Anda di halaman 1dari 19

TUGAS RINGKASAN MATERI KULIAH

AKUNTANSI PERBANKAN & LPD


AKUNTANSI UNIT DEPOSITO DAN TABUNGAN
Dosen Pengampu: Prof. Dr. I Wayan Ramantha, S.E., M.M., Ak., CPA

Diusulkan oleh:
Kelompok 3
Ni Komang Dela Yanti 1707532074/27
Luh Komang Adhika Wijasari 1707532078/29
Ni Kadek Anggita Dwiantari 1707532081/30
Sylvia Okta Miranatha 1707532086/31
Ni Made Suryani 1707532098/33

PROGRAM STUDI S1 REGULER DENPASAR AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
PEMBAHASAN

DEPOSITO

Deposito merupakan simpanan masyarakat atau pihak ketiga yang penarikannya dapat
dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang
bersangkutan. Penarikan deposito hanya boleh dilakukan pada saat tertentu menurut jatuh
temponya. Jatuh tempo deposito umumnya terdiri dari 1 bulan, 6 bulan, 12 bulan, 18 bulan, dan
24 bulan. Pada kondisi bank membutuhkan dana likuiditas yang relatif besar, semakin lama
jangka waktu deposito semakin tinggi tingkat suku bunganya. Sebaliknya dalam kondisi longgar
(ekonomi normal) tingkat suku bunga deposito akan semakin kecil untuk deposito yang semakin
berjangka waktu semakin lama.

Deposito masyarakat dapat dikategorikan kewajiban jangka pendek ataupun kewajiban


jangka panjang. Deposito disajikan sebagai kewajiban jangka pendek bila sejak tanggal
pelaporan hingga jatuh temponya tidak melebihi 1 tahun. Sedangkan deposito yang jatuh tempo
lebih dari satu tahun sejak tanggal pelaporan, dapat dicatat sebagai kewajiban jangka panjang.
Dengan demikian deposito berjangka panjang misalnya 18 bulan bisa digolongkan kewajiban
jangka pendek ketika sisa jatuh waktunya kurang dari 12 bulan.

A. Deposito Berjangka

Pembukaan Deposito

Untuk membuka deposito, deposan dapat menggunakan setoran tunai, dengan cek, bilyet
giro, bukti transfer masuk, wesel, atau warkat lain yang disepakati bank. Prinsipnya pada saat
disetor warkat itu harus sudah efektif, artinya dapat diuangkan. Deposito dicatat sebesar nilai
nominal deposito yang tertera dalam perjanjian. Contoh: 31 Mei 2017 Reni membuka deposito
berjangka di Bank Mitra Niaga Semarang dengan nominal Rp50.000.000, bunga 18% pada
jangka waktu 3 bulan. Untuk itu Reni menyerahkan bilyet giro atas nama Reni Rp20.000.000,
Cek Bank Mitra Niaga Semarang yang ditarik oleh Sinta sebesar Rp10.000.000, transfer masuk
dari Bank Mitra Niaga Cabang Bandung Rp10.000.000 dan kekurangannya dibayar tunai. Pajak
bunga 15%. Pencatatan transaksi ini adalah:

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


31 Mei 2017 Dr. Giro Reni 20.000.000

1
Dr. Giro Sinta 10.000.000
Dr. RAK. Cabang Bandung 10.000.000
Dr. Kas 10.000.000
Cr. Deposito berjangka 50.000.000
Bunga Deposito Berjangka

Dalam perkembangan terakhir, beberapa bank memperhitungkan bunga harian untuk


deposito. Ini artinya berapa haripun deposito mengendap akan diberikan bunga sebagaimana
tabungan, hanya saja tetap terikat jangka waktu deposito. Perhitungan bunga yang lazim adalah
minimal mengendap satu bulan. Kalau yang menjadi pedoman ini, maka untuk deposito yang
dibuka pada tanggal akhir bulan bunga diperhitungkan pada akhir bulan juga walaupun
tanggalnya berbeda. Misalnya deposito dibuka tanggal 31 Januari, maka jatuh tempo tanggal 28
Februari atau 29 Februari, 31 Maret, 30 April dan seterusnya. Tetapi jika deposito dibuka tidak
pada tanggal akhir bulan, maka jatuh tempo bunga akan sama dengan tanggal pembukuan
deposito. Contoh deposito dibuka tanggal 15 Januari untuk 3 bulan, maka jatuh tempo bunga
pada tanggal 15 Februari, 15 Maret, dan 15 April.

Contoh:

Dengan merujuk pada contoh diatas, dengan asumsi deposan mengambil bunga deposito setiap
tanggal 5 dan pajak bunga 15% dibayarkan setiap tanggal 10 kepada kantor kas negara, maka
pencatatan dan penghitungan bunganya adalah sebagai berikut:

Keterangan Tgl Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Bunga ke-1 30 Juni Dr. Biaya Bunga 750.000
Cr. Bunga DB harus Dibayar 750.000

Penarikan Bunga 5 Juni Dr. Bunga DB harus Dibayar 750.000


Cr. Hutang PPh 112.500
Cr. Kas/Giro 637.500

Pelimpahan Pajak 10 Juni Dr. Hutang PPh 112.500


Cr. Giro Kas Kantor Negara 112.500

Bunga ke-2 31 Juli Dr. Biaya Bunga 750.000


Cr. Bunga DB harus Dibayar 750.000

Penarikan Bunga 5 Juli Dr. Bunga DB harus Dibayar 750.000


Cr. Hutang PPh 112.500
Cr. Kas/Giro 637.500

2
Pelimpahan Pajak 10 Juli Dr. Hutang PPh 112.500
Cr. Giro Kas Kantor Negara 112.500

Bunga ke-3 31 Agst Dr. Biaya Bunga 750.000


Dan jatuh tempo Cr. Bunga DB Harus Dibayar 750.000
Perpanj. Deposito
Dr. Deposito Berjangka-Reni 50.000.000
Cr. Deposito Berjang Tlh Jth 50.000.000
tempo

Penarikan Bunga 5 Agst Dr. Bunga DB Harus Dibayar 750.000


Dan Deposito Dr. DB Berjangka tlh jth tempo 50.000.000
Cr. Hutang PPh 112.500
Cr. Kas 50.637.500

Pelimpahan pajak 10 AgstDr. Hutang PPh 112.500


Cr. Giro Kantor Kas Negara 112.500
Pencatatan Deposito Jatuh Tempo

Pada contoh diatas dinyatakan bahwa penarikan bunga dilakukan setiap tanggal 5, dengan
demikian bank akan membukukan bunga dua kali yaitu saat jatuh tempo bunga dan saat
penariakan bunga. Hal ini sampai dengan jatuh tempo deposito. Oleh karena itu penarikan
deposito diasumsikan terjadi tanggal 5 juga. Pada kasus ini bank juga harus membukukan dua
kali yaitu saat jatuh tempo dan saat deposito ditarik. Bagaimana kalau bunga dan deposito pada
saat jatuh tempo ditarik tepat pada tanggal jatuh tempo? Bila ini terjadi bank hanya membukukan
sekali yaitu:

Keterangan Tgl Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Penarikan Bunga dan 31/08-2017 Dr. Deposito berjangka 50.000.000
Deposito Dr. Biaya Bunga 750.000
Cr. Kas 50.637.500
Cr, Hutang PPh 112.500
Perpanjangan Deposito Berjangka

Deposito yang telah jatuh tempo bisa diperpanjang dengan du acara yaitu:

1) Perpanjangan Otomatis (Automatic Rollover)


Perpanjangan ini dilakukan karena permintaan deposan yang sudah dibuat atau
diperjanjikan pada saat pembukaan deposito. Dengan demikian bank tidak perlu

3
menghubungi deposan atau sebaliknya deposan tidak perlu lagi menghubungi bank untuk
memperpanjang deposito.
2) Perpanjangan Biasa
Perpanjangan ini bila ada kesepakatan antara bank dengan deposan dikemudian hari saat
jatuh tempo. Perpanjangan ini bisa inisiatif deposan atau inisiatif bank (home service)
untuk nasabah deposan.

Kedua cara perpanjangan tersebut tidak berbeda pencatatannya. Bank akan mendebit
rekening deposito lama dan mengkredit rekening deposito baru. Nomor rekening deposito dan
bilyet deposito tetap sama (menggunakan yang lama). Kecuali suku bunga deposito berubah
ketika terjadi perpanjangan deposito. Contoh: Kalau deposito atas nama Reni diperpanjang saat
jatuh tempo (31/08-2017), maka bank akan mencatat:

Dr. Deposito Berjangka (lama) 50.000.000


Cr. Deposito Berjangka (baru) 50.000.000
Penarikan Deposito Berjangka Sebelum Jatuh Tempo

Lazimnya deposito ditarik setelah jatuh tempo, sebab dalam perjanjian sudah tertera
jangka waktunya. Namun dalam praktik perbankan, deposan bisa saja menarik deposito yang
masih outstanding. Penarikan deposito sebelum jatuh tempo dapat mengganggu likuiditas bank,
sebab idealnya bank akan menyiapkan dana untuk membayarkan sesuai dengan jadwal
pembayaran. Oleh karena itu, bank umum (konvensional) mengenakan penalty tertentu terhadap
deposan bila penarikan dilakukan sebelum jatuh tempo. Penalty deposito dicatat sebagai
pendapatan lain-lain bank. Kebijakan mengenal penalty setiap bank berbeda-beda. Namun secara
umum adalah:

1) Penalty dihitung sekian persen tertentu dari bunga sebelum pajak.


2) Penalty dihitung sekian persen tertentu dari bunga setelah pajak.
3) Penalty dihitung sekian persen tertentu dari nominal deposito.

Contoh:

Intan Nawangsasi memiliki deposito berjangka di Bank Mitra Niaga Semarang nominal
Rp10.000.000, jangka waktu 6 bulan, suku bunga 18% pa. Deposito yang dibuka tanggal 31 Mei

4
2017, kemudian ditarik kembali oleh Intan Nawangsasi pada tanggal 30 Juni 2017. Perhitungan
dan pencatatan jurnalnya bila:

Penalty dihitung 20% dari bunga sebelum pajak. (Pajak 15%)

No Keterangan Jumlah
1 Bunga deposito = Rp10.000.000 x 18% x (1/12) 150.000
2 Pajak Bunga = 15% x Rp150.000 22.500
3 Bunga setelah Pajak 127.500
4 Penalty = 20% x Rp150.000 30.000
5 Bunga deposito yang dibayar bank 97.500
Jurnalnya adalah:

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Dr. Deposito Berjangka 10.000.000
Dr. Biaya Bunga 150.000
Cr. Pendapatan lain-lain Penalty 30.000
Cr. Hutang PPh 22.500
Cr. Kas 10.097.500
Penalty dihitung 20% dari Bunga setelah Pajak. (Pajak 15%)

No Keterangan Jumlah
1 Bunga deposito = Rp10.000.000 x 18% x (1/12) 150.000
2 Pajak Bunga = 15% x Rp150.000 22.500
3 Bunga setelah Pajak 127.500
4 Penalty = 20% x Rp127.500 25.500
5 Bunga deposito yang dibayar bank 102.000
Jurnalnya adalah sebagai berikut:

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Dr. Deposito Berjangka 10.000.000
Dr. Biaya Bunga 150.000
Cr. Pendapatan lain-lain Penalty 25.500
Cr. Hutang PPh 22.500
Cr. Kas 10.102.000
Penalty dihitung 1% nominal deposito.

No Keterangan Jumlah
1 Bunga deposito = Rp10.000.000 x 18% x (1/12) 150.000
2 Pajak Bunga = 15% x Rp150.000 22.500
3 Bunga setelah pajak 127.500
4 Penalty = 1% x Rp10.000.000 100.000
5 Bunga deposito yang dibayar bank 27.500
Perpindahan Deposito Berjangka Antarkantor Cabang

5
Deposito yang telah dibuka di cabang bank tertentu dapat dipindahkan ke cabang bank
yang sama di kota lain. Perpindahan ini atas dasar permintaan deposan (misalnya karena pindah
domisili). Perpindahan deposito berjangka antar kantor cabang menimbulkan hubungan rekening
antarkantor. Di samping itu harus ada alokasi beban bunga yang sudah berjalan. Alokasi beban
bunga dapat diperhitungkan secara prorata berdasarkan lamanya pengendapan deposito di suatu
cabang.

Contoh:

Deposito berjangka waktu 6 bulan, nominal Rp10.000.000, telah dibuka di Bank Mitra Niaga
Semarang pada tanggal 31 Mei 2017 dengan suku bunga 18% pa. Pada tanggal 5 juni 2017
deposito tersebut dipindahkan ke Bank Mitra Niaga Cabang Solo. Ketentuan alokasi beban
bunga perpindahan deposito di Bank Mitra Niaga adalah:

Lama Pengendapan Deposito Alokasi Beban Bunga Cabang


1 sampai dengan 7 hari 25%
8 sampai dengan 15 hari 50%
16 sampai dengan 21 hari 75%
22 sampai dengan akhir bulan 100%
Bagaimana alokasi beban bunga dan pencatatan pada jurnal perpindahan deposito?

Kalau kita perhatikan hari bunga, tanggal pembukaan (31 Mei 2017) sampai tanggal
perpindahan (5 Juni 2017) atau selama 5 hari masih berada antara 1 sampai dengan 7 hari,
sehingga menjadi beban Bank Mitra Niaga Semarang sebesar 25% dari bunga per bulan.
Sedangkan untuk Bank Mitra Niaga Solo akan menanggung bunga Juni 2017 sebesar 75% dari
total bunga Juni 2017. Untuk bulan selanjutnya di Cabang Solo adalah 100%. Sedangkan
perhitungan alokasi beban bunga adalah:

Kantor Cabang Perhitungan Hasil atau


Jumlah
Bank Mitra Niaga Semarang Bunga= Rp10.000.000 x 18% x (1/12) x 25% 37.500
Pajak= 15% x 37.500 5.625
Bunga setelah pajak pada bulan Juni 2017 31.875

Bank Mitra Niaga Solo Bunga= 10.000.000 x 18% x (1/12) x 25% 112.500
Pajak= 15% x 112.500 16.875
Bunga Setelah pajak bulan Juni 2017 95.625
Jurnal untuk transaksi ini adalah sebagai berikut:

6
Keterangan Tgl Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Bank Mitra Niaga 31/5/2017 Dr. Kas 10.000.000
Semarang Cr. Deposito 10.000.000

5/6/2017 Dr. Deposito Berjangka 10.000.000


Dr. Biaya Bunga 37.500
Cr. Hutang PPh 5.625
Cr. RAK. Cabang 10.031.875
Solo

Keterangan Tgl Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Bank Mitra Niaga 5/6/2017 Dr. RAK. Cab. Semarang 10.031.875
Solo Cr. Deposito berjangka 10.000.000
Cr. Bunga DB Harus dibayar 31.875

30/6/2017 Dr. Biaya Bunga 112.500


Dr. Bunga DB harus dibayar 31.875
Cr. Hutang PPh 16.875
Cr. Kas 127.500

B. Sertifikat Deposito

Sertifikat deposito pada prinsipnya sama dengan deposito berjangka yaitu simpanan dana
pihak ketiga/masyarakat dan terikat oleh jangka waktu (fixed time). Perbedaannya adalah
sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk (pembawa), sedangkan deposito berjangka diterbitkan
atas tunjuk (nama). Sebagai deposito yang diterbitkan atas pembawa berarti siapa saja boleh
menarik sertifikat deposito selama bisa menunjukan sertifikat deposito tersebut kepada bank
penerbit. Disamping itu sertifikat deposito dapat diperdagangkan oleh masyarakat setelah
mendapat izin dari Bank Indonesia. Perbedaan yang lain dengan deposito berjangka adalah
bahwa bunga sertifikat deposito dihitungkan dan dibayarkan dimuka. Dengan demikian deposan
untuk sertifikat deposito pada saat membuka deposit tersebut hanya membayar sebesar nilai tunai
sertifikat deposito ditambah sejumlah pajak bunga yang diperhitungkan di muka. Walaupun
demikian pencatatan sertifikat deposito tetap sebesar nilai nominalnya. Nilai tunai sertifikat
deposito dapat ditentukan dengan rumus:

P ×360
Nilai Tunai Sertifikat Deposito =
360+(i ×t)

Keterangan:

7
P = nilai nominal sertifikat deposito
i = tingkat suku bunga sertifikat deposito
t = jangka waktu (dalam hari)
Contoh:

Tanggal 1 Mei 2017 Diana membeli sertifikat Deposito seri A sebanyak 10 lembar
@Rp10.000.000 secara tunai pada Bank Mitra Niaga Semarang. Jangka waktu 3 bulan dengan
suku bunga 20% pa. Pajak bunga 15%.

No Keterangan Jumlah
1 Nominal Sertifikat Deposito 100.000.000
2 Nilai Tunai = (Rp100.000.000 × 360) / (360+(0,20 95.238.095
×90))
3 Bunga Dibayar Dimuka (Diskonto) 4.761.905
4 Pajak Bunga = 15% × Rp4.761.905 714.286
5 Bunga Bersih yang Dibayar oleh Bank 4.047.619
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat diketahui jumlah yang harus dibayarkan ke bank
oleh deposan untuk membuka sertifikat deposito tersebut, yaitu: Rp100.000.000 – Rp4.047.619
= Rp95.952.381. Jurnal transaksi ini adalah:

Keterangan Tgl Rekening Debit (Rp) Kredit(Rp)


Penerbitan sertikat 1/5/2017 Dr. Kas 95.952.381
Deposito Dr. Biaya Bunga Dibayar Dimuka 4.761.905
Cr. Hutang PPh 714.286
Cr. Sertifikat deposito 100.000.000

Amortisasi Bunga 1/6/2017 Dr. Biaya Bunga 1.587.302


Cr. Biaya Bunga Dibayar Dimuka 1.587.302

Amortisasi Bunga 1/7/2017 Dr. Biaya Bunga 1.587.302


Cr. Biaya Bunga Dibayar Dimuka 1.587.302

Amortisasi bunga 1/8/2017 Dr. Biaya Bunga 1.587.302


Dan penarikan Dr. Sertifikat Deposito 100.000.000
Sertifikat deposito Cr. Biaya Bunga Dibayar Dimuka 1.587.302
Cr. Kas/Giro Diana 100.000.000

TABUNGAN

Tabungan merupakan simpanan masyarakat atau pihak lain yang penarikannya hanya
dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati tetapi tidak bisa ditarik
dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau yang dipersamakan dengan itu. Syarat-syarat tertentu

8
misalnya harus ditarik secara tunai, penarikan hanya dalam kelipatan nominal tertentu, jumlah
penarikan tidak boleh melebihi saldo minimal tertentu.

Pada awalnya tabungan di Indonesia hanya tiga jenis yaitu Tabanas, Taska, dan tabungan
ONH. Namun dalam perkembangannya setelah tahun 1989 Bank Indonesia memberikan
kebebasan kepada bank-bank komersial untuk menciptakan produk tabungan. Oleh karena itu
produk tabungan saat ini sangat banyak misalnya Simaskot dari BRI, Tahapan dari BCA, Taplus
dari BNI, Tabungan Mandiri dari Bank Mandiri, dan sebagainya. Produk tabungan pada
prinsipnya mengikuti ketentuan BI yang pada SK Dir. BI No. 22/63 Kep. Dir. Tanggal 01-12-
1989 bahwa syarat-syarat penyelenggaraan tabungan adalah sebagai berikut:

1. Bank hanya dapat menyelenggarakan tabungan dalam bentuk rupiah.


2. Ketentuan mengenai penyelenggaraan tabungan ditetapkan oleh bank masing-masing.
3. Penarikan tabungan tidak dapat menggunakan cek, bilyet giro serta surat perintah bayar
lainnya yang sejenis.
4. Penarikan hanya dapat dilakukan dengan mendatangi bank atau alat yang disediakan
untuk keperluan tersebut misalnya Automatic Teller Machine (ATM).
5. Bank penyelenggara tabungan diperkenankan untuk menetapkan sendiri cara pelayanan,
sistem adiministrasi, setoran, frekuensi pengambilan, tabungan pasif, tingkat suku bunga,
cara perhitungan dan pembayaran bunga, pemberian hadiah, nama tabungan.
6. Bunga tabungan dikenakan pajak penghasilan (PPh) sebesar 15% final untuk penduduk
dan 20% untuk bukan penduduk (Kep. Menteri Keu. No. 1308/KMK.04/1989).
A. Pencatatan Transaksi Tabungan

Setiap setoran tabungan akan dicatat sebesar nilai nominal setoran dan selanjutnya
disajikan sebesar nilai kewajiban. Nilai kewajiban adalah saldo ditambah bunga yang
diperhitungkan dikurangi pajak. Setiap bunga yang diperhitungkan dikreditkan ke rekening
tabungan. Untuk setor tabungan, seorang penabung bisa menggunakan uang tunai, warkat,
transfer masuk dan sebagainya yang disetujui bank. Setoran menggunakan warkat atau surat
berharga lain bisa dikreditkan ke tabungan kalau warkat tersebut sudah efektif, yang artinya
dapat diuangkan pada saat itu.

Contoh:

9
Pada tanggal 1 Mei 2017 Mas Rangga membuka tabungan Prima pada Bank Duta Prima
Semarang dengan setoran berupa uang tunai Rp1.000.000, wesel yang telah jatuh tempo dan
telah diendos oleh Bank Maxi Cabang Cilacap sebesar Rp5.000.000, cek BNI Semarang
Rp10.000.000. Inkaso dan kliring terhadap warkat tersebut dinyatakan berhasil pada tanggal 1
Mei 2017. Biaya Inkaso Rp50.000, Biaya meterai untuk surat kuasa Rp10.000. Maka jurnal pada
tanggal 1 Mei 2017 adalah:

Keterangan Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Terima warkat inkaso Dr. RAR Warkat Inkaso Diterima 5.000.000
Inkaso berhasil Cr. RAR warkat Inkaso diterima 5.000.000

Catat ke tabungan Dr. RAK. cabang cilacap 5.000.000


Dr. giro BI 10.000.000
Dr. Kas 1.000.000
Cr. Pendapatan Inkaso 50.000
Cr. Bea materai 10.000
Cr. Tab. Prima-Mas Rangga 15.940.000
Penyetoran tabungan tidak hanya bisa dilakukan pada bank tempat penabung membuka
tabungan, namun bisa dilakukan di kantor cabang yang lain. Bila hal ini terjadi maka akan
dicatat pada rekening antar kantor (RAK).

Contoh:

Mas Rangga setor tunai untuk tabungan pada tanggal 5 Mei 2017 sebesar Rp 10.000.000 dari
cabang Cirebon. Pencatatannya adalah:

Keterangan Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Di Cabang Semarang Dr. RAK. cabang Cirebon 10.000.000
Cr. tabungan prima 10.000.000

Di Cabang Cirebon Dr. kas 10.000.000


Cr. RAK cabang Semarang 10.000.000

B. Penarikan Tabungan

Penarikan tabungan hanya bisa dilakukan secara tunai di setiap counter-counter cabang
bank bersangkutan atau dengan menggunakan alat tertentu berupa kartu ATM. Penarikan di
cabang lain umumnya dibatasi maksimal plafond penarikannya, sedangkan di cabang tempat
membuka tabungan penarikan diijinkan sampai tabungan bersaldo minimal. Kartu ATM

10
merupakan kartu tunai (cash card) yang hanya bisa digunakan untuk penarikan tunai disetiap
tempat yang tersedia Automatic Teller Machine (ATM). Penarikan di cabang lain akan dicatat
pada Rekening Perhitungan Antar Kantor (RAK).

Contoh:

10/5-2017 Mas Rangga mencairkan tabungan di cabang Semarang Rp10.000.000.


25/5-2017 Mas Rangga mencairkan tabungan di cabang Surabaya sebesar Rp15.000.000.
Pencatatan transaksi di cabang Semarang maupun cabang Jakarta sebagai berikut:

Di Cabang semarang 10/5/2017 Dr. Tabungan Prima 10.000.000


Cr. Kas 10.000.000

25/5/2017 Dr. Tabungan Prima 15.000.000


Cr. RAK. Cab. 15.000.000

Cabang Surabaya 25/5/2017 Dr. RAK. Cab. Semarang 15.000.000


Cr. Kas 15.000.000
Daftar
Tgl Keterangan Debit Kredit Saldo Mutas
1/5/2017 Setor pembukaan 15.940.000 15.940.000 i
5/5/2017 Setor dari cab. Cirebon 10.000.000 25.940.000
10/5/2017 Penarikan tunai 10.000.000 15.940.000 Tabun
25/5/2017 Penarikan tunai dari cab 15.000.000 940.000 gan
Surabaya
Prima
a/n Mas Rangga

C. Bunga Tabungan dan Perhitungannya

Bunga tabungan dihitung pada setiap akhir bulan dan langsung dikreditkan ke rekening
tabungan. Dengan demikian bunga tabungan akan menambah saldo tabungan. Perhitungan bunga
bisa dilakukan secara harian atau bulanan dengan mendasarkan pada saldo terendah, suku bunga
tetap atau berubah, atau kombinasi kedua hal tersebut.

11
a. Bunga diperhitungkan dengan dasar lamanya saldo mengendap dan tingkat suku bunga
berubah-ubah. Bila pendekatan ini yang digunakan, lamanya waktu mengendap
dihitungan sejak perubahan sampai terjadi perubahan bunga.Contoh perhitungan waktu:
tanggal 5/5/2017 sampai 10/5/2017, maka lama dana mengendap 10-4 = 6 hari. Di sini
hari pada tanggal 5/5/2017 diperhitungkan, sedangkan tanggal 10/5/2017 tidak
diperhitungkan. Untuk lebih jelasnya bisa diperhatikan kasus perhitungan bunga seperti
tampak di bawah ini. Suku bunga tabungan selama Mei 2017 sebagai berikut:

Contoh:

Perhitungan suku bunga pada Bank Omega Semarang berdasarkan floating. Tingkat suku
bunga tabungan pada bulan Juli adalah sebagai berikut:

Tanggal Tingkat Suku


Bunga Tabungan

1 Mei 2017 12%


15 Mei 2017 14%
20 Mei 2017 15%
25 Mei 2017 11%
Bila diminta untuk menentukan bunga yang diperoleh Mas Rangga pada bulan Mei 2017,
maka perhitungan bunganya adalah:

Waktu dana mengendap Hari Bunga Saldo Suku bunga Jumlah bunga
1/5 sampai 5/5 2017 4 15.940.000 12% 21.253,33
5/5 sampai 10/5 2017 5 25.940.000 12% 43.233,33
10/5 sampai 15/5 2017 5 15.940.000 12% 26.566,67
15/5 sampai 20/5//2017 5 15.940.000 14% 30.994,44
20/5 sampai 25/5/2017 5 15.940.000 15% 33.208,33
25/5 sampai 31/5/2017 6 940.000 11% 1.723,43
Jumlah 156.979.53
Keterangan: Perhitungan 4/360 x 15.940.000 x 12% = 21.253,33, yang lain sama
perhitungannya.
Pencatatan bunga dan PPh dapat ditunjukkan di bawah ini:

Keterangan Rekening Debit(Rp) Kredit (Rp)


Pencatatan bunga Dr. Biaya Bunga 156.979,43
Cr. Tabungan Prima 156,979,43

12
Pencatatan pajak 15% Dr. Tabungan Prima 23.546,92
Cr. Hutang PPh 23.546,92

Bila PPh disetor ke Kas Dr. Hutang PPh 23.546,92


Cr. Giro Kantor Kas Negara 23.546,92
b. Perhitungan bunga berdasarkan lamanya saldo mengendap dan tingkat suku bunga tetap.
Dengan mengunakan contoh sebelumnya dan tingkat suku bunga tetap 12%, maka dapat
ditentukan bunga sebagai berikut:
Tanggal Hari Bunga Saldo Suku Bunga Jumlah Bunga
1/5 sampai 5/5/2017 4 15.940.000 12% 21.253,33
5/5 sampai 10/5/2017 5 25.940.000 12% 43.233,33
10/5 sampai 25/5/2017 15 15.940.000 12% 79.700,00
25/5 sampai 31/5/2017 6 940.000 12% 1.880,00
Jumlah 146.066,66
c. Perhitungan suku bunga tabungan berdasarkan saldo terendah dalam bulan yang
bersangkutan dengan suku bunga berjenjang.
Saldo Terendah Dalam Bulan Itu (Rp) Suku Bunga (%)
0 sampai 10.000.000 12%
10.000.000 sampai 20.000.000 13%
20.000.000 sampai 50.000.000 14%
Lebih dari 50.000.000 15%
Perhitungan bunganya adalah: (31/360) x 940.000 x 12% = 9.713,33

D. Hadiah untuk Penabung

Bank sering menyelenggarakan tabungan berhadiah. Hadiah yang diberikan ini dalam
pandangan akuntansi dicatat sebagai biaya. Biaya ini umumnya diperhitungkan proporsional
dengan kemampuan suatu cabang dalam menghimpun dana melalui tabungan. Kemampuan ini
tercermin dari posisi saldo tabungan di neraca cabang. Semakin besar suatu cabang menghimpun
dana tabungan, maka semakin besar porsi biaya hadiahnya. Sebaliknya semakin kecil saldo
tabungan di neraca cabang maka semakin kecil kontribusi untuk menanggung biaya hadiah.

Total biaya hadiah ditentukan sekian persen dari total dana tabungan yang dihimpun dari
seluruh cabang (termasuk kantor pusat) ditambah sumbangan untuk sosial melalui pemerintah
dan pajak undian. Pajak undian ini adalah pajak yang ditanggung bank. Bila pajak ditanggung
pemenang, maka pajak tidak diperhitungkan bank. Nilai hadiah undian sebelum sumbangan

13
sosial berkisar antara 0,1% hingga 0,5% dari posisi saldo tabungan bank yang bersangkutan.
Sumbangan sosial sekitar 10% dan pajak undian sekitar 25%.

Contoh:

Bank Bahana Utama berkantor pusat di Kodya Semarang mempunyai cabang di Kendal, Blora,
Demak, dan Ungaran. Pada tahun 2017 akan mengadakan undian berhadiah untuk Tabungan
Bahana Plus. Undian akan dilaksanakan setiap akhir semester (dua kali dalam setahun).
Diketahui posisi saldo Tabungan Bahana Plus Per 31 Desember 2016 sebesar Rp1.578.000.000.
Nilai hadiah sebelum sumbangan ditentukan 0,045% dari posisi saldo tabungan tersebut.
Sumbangan sosial melalui pemerintah 10% dari nilai hadiah, pajak undian 25% ditanggung bank.

Perhitungan hadiah adalah:

Nilai hadiah sebelum sumbangan sosial = 1.578.000.000 x 0,045% 7.101.000


Sumbangan sosial = 10% x 7.101.000 710.100
Pajak undian 25% x 7.101.000 1.775.250
Jumlah 9.586.350
Dengan demikian biaya yang harus dilimpahkan ke cabang adalah secara proporsional sebagai
berikut:

Kantor Cabang Posisi Saldo Porsi1 Beban/Semester Beban/Bulan

Semarang 500.000.000 0,316857 3.037.500 506.250


Kendal 200.000.000 0,126743 1.215.000 202.500
Blora 250.000.000 0,158428 1.518.750 253.125
Demak 300.000.000 0,190114 1.822.500 303.750
Ungaran 328.000.000 0,207858 1.992.600 332.100
Jumlah 1.578.000.00 1,000000 9.586.350 1.597.725
Pencatatan biaya promosi berupa hadiah adalah sebagai berikut:

Keterangan Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Di kantor Pusat Dr. Biaya Promosi Dibayar Dimuka 3.037.500
Untuk Pembelian Dr. RAK Cabang Kendal 1.215.000
Dr. RAK Cabang Blora 1.518.750
Dr. RAK Cabang Demak 1.822.500
Dr. RAK Cabang Ungaran 1.992.600
Cr. Kas 9.586.350

Di Cabang Kendal Dr. Biaya Promosi Dibayar Dimuka 1.215.000

14
Cr. RAK. Kantor Pusat 1.215.000

Di Cabang Blora Dr. Biaya Promosi Dimuka 1.518.750


Cr. RAK. Kantor Pusat 1.518.750

Di Cabang Demak Dr. Biaya Promosi Dimuka 1.822.500


Cr. RAK. Kantor Pusat 1.822.500

Di Cabang Ungaran Dr.Biaya Promosi Dimuka 1.992.600


Cr. RAK. Kantor Pusat 1.992.600

Biaya Promosi yang dibayar dimuka tersebut diamortisasi setiap bulan selama enam bulan (satu
semester):

Keterangan Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Di Kantor Pusat Dr. Biaya Promosi 506.250
Surabaya Cr. Biaya Promosi Dimuka 506.250

Di Cabang Kendal Dr. Biaya Promosi 202.500


Cr. Biaya Promosi Dimuka 202.500

Di Cabang Blora Dr. Biaya Promosi 253.125


Cr. Biaya Promosi Dimuka 253.125

Di Cabang Demak Dr. Biaya Promosi 303.750


Cr. Biaya Promosi Dimuka 303.750

Di Cabang Ungaran Dr. Biaya Promosi 332.100


Cr. Biaya Promosi Dimuka 332.100
Bila dalam undian terdapat penabung yang memenangkan hadiah, maka cabang akan
mendebet RAK kantor pusat dan mengkredit rekening tabungan nasabah yang bersangkutan.
Pencatatan seperti ini dilakukan karena pada saat pembagian hadiah, asumsinya dana promosi
telah di-pool di kantor pusat sebagaimana ditunjukkan dalam jurnal di atas sehingga pada saat
pembagian ke nasabah, kantor cabang meminta ke kantor pusat.

Contoh:

15
Indra Nasabah Tabungan Bahana Plus cabang Kendal memperoleh hadiah utama senilai Rp
5.000.000. Pencatatannya pada saat pelimpahan ke rekening nasabah adalah:

Keterangan Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Jurnal di Cabang Kendal Dr. RAK. Kantor Pusat 5.000.000
Cr. Tabungan Sdr. Indra 5.000.000

Jurnal Di Kantor Pusat Dr. Biaya Promosi 5.000.000


Cr. RAK. Cabang Kendal 5.000.000
Bila hadiah dalam bentuk barang, maka tidak dijurnal dan hanya catatan administratif.

E. Tabungan Ongkos Naik Haji (ONH)

Tabungan ONH diselenggarakan baik oleh Bank Konvensional maupun Bank Syariah.
Pada bank konvensional tabungan ONH tidak diberikan bunga, namun jasa tabungan diberikan
dalam bentuk lain misalnya bingkisan tertntu pada setiap bulan selama tabungan masih
mengendap. Sedangkan Bank Syariah, tabungan ONH mendapatkan bagi hasil. Biaya untuk
membeli souvenir tertntu dibukukan sebagai biaya promosi.

Contoh:

Tanggal 1/5-2017 Bapak Ali membuka Tabungan ONH dengan setoran perdana Rp20.000.000.
Kemudian pada tanggal 1 Agustus 2017 Pak Ali terdaftar sebagai calon Haji. Pada saat tersebut,
Pak Ali harus melunasi kekurangannya melalui bank yang bersangkutan sebesar Rp14.000.000.
Bingkisan seharga Rp200.000 diserahkan pada 1 Agustus 2017. Pencatatan jurnalnya adalah:

Keterangan Tgl Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Setoran Tabungan 01/05/2017 Dr. Kas 20.000.000
Cr. Tabungan ONH 20.000.000
Pelimpahan Tabungan ke ONH 01/08/2017 Dr. Tabungan ONH 20.000.000
Dr. Kas 14.000.000
Cr. Setoran ONH 34.000.000
Pemberian Bingkisan 01/08/2017 Dr. Biaya Promosi 200.000
Cr. Kas 200.000

16
17
DAFTAR PUSTAKA

Taswan. 2017. Akuntansi Perbankan Transaksi dalam Valuta Rupiah. Edisi Ketiga, Cetakan 5.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

18

Anda mungkin juga menyukai