Anda di halaman 1dari 74

EKOLOGI DAN

BIOSFER
OLEH :
MUHAMMAD MAR’I MA’RUF
Hierarki dan Komponen
Ekologi
Komponen Ekologi :

Hierarki dalam ekologi : Biotik :


1. Produsen
2. Konsumen
1. Organisme/Individu 3. Dekomposer
2. Populasi 4. Scavenger
3. Komunitas 5. Detritifor
4. Ekosistem Abiotik :
5. Bioma Sinar matahari, angin, air, suhu,
6. Biosfer tanah, nutrien, kelembaban,
ketinggian, gangguan periodik.
4 ELEMEN UTAMA DARI
PERUBAHAN GLOBAL
Kepunahan (extiction) → Krisis keanekaragaman hayati
100 th
spesies mati dan telah (biodiversity crisis) → Sering digunakan
menjadi fenomena alam untuk menggambarkan hilangnya spesies
yang tinggi.

Punahnya 20 speses mamalia


dan 40n spesies burung Diperkirakan bahwa
pertumbuhan Populasi
manusia menyebabkan
4 elemen utama perubahan peningkatan jumlah
global : kepunahan spesies.
a. Penghancuran habitat Alasannya karena
b. Spesies invasif Manusia bertanggungjawab
c. Exploitasi langsung atas elemen perubahan
d. Polusi via perubahan iklim global.
POLA IKLIM GLOBAL
Ditentukan oleh energi matahari yang
jatuh ke bumi.

Pemanasan yang tidak merata dari


bumi oleh matahari menyebabkan
adanya variasi iklim.

4 Faktor yang merupakan komponen


iklim (climate) : Cahaya matahari, suhu,
air, dan angin.

Musim terjadi karena karena sumbu


rotasi bumi tidak tegak lurus terhadap
bidang orbitnya.

Pemanasan di permukaan bumi dan


Stilling et al., 2012 atmosfer mendorong sirkulasi atmosfer
dan mempengaruhi pola presipitasi.
Latitude vs. Temperature

Stilling et al., 2012


Kesimpulan :
1. Pola iklim global disebabkan karena adanya asosiasi antara
cahaya matahari, suhu, air dan angin.
2. Letak geografis (berdasarkan lalitude) menghasilkan panas
bumi yang berbeda.
3. Gabungan antara iklim global dan letak geografis dapat
menciptkan suatu ekosistem besar dengan daerah yang
luas, yang terdiri dari flora dan fauna yang khas, yang
disebut sebagai Bioma.
4. Intensitas radiasi matahari di dekat ekuator mengawali
suatu sirkulasi global, yang menciptkan presipitasi dan
angin.
BIOMA :
1. Bioma Terestrial
2. Bioma Akuatik
BIOMA TERESTRIAL

30N

Tropic of
Cancer
Equator
Tropic of
Capricorn

30S

Key Chaparral Tundra


Temperate grassland High mountains
Tropical forest
Temperate broadleaf forest Polar ice
Savanna
Coniferous forest
Figure 50.19 Desert
Hutan Hujan Tropis
(Tropical Rain Forest)
TROPICAL FOREST  Lokasi → terkletak di ekuator (
latitude = 0)
 Gerakan yang terus menerus dari
tabel air sering meninggalkan
besi dan aluminium oksida,
sehingga menciptkan lapisan
merah (red layer) pada lantai
 Curah hujan melebihi 230 hutan.
cm/tahun, dan suhu rata-rata 25-
29oC.  Kanopi yang dibentuk oleh pohon
sangat rapat, sehingg apenetrasi
 Tanah umunya dangkal dan miskin cahaya ke tanah sedikit.
hara karena banyak dari nutrien
yang tercuci oleh hujan deras.  Memiliki hewan yang bervariasi
mulai dari insekta, amfibia,
 Tidak ada daun yang kaya lapisan mamalia (namun tidak umum),
serasah, dimana daun jatuh cepat meskipun monyet menjadi
membusuk dan nutrisi kembali ke herbovor yang penting.
vegetasi.
Hutan Konifer Temperata
(Taiga)
Suhu rata-rata dibawah 5oC  Tumbuhan di
dan di bawah titik beku dominasi oleh
dalam waktu yang panjang.
tumbuhan konifer.
Curah hujan ; 40-70
cm/tahun (biasanya dalam  Reptil dan amfibi
bentuk salju). sangat jarang.
Musim tumbuh biasanya Serangga sangat
kurang dari 100 hari/tahun. periodik, serta
Tanah miskin hara, karena mamalia berupa
daun jarum yang jatuh serigala, beruang,
membusuk begitu lambat berang-berang, dan
dalam suhu dingin yang tupai.
dilapisi “taiga”.
Padang Rumput Tropis
(savanna)
 Suhu rata-rata 24-29  Hewan  merupakan
oC dengan curah hujan tempat karnivor besar
rendah / musiman 70- dan predator terlihat
130 cm/tahun. jelas. Mamalia
 Tumbuhan  herbivor harus
hamparan rumput bermigrasi untuk
mendominasi, dan mencari air dan
tumbuhan seperti rumput yang lebih
Akasia dan Palm. hijau.
 Pengaruh manusia :
agrikultur dan
overstocking.
Padang Rumput Temperata
(Praire)
 Suhu di musim dingin  Rumput tumbuh
-10oC dan musim sangat subur karena
panas mencapai 30oC. nutrien yang kaya dari
 Curah hujan tahunan tanah.
25-100 cm/tahun.  Hewan  kerbau,
 Api yang diinisiasi kijang, kuda liar dan
petir sering membatasi kanguru.
perkembangan pohon.
 Tumbuhan 
kebakaran akan
mencegah
pembentukan semak,
berkayu dan pohon.
Hot Desert (Gurun Kering)
 Suhu di bawah titik  Biasanya spesies tidak
beku di malam hari, mentolerir suhu beku,
dan 50oC pada siang dan tumbuhan annual
hari. menghindari
 Curah hujan kurang kekeringan dengan
dari 30 cm/tahun. tumbuh hanya saat
 Tumbuhan  ada 3 musim hujan.
bentuk tumbuhan  Hewan  kadal dan
disesuaikan dengan ular adalah predator
kelembaban gurun : penting, banyak
annual, sukulen, dan insekta mempunyai
semak gurun. eksoskeleton kitin yang
keras.
Cold Desert (Gurun Dingin)
 Pada musim  Hewan  semut,
kemarau, suhu dapat burung, dan hewan
menjadi tinggi sekitar pengerat.
21-26oC. Pada musim  Tumbuhan 
dingin mencapai -2oC Banyak tumbuhan
sampai 4oC. bertubuh kecil 15-
 Curah hujan 25 120 cm. Tumbuhan
cm/tahun, seringb sukulen tidak ada.
dalam bentuk salju.  Banyak tumbuhan
desidus (gugur) dab
berduri.
TUNDRA
 Sangat dingin dan  Terdapat
kering untuk “permafrost”.
pertumbuhan  Tumbuhan  lumut
tumbuhan. kerak, semak, rumput
 Presipitasi 25 yang tumbuh sesekali.
cm/tahun.  Hewan  Burung
 Suhu musim panas 3- (shorebird), lembu,
12 oC dan musim karibou, rusa, kelinci,
dingin -32 oC,. predator (seperti
rubah, burung hantu
salju, dan beruang
kutub).
BIOMA AKUATIK
Stratifikasi Vertikal Bioma
Akuatik
Bioma Laut
Bioma Air Tawar (Danau)
Pengelompokan Danau
Suhu di Danau dan Lautan
Perubahan musiman suhu
pada Danau Temperata
Bioma Terumbu Karang
Hydrothermal
Vents
Teknik Demografi dan Pola
Populasi
Ada dua karakteristik penting dalam populasi manapun :
1. Kepadatan (density) populasi
2. Jarak antar-individu (Penyebaran/dispersion) → pola jarak antara
individu di dalam batas geografis populasi.
Untuk mengkuantifikasi kepadatan populasi dari suatu organisme maka
digunakan suatu teknik yang disebut Teknik Demografi.
Contoh teknik demografi :
1. Quadran dan Line transect
2. Mist Net
3. Pitfall Trap
4. Life Trap
5. Mark Recapture Technique (MRT)
POLA PENYEBARAN
POPULASI
Patch-patch dalam Mempengaruhi
Pola penyebaran
lingkungan

Clumped Uniform
Random

Stilling et al., 2012


Kurva Kelulushidupan
• 1.Apa yang dimaksud
dengan kurva
ketahanan hidup
(survivorship curve)?
• 2. Ada berapa tipe
kurva ketahanan
hidup?
Sifat Sejarah Kehidupan
Sumber daya langka akan menentukan barter
antara investasi dalam reproduksi dan dalam
ketahanan hidup. Hal ini menghasilkan dua jenis
adaptasi sejarah kehidupan :
a. Semelparitas → menginvestasikan energinya
untuk upaya reproduksi tunggal yang besar dan
kemudian mati.
b. Iteroparitas → menghasilkan lebih sedikit
keturunan selama rentang waktu pada banyak
musim.
MODEL PERTUMBUHAN POPULASI
1. Model Eksponensial
 Dalam lingkungan ideal dan tidak terbatas, tidak ada batasan pada
kemampuan organisme untuk memgambil energi, tumbuh,
bereproduksi, kecuali keterbatasan fisiologis.
 Populasi akan meningkat jika terjadi kelhiran (natalitas) dan imigrasi,
sedangkan akan menurun jiak terjadi kematian (mortalitas) dan
emigrasi.
 Potensi biotik merupakan kemampuan populasi tumbuh membentuk
kurva eksponensial. Potensi biotik menunjukkan laju pertumbuhan
teoritis yang tidak sesuai kenyataan di alam. Hal ini dikarenakan, tidak
ada populasi manapun yang dapat tumbuh secara eksponensial.
Pertumbuhan eksponensial mengasumsikan sumber daya yang tidak
terbatas.
 Perumbuhan populasi Nol (ZPG), yaitu terjadi ketika angka kelahiran
dan angka kematian per kapita adalah sama
Kurva “J” untuk Pertumbuhan
Eksponensial
ΔN/Δt = B-D
ΔN  perubahan ukuran populasi
Δt M interval waktu
B  jumlah absolut kelahiran
dalam populasi selama
interval waktu itu (B = b.N)
D  jumlah absolut kematian
(D= d.N)
D  angka kematian per kapita
B  angka kelahiran per kapita
N  ukuran populasi
• Next → Model Eksponensial :
 Laju pertumbuhan populasi yang maksimum, disebut
juga laju peningkatan instrinsik (rmax). Peningkatan
populasi pada rmax disebut pertumbuhan populasi
eksponensial, dan dijelaskan dengan persamaan :\
• ΔN/Δt = B-D = r. N
• dN/dt = r.N
• dN/dt = rmax . N
2. Model Logistik
- Daya tampung (carrying capasity), yaitu ukuran
populasi maksimum yang dapat ditampung oleh
suatu lingkungan tertentu tanpa ada
pertumbuhan/penurunan populasi selama
periode tertentu. (simbol “K”).
- Keterbatasan energi mungkin merupakan
penentu yang paling umum dari faktor K.
Next → Model Logistik
 Model logistik pertumbuhan populasi menghasilkan
suatu kurva pertumbuhan sigmoid (berbentuk S),
ketika N diplot.
 Individu-individu baru ditambahkan paling cepat pada
populasoi dengan jumlah intermediet, juga disertai
dengan banyak sekali ruang dan sumber daya lain
yang tersedia dalam lingkungan tersebut.
 Karena laju pertumbuhan populasi berubah seiring
dengan kepadatan organisme yang ada saat ini dalam
populasi tersebut, model logistik dikatakan menjadi
bergantung pada kepadatan.
FAKTOR-FAKTOR PEMBATAS
POPULASI
 Dalam pertumbuhan populasi terbatas, suatu faktor yang
bergantung pada kepadatan ( density dependent factor)
adalah faktor yang memperkuat peningkatan ukuran
populasi. Secara umum, faktor yang bergantung pada
kepadatan yang membatasi suatu populasi dapat dikatakan
menentukan daya tampung, atau K, lingkungan.
 Faktor yang tidak bergantung pada kepadatan ( density
independent factor) tidak berhubungan dengan ukuran
populasi, fakto-faktor tersebut mempengaruhi presentase
individu yang sama tanpa memperhitungkan kepadatan
populasi. Faktor ini berhubungan dengan cuaca dan iklim.
Strategi hidup-r Strategi hidup-K
Eksponensial vs. Logistik
EKOLOGI KOMUNITAS
1. Interaksi Spesies
2. Gangguan dan Suksesi
1. Interaksi Spesies
A. KOMPETISI DAN KONSISTENSI
Beberapa tipe kompetisi yang ditemukan di alam :
1. Kompetisi intraspesifik, yaitu kompetisi yang terjadi diantara
individu dalam spesies yang sama.
2. Kompetisi interspesifik, yaitu kompetisi yang terjadi diantara
individu yang berbeda spesies.
3. Kompetisi Ekploitasi, yaitu organisme bersaing secara tidak langsung
melalui konsumsi sumberdaya yang terbatas, dengan masing-masing
memperoleh sebanyak yang ia dapatkan. Kompetisi ini terjadi karena
penggunaan sumberdaya yang sama.
4. Kompetisi interferensi, yaitu individu berinteraksi satu sama lain
dengan kekuatan fisik atau intimidasi. Seringkali hal ini didefinikan
sebagai perilaku agresif yang terkait dengan teritori.
Next → Kompetisi
Eksklusif Kompetitif
 A.J Lotka dan V. Voltera memodifikasi model logistik
pertumbuhan populasi untuk memasukkan pengaruh kompetisi
antar-spesies. Mereka memperkirakan bahwa dua spesies
dengan kebutuhan yang sama tidak dapat hidup berdampingan
dalam komunitas yang sama: satu spesies akan lebih efisien
dalam memanen sumberdaya dan bereproduksi, yang akan
mendorong spesies lain ke arah kepunahan lokal.
 Pada percobaan yang dilakukan G.F Gause tentang pengaruh
kompetisi antarspesies diantara populasi dua protozoa yang
berkerabat dekat, yaitu Paramaecium aurelia dan P. caudatum,
ketika kedua spesies tersebut ditumbuhkan dalam biakan
terpisah, dengan kondisi konstan dan dengan penambahan
jumlah bakteri yang konstan, masing-masing populasi
Paramaecium itu tumbuh sampai kemudian mendatar pada
suatu titik. (LIHAT GAMBAR DI CAMPBELL)
Contoh lain Kompetisi

RELUNG EKOLOGI
 Relung ekologi (ecological niche) adalah jumlah total semua
penggunaan sumber daya biotik dan abiotik oleh organisme dalam
habitatnya. Jika habitat suatu organisme adalah alamatnya, maka relung
adalah pekerjaannya (Eugene Odum). Dengan kata lain, relung adalah
peranan ekologis dari suatu organisme.
 Contoh : Relung populasi kadal adalah kisaran suhu toleransinya, ukuran
pohon ia bertengger, ukuran dan jenis serangga yang dimakan, serta
aktivitas hariannya.
 Relung fundamental ( Fundamental niche), mengacu pada kumpulan
sumberdaya yang secara teoritis mampu digunakan oleh suatu populasi
yang terlibat dalam jaring-jaring interaksi dengan populasi spesies lain,
dan pembatas biologis seperti kompetisi, predasi atau ketidakhadiran
beberapa sumber daya, dapat memaksa populasi tersbut hanya
menggunakan relung fundamentalnya.
 Sumber daya yang sesungguhnya digunakan oleh suatu populasi secara
kolektif disebut relung realisasi (Realized niche).
Catatan :
• Kompetisi lebih
sering terjadi dalam
“Guild” (Serikat), yaitu
kelompok spesies yang
memakan sumberdaya
yang sama dan dengan
cara yang sama.

Sumber : Stilling, 2012


B. Fasilitasi (Fasilititation)
1. Mutualisme
Mutualisme mengisyaratkan evolusi adaptasi pada kedua spesies yang
terlibat, karena perubahan dalam salah satu spesies kemungkinan
besar mempengaruhi daya tahan dan reproduksi spesies lain.
Jenis-jenis Mutualisme :
- Mutualisme obligat → dimana tidak ada spesies yang dapat hidup
tanpa spesies yang lain. Contoh : Lichen, merupakan campuran yang
tidak terpisah dari jamur dan alga
- Mutualisme fakultatif → dimana interaksi yang menguntungkan tidak
penting untuk kelangsungan hidup dan reproduksi kedua spesies.
Contoh : Kerbau dengan burung jalak.
- Mutualisme dispersif, termasuk tumbuhan dan polinator yang
menyebarkan serbuk sari mereka, dan tumbuhan pemakan buah yang
menyebarkan benih.
Next → Mutualisme :
• Mutualisme defensif, sering melibatkan hewan
yang mempertahankan tumbuhan atau herbivora.
• Mutualisme berbasis sumber daya → melibatkan
peningkatan akuisisi sumberdaya untuk kedua
spesies.
Meskipun banyak bunga yang diserbuki oleh
beragam hewan, sementara yang lain hanya
diserbuki oleh polinatir tertentu. Namun pada
gilirannya, ketika beberapa polinatir mengunjungi
berbagai bunga, yang lain mengunjungi bunga dari
satu tanaman tertentu. Spesialisasi ini dihasilkan
dari koevolusi, yang disebut Pollination Syndrome.
2. Komensalisme
Komensalisme sesungguhnya hanya
menguntungkan salah satu dari spesies yang
terlibat, sementara spesies lain netral.
Hubungan +/0
Keuntungan komensalisme = mutualisme →
peningkatan akses ke makanan,
perlindungan dari musuh, dan peningkatan
kemampuan menyebar.
Next → Komensalisme :
Ahli ekologi telah mengadopsi 4 istilah tambahan untuk
mendeskripsikan jenis komensalisme :
Inquilisme → terjadi ketika satu speis menggunakan spesies
kedua untuk tinggal. Contoh : tumbuhan epifit.
Phoresy → terjadi ketika organisme menggunakan organisme
kedua untuk transportasi. Contoh : tungau bunga yang hidup
diantara bunga dalam nostril dari Kolibri → untuk sementara
sebelum ia mati.
Metabiosis → suatu organisme menggunkan sesuatu yang
dihasilkan oleh organisme pertama, biasanya setelah
organisme mati. Contoh : Kelomang menggunakan kerang
siput untuk perlindungan.
Palatable plant → dapat memperoleh perlindungan terhadap
herbivor melalui asosiasi dengan tumbuhan Unpalatable.
Fenomena ini disebut “Associational Resistance”.
C. Predasi
Adapasi hewan terhadap predator :
1. Pewarnaan aposematik → yaitu mekanisme pertahanan hewan
dengan pertahanan kimiawi yang efektif dan seringkali berwana
sangat cerah, sebagai peringatan bagi pemangsa. Contoh :
Gurita bercincin biru yang sangat beracun, dimana cincin birunya
berwarna warni mengembang dan berkontraksi sebagai signal
peringatan bagi musuh.
2. Pewarnaa Cryptic → merupakan aspek kamuflase, pembauran
dari suatu organisme dengan latar belakang habitatnya.
Pewarnaan ini bertujuan untuk menghindari deteksi oleh
predator.
3. Mimikri Batesian, suatu spesies yang dapat dimakan atau yang
tidak berbahaya meniru model yang tidak dapat dimakan atau
berbahaya. Contoh : Larva Hawkmoth akan menggembungkan
kepala dan toraksnya ketika diganggu, seperti seekor ular
berbisa.
Next → Predasi :
4. Mimikri Mullerian → dua atau lebih spesies yang berwarna
aposematik yang tidak dapat dimakan saling meniru satu sama
lain.
5. Predator satiation (Mengenyangkan predator) → dimana individu
dalam spesies memuaskan predator dan dengan demikian
memungkinkan beberapa keturunan untuk bertahan hidup.
6. Mimikri Agresif → dimana predator meniru model yang tidak
berbahaya, yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan
mangsa. Contoh : “Crab spider” kadang-kadang meniru warna
bunga dan duduk ditengah bunga, menunggu untuk mengkap
polinator yang lewat, yaitu lebah.
Herbivory
Merupakan mekanisme pertahanan tumbuhan terhadap
predator.
Misalnya :
1. Pertahanan mekanis → duri, silika, rambut-rambut
lengket.
2. Pertahanan kimiawi → metabolit sekunder
3. Mutualisme dengan agen defensiv → Akasia dengan
semut.
4. Peniruan semiokimia → Ekdisodteroid memimik
hormon molting serangga.
SUKSESI DAN
STABILISASI
Komunitas Stabil (Stable
Community)
Stabilitas  kecenderungan Setimbang  kondisi yang
komunitas untuk relatif konstan dalam
mempertahankan suatu menanggapi gangguan
kesetimbangan (disturbance)

KONSEP :
RESISTANCE DAN
RESILIENCE
Gangguan (Disturbance)
Jenis/ Tipe Gangguan :
1. Gangguan primer  Letusan gunung
berapi, tanah longsor, bajir,
pe,bentukan bukit, drainase danau,
tsunami.
2. Gangguan sekunder  Api, badai,
pemukiman
Suksesi
Berdasarkan kondisi kelembaban :
1. Xerarch
2. Hydrarch
Berdasarkan ada/tidak adanya vegetasi :
1. Suksesi primer
2. Suksesi sekunder
Tahapan Suksesi :
1. Initial Condition
2. Disturbance
3. Colonization
4. Recovery
5. Competition
6. Succession
7. Climax
Kecepatan Suksesi
1. Luas komunitas asal yang rusak karena
gangguan
2. Jenis tumbuhan yang terdapat pada
daerah yang terganggu
3. Kehadiran pemencar biji
4. Iklim
5. Jenis substrat baru yang terbentuk
6. Sifat-sifat tumbuhan yang ada disekitar
tempat terjadinya suksesi
FOOD WEBS AND
ENERGY FLOW
FOOD CHAINS
FOOD WEBS
ECOLOGICAL PYRAMIDS
KEYSTONES SPECIES
BIOMASS
PRODUCTION
Produktivitas Primer (GPP
dan NPP)
Produktivitas Sekunder
Efisiensi Relatif Produktivitas
Primer
Produktivitas Primer Berkorelasi
Positif dengan Laju EVapotranspirasi
Produktivitas Primer vs.
Limiting Factor
SIKLUS
BIOGEOKIMIA
SIKLUS FOSFOR
SIKLUS KARBON
SIKLUS NITROGEN
SIKLUS SULFUR
SIKLUS AIR

Anda mungkin juga menyukai