Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTEK KLINIK

KSM PEDIATRI

RSU MITRA PARAMEDIKA

kolestasis
DEFINISI Kolestasis adalah semua kondisi yang menyebabkan
terganggunya sekresi dan ekskresi empedu ke duodenum
sehinga menyebabkan tertahannya bahan-bahan atau substansi
yang seharusnya dikeluarkan bersama empedu tersebut di
hepatosit.
ANAMNESIS 1. Warna kuning pada kulit, warna feses dan urin
2. Pelacakan etiologi: riwayat kehamilan dan kelahiran (ibu
dengan infeksi TORCH, berat badan lahir, infeksi intra partum,
pemberian nutrisi parenteral)
3. Riwayat keluarga : Ibu mengidap Hepatitis B, perkawinan antar
keluarga, adanya saudara kandung yang menderita penyakit yang
sama
Paparan terhadap toksin / obat-obatan hepatotoksik.
PEMERIKSAAN FISIK 1. Wajah : adakah fasies dismorfik
2. Mata : adakah katarak / korioretinitis (pada infeksi TORCH)
3. Kulit : ikterus dan tanda komplikasi sirosis seperti spider
angiomata, eritema palmaris, edema
4. Dada : bising jantung (pada sindrom alagiller, atresia bilier)
5. Abdomen :
a. Hepar : ukuran lebih besar atau lebih kecil daripada normal,
konsistensi hati normal, permukaan hati licin / berbenjol-
benjol.
b. Lien : splenomegali
c. Vena kolateral, asites
Lain-lain: jari tabuh, foetor hepatikum, fimosis
KRITERIA DIAGNOSA 1. Ikterus dengan feses berwarna pucat atau akolik dan urin
berwarna kuning tua
2. Kadar bilirubin direk > 1 mg/dL apabila bilirubin total < 5
mg/dL atau bilirubin direk > 20% dari bilirubin total,
apabila kadar bilirubin total > 5mg/dL
DIAGNOSA KERJA Kolestasis
DIAGNOSA BANDING Breast milk jaundice
PEMERIKSAAN 1. Darah tepi lengkap, gambaran hapusan darah tepi .
PENUNJANG 2. Biokimia darah: bilirubin direk dan indirek, ALT (SGPT), AST
(SCOT), γGT, masa protrombin, albumin, globulin, kolesterol,
trigliserida, gula darah puasa, ureum, kreatinin
3. Urin: rutin (leukosit, bilirubin, urobilinogen, reduksi) dan kultur
4. Tinja 3 porsi (dilihat warna tinja pada 3 periode dalam 24 jam)
5. Pemeriksaan etiologi infeksi: TORCH (toksoplasma, rubella,
CMV, herpes simpleks), hepatitis virus B/C
6. Pencitraan:
a. USG 2 fase (puasa 6-8 jam dan sesudah minum)
b. USG Doppler bila sudah sirosis
c. Untuk kasus tertentu mungkin diperlukan pemeriksaan
skintigrafi, CT scan, MRI atau kolangiografi
Biopsi hati: pada evaluasi tersangka atresia bilier dan untuk mencari
etiologi kolestasis intrahepatik yang tidak dapat ditentukan dengan
cara yang non-invasif
TATA LAKSANA 1. Terapi etiologik:
a. Terapi medikamentosa: untuk kolestasis intrahepatik yang
dapat diketahui penyebabnya
b. Operasi: untuk kolestasis ekstrahepatik
2. Terapi suportif:
a. Srimulasi aliran empedu: asam ursodeoksikolat 10-30
mg/kgBB dalam 2-3 dosis
b. Nutrisi diberikan untuk menunjang pertumbuhan optimal
(kebutuhan kalori umumnya dapat mencapai 130-150%
kebutuhan bayi normal) dan mengandung lemak rantai
sedang (Medium chain trigliseride –MCT)
c. Vitamin yang larut dalam lemak
a) A; 5000-25.000 IU
b) D: calcitriol 0,05-0,2 ug/kgBB/hari
c) E: 15-25 lU/kgBB/hari
d) K1 :2,5-5mg:2-7x/minggu atau 0,3 mg/kgBB setiap
bulan
d. Mineral dan trace element: Ca, P, Mn, Zn, Fe
3. Terapi komplikasi lain: misalnya
a. Hiperlipidemia / xantelasma: obat HMG-coa reductase
inhibitor contohnya kolestipol, simvastatin
b. Pruritus: salah satu di bawah:
a) Antihistamin: difenhidrarnin 5-10 mg/kgBB/hari,
hidroksisin 2,5 mg/kgBB/hari dan Rifampisin 10
mg/kgBB/hari
Kolestiramin 0,25-0,5g/kgBB/hari
EDUKASI 1. Memberikan nutrisi yang sesuai dengan petunjuk
2. Memberikan obat sesuai dengan aturan
3. Mengenali tanda komplikasi dan perburukan
Kontrol teratur
PROGNOSIS Ad vitam : bonam
Ad Sanationam : bonam
Ad Fungsionam : bonam
TINGKAT
A
REKOMENDASI
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR MEDIS Penurunan lama rawat inap di RS, penurunan angka kesakitan
KEPUSTAKAAN Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2012. Panduan Pelayanan Medis
Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Penerbit

Sleman,
Ketua Komite Medik Direktur

dr. Kamala Kan N.A. SpAn dr. Ichsan Priyotomo

Anda mungkin juga menyukai