Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ATROPI DAN HIPERTROPI


Mata Kuliah Fatofisiologi

DOSEN PENGAMPU :

SYOKUMAWENA,S.Kep,M.Kep

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
1. Msy Nabiila Fakhrunnisaa’ PO.71.20.1.19.061
2. Patimah PO.71.20.1.19.069
3. Pitiono PO.71.20.1.19.071
4. Putri Apriyandini PO.71.20.1.19.072
5. Riko Saputra PO.71.20.1.19.079
6. Sindi Aprilia PO.71.20.1.19.083
7. Sri Ramadani PO.71.20.1.19.085
8. Tri Oktariana PO.71.20.1.19.090

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas petunjuk dan
hidayah-Nya lah tugas membuat makalah mata kuliah PATOFISIOLOGI dengan
tema “ATROPI DAN HIPERTROPI” dapat terselesaikan.

Sholawat serta salam tidak lupa kami panjatkan kehadirat Nabi agung
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman
yang terang benderang yakni agama islam.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini


sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis memohon maaf yang sebesar-
besarnya atas ketidak sempurnaan dari makalah ini. Dengan demikian penulis
mengundang para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar makalah ini dapat tersusun lebih baik lagi.

Terimakasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dan


semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan kesehatan bagi kita
semua. Amin ya robbal’alamin.

Palembang 7 februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Otot merupakan alat gerak aktif, karena otot memiliki kemampuan untuk
berkontraksi.Kontraksi otot ini menyebabkan tulang yang dilekatinya dapat
bergerak.Selain itu, otot mempunyai peranan dalam memberikan bentuk luar
tubuh bersama dengan rangka.
Otot mempunyai tiga sifat dalam menjalankan tugasnya sebagai alat gerak
aktif, yaitu kontraksibilitas, ekstensibilitas, dan elastisitas. Gerakan otot untuk
memendek dari ukuran semula (kontraksi) sehingga tulang berubah posisi, hal ini
disebut kontraksibilitas.
Sedangkan, ekstensibilitas merupakan gerak kebalikan darikontraksi-
bilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang atau kembali ke ukuran semula
(relaksasi) yang menyebabkan tulang kembali ke kedudukan semula.Sifat ketiga
adalah elastisitas, yaitu kemampuan otot dari berkontraksi menjadi relaksasi atau
sebaliknya.
Secara makroskopis, kumpulan otot diselimuti oleh jaringan ikat berupa
selaput transparan yang dinamakan fascia.Ujung-ujung kumpulan otot tersebut
diikat oleh tendon (jaringan ikat antara tulang dan otot) pada tulang.Perlekatan
otot pada tulang ini membagi otot menjadi dua macam, yaitu origo dan insersio.
Secara garis besar Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh manusia dan hewan
yang berfungsi sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan tulang.Otot
diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot polos dan otot
jantung.Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari
organ dalam organisme tersebut.
Terdapat beberapa kelainan pada otot manusia, yaitu bisa dikelompokan menjadi :
a) Atrofi Otot, berupa penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau
karena kehilangan kemampuan berkontraksi atau lumpuh.
b) Hipertrofi otot, kebalikan dari atrofi otot, yaitu menjadi lebih besar dan
kuat karena sering digerakkan atau peningkatan ukuran dari sel-sel otot
c) Hernia Abdominal, terjadi apabila dinding otot abdominal sobek dan
menyebabkan usus melorot masuk kerongga perut.
d) Kelelahan Otot, karena kontraksi secara terus-menerus dan bisa terjadi
kram atau kejang-kejang.
e) Stiff (kaku leher), terjadi karena hentakan atau kesalahan gerak sehingga
leher menjadi kaku dan sakit jika digerakkan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah untuk makalah ini
adalah sebagai berikut:
a. Apa yang dimaksud dengan atrofi, hipertrofi, dan hipoplasia?
b. Apa saja penyebab terjadinya atrofi, hipertrofi, dan hipoplasia?
c. Bagaimana cara mencegah serta penanggulangan untuk atrofi, hipertrofi,
dan hipoplasia?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui tentang atrofi, hipertrofi, dan hipoplasia
b. Untuk mengetahui penyebab terjadinya atrofi, hipertrofi, dan hipoplasia
c. Untuk mengetahui cara mencegah serta penanggulangan untuk atrofi,
hipertrofi, dan hipoplasia
BAB 2
PEMBAHASAN
ATROPI DAN HIPERTROPI

2.1 Atrofi
2.1.1 Definisi
Atrofi yang terjadi pada suatu alat tubuh menyebabkan alat tubuh
mengecil. Dengan perkataan lain alat tubuh tersebut melisut. Mengecilnya alat
tubuh tersebut terjadi karena sel sel spesifik, yaitu sel sel parenchym
yang menjalankan fungsi alat tubuh tersebut mengecil. Jadi, bukan mengenai sel
sel jaringan ikat atu stroma alat tubuh tersebut. Stroma tampaknya bertambah;
yang sebenarnya hanya relatif, karena stroma tetap.
Kadang kadang dapat terjadi atrofi akibat jumlah sel parenchym
berkurang, yaitu atrofi numerik. Meskipun atrofi biasanya merupakan proses
patologik juga dikenal atrofi fisiologik. Beberapa alat tubuh dapt mengecil atu
menghilang sama sekali selama masa perkembangan/kehidupan, dan jika alat
tubuh tersebut sesudah masa usia tertentu tidak menghilang, malah dianggap
patologik.
1. Atrofi senilis
Alat tubuh pada orangyang sudah berumur lanjut pada umumnyamengecil.
Proses menjadi tuaakhir akhir ini banyak menjadi perhatian dan banyak dipelajari
oleh berbagai pihak. Sebab sebab atrofi pada masa tua itu bermacam
macam, diantaranya ialah pengaruh endokrin, involusi akibat hilangnya rangsang
rangsang tumbuh, mengurangnya perbekalan darah akibat sklerosis arteri. Pada
atrofi senilis, atrofi terjadi pada sema alat tubuh secara umum, karena atrofi sneilis
termasuk ke dalam atrofi umum.Atrofi umum juga terjadi pada kelaparan.
Starvation atrophy adalah atrofi yang terjadi bila tubuh tidak mendapat makanan
untuk waktu yang lama.
2. Atrofi setempat
Atrofi setempat dapat terjadi akibat keadaan keadaan tertentu
3. Atrofi inaktivitas
Terjadi akibat inaktivitas alat tubuh atau jaringan misalnya inaktivitas otot
otot mengakibatkan otot otot tersebut mengecil.Atrofi ini disebut juga atrofi
neurotrofik.
4. Atrofi desakan
Atrofi ini terjadi akibat desakan yang terus menerus atau desakan yang
lama dan mengenai suatu lat tubuh atau jaringan.
5. Atrofi endokrin
Atrofi endokrin terjadi pada alat tubuh yang aktivitasnya
bergantungkepada rangsang hormon tertentu. Atrofi ini akan terjadi apabila
hormon tersebut berkurang atauterhenti sama sekali.
Pada ekstrem yang lain, jika suatu otot tidak digunakan, kandungan aktin dan
miosinnya akan berkurang, serat-seratnya menjadi lebih kecil, dan dengan
demikian otot tersebut berkurang massanya (atrofi) dan menjadi lebih lemah.
Atrofi dapat terjadi melalui dua cara yaitu;
a) Disuse atrophy
Terjadi jika suatu otot tidak digunakan dalam jangka waktu lama
walaupun persarafannya utuh, seperti ketika seseorang harus
menggunakan gips atau berbaring untuk jangka waktu lama.
b) Atrofi denervasi
Terjadi setelah pasokan saraf ke suatu otot terputus.Apabila otot
dirangsang secara listriksampai persarafan dapat dipulihkan, seperti pada
regenerasi saraf perifer yang terputus, atrofi dapat dihilangkan tetapi tidak
dapat dicegah seluruhnya.Aktifitas kontraktil itu sendiri jelas berperan
penting dalam mencegah atrofi; namun, faktor-faktor yang belum
sepenuhnya dipahami yang dikeluarkan dari ujung-ujung saraf aktif, yang
mungkin terkemas bersama dengan vesikel asetilkolin, tampaknya
berperan penting dalam integritas dan pertumbuhan jaringan otot.
2.1.2 Etiologi
Atrofi disebabkan oleh hal-hal seperti berikut;
Berkurangnya beban kerja, hilangnya persarafan,berkurangnya perbekalan darah
(kelainan vaskularisasi),nutrisi yang tidak memadai, hilangnya rangsangan
hormonal (hormonal atrophy), Tekanan yang lama tumor Organ lama tidak
dipakai (disuse atrophy), Usia tua kejadian yang fisiologis (senile atrophy), Sel
mengandung sedikit mitokondria dan miofilamen, serta pengurangan retikulum
endoplasma.

2.1.3 Pengobatan
Gangguan atrofi ini dapat diatasi dengan cara sebagai berikut:
a. Pemijatan
b. Rangsangan Listrik
c. Program olahraga (di bawah bimbingan seorang terapis atau dokter) sangat
dianjurkan
d. Latihan dalam air untuk mengurangi beban kerja otot.
Selain itu, gangguan atrofi dapat dicegah dengan cara mengkonsumsi makanan
bergizi dan sering beraktivitas

2.2 Hipertrofi
2.2.1 Definisi
Hipertrofi merupakan kelainan progresif berupa bertambahnya isi atau
volume suatu jaringan atau alat tubuh yang terjadi pada sel-sel yang tidak dapat
memperbanyak diri sehingga sel-sel yang menyusun jaringan atau alat tubuh
tersebut membesar.Pada kondisi tersebut membesarnya jaringan atau alat tubuh
disebabkan sel-sel yang menyusunnya membesar, bukan karena bertambahnya
jumlah sel.
Hipertrofi biasanya ditandai dengan; Bertambah besar ukuran sel karena
bertambahnya jumlah ultrastruktur dalam sel bukan disebabkan karena
bertambahnya cairan didalam sel, meningkatnya ukuran sel meningkatkan ukuran
alat tubuh.
Contoh hipertrofi sebagai brikut ;
 Hipertrofi Otot
Adalah suatu bentuk paling umum dan paling jelas dari hipertropi organ,
muncul pada organ otot rangka sebagai respon atas latihan fisik atau
latihan beban. Tergantung jenis latihannya, hipertropi otot dapat muncul
melalui meningkatnya volume sarkoplasma atau meningkatnya protein
kontraktil
 Hipertrofi Ventrikular
Adalah membesarnya ukuran ventrikel jantung. Perubahan ini sangat baik
untuk kesehatan jika merupakan respon atas latihan aerobik, akan tetapi
hipertrofi ventikular juga dapat muncul akibat penyakit seperti tekanan
darah tinggi
 Hipertrofi payudara
Gigantomastia adalah pertumbuhan ekstrem payudara, sebagai contoh
masing-masing payudara seberat 5kg atau lebih. Gigantomastia dapat
terjadi akibat komplikasi saat kehamilan atau seringkali pada anak saat
pubertas
 Hipertrofi Klitoris
Klitoromegali adalah gejala interseksualitas karena klitoris membesar
sehingga menyerupai penis
 Hipertrofi Adenoid
Adalah suatu kondisi obstruktif yang berkaitan dengan pembesaran
kelenjar adenoid. Hipertrofi adenoid bersifat nonfisiologis dan merupakan
kelainan yang sering menyebabkan obstruksi saluran napas pada anak

Anda mungkin juga menyukai