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok
untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan
persoalan, atau inkuiri.
2. Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau
tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata
kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi
yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi
konkret, dan suasana menjadi kondusif – nyaman dan menyenangkan. Prinsip
pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan
mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan
kemampuan sosialisasi.
3. Realistik (RME, Realistic Mathematics Education)
Realistic Mathematics Education (RME) dikembangkan oleh Freud di Belanda
dengan pola guided reinvention dalam mengkontruksi konsep-aturan melalui
process of mathematization, yaitu matematika horizontal (tools, fakta, konsep,
prinsip, algoritma, aturan untuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan,
proses dunia empirik) dan vertikal (reoorganisasi matematik melalui proses
dalam dunia rasio, pengembangan matematika).
4. Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)
Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada
keterampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara
pembelajaran langsung. Sintaknya adalah menyiapkan siswa, sajian informasi
dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini
sering disebut dengan metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).
5. Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)
Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini
melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang
berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus
dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana
nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal.
Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis),
interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis,
generalisasi, dan inkuiri
6. Problem Solving
Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin,
belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau
menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, .atau algoritma).
Sintaknya adalah: sajikan permasalahan yang memenuhi kriteria di atas, siswa
berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau aturan yang disajikan,
siswa mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya
menemukan solusi.
7. Problem Posing
Bentuk lain dari problem posing adalah problem posing, yaitu pemecahan
masalah dengan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi
bagian-bagian yang lebih simple sehingga dipahami. Sintaknya adalah:
pemahaman, jalan keluar, identifikasi kekeliruan, menimalisasi tulisan-hitungan,
cari alternative, menyusun soal-pertanyaan.
8. Pembelajaran Bersiklus (cycle learning)
Ramsey (1993) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif secara bersiklus,
mulai dari eksplorasi (deskripsi), kemudian eksplanasi (empiric), dan diakhiri
dengan aplikasi (aduktif). Eksplorasi berarti menggali pengetahuan prasyarat,
eksplanasi berarti mengenalkan konsep baru dan alternative pemecahan, dan
aplikasi berarti menggunakan konsep dalam konteks yang berbeda.
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
BAB III
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai
akhir pelajaran yang disampaikan secara luas oleh guru. Model pembelajaran juga
dapat diartikan sebagai bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran. Dalam ilmu sains, metode pembelajaran digunakan sebagai media
untuk mempermudah proses pembelajaran, yang diharapkan dapat menciptakan
proses pembelajaran yang menarik, efisien dan kondusif dan juga dapat
mempengaruhi daya tangkap dan daya kreativitas peserta didik dalam mendalami
materi pembelajaran.
Dalam PROBLEM ini, guru memberikan masalah yang akan dikaji jawabannya oleh
peserta didik. Hal ini berarti guru yang bertugas menyediakan masalah bagi peserta
didik, bukan peserta didik yang mencari masalah yang akan dikaji. Hal ini dilakukan
agar jam pelajaran dapat digunakan untuk proses pengkajian masalah. Faktor
lainnya karena siswa akan cenderung membuang waktu dalam proses pencarin
masalah yang akan dikaji. Oleh karena itu, lebih efisien agar ketika peserta didik
menglami kesulitan dalam mengkaji masalah, guru akan berperan sebagai fasilitator
mengingat banyak guru tidak memahami materi yang akan dibawakan. Hal ini akan
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
menghambat proses pembelajran apabila kesulitan siswa kebetulan terletak pada
materi yang juga tidak dipahami guru. Dengan demikian, guru akan lebih mudah
mengelola kelas karena materi yang dikaji telah dikuasai guru terlebih dahulu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masalah (ma·sa·lah) sesuatu yang harus
diselesaikan (dipecahkan). Arti kata masalah menurut para ahli disimpulkan secara
beragam.
Irmansyah Effendi
Menurut Irmasyah Effendi, masalah adalah pelajaran ketika Anda sadar sebagai
kesadaran jiwa, Anda dapat melihat dengan mudah berbagai kelemahan dan
masalah dalam hidup Anda.
Hudojo
Menurut Hudojo, masalah merupakan pertanyaan kepada seseorang yang mana
orang itu tidak memiliki hukum yang dapat digunakan dengan segera untuk
menemukan jawatan dari pertanyaan tersebut.
Abdul Cholil
Menurut Abdul Cholil, masalah adalah bagian kecil dari kehidupan. Setiap
manusia pasti pernah memiliki dan menghadapi masalah baik yang berasal dari
diri sendiri maupun yang bersumber dari orang lain.
Jeffey Liker
Menurut Jefey Liker, masalah merupakan sebuah peluang untuk menuju
kehidupan yang lebih baik.
Richard Carlson
Menurut Richard Carlson, masalah adalah tempat terbaik untuk melatih diri
sehingga hati menjadi lebih terbuka.
Istijanto
Menurut Istijanto, masalah adalah bagian terpenting dalam suatu proses riset,
karena masalah dapat menghadirkan petunjuk berupa jenis informasi yang
nantinya akan sangat kita butuhkan.
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
Ciri-ciri masalah secara umum :
Di bawah ini adalah ciri-ciri atau karakteristik masalah secara umum, yaitu ada
lima antara lain :
1. Ciri masalah yang pertama adalah merupakan kesulitan yang harus diatasi
2. Dapat dijadikan sebagai suatu tantangan dan rintangan yang harus dilalui
3. Ciri masalah yang ketiga adalah mempunyai sifat penting dan realistis
4. Dapat menggerakkan seseorang untuk mengatasinya atau memecahkannya
5. Berguna apabila dipecahkan dipecahkan
1. Ciri masalah yang pertama adalah akan membuat seseorang merasa bimbang,
bingung dan kesulitan.
2. Ciri masalah yang kedua menurut teory dewey adalah akan membuat seseorang
berusaha untuk merumuskan masalah karena ingin dipecahkan, hal ini bertujuan
untuk mengatasi kebimbangan, kebingungan dan kesulitan yang dialaminya.
3. Ciri masalah yang ketiga menurut teori dewey adalah akan membuat seseorang
berusaha untuk menguji hipotesis dengan cara mengumpulkan data-data yang
sebenarnya sebagai suatu langkah untuk menemukan solusi dalam masalah yang
dialaminya.
4. Ciri masalah yang keempat menurut teori dewey adalah akan membuat
seseorang mengembangkan ide untuk mendapatkan pemecahan yang terbaik
melalui penalaran
5. Ciri masalah yang kelima menurut teori dewey adalah akan membuat seseorang
mengambil kesimpulan yang didukung fakta-fakta atau bukti-bukti yang telah
dikumpulkannya.
Pada tahap penentuan masalah, guru yang berperan dalam penentuan masalah.
Masalah yang dimaksud adalah persoalan-persoalan yang perlu diselesaikan
berkaitan dengan materi ajar. Tujuan penentuan masalah diserahkan pada guru
adalah guru langsung mengorientasi peserta didik pada tujuan pembelajaran.
Peserta didik cenderung akan membuang waktu dalam penentuan masalah,
sehingga sangat bijak jika guru yang mengambil peran ini.
Masalah yang perlu diangkat untuk dikaji pada model pembelajaran ini harus
memnuhi karakteristik seperti:
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
Mudah dipahami peserta didik dan guru sendiri.
Memiliki langkah pengkajian yang tidak rumit.
Waktu pengkajian dapat memenuhi standar waktu pembelajaran.
Tidak memiliki satu jawaban pasti agar dapat menciptakan budaya berpikir
peserta didik.
Dalam RATIONABLE ini, peserta didik diminta untuk memikirkan alasan terlebih
dahulu. Artinya, ketika guru telah menyampaikan masalah yang harus dikaji, guru
meminta peserta didik mencari alasan secara sederhana tanpa referensi dari buku
pada saat itu juga. Hal inipula dilakukan untuk melihat pemahaman awal peserta
didik terhadap masalah yang akan dikaji. Proses mencari alasan ini dapat pula
dikatakan sebagai merumuskan jawaban sementara. Hal utama yang diperhatikan
guru disini adalah memastikan semua siswa turut mengambil bagian dalam proses
mencari alasan ini. Untuk mengetahuinya, guru dapat meminta beberapa peserta
didik untuk menyampaikan jawaban yang ditemukannya. Setiap jawaban yang
disampaikan peserta didik dapat dijadikan guru sebagai bahan untuk
mengelompokan peserta didik. Artinya, guru mengetahui wawasan yang dimiliki
peserta didik dan memamfatkannya untuk mendampingi teman sebayanya dalam
menyelesaikan permasalahan. Dengan jawaban yang dikumpulkan peserta didik,
siswa dapat memilih siapa saja yang mampu dan menempatkannya sebagai sumber
belajar bagai teman sebayanya dan saling membantu untuk menemukan jawaban
yang lebih tepat.
Sedangkan makna kata alasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
diartikan sebagai dasar, asas. dasar bukti, yang menjadi pendorong, yang
membenarkan perlakuan tindak pidana dan menghilangkan kesalahan terdakwa.
Dalam ORGANIZATION ini, guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok
sesuai dengan jumlah anggota kelas. Misalnya, apabila jumlah peserta didik 30
orang maka idealnya dibagi dalam 5 kelompok dengan setiap kelompok terdapat 6
orang. Tujuannya agar dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kelompok. Selain
itu, guru dapat membagi ketua kelompok untuk mengorganisasi anggotanya dalam
mencari jawaban dan melihat pemahaman siswa dan mengerjakan tugas tersebut.
Penentuan ketua kelompok dilihat dari peringkat siswa dan pemahaman peserta
didik akan materi melalui jawaban peserta didik pada tahap sebelumnya.
Dalam sebuah lingkungan kehidupan, salah satu hal yang dijunjung tinggi adalah
kehidupan berkelompok atau kehidupan sosial. Hal ini karena manusia memiliki
takdir sebagai homo social atau manusia yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang
lain. Bayangkan dalam satu keadaan, ketika seorang yang memilih hidup menyendiri
dan jauh dari kehidupan berkelompok jatuh dalah permasalahan yang rumit seperti
lilitan ekonomi. Prinsip hidup menyendiri ini akan menghambatnya dalam
menyelesaikan masalahnya. Hal ini akan berbanding terbalik apabila seseorang
hidup dalam pergaulan kelompok. Tentunya masalah yang hadir akan diselesaikan
secara bersama dan banyak bantuan yang akan ditawarkan padanya. Hal ini juga
berlaku dalam proses pembelajaran. Ketika peserta didik ditempatkan dalam
kelompok kecil, maka harapannya peserta didik lebih bekerja sama dalam
menyelesaikan masalah dan dengan mudah memahami masalah tersebut beserta
penyelesaiannya.
Menurut Merton, kelompok yaitu sekumpulan orang yang saling berinteraksi sesuai
dengan pola yang telah mapan, sedangkan di dalam kelompok tersebut ada rasa
solidaritas karena adanya nilai bersama dan adanya tanggung jawab bersama.
Selain itu pengertian kelompok menurut Homans (1950) mengatakan bahwa
kelompok merupakan sejumlah individu yang berkomunikasi satu dengan lainnya
dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga hal
tersebut memberikan kesempatan bagi semua anggota untuk berkomunikasi secara
langsung. Dan terakhir yaitu menurut Joseph De Vito (1997) kelompok adalah
sekumpulan individu yang berhubungan satu sama lain yang memiliki tujuan
bersama dan adanya organisasi atau struktur diantara mereka. Di dalam kelompok
dikembangkan norma-norma yang dianggap sebagai dasar berperilaku anggotanya.
Dalam OBSERVE ini, peserta didik dibawah pimpinan ketua kelompok bekerja
sama untuk mencari dan menemukan jawaban atas masalah yang dikaji. Proses
pengkajian masalah ini dimaksudkan agar peserta didik dapat terlibat aktif dan
mengetahui seluk-beluk terjadinya persoalan tersebut. Dalam pengkajian jawaban
ini, ketua kelompok membagikan setiap anggota kelompoknya beban untuk
menemukan masalah, dan memastikan bahwa setiap anggota kelompok terlibat aktif
dalam pemecahan masalah. Proses pengkajian masalah dapat dilakukan dengan
bantuan beberapa sember referensi. Peran guru pada proses ini adalah sebagai
fasilitator dan juga sebagai sumber referensi.
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
Pada setiap penelitian ilmiah, sebuah masalah yang diangkat akan mudah
diselesaikan apabila dilakukan observasi terhadap permasalahan. Makna observasi
pada sebuah penelitian ilmiah diartikan sebagai penelitian atau pengamatan
terhadap objek kajian tersebut. Hasil akhir dari observasi ini adalah peneliti akan
menganalisis data untuk mendapatkan sebuah kesimpuan yang bersifat khusus.
Namun berbeda dengan sebuah penelitian ilmiah, dalam model pembelajaran
PROOTON, observasi memiliki arti peninjauan terhadap beberapa sumber referensi
untuk mengumpulkan jawaban akan permasalah sebanyak-banyaknya. Dengan
demikinan, dipastikan bahwa peserta didik akan memiliki banyak pertanggung
jawaban akibat banyak jawaban yang diambil.
Dalam sebuah penelitian ada teknik dalam melakukan sebuah penelitian, salah
satunya adalah teknik observasi. Apa yang dimaksud dengan observasi? Observasi
merupakan salah satu teknik atau metode dalam mengumpulkan data untuk
keperluan penelitian ilmiah. Untuk lebih jelasnya, dalam pembahasan berikut ini
akan dijelaskan ragam pengertiannya oleh para ahli.
1. Sutrisno Hadi
Observasi merupakan suatu proses yang sangat kompleks, yang tersusun dari
berbagai proses biologis & psikologis. Yang terpenting diantara keduanya ialah
proses-proses ingatan & pengamatan.
3. Prof. Heru
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
Mengemukakan observasi sebagai studi yang dilaksanakan secara sengaja,
terarah, sistematis, dan terencana sesuai tujuan yang akan dicapai dengan
mengamati & mencatat seluruh kejadian dan fenomena yang terjadi dan
mengacu pada syarat dan aturan dalam penelitian atau karya ilmiah. Hasil
observasi ilmiah ini, dijelaskan secara teliti, tepat dan akurat, serta tidak
diperbolehkan untuk ditambah atau dikurangai dan dibuat-buat sesuai keinginan
peneliti.
4. Hanna Djumhana
Menurutnya observasi sebagai salah satu metode ilmiah yang sampai detik ini
masih menjadi tempat utama dalam ilmu pengetahuan empiris, dan masih diakui
dalam dunia penelitiaan karya ilmiah sebagai salah satu metode yang banyak
diterpkan dalam pengumpulan data.
5. Patton
Menurutnya, observasi merupakan salah satu metode yang akurat dan mudah
dalam melakukan pengumpulan data serta bertujuan untuk mencari tahu dan
memahami segala kegiatan yang berlangsung yang menjadi objek kajian dalam
penelitiannya.
6. Sudjana
Mengemukakan bahwa observasi merupakan salah satu alat penilaian yang
banyak digunakan dalam mengukur proses dan tingkah laku individu dalam
sebuah kegiatan yang bisa diamati. Jadi, bisa dikatakan bahwa observasi mampu
mengukur dan menilai hasil dari proses belajar mengajar, seperti contoh
mengamati tingkah laku siswa pada saat belaja di dalam kelas, mengamati
tingkah laku guru pada saat sedang mengajar, kegiatan-kegiatan yang dilakukan
siswa di dalam kelas.
7. Burhan
Observasi merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan
pengamatannya melalui hasil kerja dari salah satu pancaindra yakni mata dan
dibantu dengan pancaindra yang lainnya.
8. Kartono
Observasi merupakan studi yang dilakukan dengan sengaja & sistematis tentang
fenomena atau kejadian sosial serta berbagai gejala psikis melalui pengamatan &
pencatatan.
9. Sugiyono
Menurutnya, observasi dalam arti sederhana ialah sebuah proses penelitian
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
dalam melihat situasi dan kondisi penelitian. Teknik observasi ini sangat relevan
jika digunakan untuk penelitian tindakan kelas atau PTK yang terdiri dari
pengamatan terhadap proses pembelajaran, sikap & tingkah laku siswa juga
interaksi antara siswa dengan siswa lainnya dan siswa dengan gurunya.
2. Observasi Sistematik
Observasi sistematik merupakan salah satu dari jenis jenis observasi. Observasi
sistematik biasa disebut dengan observasi berkerangka. Sebelum mengadakan
observasi terlebih dahulu dibuat kerangka mengenai berbagai faktor dan ciri ciri
yang akan diobservasi.
3. Observasi Eksperimental
Observasi eksperimental merupakan salah satu dari jenis jenis observasi.
Observasi eksperimental memiki ciri ciri sebagai berikut : (1) situasi yang dibuat
sedemikian rupa sehingga observasi tidak mengetahui maksud diadakannya
observasi, (2) dibuat variasi situasi untuk menimbulkan tingkah laku tertentu, (3)
observasi dihadapkan pada situasi yang seragam, (4) situasi ditimbulkan atau
dibuat sengaja, (5) faktor-faktor yang tidak diinginkan pengaruhnya dikontrol
secermat mungkin, dan (6) segala aksi-reaksi dari observasi dicatat dengan teliti
dan cermat.
Dalam TALKING ini, peserta didik dalam kelompok diminta guru untuk
menyampaikan hasil diskusi mereka tentang masalah yang ditentukan. Keunikan
dari proses ini adalah penentuan peserta didik yang menyampaikan masalah adalah
kepada siapa saja yag diinginkan guru untuk menyampaikan. Tujuan dari
pemberlakuan ini adalah agar setiap peserta didik secara sadar mau memahami
setiap materi yang berhasil dikaji oleh kelompok.
Pada hakekatnya kata menyampaikan memiliki makna yang terkait dengan kata
mengkomuniksikan. Dalam proses penyampaian, dibutuhkan proses komunikasi
yang baik. Semakin peserta didik memahami materi, maka peserta didik itu akan
mengkomunikasikan materi dengan baik pula.
Dalam tahap ini dapat dikatakan pula sebagai proses diskusi. Dalam kehidupan
manusia, proses diskusi merupan proses perumusan masalah. Tetapi pada tahap ini
diskusi digunakan sebagai proses pertanggungjawaban jawaban peserta didik.
Ada beberapa macam bentuk diskusi, diantaranya sebagai berikut:
1. Diskusi panel
Diskusi panel melibatkan beberapa pembicara (panelis) yang mempunyai
keahlian dalam bidang masing-masing dan bersepakat mengutarakan pendapat
dan pandangannya mengenai suatu masalah untuk kepentingan pendengar.
2. Simposium
Simposium hampir sama dengan diskusi panel, hanya lebih bersifat formal.
Pembicara harus menyampaikan makalah mengenai suatu masalah yang
disoroti dari sudut keahlian masing-masing.
3. Seminar
Seminar merupakan pertemuan yang membahas suatu masalah dengan tujuan
untuk mendapatkan pemecahan masalah tersebut. Oleh karena itu, dalam
seminar harus dlakhiri dengan kesimpulan atau keputusan-keputusan, baik
berbentuk usul, saran, solusi, maupun rekomendasi.
Persiapan sebuah diskusi sangat bergantung pada bentuk diskusi yang dipilih. Ada
beberapa tahap yang harus diperhatikan pada saat akan mengadakan diskusi, yakni
sebagai berikut.
BAB IV
a) Langkah Problem
Guru membuat sebuah demonstrasi dan menyampaikan materi yng akan
dibawakan.
Guru menyampaikan beberapa pertanyaan berkaitan dengan demonstrasi
yang dibuat.
b) Langkah Rationable
Guru meminta peserta didik untuk memikirkan jawaban tanpa
menggunakan referensi.
Guru meminta beberapa peserta didik untuk menjawab pertanyaan.
c) Langkah Organization
Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat
kemampuan peserta didk.
Guru menyerahkan tugas kepada ketua kelompok untuk menangani
kelompok.
d) Langkah Observe
Peserta didik mencari jawaban atas masalah dari beberapa sumber.
Ketua kelas memastikan semua peserta didik berperan aktif dalam
menemukan jawaban.
Semua peserta didik dalam kelompok bekerja sama untuk seling
menjelaskan hasil jawaban agar semua anggota kelompok memahami
masalah dan penyelesaian.
e) Langkah Talking
Guru menunjuk seorang peserta didik pada setiap kelompok untuk
membawakan jawaban.
Guru menilai setiap jawaban agar dapat diperlengkapi oleh guru.
Kelompok lain yng bertugas hanya wajib membacakan jawaban yang tiak
dimiliki oleh kelompok sebelumnya.
f) Langkah Omnipresent
Peserta didik dalam kelompok yang bertugas mempresentasikan jawaban,
menyebar dalam kelompok lain untuk mendiskusikan jawaban bersama.
Guru menjaga ketertiban kelas.
Guru memastikan bahwa terjadi pertukaran informasi dalam diskusi bukan
terjadi perdebatan tentang jawaban yang paling benar.
g) Langkah Notation
Guru mengapresiasi jawaban yang dibawakan siswa.
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
Guru memberikan catatan-catatan tambahan untuk melengkapi jawaban
setiap siswa.
Guru menilai setiap aspek yang perlu diperbaiki siswa pada pertemuan
selanjutnya.
Dilanjutkan tahap
OMNIPRESENT. Setelah
itu baru kelompok
selanjutnya
mempresentasikan
jawaban
6. OMNIPRESENT (Guru memperhatikan siswa ( Peserta didik
berdiskusi dalam kelompok dan melakukan diskusi dan
memfasilitasi peserta didik) bertukar informasi)
7. NOTATION ( Semua peserta didik kembali ke ( Siswa bertepuk
kelompok) tangan)
( Guru bertepuk tangan atas
semua jawaban siswa) ( Siswa mencatat
Semua jawaban kalian tambahan dari guru)
benar.
( Guru membacakan
kekurangan dari setiap
kelompok dan melengkapi
jawaban peserta didik)
(Guru menilai setiap aspek yang
diperlihatkan peserta didik)
PENUTUP (Guru menanyakan ulang (Menjawab pertanyaan
pembahasan yang telah terjadi) guru)
Tugas yang perlu kalian
kerjakan adalah (Guru (Mencatat soal)
membacakan tugas)
Pelajaran kita hari ini (Semua hening dan
sekian( Guru meminta berdoa)
seseorang untuk
memimpin doa) Selamat pagi
Selamat pagi anak-anak pak !
dan sampai ketemu
minggu depan.
( Guru meninggalkan kelas)
MODEL PEMBELAJARAN PROOTON FELIX_ALF4
MY OPIN ION… ..
Dalam sistem pendidikan Indonesia saat ini, dengan berpatokan pada Kurikulum
2013, sistem pendidikan Indonesia sedang menyelenggarakan sistem belajar yang
berorientasi pada peserta didik. Artinya, sistem pendidkan itu mengedepankan
keaktifan siswa dalam mencari, menemukan dan mempertanggungjawabkan ilmu
pengetahuan.
Model pembelajaran dapat diartikan dengan istilah sebagai gaya atau strategi yang
dilakukan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. dalam
penerapannya itu gaya yang dilakukan tersebut mencakup beberapa hal strategi atau
prosedur agar tujuan yang ingin dikehendaki dapat tercapai.
Model pembelajaran PROOTON merupakan salah satu dari banyak jawaban atas
permasalahan diatas. Dengan menerapkan tujuh langkah inovatif, model
pembelajaran ini diharapkan mampu menjawab segala keraguan atas kualitas peserta
didik. Tujuh langkah yang dimaksud adalah P (PROBLEM), R (RATIONABLE), O
(ORGANIZATION), O ( OBSERVE), T (TALKING), O (OMNIPRESENT) dan N
(NOTATION). Setiap sintaks yang diberikan dapat membantu peserta didik dalam
menciptakan suasana belajar yang efektif bagi dirinya. Ketakutan semua pihak
terletak pada seberapa besar kemampuan siswa untuk terus-menerus belajar sendiri.
www.wikipedia.com
http://area.blogwahyu.com/2013/12/pengertian-pendekatan-strategi-dan.html
https://tigisport.wordpress.com/tag/macam-macam-model-pembelajaran/
http://belajarpsikologi.com/pengertian-model-pembelajaran/
http://pengertiandefinisi.com/pengertian-masalah-dan-jenis-jenis-masalah/
http://blog-definisi.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-argumentasi-secara-umum-
dan.html
http://pengertiandefinisi.com/pengertian-kelompok-menurut-para-ahli/
http://www.seputarpengetahuan.com/2015/06/13-pengertian-observasi-menurut-para-
ahli.html
http://informasiana.com/pengertian-komunikasi-menurut-para-ahli/#
http://pengertian-pengertian-info.blogspot.co.id/2016/03/pengertian-dan-ciri-ciri-peran-
aktif.html
http://dhilamaliah.blogspot.co.id/2011/03/definisi-pendidikan-sains.html
http://ruangkreasikita.blogspot.co.id/2014/03/kurikulum-2013-langkah-langkah-
umum.html
http://penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2013/07/pendekatan-scientific-dalam-
implementasi-kurikulum-2013.html