Anda di halaman 1dari 4

Nama : Zahwa Ayunda Salsabilla

NIM : 1711123000

1. Latar belakang kelompok tertentu menolak pancasila sebagai dasar Negara ?


Jawab :
 Menjadikan Pancasila sebagai pedoman pembentukan karakter bangsa akan
menimbulkan persoalan serius, karena akan membenturkan Pancasila dengan agama.
Pancasila seyogyanya tidak dijadikan sebagai landasan amal, akhlak, atau karakter.
Sebab, itu adalah wilayah agama. Jika Pancasila akan ditempatkan sebagai pedoman
karakter atau moral, maka akan menjadi pedoman baru, yang berbenturan dengan posisi
agama. Hal itu tidak akan berhasil, sebab Pancasila tidak memiliki sosok panutan ideal
yang bisa dijadikan contoh dalam pembentukan karakter. Berbeda dengan Islam, yang
memiliki suri tauladan yang jelas dan abadi, yaitu Nabi Muhammad.

2. Alasan sekelompok orang tetap bersikukuh mempertahankan pancasila ?


Jawab :

Pancasila tak boleh diutak-atik oleh siapapun. Sebab, Pancasila berisikan nilai-nilai luhur
keimanan dan ketaqwaan yang tak terbatas pada suku, agama, ras atau antargolongan (SARA) tertentu,
tapi Pancasila merangkul semua perbedaan tersebut. Pancasila, sejak kelahirannya pada 1 Juni 1945,
sesungguhnya telah menyatukan segala perbedaan di bawah kepakannya.

Kalau kita memahami Pancasila secara komprehensif dan holistik, semestinya tak ada tindakan
diskriminatif dalam segala bentuk apapun. Sebab, bangsa dan negara Indonesia yang dikenal sangat
multikulturalistis telah dipersatukan di dalam satu tubuh dan jiwa, yakni Pancasila.

Karenanya, tak boleh ada pihak-pihak tertentu yang merasa diri besar di antara kaum minoritas.
Sebaliknya, tak boleh ada yang merasa kecil di antara kaum mayoritas. Tak boleh ada lagi kaveling-
kavelingan mengenai kaum mayoritas ataupun minoritas. Kaum mayoritas dan minoritas telah disatu-
padukan di bawah cengkraman Garuda Pancasila.

Kaum mayoritas dan minoritas hanya memiliki satu 'bangsa': Indonesia. Dan, hanya memiliki
satu 'ideologi': 'Pancasila'. Pancasila mengajarkan rakyat Indonesia supaya mengimani Tuhan secara
teguh. Pancasila menolak adanya komunisme, ateisme, atau aliran-aliran lain yang tak mengakui
keberadaan Tuhan. Maka, siapa saja yang menolak Pancasila, bukanlah rakyat Indonesia yang
bertuhan.

Pancasila telah menjadi pemersatu keberagaman (segala perbedaan) yang ada di Indonesia,
mulai dari Sabang sampai Merauke. Pancasila telah menjadi 'jalan' yang memuluskan langkah bangsa
dan negara Indonesia mencapai kemerdekaan 72 tahun silam. Pada 18 Agustus 1945, ketika Pancasila
disahkan sebagai dasar negara, sebetulnya saat itu pula ia (Pancasila) telah menjadi "perekat negara".

Sebab, Pancasila telah berhasil melepaskan rantai kesukuan, komunisme, ateisme, dan
sejenisnya, dari pasungan individualisme. Bahkan, Pancasila juga berhasil menangkal perjuangan atas
nama suku, agama atau kelompok tertentu, sehingga tak ada suatu kelompok suku ataupun agama
tertentu yang menepuk dada 'keangkuhan' yang paling berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia. Itulah sebabnya, Pancasila mengajarkan tentang kemanusiaan yang adil dan beradab.

Pancasila tidak mengajarkan bahwa kemerdekaan Indonesia hanya diperjuangkan oleh


sekelompok suku atau agama tertentu. Pancasila tak menafikan perjuangan anak bangsa dan negara
Indonesia dari ujung timur hingga barat dan dari ujung utara hingga selatan. Akan tetapi, Pancasila
mengajarkan tentang kemanusiaan Indonesia secara utuh dan luhur. Maka, siapa saja yang
mengangkangi Pancasila, bukanlah rakyat Indonesia yang adil dan beradab. Pancasila telah
memanifestasikan nilai ketuhanan dalam bingkai kemanusiaan yang adil dan beradab. Nilai keadilan
dan keadaban merupakan realisasi progresif dari nilai ketuhanan itu.

Pancasila tak pernah mengajarkan adanya perpecahan sejak diletakkan para pendiri bangsa dan
negara Indonesia. Yang ada hanyalah persatuan. Rakyat Indonesia yang telah bersatu sejak proklamasi
kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 tak boleh dihancurkan oleh gerakan radikalisme separatis
apapun. Karena Pancasila mengagungkan "Persatuan Indonesia", bukan perpecahan Indonesia. Jika kita
mengimani Tuhan Yang Maha Esa, mengakui adanya kemanusiaan Indonesia yang adil dan beradab,
maka kita juga wajib menjaga persatuan Indonesia. Itulah sebabnya, siapa saja yang berupaya
memecah-belah bangsa dan negara Indonesia, bukanlah anak bangsa Indonesia, dan; karenanya, pantas
'diberangkatkan' dari Indonesia. Barang siapa yang berusaha untuk mengoyakkan Pancasila telah
melecehkan (menista) Tuhan, bangsa dan negara.

Pancasila juga memberikan jaminan kepada rakyat Indonesia untuk berekspresi secara demokratis
dan bertanggung jawab, dan tentunya didorong oleh hikmat (kebijaksanaan), bukan nikmatnya
kecurangan. Pancasila menolak adanya perilaku korupsi, otoritarianisme (totalitarianisme) karena hal
demikian bertentangan dengan asas Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,
dan Persatuan Indonesia.

3. Pendapat dan penilaian pribadi tentang kelompok yang menentang dan mempertahankan
pancasila ?

Jawab :

Menurut saya, pada kelompok yang mempertahankan pancasila itu adalah sesuatu yang benar,
dan pada kelompok yang menolak adanya pancasila apakah itu merupakan rasa cinta kepada Indonesia
ataukah malah sebaliknya ? seharusnya kita mempertahankan pancasila jika kita memang mencintai
tanah air kita yaitu Indonesia, karena dalam sila - sila pancasila sudah mencirikan bagaimana karakter,
bagaimana ciri khas bangsa dan masyarakatnya. Memang pancasila dijadikan pedoman, tetapi bukan
berarti ini akan membenturkan agama dengan pancasila. Sedangkan didalam sila pancasila saja berisi
“Ketuhanan yang Maha Esa” yang merupakan sila paling pertama dituliskan, yaitu Pancasila
mengajarkan rakyat Indonesia supaya mengimani Tuhan secara teguh. Pancasila saja menolak adanya
komunisme, ateisme, atau aliran-aliran lain yang tak mengakui keberadaan Tuhan. Masyarakat tanpa
agama tidak boleh berada di Indonesia. Maka, siapa saja yang menolak Pancasila, bukanlah rakyat
Indonesia yang bertuhan. Berarti sudah jelas, jika pancasila tidak terbentur dengan agama.
4. Sikap kita terhadap dua fenomena tersebut ?

Jawab :

Kepada kelompok yang mempertahankan pancasila, sikap kita yaitu mendukung


(memberi support) agar mereka tetap teguh pendirian untuk mempertahankan pancasila
walaupun banyak kelompok – kelompok yang menentang dan kita juga harus ikut serta
didalamnya

Kepada kelompok yang tidak setuju adanya pancasila seharusnya kita menentang
pendapat mereka dan menjelaskan kepada mereka jika pancasila itu penting dalam Indonesia.
Karena pancasila telah menjadi pemersatu keberagaman (segala perbedaan) yang ada di
Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke. Pancasila tak pernah mengajarkan adanya
perpecahan sejak diletakkan para pendiri bangsa dan negara Indonesia. Yang ada hanyalah
persatuan. Karena Pancasila mengagungkan "Persatuan Indonesia", bukan perpecahan
Indonesia. Jika kita mengimani Tuhan Yang Maha Esa, mengakui adanya kemanusiaan
Indonesia yang adil dan beradab, maka kita juga wajib menjaga persatuan Indonesia. Itulah
sebabnya, siapa saja yang berupaya memecah-belah bangsa dan negara Indonesia, bukanlah
anak bangsa Indonesia, dan; karenanya, pantas 'diberangkatkan' dari Indonesia. Barang siapa
yang berusaha untuk mengoyakkan Pancasila telah melecehkan (menista) Tuhan, bangsa dan
Negara. Sedangkan sekarang, terjadinya perbedaan pendapat tentang adanya pancasila saja
persatuan/kebersamaan itu mulai retak, bayangkan jika pancasila itu hilang mau jadi apa
Indonesia ini ? Rakyatnya akan tidak peduli satu sama lain, budaya gotong royong dan tolong
menolong, itu akan sirna begitu saja, dan mungkin akan terjadinya perpecahan antar beragama,
karena tidak ada lagi alat pemersatu bangsa.

Anda mungkin juga menyukai