Terdapat beberapa aliran dalam filsafat. Akan tetapi, dari sekian banyak aliran terdapat dua aliran
tertua dan terbesar yaitu materialism dan idealisme. Sedangkan aliran-aliran lain pada prinsipnya
merupakan reaksi berkembangnya dua aliran tersebut.
1. Materialisme
Materialisme merupakan paham filsafat yang meyakini bahwa esensi kenyataan termasuk esensi
manusia bersifat material atau fisik. Ciri utama dari kenyataan fisik atau material adalah bahwa
ia menempati ruang dan waktu, memiliki keluasan, dan bersifat objektif. Karena menempati
ruang dan waktu serta bersifat objektif maka ia bisa diukur, dihitung dan diobservasi. Alam
spiritual atau jiwa yang tidak bisa menempati ruang, tidak bisa disebut esensi kenyataan dan oleh
karena itu ditolak keberadaannya.
2. Idealisme
Kebalikan dari materialisme adalah idealisme. Menurut aliran ini, kenyataan sejati adalah
bersifat spiritual (oleh sebab itu aliran ini sering juga disebut aliran spiritualisme). Para idealis
percaya bahwa ada kekuatan spiritual disetiap kejadian. Esensi dari kenyataan spiritual ini adalah
berpikir. Karena kekuatan atau kenyataan spiritual tidak bisa diukur atau dijelaskan dalam
pengamatan empiris, maka kita hanya bisa menggunakan metafor-metafor kesadaran manusia.
Misalnya, kekuatan spiritual dianggap bersifat rasional, berkehendak, berperasaan, kreatif, dan
lain-lain.
Disamping kedua aliran tersebut, terdapat beberapa aliran lain seperti dualisme, vitalisme,
eksistensialisme, dan strukturalisme. Aliran-aliran tersebut bisa dikatakan reaksi dari aliran
materialisme dan dualisme.
1) Dualisme
Menurut aliran dualisme, kenyataan sejati bukan hanya bersifat fisik atau spirituali. Kenyataan
sejati merupakan perpaduan antara materi dan roh.
2) Vitalisme
Vitalisme adalah paham dalam filsafat yang beranggapan bahwa kenyataan sejati pada dasarnya
adalah energi, daya, kekuatan, atau nafsu yang bersifat irrasional dan instingtif (liar).
3) Eksistensialisme
Berbeda dari aliran-aliran yang telah disebutkan sebelumnya, eksistensialisme tidak mencari
esensi atau subtansi yang ada dibalik penampakan manusia, melainkan hendak mengungkap
eksistensi manusia sebagaimana yang dialami oleh manusia itu sendiri.
4) Strukturalisme
Para strukturalis meyakini bahwa manusia pada dasarnya merupakan makhluk yang tidak bebas,
yang terstruktur oleh sistem bahasa dan budayanya. Tidak ada perilaku, pola pikir, dan kesadaran
manusia yang bersifat individual dan unik, yang bebas dari sistem budaya dan bahasa yang
mendukungnya. Dalam pengertian ini, maka aliran ini menolak humanisme, menolak pandangan
tentang kebebasan, dan keluhuran manusia.
5) Posmodernisme
Posmodernisme sebenarnya hampir sama dengan strukturalisme. Akan tetapi berbeda dari
strukturalisme, pembahasan dalam posmodernisme masuk ke dalam aspek-aspek kehidupan
manusia yg lebih beragam dan aktual. Para posmodernis berpendapat bahwa bukan hanya dari
sistem budayanya saja akan tetapi juga sistem sosial, budaya, politik, ekonomi arsitektur, bahkan
bahkna jender yang bersifat timpang dan menyeragamkan umat manusia.
https://www.kompasiana.com/sellyernawati/aliranaliran-dalam-filsafat-
manusia_54f7a8fba333112b6f8b49fb