Anda di halaman 1dari 22

TM4116

PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK


UJIAN AKHIR SEMESTER

Nama/ NIM : Richard Suryaputra (12216023)


Fajar Tri Anggoro (12216024)
Ricky S.M. Simanjuntak (12216025)
Moh. Edwin Alif Utama (12216026)
Muhammad Akmal Bil Haq (12216027)
Siti Olivinia Yusra (12216028)
Tanggal Penyerahan : 19 November 2019
Dosen : Prof. Dr. Ir. Hasian P. Septoratno Siregar, DEA.
Asisten : Hanif Farrastama Yoga, S.T.
Rizki Fernando, S.T.
Made Ray Yuda Suyatna, S.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
ABSTRAK

Sejarah Kasus Ekspansi Cruse Steamflood

Oleh
V. Ramlal, Society of Petroleum Engineer, Petrotrin

Berdasarkan keberhasilan dari proyek percobaan Cruse ‘E’ steamflood, Petrotrin memutuskan
untuk merancang dan mengembangkan proyek termal berskala besar yang disebut dengan
Cruse ‘E’ Expansion (IADB) Steamflood. Area proyek terdiri dari 270 hektar zona Upper Cruse
‘E’ sand. Pekerjaan permukaan dan infrastruktur dimulai pada bulan Januari 1994 dan diikuti
oleh pekerjaan pengeboran, rekomplesi, dan workover. Enam puluh sumur baru yang terdiri
dari 28 injektor dan 32 offtake dibor dan diselesaikan untuk membentuk 28 pola injeksi.
Disertai dengan 35 sumur existing yang dimanfaatkan sebagai offtake. Proyek ini diselesaikan
pada Januari 1996 ketika injeksi uap dimulai. Diprediksi pada tahun 1992 dengan simulasi
reservoir bahwa 11 juta barel minyak berat akan diperoleh selama lima belas 15 tahun dengan
produksi yang memuncak pada tahun 2000.

Namun, pada tahun 1998 ketika produksi minyak mencapai 900 bopd, perumahan di sektirar
Cruse ‘E’ steamflood terkena dampak lingkungan yang diakibatkan proyek tersebut. Sehingga
Badan Manajemen Lingkungan pada bulan November 1998 memutuskan untuk menghentikan
Cruse ‘E’ steamflood. Pekerjaan lingkungan yang menyeluruh dilakukan oleh Petrotrin untuk
meningkatkan aspek keselamatan dan lingkungan. Setelah 40 bulan tidak aktif, persetujuan
akhirnya diperoleh pada bulan Maret 2002 dari badan pengatur lingkungan untuk memulai
kembali injeksi uap.

Makalah ini membahas kinerja steamflood selama periode injeksi uap dan selama kurun waktu
4 tahun non injeksi. Bahasan makalah ini juga mencakup aspek operasional dan ekonomi
proyek Cruse ‘E’ steamflood. Kemudian akan dibahas juga perubahan respon produksi sesaat
setelah operasi steamflood dimulai kembali serta perkiraan perubahan dari simulasi reservoir
history-matched. Hasil dari perkiraan ini yang kemudian akan digunakan sebahai strategi
operasi dimasa depan.

Kata kunci: Steamflood, Injeksi, Uap, Reservoir

1
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................................. 1

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 2

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. 3

DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... 4

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 5

BAB II TEORI DASAR ............................................................................................................ 7

BAB III METODOLOGI ........................................................................................................... 9

BAB IV ISI DAN PEMBAHASAN ........................................................................................ 11

4.1 Model Geologi........................................................................................................... 11

4.2 Performa sebelum injeksi uap ................................................................................... 13

4.3 Pola injeksi ................................................................................................................ 13

4.4 Performa Steamflood................................................................................................. 14

4.5 Strategi Pengoperasian .............................................................................................. 15

4.6 Simulasi Reservoir .................................................................................................... 16

4.6.1 Hasil dari Model Analitik Myhill-Stegemeier. .................................................. 16

4.6.2 Hasil dari Model Jones....................................................................................... 16

4.7 Keekonomian Proyek ................................................................................................ 18

BAB V KESIMPULAN ........................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 21

2
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. 1 Lokasi Cruse 'E' Steamflood ................................................................................. 5


Gambar 1. 2 Pola Sumur Cruse 'E' Steamflood ....................... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2. 1 Skema Injeksi Uap ................................................................................................ 7


Gambar 2. 2 Skema Huff n Puff ................................................................................................ 8

Gambar 3. 1 Alur Kerja Penelitian........................................................................................... 10

Gambar 4. 1 Peta Minyak Berat Trinidad ................................................................................ 12


Gambar 4. 2 Sistem High Stand ............................................................................................... 12
Gambar 4. 3 Lapisan Reservoir Cruse E .................................................................................. 13
Gambar 4. 4 Pola Injeksi Uap .................................................................................................. 14
Gambar 4. 5 Peramalan ekspansi steamflood menggunakan metode Myhill-Stegemeier dan
Jones......................................................................................................................................... 17
Gambar 4. 6 Peramalan SOR untuk metode Myhill-Stegemeier dan Jones ............................ 18

3
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 4. 1 Properti Reservoir ................................................................................................... 11


Tabel 4. 2 Parameter Reservoir Injeksi Uap ............................................................................ 12

4
BAB I
PENDAHULUAN

Cruse ‘E’ (IADB) steamflood terletak di pulau Trinidad (Gambar 1.1), tepatnya di
wilayah barat daya Parrylands sekitar 8 mil dari kota Point Fortin. Proyek ini merupakan salah
satu dari tujuh proyek termal aktif yang dikembangkan dan dioperasikan oleh Petrotrin. Proyek
ini juga merupakan proyek steamflood terbaru kedua yang dikembangkan oleh perusahaan.
Beberapa proyek steamflood yang sudah tua telah dikonversi menjadi heat-scavanger.
Produksi minyak dari proyek termal dan skema heat-scavanger diperkirakan menghasilkan
kualitas uap sebesar 80%.

Gambar 1. 1 Lokasi Cruse 'E' Steamflood

Cruse ‘E’ expansion steamflood dilakukan setelah keberhasilan proyek percobaan


Cruse ‘E’. Proyek ini bermodalkan pembiayaan pinjaman dari Inter-American-Development-
Bank (IADB). Dua puluh delapan pola baru dibentuk dengan melakukan operasi pemboran
pada 60 sumur dan menggabungkan 35 sumur yang sudah ada sebelumnya di sekitar area
termal (Gambar 1.2). Pembangkit uap, distribusi peralatan, dan fasilitas produksi mulai
dipasang pada tahun 1995. Baru pada bulan Januari 1996 injeksi uap yang sebenarnya mulai
dilaksanakan.

Cruse ‘E’ memiliki lapisan pasir dangkal yang ideal untuk melakukan operasi
steamflood, hasilnya respon pertama diperoleh hanya dalam 9 bulan setelah injeksi. Dua
puluh dua bulan kemudian, produksi berhasil mencapai 1200 BOPD. Namun atas
pertimbangan dampak lingkungan proyek steamflood ini dihentikan pada bulan November

5
1998. Hingga pada bulan Maret 2002 injeksi uap dapat memperoleh izin kembali untuk
pelaksanaannya.

Gambar 1. 2 Pola Sumur Cruse 'E' Steamflood

Ada beberapa faktor pendukung kesuksesan proyek ini, yaitu:

• Cadangan minyak berat dangkal yang tinggi, memiliki nilai rata-rata 17 oAPI
• Ketersediaan air yang memadai untuk injeksi dan adanya gas alam untuk menghasilkan
uap
• Kontinuitas reservoir yang baik terhadap batas proyek
• Ahli dari peningkatan perolehan minyak (EOR) berkumpul selama lebih dari 30 tahun
yang berasal dari perusahaan pendahulu Petrotrin
• Kesuksesan proyek percobaan

6
BAB II
TEORI DASAR

EOR atau Enhanced Oil Recovery, atau yang biasa disebut peningkatan perolehan
minyak dalam Bahasa Indonesia, adalah sebuah metode peningkatan perolehan minyak
menggunakan teknik terkini yang sifatnya merubah properti dasar minyak. Salah satu metode
EOR adalah injeksi panas, pada metode ini berbagai cara digunakan untuk memanaskan
minyak mentah dalam formasi untuk mengurangi viskositas dan/atau menguapkan beberapa
komponen dari minyak yang lalu berefek pada mengurangnya rasio mobilitas. Beberapa contoh
teknik injeksi panas adalah injeksi uap, injeksi air panas, dan pembakaran di tempat.

Pada makalah ini, teknik EOR yang digunakan adalah injeksi uap, yaitu salah satu
teknik EOR injeksi panas dimana uap diciptakan pada permukaan lalu diinjeksikan ke dalam
reservoir melalui sumur injeksi. Ketika uap memasuki reservoir, uap memanaskan minyak
mentah dan mengurangi nilai viskositasnya. Panas juga memisahkan komponen ringan dalam
minyak mentah, dimana menciptakan embun dalam kumpulan minyak di depan steam front,
yang kemudian mengurangi viskositas minyak. Air panas hasil pengembunan dari uap dan uap
itu sendirilah yang menciptakan energi buatan yang menyapu minyak menuju sumur produksi.
Faktor lain yang berkontribusi berhubungan dengan cleanup pada area dekat lubang sumur,
pada kasus ini, uap mengurangi tegangan permukaan yang mengikat paraffin dan permukaan
batuan ketika pemisahan komponen ringan pada minyak mentah oleh uap ketika berakhir,
menciptakan kumpulan pelarut yang dapat melepaskan minyak yang terperangkap.

Gambar 2. 1 Skema Injeksi Uap

7
Salah satu metode yang diimplementasikan pada makalah ini antaran lain Huff n Puff,
yaitu sebuah istilah yang mengacu pada proses siklik dimana sebuah sumur diinjeksikan
dengan fluida peningkat perolehan minyak, dan lalu setelah dibiarkan meresap, sumur kembali
diproduksikan.

Gambar 2. 2 Skema Huff n Puff

8
BAB III
METODOLOGI

Jenis metode penelitian yang dipakai pada riset ini adalah Analisis Case History,
dilakukan penelitian pada data-data historis dari sumur-sumur yang akan dan telah dilakukan
steamflood mulai dari kondisi geologis, data produksi, dan data reservoir untuk menentukan
strategi pengembangan lapangan steamflood.

Untuk langkah-langkah dari penentuan strategi lapangan dengan injeksi steamflood


dapat dilihat pada gambar 4.1. Langkah pertama dalam penentuan strategi pengembangan
lapangan steamflood adalah analisa kondisi geologi terutama adanya patahan serta kemunculan
batuan serpih. Adanya patahan dapat mempengaruhi penempatan sumur injeksi serta jenis pola.
Sedangkan adanya serpih sangat berpengaruh karena serpih mengandung mineral clay yang
dapat mengikat H2O dan dapat merusak formasi, sehingga harus mendapat penanganan khusus.
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisa perfoma reservoir dan produksi sebelum
dilakukan steamflooding. Analisa ini bertujuan untuk menilai perfoma produksi dari sumur
sehingga dapat menjadi pembanding ketika sudah melakukan proses steamflooding. Metode
analisa dapat menggunakan simulasi reservoir dan production forecasting. Setelah melakukan
analisa perfoma reservoir, langkah selanjutnya adalah menentukan strategi dari proses
steamflooding dengan menentukan jenis pola injeksi. Jenis pola akan disesuaikan dengan data-
data geologi yang didapatkan pada langkah awal, sedangkan pola injeksi dapat ditentukan
dengan melakukan studi kasus beberapa model dari lapangan yang berdekatan atau bedasar
data geologi. Setelah itu, dilakukan proses injeksi steamflood dan dilakukan simulasi
forecasting untuk hasil setelah dilakukan injeksi steamflood serta dilakukan analisa ekonomi
sehingga akan mendapatkan strategi-strategi yang kemungkinan dapat meningkatkan produksi
dari minyak oleh adanya injeksi steamflood.

9
Gambar 3. 1 Alur Kerja Penelitian

10
BAB IV
ISI DAN PEMBAHASAN

4.1 Model Geologi


Reservoir Cruse ‘E’ di lapangan Guapo terletak pada cekungan sebelah selatan Trinidad,
bagian Utara patahan Los-Bajos ditunjukkan Gambar 1. Lapisan batuan terbagi menjadi empat
unit, unit A sampai dengan unit D. Target lapisan yang telah dilakukan injeksi uap adalah
lapisan D karena sifatnya yang high stand system tract (mirip dengan antiklin), lapisan
lempung di bagian atas yang cukup tebal sebagai penyekat dan ketebalan maksimum kotor
sebesar 150 ft. Karakteristik batuan dan fluida dapat dilihat pada Tabel 4.1. Beberapa kondisi
reservoir perlu dikaji dan reservoir Cruse E sangat cocok dengan kriteria pada Tabel 4.2.
Tabel 4. 1 Properti Reservoir

Kedalaman (ft) 2100


Temperatur Reservoir ℉ 110
Viskositas minyak pada kondisi reservoir (cp) 175
API minyak pada 60 ℉ (API) 16-18
Permeabilitas (md) 265
Ketebalan (ft) 75
Porositas (%) 31
Luas (acres) 270
Saturasi minyak inisial (%) 75
Saturasi minyak saat akan di injeksi uap (%) 68
Faktor Volume Formasi (res bbl/stb) 1.1
Volume minyak kondisi awal (MMBBL) 31.1

11
Tabel 4. 2 Parameter Reservoir Injeksi Uap

Saturasi minyak (%) > 40


Porositas (%) > 15
Ketebalan (ft) > 15
Permeabilitas (md) >10
Kedalaman (ft) < 5000
API minyak (API) 10 – 34
Viskositas (cp) < 15000

Gambar 4. 1 Peta Minyak Berat Trinidad

Gambar 4. 2 Sistem High Stand

12
Gambar 4. 3 Lapisan Reservoir Cruse E

4.2 Performa sebelum injeksi uap


Reservoir Cruse E telah diproduksi sejak 1995 dan belum dilakukan upaya perolehan
sekunder. Volume minyak kondisi awal diestimasi sebesar 31.1 juta barel dan baru diproduksi
sekitar 3.3%. Produksi primer hanya akan mampu mencapai angka maksimum 17 % dan
dengan dilakukan injeksi uap, perolehan minyak diharapkan bertambah menjadi 33% atau
sekitar 10.3 juta barel.

4.3 Pola injeksi


Pola injeksi uap awal adalah lima titik terbalik, namun akibat keberadaan patahan
konfigurasi sumur maka pola dikembangkan menjadi 28 pola dengan total luas 270 hektar.
Pola yang dapat diidentifikasi dari Gambar 4.4 adalah pola injeksi uap tujuh hingga dua titik
terbalik tidak teratur dengan satu sumur injeksi ditengah. Tujuh dari 28 pola belum dikerjakan
sesuai permintaan dari kementerian. Injeksi uap dimulai per Januari 1995 dengan laju 1800
barel uap per hari, terus mengalami kenaikan hingga 10000 barel uap per hari. Uap dengan
kualitas 80 % dihasilkan dari lima generator uap berkapasitas maksimum 15000 barel uap per
hari dan 50 MMBTU. Pada November 1998 – September 2002, injeksi uap dihentikan akibat
gas berbahaya yang teridentifikasi dan dilakukan kembali pada November 2002. Perbandingan
13
uap – minyak kumulatif adalah sebesar 9.65 dan dihentikan akibat tingginya laju alir air di
beberapa sumur. Perbandingan uap – minyak yang efektif adalah diantara 2 hingga 5
(Schlumberger) karena semakin tinggi angka rasionya maka biaya pembakaran akan semakin
mahal. Pada November 2002, injeksi uap dimulai kembali dengan dua generator dan laju
injeksi 300 barel uap per hari.

Gambar 4. 4 Pola Injeksi Uap

4.4 Performa Steamflood


Teknik utama yang digunakan untuk memantau kinerja produksi steamflood adalah:

• Penempatan pola, yang merupakan representasi grafis dari produksi minyak dan air
untuk setiap pola.

• Plot injeksi, yang merupakan grafik laju injeksi dan injeksi vs waktu untuk masing-
masing injektor.

• Peta cairan untuk membentuk dan melacak pergerakan flood (mis., Isogross, isonett,
isowater cut).

• Peta isotemperatur untuk menggambarkan distribusi suhu (isobarik untuk tekanan


reservoir dan isokumulatif untuk penyebaran minyak kumulatif).

• Survei suhu untuk memantau profil suhu downhole dari injektor dan offtakes.

14
• Perhitungan kehilangan panas, yang memberikan indikasi kualitas uap pada permukaan
dan lubang pembuangan.

Pola Plot untuk Cruse ‘E’ menunujukan bahwa semua pola telah menunjukkan respon
terhadap uap, pada luasan tertentu. Berdasarkan nilai produksi minyak, pola yang paling
produktif adalah pola 2 dengan potensi produksi sebesar 160 BOPD. Selain itu plot ini juga
menunjukan adanya water cut yang cukup besar pada pola 3,4,5,6,15,20, dan 25 karena telah
terproduksinya air formasi. Adanya pola seperti diatas menyebabkan terjadinya kendala pada
injeksi uap sehingga dapat menyebabkan penutupan injeksi ketika air formasi telah terproduksi.
Laju injeksi uap pada peridoe 1996-1998 tercatat setinggi 1000 BSPD per sumur dengan rata-
rata sebesar 500 BSPD, yang sesuai dengan injektivitas rata-rata 0.34 BSPD/psi. Sejak adanya
penginjeksian kembali, injektivitas turun sampai 0.25 BSPD/psi atau sebesar 320 BSPD per
sumur.

Pada pilot project, terdapat 2 injeksi pada setiap pola. Namun pada pengembangannya,
untuk mengurangi biaya, hanya satu injeksi setiap sumur. Sumur merupakan jenis gravel-
packed dengan slotted liners. Dengan adanya penggunaan packer, pasir tetap tidak terisolasi
sehingga menyebabkan ketidakmungkinan untuk memilih zona tersebut untuk di injeksi. Pola
area sweep tidak beraturan sehingga diperlukannya alat saturasi reservoir (RST), yang
merupakan log yang mengukur saturasi air di sekitar wellbore sehingga shutoff air dapat
direkomendasikan. Selain itu, lokasi titik injeksi perlu diubah dari waktu ke waktu. Suatu
program stimulasi dimulai dengan lima sumur untuk ‘huff’ n ‘puff’ pada tahun 2004. Sebuah
steam slug awal sebesar 9000 barel uap (sekitar 1 bulan injeksi), diikuti dengan periode soak 1
minggu, digunakan untuk menstimulasi masing-masing kandidat injeksi.

4.5 Strategi Pengoperasian


Strategi operasi kedepannya dari steamflood ini akan menggabungkan kombinasi dari
kegiatan-kegiatan berikut:

• Lebih banyak konversi offtakes dingin menjadi uap siklik. Saat ini, lima sumur sedang
dipersiapkan untuk ‘huff’ n ‘puff’.
• Peningkatan kualitas uap di kepala sumur. Bahan isolasi saluran uap yang hilang, rusak,
atau dicuri diganti secara terus menerus.
• Aktivasi lebih banyak pola. Petrotrin akan meminta persetujuan dari Kementerian
Energi pada 2005 untuk menginjeksi tujuh pola yang ditutup karena alasan lingkungan.

15
• Identifikasi penyebab terobosan air dini di beberapa sumur dengan menginvestigasi
kepatuhan vertikal pada injektor dan offtake. Log RST akan dijalankan pada beberapa
offtakes dengan water cut yang tinggi.
• Mengubah titik injeksi bila perlu untuk meningkatkan distribusi uap di reservoir.
• Pada tahun 2005, meningkatkan volume injeksi uap menjadi 7000 BSPD dengan
meningkatkan pasokan air ke generator dan meningkatkan jumlah sumur injeksi aktif
dari 14 menjadi 20 dengan melakukan pekerjaan perbaikan.
• Penerapan teknologi baru untuk memantau dan meningkatkan kinerja steamflood (mis.,
Tomografi silang, aditif uap, penggunaan agen berbusa sebagai pengalih, dan seismik
4D).
• Kepatuhan pada praktik lingkungan yang baik sesuai dengan hukum Trinidad dan
Tobago.

4.6 Simulasi Reservoir


4.6.1 Hasil dari Model Analitik Myhill-Stegemeier.
Model Myhill-Stegemeier digunakan untuk mensimulasikan 28 pola. Nilai produksi yang
diberikannya pada awal steamflood lebih tinggi dari nilai sebenarnya. Ini dapat dilihat pada
Gambar 4.5, yang merupakan history matching dan perkiraan proyek menggunakan kedua
model. Produksi aktual pada tahun 1996 adalah 482 BOPD, dan nilai Myhill-Stegemeier adalah
1099 BOPD. Pada tahun 1997, ketika skema optimal pada 1142 BOPD, nilai Myhill-
Stegemeier adalah 1656 BOPD. Model ini memperkirakan produksi maksimal 2601 BOPD
pada tahun 2004, yang akan turun menjadi 2209 BOPD pada tahun 2005. Recovery Factor
akhir sebesar 52% dari OOIP (11.9 juta barel minyak) akan dicapai selama 20 tahun ke depan.
Recovery berkisar dari serendah 30% dalam pola 4 hingga 81% dalam pola 2. History Matching
SOR ditunjukkan pada Gambar 4.6 untuk kedua model. Untuk model Myhill-Stegemeier, SOR
3.2 dapat diharapkan ketika skema mencapai puncaknya pada tahun 2004, yang akan
meningkat menjadi 4.8 pada tahun 2008 dan terus meningkat menjadi 7.7 pada akhir waktu
yang diproyeksikan. Perkiraan Myhill-Stegemeier dari IADB Cruse ‘E’ expansion steamflood
memenuhi dan mencocokan korelasi Chu pada steamflood.

4.6.2 Hasil dari Model Jones


Jones mengidentifikasi tiga tahap dalam skema steamflood: Tahap I, Tahap II, dan
Tahap III. Selama Tahap I, reservoir tidak secara instan merasakan efek dari fenomena thermal
recovery. Sebaliknya, karena perbedaan besar dalam mobilitas antara uap yang berpindah dan

16
minyak dingin, penyaluran terjadi, yang mempengaruhi respon produksi awal. Metode history
matching Jones produksi steamflood ini pada tahun 1996 adalah 355 BOPD kurang dari yang
sebenarnya, seperti yang terlihat pada Gambar 4.5. Pada tahun 1997, ketika skema itu
menghasilkan 1142 BOPD, model ini memberikan nilai 91 BOPD yang lebih tinggi daripada
nilai aktual.

Pada Tahap II dari skema termal, mobilitas minyak meningkat, terutama karena
penurunan viskositas. Akibatnya, minyak panas dipindahkan ke offtake dengan sangat efisien,
dan laju produksi kira-kira sama dengan laju pertumbuhan ruang uap. Puncak produksi terjadi
pada tahap ini. Pada Tahap III dari proses, ada kehilangan panas vertikal yang substansial ke
formasi yang berdekatan, tetapi ini tidak cukup diperhitungkan dalam model ini. Akibatnya,
produksi tidak akan menurun ke nol seiring waktu.

Produksi maksimal 2164 BOPD diperkirakan untuk 2005, turun menjadi 1705 BOPD
pada 2006. Pada 2010, akan menjadi 1073 BOPD, dan akan berakhir di 148 BOPD pada 2023.
Recovery Factor akhir 44% OOIP (10.08 juta bbl minyak) akan dicapai lebih dari 20 tahun.
Hasil SOR untuk metode ini ditunjukkan pada Gambar 4.6. SOR diperkirakan 3.5 ketika skema
mencapai puncaknya pada tahun 2005, meningkat menjadi 4.9 pada tahun 2008, dan mencapai
maksimum 14.9 pada akhir proyeksi. Dari dua model simulasi yang digunakan, model Jones
memberikan pencocokan sejarah yang lebih dekat daripada model Myhill-Stegemeier. Model
Myhill-Stegemeier memprediksi respons yang sangat awal dan cepat. Diamati bahwa model
Jones menghasilkan SOR lebih tinggi daripada Myhill-Stegemeier ketika proyek mencapai
kematangan. Berdasarkan hasil ini, dirasakan bahwa model Jones adalah pilihan yang lebih
disukai daripada Myhill-Stegemeier sebagai simulator analitik untuk proyek ini.

Gambar 4. 5 Peramalan ekspansi steamflood menggunakan metode Myhill-Stegemeier dan Jones

17
Gambar 4. 6 Peramalan SOR untuk metode Myhill-Stegemeier dan Jones

4.7 Keekonomian Proyek


Analisis ekonomi yang telah dilakukan pada tahun 1996 akan mengalami perubahan
yang merupakan efek dari adanya 4 tahun shutdown pada injeksi uap. Hasil revisi dari
production forecast telah selesai pada November 2002, dengan asumsi bahwa remaining
recoverable reserve adalah 7.5 juta barel minyak yang akan diproduksi dalam 13 tahun, dengan
produksi paling tinggi pada tahun 2006 yaitu sebesar 2200 BOPD. Berdasarkan perhitungan
perekonomian, proyek ini akan mengalami keuntungan pada saat harga minyak di pasaran
sebesar U.S. $18/barel atau lebih. Dimana Cruse ‘E’ thermal oil mempunyai nilai pasar sebesar
U.S. $6/barel lebih kecil dari WTI crude.

Metode yang digunakan untuk menentukan perekonomian per bulan atau per tahun dari
proyek ini berdasarkan metode Economic-limit SOR. Pada metode ini, SOR dihitung
berdasarkan E&P operating cost target, steam-generation cost, dan project operating cost
untuk steamflood.

Jika,

𝑃𝑟𝑜𝑗𝑒𝑐𝑡 𝑆𝑡𝑒𝑎𝑚 𝐶𝑜𝑠𝑡


𝑅 = 𝑃𝑟𝑜𝑗𝑒𝑐𝑡 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐶𝑜𝑠𝑡

Sehingga

(𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 )(𝑅)


𝐸𝑐𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑐 − 𝐿𝑖𝑚𝑖𝑡 𝑆𝑂𝑅 = (𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 1 𝑏𝑏𝑙 𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚)

Berikut merupakan contoh perhitungan untuk Cruse ‘E’ pada tahun 2003, operating
cost target adalah sebesar U.S. $7.50/barel minyak dan R sebesar 0.70, dengan steam

18
generation cost = U.S. $0.75/barel uap, sehingga economic limit SOR sebesar 7.0 pada tahun
tersebut. SOR yang sesungguhnya pada 2003 adalah 5.20, sehingga nilai tersebut lebih kecil
dibandingkan perhitungan, yang menandakan steamflood operating cost lebih kecil dari E&P
cost target yang ditetapkan oleh perusahaan. Pada tahun 2003, diperlukan injeksi dengan laju
besar (meskipun tidak menguntungkan) untuk menekan dan memanaskan reservoir setelah 4
tahun tanpa injeksi. Rasio injeksi ke penarikan untuk tahun ini adalah 2.8. Perbandingan
economic-limit SOR dengan SOR aktual dilakukan setiap bulan.

19
BAB V
KESIMPULAN

1. Pemahaman tentang geologi (distribusi channel yang kompleks yang terbagi oleh beberapa
patahan) sangat berpengaruh terhadap desain dan operasi steamflood yang sukses.
2. Proyeksi secara rekayasa dan kinerja proyek sampai saat ini mengindikasikan bahwa perolehan
akhir dari steamflood diperkirakan mencapai 28% dengan masa proyek lebih dari 12 tahun.
3. Sejak injeksi dilakukan kembali pada November 2002, respon telah menjadi lebih baik dari
yang diharapkan, namun produksi pada tahun 2004 terpengaruh menjadi lebih buruk karena
injeksi uap yang tidak memadai.
4. Ditemukan adanya bukti sweep yang tidak merata dan conformance vertikal yang buruk pada
beberapa pola. Model simulasi Jones memberikan hasil history match yang lebih cocok dan
respon awal yang lebih realistis dibandingkan model simulasi Myhill-Stegemeier.
5. Keekonomian dari proyek sangat terpengaruh oleh ditutupnya injeksi uap selama 4 tahun.
Keekonomian yang telah direvisi mengindikasikan bahwa proyek akan mendapatkan
keuntungan dengan harga minyak di pasar sebesar U.S. $18/barel atau lebih.
6. Strategi operasi dimasa yang akan datang yaitu mencoba untuk memaksimalkan recovery
minyak dari teknik steamflood ini dengan lebih patuh pada hukum.

20
DAFTAR PUSTAKA
Ramlal, V. 2004. SPE-89411-PA. Cruse Steamflood Expansion Case History. SPE.

21

Anda mungkin juga menyukai