Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HIPEREMESIS

GRAVIDARUM

Nama kelompok:

LOLA FITA LOKA

SEPTIAN LARA

AISYAH APRIELIA LUPTI

SINTA BELA PUTRI

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Keperawatan Maternitas II . Adapun
makalah ini mengenai Hiperemesis Gravidarum.

Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan
memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan karena faktor keterbatasan pengetahuan dari penyusun, maka kami dengan
senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Dan harapan kami sebagai penyusun adalah semoga hasil dari penyusunan makalah ini dapat
dimanfaatkan bagi generasi mendatang.

Akhir kata, melalui kesempatan ini kami,penyusun makalah mengucapkan banyak

terima kasih.

Bengkulu, Februari 2020

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata pengantar ........................................................................................................................ 1

Daftar isi................................................................................................................................... 2

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang................................................................................................................... 3

B. Tujuan penulisan................................................................................................................
3

C. Manfaat penulisan............................................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian hiperemesis gravidarum...................................................................................


5

B. Etiologi hiperemesis gravidarum.......................................................................................


5

C. Patofisiologi hiperemesis gravidarum................................................................................


6

D. Diagnosis hiperemesis gravidarum....................................................................................


6

E. Jenis hiperemesis gravidarum............................................................................................


7

F. Pencegahan hiperemesis gravidarum.................................................................................


8

G. Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum .........................................................................


8

H. Prognosis hiperemesis gravidarum....................................................................................


9

I. Komplikasi hiperemesis
gravidarum.................................................................................. 10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan........................................................................................................................
11

B. Saran..................................................................................................................................
12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering
kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula
timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah
hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah
terjadi pada 60 – 80% primi gravida dan 40 – 60% multi gravida. Satu diantara seribu
kehamilan, gejala – gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini desebabkan oleh karena
meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadrotropin) dalam
serum. Pengaruh Fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf
pusat atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat
dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari – hari menjadi terganggu dan keadaan
umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala
dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit. (Prawirohardjo, 2002)

B. Tujuan Penulisan

Tujuan umum :

Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang hiperemesis gravidarum yaitu mual


muntah yang berlebihan sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari.

Tujuan khusus :

1. Untuk mengetahui pengertian hiperemesis gravidarum

2. Untuk mengetahui etiologi hiperemesis gravidarum

3. Untuk mengetahui patofisiologi hiperemesis gravidarum

4. Untuk mengetahui diagnosis hiperemesis gravidarum

5. Untuk mengetahui klasifikasi hiperemesis gravidarum

6. Untuk mengetahui pencegahan hiperemesis gravidarum

7. Untuk mengetahui penatalaksanaan hiperemesis gravidarum

8. Untuk mengetahui prognosis hiperemesis gravidarum

9. Untuk mengetahui komplikasi hiperemesis gravidarum


C. Manfaat Penulisan

1. Mahasiswa

Diharapkan mahasisiwa/i untuk mengerti dan memahami tentang hiperemesis


gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan pada ibu hamil yang
mengalami hiperemesis gravidarum.

2. Masyarakat

Diharapkan masyarakat mengerti dan memahami tentang hiperemesis gravidarum sehingga


menambah wawasan.

3. Tenaga Kesehatan

Diharapkan tenaga kesehatan mengerti dan memahami tentang hiperemesis gravidarum


sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami
hiperemesis gravidarum.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk,karena terjadi
dehidrasi (Mochtar,1998)

Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah lebih dari 10
kali dalam 24 jam,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009)

Hiperemesis gravidarum adalah mual – muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan


aktivitas sehari – hari dan bahkan membahayakan hidupnya. (Manuaba, 2001)

B. ETIOLOGI

Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti

Beberapa faktor predisposisi yang ditemukan :

1. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda hal ini
menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan
tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan

2. Faktor organik,karena masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan
ini.Alergi juga disebut sebagai salah satu faktor organik karena sebagai salah satu respon dari
jaringan.ibu terhadap anak

3. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun
hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti,takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat
menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah. Tidak jarang
dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi frekwensi
muntah klien

C. PATOFISIOLOGI

Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis


terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah
ketosis. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah
menyebabkan dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium dan
klorida darah turun, demikian pula klorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan
hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah
zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang
toksik. Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat
ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati

D. DIAGNOSA

1. Anamnesa : Amenore, tanda kehamilan muda,muntah terus menerus

2. Pemeriksaan fisik : KU = lemah

a. Kesadaran= apatis sampai koma

b. Nadi >100 x/menit

c. Tekanan darah menurun

d. Suhu meningkat

3. Pemeriksaan penunjang : Kadar Na dan Cl turun

E. KLASIFIKASI

Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga)
tingkatan yaitu :

1. Tingkat I

a. Muntah terus menerus sehingga menimbulkan :

1) Dehidrasi : turgor kulit turun

2) Nafsu makan berkurang

3) Berat badan turun

4) Mata cekung dan lidah kering

b. Epigastrium nyeri karena asam lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke esofagus

c. Nadi meningkat dan tekanan darah turun

d. Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menit

e. Tampak lemah dan lemas


2. Tingkat II

a. Dehidrasi semakin meningkat akibatnya :

1) Turgor kulit makin turun

2) Lidah kering dan kotor

3) Mata tampak cekung dan sedikit ikteris

b. Kardiovaskuler

1) Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit

2) Nadi kecil karena volume darah turun

3) Suhu badan meningkat

4) Tekanan darah turun

c. Liver

Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan ikterus

d. Ginjal

Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang menyebabkan :

1) Oliguria

2) Anuria

3) Terdapat timbunan benda keton aseton.Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan

e. Kadang – kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan pecahnya mukosa
lambung pada sindrom mallory weiss.

3. Tingkat III

a. Keadaan umum lebih parah

b. Muntah berhenti

c. Sindrom mallory weiss

d. Keadaan kesadran makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma

e. Terdapat ensefalopati werniche :

1) Nistagmus
2) Diplopia

3) Gangguan mental

f. Kardiovaskuler

Nadi kecil, tekanan darh menurun, dan temperatur meningkat

g. Gastrointestinal

1) Ikterus semakin berat

2) Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin tajam

h. Ginjal

Oliguria semakin parah dan menjadi anuria

F. PENCEGAHAN

Prinsip pencegahan untuk mengobati emesis agar tidak menjadi hiperemesis adalah :

1. Penerapan bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses fisiologi

2. Makan sedikit tapi sering dengan (makanan kering)

3. Hindari makanan berminyak dan berbau

4. Defekasi teratur

G. PENATALAKSANAAN

1. Obat-obatan

Sedativa yang sering digunakan adalah Luminal. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan
B6 Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik sepertiAvopreg,Avomin. Anti histamin ini
juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin. Antasida

2. Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik..
Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang atau hilang tanpa
pengobatan.

3. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut
oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik,
yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.

4. Cairan parenteral

Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5%
dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium
dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein,
dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.

5. Penghentian kehamilan

Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan,
tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam
keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk
melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh
dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala
ireversibel pada organ vital.

6. Diet

a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.

Makanan hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama
makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat – zat gizi,
kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.

b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.


Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak
diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A
dan D.

c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.


Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini
cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.

H. PROGNOSIS

Dengan penanganan yang baik, prognosis sangat memuaskan. Namun, pada tingkat
yang berat dapat menyebabkan kematian ibu dan janin.

I. KOMPLIKASI

Komplikasi yang terjadi akibat hiperemesis gravidarum alntara lain:

a. Komplikasi ringan:
Kehilangan berat badan, dehodrasi, asidosis dari kekurangan gizi, alkalosis, hipokalemia,
kelemahan otot, kelainan elektrokardiografik, tetani, dan gagguan psikologis.

b. Komplikasi yang mengancam kehidupan:

Rupture oesophageal berkaitan dengan muntah yang berat, encephalophaty wernicke’s,


mielinolisis pusat pontine, retinal haemorage, kerusakan ginjal, pneumomediastinum secara
spontan, keterlambatan pertumbuhan didalam kandungan, dan kematian janin.

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Dari uraian makalah ini dapat ditarik kesimpulan:

1. Pengertian

Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah lebih dari 10
kali dalam 24 jam,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009)

2. Diagnosa

a. Anamnesa : Amenore, tanda kehamilan muda,muntah terus menerus

b. Pemeriksaan fisik : KU = lemah

Kesadaran= apatis sampai koma

Nadi >100 x/menit

Tekanan darah menurun

Suhu meningkat

c. Pemeriksaan penunjang : Kadar Na dan Cl turun

3. Penatalaksanaan

Obat-obatan, Isolasi, Terapi psikologik, Cairan parenteral, Penghentian kehamilan, Diet.

B. SARAN

Diharapkan mahasisiwa keperawatan untuk mengerti dan memahami tentang hiperemesis


gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan pada ibu hamil yang
mengalami hiperemesis gravidarum.

DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer,Arif dkk : Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta,2001

Mochtar,Rustam:Sinopsis Obstetri.Jakarta,1998

Anda mungkin juga menyukai