NIM : 1700873
Mata Kuliah : Sistem Pengendalian Manajemen
Teori penetapan tujuan atau goal setting theory awalnya dikemukakan oleh Edwin
Locke pada akhir tahun 1960, bahwa penetapan tujuan untuk bekerja ke arah suatu tujuan
merupakan sumber utama dari motivasi kerja. Untuk memahami motivasi kerja dan
mengembangkan teknik untuk meningkatkan motivasi kerja diantara para pekerja. Salah satu
caranya adalah menggunakan teori mengenai goal setting.
Goal setting adalah penetapan apa yang hendak dicapai seseorang (Lock dan Lantham
dalam Woolfolk,1998). Locke dan Latham (dalam Pintrich & Schunk, 1996) mengatakan
bahwa definisi goal adalah sesuatu yang secara sadar diusahakan individu agar tercapai,tetapi
hal tersebut berada diluar individu tersebut.
Seseorang telah menentukan goal untuk dirinya maka ia akan memiliki motivasi dan
berusaha untuk mencapai goal yang telah dibuatnya. Goal tersebut akan mempengaruhi kinerja
mereka dalam bekerja. Goal setting bisa bekerja sebagai motivasi karena goal setting membuat
gap yang jelas antara kinerja saat ini dengan kinerja yang diharapkan.
Manajemen yang berorientasi dengan hal ini dianggap lebih baik karena menekankan
pada pencapaian hasil, juga memfokuskan perhatian dan energi tepat pada apa yang harus
dilakukan. Kesempatan manajemen pada kepada tenaga kerja untuk mengerti bagaimana
seharusnya bekerja, dan hubungan komunikasi antara atasan dan bawahan lebih terjaga karena
adanya interaksi antara yang memberi tugas dengan pelaksana.
1. Penerimaan
Target yang efektif tidak hanya cukup diketahui saja tetapi juga harus dapat
diterima tenaga kerja untuk dilaksanakan.
2. Komitmen
3. Spesifikasi
Target atau tujuan yang spesifik menunjukan kepada karyawan apa yang harus
dilakukan beserta prosedur pencapaian dan hasil yang diharapkan perusahaan.
4. Umpan Balik
5. Partisipasi
6. Tantangan
Tingkat tantangan dalam mencapai target membuat karyawan mau bekerja lebih
keras dan bersungguh-sungguh dari pada tidak ada tantangan sama sekali.
Locke dan Latham (2013) menyatakan bahwa penetapan tujuan memiliki dua atribut
utama, yaitu nilai (content) dan niat (intensity). Nilai atau content tujuan mengacu pada
objek atau hasil yang dicari (misalnya, meningkatkan nilai yang dicapai individu dalam
mengerjakan tugas, meningkatkan profit sebesar 20%, dan meningkatkan kemampuan
berlari pada para atlet). Atribut nilai (content) berfokus pada pengaruh dari tingkat
tujuan spesifik dan tingkat kesulitan pada nilai tugas yang berbeda dalam berbagai
setting.
Niat (intensity) tujuan mengacu pada usaha yang diperlukan untuk menetapkan tujuan,
posisi tujuan dalam tingkatan tujuan individu, dan sejauh mana individu berkomitmen
untuk pencapaian tujuan tersebut. Nilai diri individu menciptakan keinginan untuk
melakukan sesuatu secara konsisten.
IV. Mekanisme Goal Setting pada Kinerja
Locke dan Latham (2002) menjelaskan bahwa tujuan mempengaruhi kinerja melalui
empat mekanisme sebagai berikut:
Arief Setiawan, Nugroho. (2017). Pengaruh Pelatihan Penetapan Tujuan (Goal Setting)
untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Agama Islam Pada Mahasiswa. (12). 39-44.
Locke, E., & Latham, G. (1990). A theory of goal setting and task performance.
Englewood Cliffs. 203-204.
Setyowati, Suci. (2016). Pengaruh Spesific Goal Setting pada Performance. Skripsi :
Program Studi Psikologi. 12-19.
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/6146/BAB%20II%20TINJAU
AN%20PUSTAKA.pdf?sequence=4&isAllowed=y
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/294826bd43dfe0f40197a15bbfb6d403.pd
f
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00117-MN%20Bab2001.pdf