Anda di halaman 1dari 21

PERBAIKAN LAPORAN KELOMPOK 3

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Tentang

MENGATASI KEJANG DEMAM PADA ANAK

DI SUSUN OLEH:
Kelompok 3 / IIA

Dosen Pembimbing:

MERIA KONTESA, M.Kep

PROGRAM STUDI

S1 KEPERAWATAN

STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG

2016/2017

PENYUSUN
1. LARASATY WIDYANINGRUM
2. OKTA PRIMA YENI
3. DITA MELIA ANANDA S
4. ELWISA DIANTI
5. ULFI RADHIAH
6. FONI APRILIANA YUDHA
7. MONA RIZA RUSANDI
8. RESTI OKTAVIA
9. MAULANA HUDZAIFAH LUZA

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


MENGATASI KEJANG DEMAM PADA ANAK
Pokok Bahasan : Mengatasi Kejang Demam Pada Anak
Hari / Tanggal : Selasa / 10 Januari 2017
Sasaran : Ibu-ibu RT 01 Kecamatan Nanggalo,
Padang
Waktu : 09.30 – 10.00
Tempat : Puskesmas Nanggalo Padang

A. Latar Belakang
Anak merupakan hal yang penting artinya bagi keluarga,
selain sebagai penerus keturunan, anak pada akhirnya sebagai
generasi penerus bangsa. Oleh karena itu tidak satupun orang
tua yang menginginkan anaknya jatuh sakit, lebih – lebih bila
anaknya mengalami kejang demam.

Insiden kejang demam ini dialami oleh 2% - 4% pada anak


usia antara 6 bulan hingga 5 Tahun (ME. Sumijati 2000 :72-73)
dengan durasi kejang selama beberapa menit. Namun begitu,
walaupun terjadi hanya beberapa menit, bagi orang tua rasanya
sangat mencemaskan, menakutkan dan terasa berlangsung
sangat lama, jauh lebih lama dibanding yang sebenarnya.

Hasil penelitian dari 166 kasus kejang demam yang dirawat


di bagian ilmu kesehatan anak RSUP M. Djamil padang selama
tahun 1995-1996, hnya 126 yang memenuhi syarat untuk
dijadikan data penelitian.
Dilihat dari insidensi kejang demam dibgian IKA RSUP Dr.M
Djamil,maka kejang demam adalah kasus rawat neurologis yang
paling sering ditemukan dibandingkan kasus rawat neurologis
lainnya. Angka kejadian kejang demem 79,0% pada tahun 1995
dan 46,7% pada tahun 1996. Jumlah keseluruhan kasus yaitu
68,48% dari kasus rawat neurologis.
Kejang demam merupakan kedaruratan medis yang
memerlukan pertolongan segera. Diagnosa secara dini serta
pengelolaan yang tepat sangat diperlukan untuk menghindari
cacat yang lebih parah, yang diakibatkan bangkitan kejang yang
sering. Untuk itu tenaga perawat/paramedis dituntut untuk
berperan aktif dalam mengatasi keadaan tersebut serta mampu
memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga dan
penderita, yang meliputi aspek promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan serta
memandang klien sebagai satu kesatuan yang utuh secara bio-
psiko-sosial-spiritual.
Berdasarkan latar belakang di atas maka kami Mahasiswa STIKes
MERCUBAKTIJAYA PADANG ingin memberikan penyuluhan kepada Ibu-ibu
di RT 01 Kecamatan Nanggalo, Padang agar Ibu-ibu mengetahui apa
itu penyakit Kejang Demam dan cara mengatasi Kejang Demam
tersebut.

Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
a. Tujuan pembuatan SAP ini supaya warga Kecamatan
Nanggalo Padang mampu Mengatasi Kejang Demam
Pada Anak

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


a. Mampu menjelaskan pengertian kejang demam
b. Mampu menjelaskan penyebab terjadinya kejang
demam
c. Mampu menjelaskan tanda dan gejala dari kejang
demam
d. Mampu menjelaskan cara pencegahan terhadap
kejang demam
e. Mampu menjelaskan cara mengatasi kejang demam
dengan cara obat tradisional

3. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Menerapkan pendidikan dan teori sebagai wahana
dalam menambah pengetahuan dan wawasan
mahasiswa tentang penyakit kejang demam.
b. Bagi institusi
Penyuluhan ini dapat dijadikan sebagai sebagai
bahan informasi dan masukan serta sumbangan
pemikiran bagi calon tenaga kesehatan di STIKes
MERCUBAKTIJAYA PADANG, dalam memberikan
perawatan dan pendidikan kesehatan pada klien
dengan kejang demam.

c. Bagi Audiens
Penyuluhan ini dapat menjadi informasi untuk
menambah pengetahuan audiens dengan
mengetahui cara mengatasi kejang demam.

B. Pelaksanaan kegiatan
1. Topik
Mengatasi kejang demam pada anak
2. Sub Pokok Bahasan
a. Pengertian kejang demam
b. Penyebab kejang demam
c. Klasifikasi kejang demam
d. Gejala kejang demam
e. Kompliksi kejang demam
f. Upaya penanganan kejang demam dengan obat
tradisional
3. Sasaran dan target
Warga yang mengikuti penyuluhan di puskesmas
nanggalo padang dan keluarganya.

4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab

5. Media dan alat


a. Alat
1) LCD
2) Leaflet
3) Laptop

6. Waktu dan tempat


Hari / Tanggal : Selasa / 10 Januari 2017
Jam : 09.30 – 10.00 Wib
Waktu Pertemuan : 30 Menit
Tempat : Puskesmas Nanggalo Padang

C. Materi (terlampir)

D. Pengorganisasian

Moderator : Larasaty Widyaningrum


Presenter : Okta Prima Y
Fasilitator : - Elwisa Dianti
- Mona Riza R
- Dita Melia Ananda
- Resti Oktavia
Obsevator :Ulfi Radhiah
Notulen :Foni Apriliana Y
10. Penanggungjawab : Maulana Hudzaifah Luza

E. Uraian Tugas
1. Tugas Moderator
a. Memperkenalkan diri, anggota kelompok, dan
pembimbing.
b. Mengkoordinasikan semua kegiatan.
c. Membuka dan menutup kegiatan.
d. Menjelaskan topik, kontrak waktu dan tujuan
kegiatan.
e. Mengarahkan jalannya kegiataan.
f. Memberi kesempatan audience untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat.
g. Menyimpulkan kegiatan

2. Tugas Presenter
a. Menyusun rencana kegiatan SAP.
b. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan.
c. Menjelaskan dan mendemostrasikan kegiatan yang
dilakukan kepada audience.
d. Memotivasi anggota mengemukakan pendapat dan
memberikan umpan balik.

3. Tugas Fasilitator
a. Memotivasi audience agar berperan aktif selama
kegiatan.
b. Memfasilitasi dalam kegiatan.
c. Membuat dan menjalankan absensi kegiatan.
4. Tugas Observasi
a. Mengamati jalannya kegiatan.
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama
kegiatan berlangsung.
c. Membuat laporan hasil kegiatan yang telah
dilakukan.

5. Tugas notulen
a. Mencatat pertanyaan dari audience.
b. Menyimpulkan semua hasil diskusi.

F. Pengaturan Tempat

Keterangan:
: Media
: Observer

: Notulen

: Moderator

: Presenter

: Audiens

: Fasilitator
G. Kegiatan Penyuluhan
Tahap
Kegiatan
Kegiatan Kegiatan Penyuluhan
Audiens
dan Waktu
Pendahulua  Mengucapkan salam  Menjawab
n  Memperkenalkan diri, salam
( 5 menit ) anggota kelompok dan  Mendengarkan
pembimbing dan
 Menjelaskan topik memperhatikan
penyuluhan  Mendengarkan
 Membuat kontrak
waktu dan bahasa  Menyetujui
 Menjelaskan tujuan kontrak waktu
kegiatan  Mendengarkan
dan
memperhatikan

Pelaksanaan  Menggali  Mengemukaka


( 20 menit ) pengetahuan audiens n pendapat
tentang pengertian
Kejang Demam.
 Memberi  Mendengarkan
reinforcemen positif dan
pada audiens atas memperhatikan
pendapat audiens  Mendengarkan
 Menjelaskan materi dan
tentang memperhatikan
Pengertian Kejang
Demam.  Mengemukaka
 Menggali n pendapat
pengetahuan audiens
tentang penyebab  Mendengarkan
Kejang Demam. dan
 Memberi memperhatikan
reinforcemen positif  Mendengarkan
pada audiens atas dan
pendapat audiens memperhatikan
 Menjelaskan materi
penyuluhan tentang :  Mengemukaka
Klasifikasi dan tanda n pendapat
dan gejala Kejang
Demam.
 Menggali  Mendengarkan
pengetahuan audiens dan
tentang komplikasi memperhatikan
Kejang Demam.  Mendengarkan
 Memberi dan
reinforcemen positif memperhatikan
pada audiens atas  Mengemukaka
pendapat audiens n pendapat
 Menjelaskan materi
komplikasi kejang
demam  Mendengarkan
dan
 Menggali memperhatikan
pengetahuan audiens
tentang upaya  Mendengarkan
penanganan Kejang dan
Demam memperhatikan
 Memberi
reinforcemen positif
pada audiens atas
pendapat audiens

 Menjelaskan
pengobatan kejang
demam dengan Obat
Tradisional

Penutup  Memberikan  Memberikan


( 5 menit ) kesempatan pada pertanyaan
audien untuk bertanya
 Memberi  Mendengarkan
reinforcement pada dan
audiens atas memperhatikan
pertanyaan audiens  Mengemukaka
 Memberikan n pendapat
kesempatan audiens
lain untuk memberi  Mendengarkan
pendapat dan
 Melengkapi atau memperhatikan
memberikan  Mendengarkan
penjelasan atas dan
pertanyaan audiens memperhatikan
 Mengevaluasi dan serta ikut
menyimpulkan materi menyimpulkan
penyuluhan yang telah
disampaikan  Menjawab
salam

 Salam penutup

H. Evaluasi/ Laporan Hasil

1. Evaluasi Struktur
a. Struktur pengorganisasian sesuai dengan yang
direncanakan.
b. Setting tempat kurang sesuai dengan yang
direncanakan.
c. Tempat dan media sesuai dengan yang
direncanakan.

2. Evaluasi Proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan
perencanaan.
b. Waktu sesuai dengan yang direncanakan.
c. Selama proses berlangsung diharapkan audience
dapat mengikuti seluruh kegiatan penyuluhan/tidak
ada yang meninggalkan ruangan.
d. Selama kegiatan berlangsung diharapkan audience
berperan aktif.
3. Evaluasi Hasil
a. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu
menyebutkan pengertian dari Kejang Demam
b. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu
menyebutkan penyebab terjadinya Kejang Demam
c. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu
menyebutkan gejala dan faktor resiko dari Kejang
Demam
d. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu
menyebutkan cara pengobatan/ cara mengatasi
Kejang Demam
LAMPIRAN MATERI

A. PENGERTIAN KEJANG DEMAM


Kejang demam atau febrile convusion ialah bangkitan kejang
yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38’c)
yang disebabkan oleh proses ekstrakranium.(Ngastiyah, 1997:
229)

Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling


sering dijumpai pada anak, terutama pada golongan anak pada
umur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir 3% dari yang berumur
dibawah 5 tahun pernah menderita kejang demam. Pada
percobaan binatang, suhu yang tinggi dapat menyebabkan
terjadinya bangkitan kejang.

Kejang demam menurut Putri & Baidul (2009) adalah kejang


yang terjadi pada saat bayi atau anak mengalami demam tanpa
infeksi sistem saraf pusat. Tidak ada nilai ambang batas suhu
yang dapat menimbulkan terjadinya kejang demam. Selama
anak mengalami kejang demam, ia dapat kehilangan kesadaran
disertai gerakan lengan dan kaki atau justru disertai dengan
kekakuan tubuhnya.

Jadi kejang demam merupakan akibat dari pembebasan istrik


yang tidak terkontrol dari sel saraf korteks serebral yang ditandai
dengan serangan tiba-tiba, terjadi gangguan kesadaran ringan,
aktifitas motorik atau gangguan fenomena sensori. (Doenges,
2000).

B. PENYEBAB KEJANG DEMAM


Penyebab dari Kejang Demam dibagi menjadi 6 kelompok,
yaitu :
a) Obat – obatan
Racun, alkhohol, obat yang diminum terlalu berlebihan.
b) Ketidakseimbangan kimiawi
Hiperkalemia, hipoglikemia dan asidosis.
c) Demam
Paling sering terjadi pada anak balita.
d) Patologis otak
Akibat dari cidera kepala, trauma, infeksi, peningkatan
TIK.
e) Eklampsia
Hipertensi prenatal, toksemia gravidarum.
f) Idiopatik
Penyebab tidak diketahui.

C. KLASIFIKASI KEJANG DEMAM


1. Kejang Parsial
a. Kejang Persial Sederhana
Kesadaran tidak terganggu, dapat mencakup satu atau
lebih hal berikut ini :
- Tanda-tanda motorik kedutaan pada wajah, tangan
atau salah satu sisi tubuh umumnya gerakan setiap
kejang sama.
- Tanda atau gejala otomik, muntah, berkeringat,
muka merah, dilatasi pupil.
- Somotosenoris atau sensori khusus, mendengar
musik, merasa seakan jatuh dari udara.
- Gejala psikis, rasa takut
b. Kejang Parsial Kompleks
- Terdapat gangguan kesadaran, walaupun pada
awalnya sebagai kejang parsial kompleks.
- Dapat mencakup otomatisme atau gerakan
otomatik, mengecap-ngecap bibir, mengunyah,
gerakan mencongkel yang berulang-ulang pada
tangan dan gerakan tangan lainnya.
- Tatapan terpaku.
( Natsiyah : 2004 )
2. Kejang Umum.
a. Kejang Tonik
Kejang ini biasanya terdapat pada bayi baru lahir
dengan berat badan rendah dengan masa kehamilan
kurang dari 34 minggu dan bayi dengan komplikasi
prenatal berat. Bentuk klinis kejang ini yaitu berupa
pergerakan tonik satu ekstremitas atau pergerakan
tonik umum dengan ekstensi lengan dan tungkai yang
menyerupai deserebrasi atau ekstensi tungkai dan
fleksi lengan bawah dengan bentuk dekortikasi.
Bentuk kejang tonik yang menyerupai deserebrasi
harus di bedakan dengan sikap epistotonus yang
disebabkan oleh rangsang meningkat karena infeksi
selaput otak atau kernikteru.
b. Kejang Klonik
Kejang Klonik dapat berbentuk fokal, unilateral,
bilateral dengan pemulaan fokal dan multifokal yang
berpindah-pindah. Bentuk klinis kejang klonik fokal
berlangsung 1 – 3 detik, terlokalisasi dengan baik,
tidak disertai gangguan kesadaran dan biasanya tidak
diikuti oleh fase tonik. Bentuk kejang ini dapat
disebabkan oleh kontusio cerebri akibat trauma fokal
pada bayi besar dan cukup bulan atau oleh
ensepalopati metabolik.
c. Kejang Mioklonik
Gambaran klinis yang terlihat adalah gerakan ekstensi
dan fleksi lengan atau keempat anggota gerak yang
berulang dan terjadinya cepat. Kejang ini merupakan
pertanda kerusakan susunan saraf pusat yang luas
dan hebat. Gambaran EEG pada kejang mioklonik pada
bayi tidak spesifik.

D. MANIFESTASI KLINIS/ TANDA GEALA KEJANG DEMAM


Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama
sewaktu demam, berlangsung singkat dengan sifat bangkitan
dapat berbentuk tonik-klonik, klonik, fokal, atau akinetik.
Umumnya kejang berhenti sendiri. Setelah kejang berhenti, anak
tidak memberi reaksi apapun sejenak, tetapi setelah beberapa
detik atau menit anak terbangun dan sadar kembali tanpa defisit
neurologis. Kejang dapat diikuti oleh hemiparesis sementara
(Hemiparesis Todd) yang berlangsung beberapa jam sampai
beberapa hari. Kejang unilateral yang lama diikuti oleh
hemiparesis yang menetap. Bangkitan kejang yang berlangsung
lama sering terjadi pada kejang demam yang pertama.

Durasi kejang bervariasi, dapat berlangsung beberapa menit


sampai lebih dari 30 menit, tergantung pada jenis kejang demam
tersebut. Sedangkan frekuensinya dapat kurang dari 4 kali dalam
1 tahun sampai lebih dari 2 kali sehari. Pada kejang demam
kompleks, frekuensi dapat sampai lebih dari 4 kali sehari dan
kejangnya berlangsung lebih dari 30 menit.

Gejalanya berupa:

– Demam (terutama demam tinggi atau kenaikan suhu


tubuh yang tejradi secara tiba-tiba)
– Pingsan yang berlangsung selama 30 detik-5 menit
(hampir selalu terjadi pada anak-anak yang mengalami kejang
demam)

– Postur tonik (kontraksi dan kekakuan otot menyeluruh


yang biasanya berlangsung selama 10-20 detik)

– Gerakan klonik (kontraksi dan relaksasi otot yang kuat


dan berirama, biasanya berlangsung selama 1-2 menit)

– Lidah atau pipinya tergigit

– Gigi atau rahangnya terkatup rapat

– Inkontinensia (mengompol)

– Gangguan pernafasan

– Apneu (henti nafas)

– Kulitnya kebiruan

Setelah mengalami kejang, biasanya:

– Akan kembali sadar dalam waktu beberapa menit atau


tertidur selama 1 jam atau lebih

– Terjadi amnesia (tidak ingat apa yang telah terjadi)-sakit


kepala

– Mengantuk

– Linglung (sementara dan sifatnya ringan

E. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada anak dengan Demam
Kejang, yaitu :
1. Kejang berulang
2. Epilepsi

3. Hemiparese

4. Gangguan mental dan belajar

F. UPAYA PENANGANAN KEJANG DEMAM ANAK


1. Pada saat anak demam, ukur dengan termometer, bila
suhu tubuh anak diatas 37,5 C , segera beri obat
penurun panas yang mengandung parasetamol.

2. Kompres dengan lap hangat ( jangan air dingin atau


alkohol ).

3. Pindahkan benda – benda keras atau tajam yang berada


dekat anak untuk mencegah cedera bila anak sedang
kejang.

4. Bila kejang disertai muntah, miringkan tubuh anak untuk


menghindari tertelannya cairan muntahnya sendiri yang
bisa mengganggu pernafasan.

5. Bila kejang terjadi, dapat diberikan obat diazepam rectal


yang dimasukkan ke dubur.

6. Jangan memberi minuman ataupun makanan segera


setelah berhenti kejang, tunggu beberapa saat setelah
anak benar – benar sadar untuk menghindari anak
tersedak.

7. Segera bawa anak ke dokter atau klinik untuk mendapat


pertolongan lebih lanjut. Jangan terpaku hanya pada
lamanya kejang dan usahakan untuk mencari dokter
atau klinik yang terdekat dengan rumah untuk
menghindari resiko yang lebih berbahaya akibat
terlambat mendapat pertolongan pertama.
Pertolongan pertama pada kejang demam

Sikap saat menghadapi anak yang terserang


kejangdemamialah :

- Tidak panik
- Lindungi anak dari kemungkinan kecelakaan dengan
meletakkan anakpada dasar yang lembut

- Tempatkan badan dan kepala anak dalam posisi miring

- Jangan menekan/menahan gerakan kejang yang sedang


terjadi

- Jangan memasukkan jari atau alat-alat ke mulut anak

- Jangan memberi obat ke mulut anak

- Jangan membasahi badan anak dengan air dingin

- Catat lamanya kejang, kalau lebih dari 5 menit segera


antar ke Rumah Sakit

- Setelah kejang demam berakhir, perlu konsultasi ke


dokter untuk mencari pemicu damam dankejang serta
mendapat saran dan obat untuk pencegahan
kejang demam di masa yang akan datang.

2. Pencegahan Berulang
a. Mengobati infeksi yang mendasari kejang
b. Penkes tentang :
- Tersedianya obat penurun panas yang didapat atas
resep dokter
- Tersedianya obat pengukur suhu dan catatan
penggunaan termometer, cara pengukuran suhu tubuh
anak, serta keterangan batas-batas suhu normal pada
anak ( 36-37ºC)
- Anak diberi obat anti piretik bila orang tua
mengetahuinya pada saat mulai demam dan jangan
menunggu sampai meningkat
- Memberitahukan pada petugas imunisasi bahwa
anaknya pernah mengalami kejang demam bila anak
akan diimunisasi.
Mencegah Terjadinya Kejang Demam
Karena pemicu kejang demam ialah demam tinggi yang
timbul mendadak, maka bila anak menderia demam ,
usahakan segera menurunkan demam dengan :
- Kompres kepala dan seka badan dengan air
- Jangan memakai baju tebal

- Jangan membalut tubuh dengan selimut tebal

- Beri obat penurun demam misalnya Parasetamol atau


Ibuprofen secara teratur sesuai saran dokter

- Minum atau beri obat dubur pencegah kejang misalnya


diazepam sesuai saran dokter

3. Obat Tradisional Demam Kejang Pada Anak


Bahan :
Daun jeruk manis yang besar 10 lembar
Pohon leng-lengan 5 pohon
Cara meramu :
Rebus kedua bahan dalam 20 gelas air hingga mendidih.
Setelah itu angkat ramuan dan saring. Campurkan air
rebusan dengan air dingin secukupnya.
Aturan pakai :
Dalam keadaan hangat, gunakan air rebusan untuk
diminum atau dipakai untuk memandikan anak.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1989. Perawatan Bayi Dan Anak. Ed 1. Jakarta : Pusat Pendidikan
Tenaga
Kesehatan.
Hidayat, aziz alimun. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta :
Salemba
Lumbantobing, SM. 1989. Penatalaksanaan Muthakhir Kejang Pada Anak.
Jakarta : FKUI
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit, ed 2. Jakarta : EGC
Sachann, M Rossa. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC
Suriadi, dkk. 2001. Askep Pada Anak. Jakarta : PT. Fajar Interpratama
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2000. Buku Kuliah Dua Ilmu
Kesehatan
Anak. Jakarta : Percetakan Info Medika Jakarta

Anda mungkin juga menyukai