PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengelolaan lingkungan merupakan upaya untuk memecahkan, memperbaiki dan meningkatkan
mutu lingkungan, agar fungsi lingkungan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya dapat
dipenuhi bagi kelangsungan hidup yang manusiawi. Tetapi pada dasarnya masyarakat belum
menyadari bahwa lingkungan yang bersih dapat membuat lingkungan yang sehat jauh dari
gangguan penyakit yang berbasis lingkungan.
Masalah kesehatan berbasis lingkungan disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak
memadai, baik kualitas maupun kuantitasnya serta perilaku hidup masyarakat yang masih rendah
yang mengakibatkan penyakit-penyakit seperti Ispa, TB paru, Malaria, DBD, Kulit dan lain-lain.
Yang merupakan sepuluh ( 10 ) besar penyakit di puskesmas dan merupakan pola penyakit
utama di Indonesia.
Gambaran masyarakat Kota Samarinda di masa mendatang adalah masyarakat kota ditandai
dengan penduduknya yang hidup di dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh
wilayah Kota Samarinda.
Klinik Sanitasi merupakan upaya kegiatan yang mengintegrasikan pelayanan kesehatan antara
promotif, preventif, dan kuratif yang difokuskan pada penduduk yang beresiko tinggi untuk
mengatasi masalah kesehatan lingkungan pemukiman yang dilaksanakan oleh petugas
puskesmas bersama masyarakat yang dapat dilaksanakan secara aktif dan pasif di dalam dan luar
puskesmas. Sehingga kegiatan klinik sanitasi sangatlah diperlukan agar dapat menurunkan angka
penyakit berbasis lingkungan salah satunya adalah penyakit DBD.
Demam berdarah dengue atau Dengeue Haemorrhagic Fever ( DHF ) adalah penyakit menular
yang berbahaya, dapat menimbulkan kematian dalam waktu yang singkat dan sering
menimbulkan wabah, penyakit ini pertama kali ditemukan di Manila ( Filipina ) pada tahun 1953
dan selanjutnya menyebar ke berbagai negara. Penyakit ini masuk ke Indonesia melalui
pelabuhan Surabaya tahun1968 dan tahun 1980 sudah menyebar ke seluruh provinsi di
Indonesia. Gejala demam tinggi yang terus-menerus selama 2-7 hari diikuti timbulnya bintik-
bintik merah (petchis) pada bagian-bagian badan dan penderita dapat meninggal karena
mengalami sindrom syok. (Rosdiana Safar, 2009 hal 285-286)
Untuk mencegah dan membatasi penyebaran penyakit DBD, setiap keluarga perlu melakukan
Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue ( PSN-DBD ) agar setiap rumah
bebas dari jentik nyamuk Aedes Aegypti. PSN DBD dapat dilakukan dengan cara menguras atau
menutup rapat tempat penampungan air dan mengubur barang-barang yang dapat menjadi
tertampungnya air secara terus menerus, selain itu dapat juga dipakai bubuk abate ( abatisasi ).
Dengan memberantas jentik-jentiknya di tempat berkembang biaknya yaitu tempat-tempat
penampungan air dan barang-barang yang memungkinkan air tergenang di rumah-rumah dan
tempat-tempat umum sekurang-kurangnya seminggu sekali.(Dep Kes RI, 1995).
Seseorang yang di dalam darahnya mengandung virus Dengue merupakan sumber penular
penyakit DBD. Virus Dengue berada dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum
demam. Bila penderita tersebut digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut
terhisap masuk kedalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan
tersebar di berbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk dalam kelenjar liurnya (Depkes RI, 2005:
2).
Virus Dengue di dalam tubuh manusia mengalami masa inkubasi selama 4-7 hari (viremia) yang
disebut dengan masa inkubasi intrinsik. Di dalam tubuh nyamuk, virus berkembang setelah 4-7
hari kemudian nyamuk siap untuk menularkan kepada orang lain yang disebut masa inkubasi
ekstrinsik. Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Oleh karena itu
nyamuk Aedes aegypti yang menghisap virus Dengue ini menjadi penular (infektif) sepanjang
hidupnya. Penularan terjadi karena setiap kali nyamuk menggigit, sebelum menghisap darah
akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat tusuknya (probocis), agar darah yang dihisap
tidak membeku. Bersama air liur itulah virus Dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain.
Nyamuk Aedes aegypti betina umurnya dapat mencapai 2-3 bulan (Depkes RI, 2005: 2).
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan mengikuti kegiatan kesehatan lingkungan yang ada di puskesmas
Sempaja Samarinda tahun 2010.
2. Dapat mengetahui tata kerja serta upaya kegiatan pokok terutama di bidang kesehatan
lingkungan.
3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya penyakit DBD.
4. Untuk mengetahui cara pencegahan yang tepat terhadap penularan penyakit DBD.
C. Manfaat
1. Bagi pihak puskesmas Sempaja khususnya di bidang kesehatan lingkungan dapat
meningkatkan derajat kesehatan dalam pengelolaan sanitasi lingkungan di wilayah
kerjanya
2. Bagi masyarakat agar dapat lebih mengetahui cara pencegahan penyakit DBD
3. Bagi mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam mengaplikasikan
ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan.
D. Ruang Lingkup
1. Lingkup lokasi
Adapun ruang lingkup dalam kegiatan klinik sanitasi yaitu di Puskesmas Sempaja
Kelurahan Sempaja Utara Kecamatan Samarinda Utara.
2. Lingkup Masalah
Adapun ruang lingkup dalam kegiatan klinik sanitasi ini yaitu pasien yang menderita
penyakit DBD yang beralamat di jalan Solong Durian Rt. 24 Perumahan Mutiara Blok B6
No. 15 Kelurahan Sempaja Utara Kecamatan Samarinda Utara.
3. Lingkup Materi
Laporan kegiatan klinik sanitasi ini berhunbungan dengan Penyuluhan Kesehatan
Masyarakat (PKM), Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), dan Epidemiologi khusus
penyakit DBD.
BAB II
PELAKSANAAN PERAKTEK KLINIK SANITASI
Puskesmas Sempaja dibangun pada tahun 1985 terletak di jalan KH. Wahid Hasyim
Rt. 38 dan diresmikan pada tanggal 15 Agustus 1985. Pada tahun 1998, Puskesmas
Sempaja berpindah tempat ke seberang jalan Puskesmas lama, dengan menyewa salah
satu rumah penduduk. Hal ini di karenakan di lokasi Puskesmas yang lama akan di
bangun komplek Stadion Madya Sempaja, pada tahun 2000 Puskesmas kembali
pindah kegedung baru sampai sekarang.
Wilayah kerja Puskesmas Sempaja terdiri dari 2 kelurahan yaitu kelurahan Sempaja
Utara dengan jumlah penduduk sebesar 1.492 KK dan kelurahan Sempaja Selatan
dengan jumlah penduduk sebesar 12.675 KK. Situasi di Puskesmas Sempaja dari
waktu ke waktu mengalami perubahan baik dari sisi pelayanan maupun jumlah
kunjungan sehingga penataan ruangan pelayanan dibuat sedemikian rupa meliputi ;
Loket kartu , Obat , kasir jadi satu ruangan , Ruang Imunisasi , Ruang KIA / KB ,
Ruang Anak , Ruang BP. Umum , Ruang Tindakan , Ruang Laboratorium dan
dibangunan bagian belakang terdapat ; Ruang Kepala Puskesmas , Ruang Tata Usaha
dan Ruang Gigi dan Ruang dapur serta Kamar mandi dan Gudang Obat .
Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Sempaja
1) Sebelah Utara : Wilayah kerja Puskesmas Bengkuring
2) Sebelah Timur : Wilayah kerja Puskesmas Lempake
3) Sebelah Selatan : Wilayah kerja Puskesmas Segiri
4) Sebelah Barat : Wilayah kerja Puskesmas Juanda Jumlah pegawai yang ada di
Puskesmas Sempaja adalah 38 orang. Masing-masing mempunyai peranan
sebagai berikut :
1) Dokter umum : 4 orang
2) Dokter gigi : 1 orang
3) SKM : 1 orang
4) SE : 1 orang
5) Ahli gizi : 1 orang
6) Akper : 1 orang
7) Bidan / Perawat Bidan : 6 orang
8) SPK : 6 orang
9) Perawat gigi : 1 orang
10) Apotek : 3 orang
11) Analis Kesehatan : 2 orang
12) Sanitarian : 2 orang
13) Pekarya umum : 3 orang
14) PTTB : 1 orang
15) PTT : 1 orang
16) Keamanan : 1 orang
Puskesmas Sempaja mempunyai visi dan misi yaitu
a) Visi : Membuat Masyarakat Sempaja Sehat.
b) Misi :Sempurnakan Pelayanan Kesehatan Padukan lintas Program,Lintas Sektoral
Jadikan masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat.
Rumah pasien yang berlokasi di Jl. Solong Durian Perumahan Mutiara Rt. 24 Blok
B5 No. 15 Kelurahan Sempaja Utara.
1) Data umum
a) Nama pasien : E
b) Umur : 12 Tahun
c) Jenis kelamin : Perempuan
d) Agama : Islam
e) Nama ayah : B
f) Nama ibu : R
g) Pekerjaan ayah : Swasta
h) Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga
i) Alamat RT/RW/RT : Jl. Solong Durian RT 24 Blok B5 No. 15 Kelurahan/Desa Sempaja
Utara.
B. Persiapan Pelaksanaan
1. Persiapan pelaksanaan
Persiapan pelaksanaan kegiatan klinik sanitasi di Puskesmas Sempaja Kecamatan Samarinda
Utara dimulai pada :
Hari : Senin,
Tanggal : 26 Juli 2010
Pukul : 08.00 – 13.00 WITA
Lokasi : Gedung Puskesmas Sempaja Kecamatan Samarinda UtaraDalam pelaksanaan Klinik
Sanitasi dikenal 2 macam kegiatan yaitu di dalam gedung (Puskesmas) dan luar gedung
(lapangan).
A. Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan Klinik Sanitasi yang telah dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 Juli 2010
di Puskesmas Sempaja kecamatan Samarinda Utara dengan pasien :
Nama pasien : E
Umur : 12 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Nama ayah : Tuan B
Nama ibu : Ny. R
Pekerjaan ayah : Swasta
Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat RT/RW/RT : Jl. Solong Durian RT 24 Perumahan Mutiara Blok B5 No15
Kelurahan/Desa Sempaja Utara
Tabel 3.1
Hasil Wawancara Masalah Lingkungan Terhadap Pasien Penyakit DBD
Di Jalan Solong Durian Perum. Mutiara Rt 24 Blok B5 No 15 Samarinda Tahun 2010
No Masalah Lingkungan Ya Tidak
1.
Apakah disekitar rumah ditemukan barang-barang bekas , lubang pohon dan lain
yang dapat menampung air hujan?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah pagar rumah Ibu/Bapak/saudara terbuat dari potongan bambu atau beton
yang dapat menampung air hujan?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah Ibu/Bapak/saudara tidak mempunyai tempat penampungan air bersih?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah tempat penampungan air bersih tersebut tidak diberi penutup?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah dirumah ada talang air yang tidak mengalir dan letaknya terlindungi dari
sinar matahari?
a. Ya
b. Tidak
2. Faktor perilaku
Untuk mengetahui faktor-faktor yang di duga berpengaruh terhadap penimbulan penyakit DBD,
maka dilakukan wawancara dan pengamatan pada keluarga. Adapun hasil yang di peroleh
sebagai berikut :
Tabel 3.2
Hasil Wawancara Masalah Perilaku Terhadap Pasien Penyakit DBD Di Jalan Solong Durian
Perum. Mutiara Rt 24 Blok B5 No 15 Samarinda Tahun 2010
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan pada lingkungan tempat tinggal dan perilaku
kesehatan pasien beserta anggota keluarganya tentang hubungan dengan penyakit DBD, ternyata
faktor yang lebih dominan untuk menjadi prioritas masalah adalah perilaku anggota keluarga
pasien yang tidak sehat, seperti :
1. Tidak terdapat kasa nyamuk pada ventilasi,
2. Keadaan sekitar rumah pasien terlihat padat dan gelap sehingga susahnya matahari dapat
masuk kedalam rumah,
3. Tidak menutup tempat-tempat penampungan air sehingga ditemukan jentik-jentik
nyamuk Aedes aegypti.
4. Memelihara tanaman dalam pot dan pohon yang tidak terjaga kebersihannya,
5. tidak menggunakan pelindung diri ( anti nyamuk ) atau memakai kelambu pada waktu
tidur,
6. jarak rumah pasien dengan rumah tetangga kurang dari 1 meter.
B. Saran
Melihat permasalahan yang terjadi di atas, maka saran yang di berikan adalah sebagai berikut :
3. Bagi ketua RT. 24 agar lebih memperhatikan lingkungan di sekitarnya dan menghimbau
warga setempat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan serta cepat dan tanggap terhadap
kejadian penyakit menular.