Anda di halaman 1dari 1

Logika Nama: Yehuda Pratama S.

T1 – Cw1 Sie Y Id: 12019002005


Tanggal: 10 Februari 2020

Jawaban
1. Yang di maksudkan dengan egosentrisme adalah kecenderungan melihat dan memahami
realitas sebagai yang berpusat pada diri sendiri. Sikap ini menjadi hambatan dalam
berpikir kritis karena dalam pola pikir ini setiap orang hanya membela kepentingannya.
3. Berpikir relatif adalah masalah pendapat dan ukuran penilaian yang dikaitkan dengan
pribadi dan kultural. Pola pikir ini beranggapan bahwa tidak ada standar yang berlaku
sama bagi setiap orang atau masyarakat. Standar itu selalu bersifat relatif, artinya hanya
berlaku di satu tempat, namun belum tentu berlaku di tempat lain. Pola pikir ini menjadi
hambatan dalam berpikir kritis karena disinih tidak ada lagi ruang bagi pengakuan
terhadap prinsip dasar sebuah perbuatan. Setiap orang hanya mengikuti tradisi atau
keyakinan masyarakat umumnya, padahal keyakinan itu bisa saja tidak sesuai lagi dengan
situasi dan tuntutan perkembangan.
5. Relativisme moral terbagi menjadi dua bentuk, yakni subjektivisme moral dan relativisme
moral kultural. Subjektivisme moral adalah pandangan yang menyatakan bahwa yang
benar dan baik bagi individu adalah keyakinan oleh individu itu sendiri. Sedangkan
relativisme moral kultural merupakan implikasi dari pandangan relativisme kultural.
Artinya, kebenaran itu adalah budaya dan keyakinan masyarakat.
9. Yang salah dengan pola pikir mendewa-dewakan teknologi adalah manusia menyerahkan
segala sesuatu pada teknologi. Hal ini memunculkan sikap ketergantungan mutlak
terhadap teknologi. Pola pikir ini tidak lagi menganggap teknologi sebagai kebutuhan
sekunder, apalagi tersier, tetapi lebih condong ditempatkan sebagai kebutuhan primer.
Pola pikir ini mempengaruhi manusia ingin selalu berproses instan dengan menyerahkan
segalanya ke teknologi, pola pikir ini pun mempengaruhi manusia menjadi “mageran” dan
tidak peduli dengan lingkungan yang di sekitarnya.
10. Ada tiga dampak negatif yang ditimbulkan teknologi. Pertama, merong-rong otonomi
seseorang. Kedua, memudarkan perbedaan privasi dan publikasi, bahkan
menjungkirbalikkan kedudukan perbedaan keduannya serta mengancam keamanan.
Ketiga, penempatan media sosial sebagai sarana penyebaran permusuhan melalui
informasi yang tidak benar dan menyesatkan(hoax). Contohnya, dewasa ini manusia telah
ketergantungan teknologi khususnya media sosial telah menyebabkan manusia lebih
nyanman berkomunikasi di dunia maya dari pada ketika berkomunikasi di dunia nyata,
kebiasaan mengunggah kegiatan sehari-hari ke media sosial menyebabkan privasi
menjadi hilang, dan media sosial dijadikan sebagai instrumen untuk tujuan yang negatif.

Anda mungkin juga menyukai