Anda di halaman 1dari 33

BAB I

DEFINISI

1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan
yang karena sifatdan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapatmencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan
atau dapat membahayakan lingkungan hidup,kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta makhluk hidup lainnya;
2. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan,menggunakan dan atau membuang B3;
3. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan
kuantitas B3 danatau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup,
kesehatan manusia, dan makhluk hiduplainnya;
4. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke dalam
suatu wadah danatau kemasan, menutup dan atau menyegelnya;
5. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3;
6. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3;
7. Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat lain
denganmenggunakan sarana angkutan;
8. Kimia toksik adalah bahan kimia beracun, yang bahayanya terhadap kesehatan sangat
bergantung pada jumlah zat tersebut yang masuk ke dalam tubuh.
9. Bahan kimia korosif/iritan adalah bahan kimia yang mampu merusak berbagai
peralatan dari logam dan apabila bahan kimia ini mengenai kulit akan menimbulkan
kerusakan berupa iritasi dan peradangan kulit.
10. Bahan kimia eksplosif adalah bahan kimia mudah meledak.
11. Bahan kimia oksidator adalah bahan kimia yang dapat menghasikan oksigendalam
penguraian atau reaksinya dengan senyawa lain, bersifat reaktif dan eksplosif serta
sering menimbulkan kebakaran.
12. Limbah bahan kimia adalah bahan kimia baik padat, cair, dan gas bekas pakai yang
karena sifatnya tidak dapat digunakan lagi.

Panduan Pengelolaan Bahan B3 1


13. Nilai Ambang Batas (NAB) adalah konsentrasi dari zat, uap atau gas dalam udara
yang dapat dihirup selama 8 jam/hari selama 5 hari/minggu, tanpa menimbulkan
gangguan kesehatan yang berarti.
14. Tempat dan sarana laboratorium adalah tempat yang digunakan untuk melakukan
kegiatan yang menggunakan bahan kimia serta dilengkapi sarana sebagai
kelengkapan laboratorium, misal ruang asam, glove box, fumehood, meja kerja,
exhaust fan, dan sebagainya.

Panduan Pengelolaan Bahan B3 2


BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup panduan ini adalah :


1. Sebagai panduan menyangkut Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
dan Limbahnya bagi pegawai RSU Al-Islam H.M. Mawardi
2. Sebagai tempat pengelolaan bahan b e r b a h a y a d a n b e r a c u n ,peralatan,dan
pekerja yang merupakan unsur dalam melaksanakan kegiatan dengan
menggunakan bahan kimia

2.1 Ruang lingkup pengelolaan bahan berbahaya dan beracun mencakup panduan
tentang :
1 Identifikasi B3
2 Pengadaan B3
3 Penyimpanan B3
4 Penanganan tumpahan B3
5 Penanganan terpapar B3 pada kulit
6 Penanganan terpapar B3 pada mata
7 Pemasangan simbol dan label B3
8 Pembuangan limbah B3
2.2 Ruang lingkup tempat Pelaksanaan Panduan Pengelolaan B3 dan Limbah B3
Ruangan-ruangan antara lain :
1. Instalasi Farmasi
2. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Laboratorium dan Radiologi
5. IPSRS
6. Instalasi Kesehatan Lingkungan
7. Umum dan Rumah Tangga
8. Perlengkapan dan Aset

Panduan Pengelolaan Bahan B3 3


BAB 3
TATA LAKSANA

Panduan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun adalah panduan pengelolaan bahan
berbahaya dan beracun (B3) meliputi :Tatalaksana bahan berbahaya dan beracun
mencakup :Standart operasional prosedur identifikasi B3,pengadaan B3, penyimpanan
B3,pemasangan simbol dan label B3 penggunaan B3, penanganan B3, dan Standart
operasional prosedurpenanganan tumpahan dan terpapar B3, hingga proses pembuangan
limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan pihak ke III yang telah memperoleh
izin dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan sesuai dengan peraturan perundang
– undangan yang berlaku.

Tata laksana kelola B3 adalah sistem manajemen pengelolaan B3 kegiatan meliputi


fungsi - fungsi sbb :

1. Identifikasi B3
2. Pengadaan B3,
3. Penyimpanan dan Penyaluran B3,
4. Penggunaan B3
5. Penanganan tumpahan B3 dan penanggulangan terpapar B3
6. Pemasangan simbol dan label B3
7. Pembuangan limbah B3
8. Pemantauan ,
9. Evaluasi dan pelaporan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (Lihat SPO masing
masing kegiatan)

3. 1. Panduan Identifikasi B3
Tata laksana megidentifikasi atau inventarissasi bahan berbahaya dan beracun
dengan melakukan telusur tiap bahan kimia tersebut apakah termasuk dalam daftar
atau golongan B3 sebagai lampiran Peraturan Pemerintah No.:74 / Tahun 2001 , sbb:

a. mudah meledak (explosive);


b. pengoksidasi (oxidizing);
c. sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);

Panduan Pengelolaan Bahan B3 4


d. sangat mudah menyala (highly flammable);
e. mudah menyala (flammable);
f. amat sangat beracun (extremely toxic);
g. sangat beracun (highly toxic);
h. beracun (moderately toxic);
i. berbahaya (harmful);
j. korosif (corrosive);
k. bersifat iritasi (irritant);
l. berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
m. karsinogenik (carcinogenic);
n. teratogenik (teratogenic);
o. mutagenik (mutagenic).

Bila bahan kimia tidak termasuk atau belum masuk dalam daftar seperti dalam
lampiran PP. No. : 74/ Tahun 2001, tentang Pengelolaan B3, maka cara Identifikasi
dilakukan melalui Uji karakteristik B3 meliputi :
a. mudah meledak;
b. mudah terbakar;
c. bersifat reaktif;
d. beracun;
e. menyebabkan infeksi; dan
f. bersifat korosif.

3.2. Panduan Pengadaan B3

Uraian tentang pengadaan dan barang / jasa sbb :

1. Pengadaan barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang / jasa oleh


Institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai
diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang / jasa, yang
menggunakan anggaran rumah sakit termasuk didalamnya adalah Perbekalan
Farmasi

Panduan Pengelolaan Bahan B3 5


2. Perbekalan farmasi adalah pengadaan sediaan farmasi yang terdiri dari obat,
bahan obat, alat kesehatan, reagensia, radio farmasi dan gas medis dari
penyedia barang
3. Pengadaan Perbekalan Farmasi termasuk Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Pengadaan langsung dilakukan terhadap pengadaan perbekalan farmasi sesuai
dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) Pengadaan Barang / Jasa RSU
Al-Islam H.M.Mawardi

3.3 Panduan Penyimpanan dan Pengemasan B3

3.3.1. Panduan Umum Tempat Penyimpanan

Hal hal umum tempat penyimpanan, persyaratan mengenai lokasi


penyimpanan bahan berbahaya dan beracun

a. Lokasi tempat penyimpanan yang bebas banjir, tidak rawan bencana


dan di luar kawasan lindung serta sesuai dengan rencana tata ruang
b. Jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter;
c. Syarat lokasi pengolahan di luar area penghasil harus:
1) Jarak dengan jalan utama/tol minimum 150 m atau 50 m untuk
jalan lainnya;
2) Jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum
minimum 300 m;
3) Jarak dengan wilayah perairan dan sumur penduduk minimum
300 m; dan
4) Jarak dengan wilayah terlindungi (spt: cagar alam,hutan lindung)
minimum 300 m.
d. Rancangan bangunan disesuaikan dengan jumlah, karakteristik limbah
B3 dan upaya pengendalian pencemaran lingkungan.
e. Persyaratan Fasilitas Pengelolaan B3 menerapkan sistem hal2 sbb :
1) Keamanan Fasilitas
2) Pencegahan Terhadap Kebakaran
3) Pencegahan tumpahan

Panduan Pengelolaan Bahan B3 6


4) Penanggulangan Keadaan Darurat
5) Pengujian peralatan; dan
6) Pelatihan karyawan.

3.3.2.Penyimpanan Umum B3
1) Gudang tempat penyimpanan B3 dibuat agar aman dari pengaruh
alam & lingkungan :
a) Memiliki sirkulasi udara dan ventilasi baik
b) Suhu ruangan terjaga konstan dan aman
c) Aman dari gangguan biologis (tikus, rayap dll)
2) Tata letak dan pengaturan penempatan B3 mempertimbangkan sbb :
a. Pemisahan dan pengelompokan untuk menghindari reaktivitas
b. Penyusunan tidak melebihi batas maksimum (anjuran industri)
agar tidak roboh dan rapi
c. Dibuatkan lorong dan terjaga agar alat angkat dan angkut dapat
lewat
d. Khusus bahan dalam wadah silinder / tabung gas bertekanan
ditempatkan yg aman, idak lembab, dan aman dari sumber panas
(listrik, api terbuka dll)
3) Program “House keeping” secara periodik (Kebersihan, Kerapihan
dan Keselamatan)
4) Sarana K3 disiapkan dan digunakan
5) Selain petugas gudang dilarang masuk, dan harus menggunakan
APD
6) Inpeksi scr periodik, pemeriksaan kondisi lingkungan, bahan,
peralatan dan sistem, segera lapor bila ada kondisi tidak aman kpd
atasan.
7) Penyimpanan B3 dilengkapi dengan Simbo dan /label B3 (Label isi,
safety, resiko bahaya) serta cara pencegahan dan pertolongan
pertama

Panduan Pengelolaan Bahan B3 7


3.3.3. Penyimpanan B3 golongan gas Medis
Memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Pewadahan dan penandaan
Mengikuti pola pewadahan dan penandaan yang berlaku dengan
benar dan akurat sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
2) Kondisi ruangan
a. Bahan konstruksi tahan terhadap api, getaran, tersedia
penangkal petir
b. Pengaturan suhu/panas/ cahaya
 Suhu sejuk dan kering
 Hindari cahaya langsung matahari
 Hindarkan instalasi listrik, sumber panas
 Hindarkan kenaikan suhu
c. Pengaturan udara
 Fentilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik dan
suhu ruangan tetap optimal
3) Tata penyimpanan
a. Wadah disimpan pada posisi tegak
b. Jarak antara wadah dengan dinding ½ dari tinggi wadah
c. Cukup jarak antara 1 dengan lainnya
d. Jumlah wadah dalam tiap ruangan dibatasi
e. Wadah kosong diberi tanda dan dipisahkan dari ada isinya
4) Kesiapan penanggulangan
a. Dilakukan oleh petugas yang ahli dalam penanggulangan
bahaya gas Medik
b. Tersedia alat pemadam kebakaran
c. Tersedia P3K dan antidotum
5) Tersedia alat komunikasi
6) Lokasi
a. Lebih kurang 3x radius yang dapat dijangkau gas tersebut tanpa
tiupan angin kuat

Panduan Pengelolaan Bahan B3 8


b. Jauh dari pemukiman penduduk, jalan raya yang padat
7) Penanganan tehnis pada bongkar muat
Mengikuti pola penanganan tehnis B3 yang berlaku sesuai dengan
jenis dan tingkat bahaya

8) Penanggulangan kasus bahan berbahaya

Bila terjadi tumpah, bocor hingga mencemari lingkungan, korban


langsung dsb maka harus mengikuti pola penanganan yang berlaku
sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya

3.3.4.Penyimpanan B3 Explosif
a. Pewadahan dan penandaan
Mengikuti Pola pewadaan dan penandaan B3 dengan benar dan
teliti sesuai dengan macam dan tingkat bahaya

b. Kondisi ruangan

1) Bahan & kondisi bangunan memiliki kontruksi yang kuat, tahan


ledakan, tahan api,tahan gempa
2) Lantai tidak lembab, bersih, bebas karat, bebas debu
3) Kedap air
4) Pintu dari bahan yg baik dan kuat disertai kunci
5) Terhindar dan terlindung dari getaran,dilengkapi dengan penangkal
petir
6) Ruangan diberi tanda peringatan untuk B3 gol Eksplosif dan
pemberitahuan dilarang merokok

3.3.5.Penyimpanan B3 Gas Mampat

a. Pewadahan dan penandaan


Mengikuti polapewadahan dan penandaan yang berlaku dengan benar
& akurat sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya

b. Kondisi ruangan

Panduan Pengelolaan Bahan B3 9


1) Bahan kontruksi tahan terhadap api, getaran, tersedia
penangkal petir
2) Pengaturan suhu / panas / cahaya
 suhu sejuk dan kering
 hindari cahaya langsung matahari
 hindarkan instalasi litrik, sumber panas
 Hindarkan kenaikan suhu
3) Pengaturan udara
Ventilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik dan suhu
ruangan tetap optimal

3.3.6.Penyimpanan B3 Cairan Mudah Menyala

1. Pewadahan dan penandaan


a. Wadah/pembukus/kemasan harus dapat melindungi isinya terhadap
saluran dari luar
b. Wadah/pembungkus/kemasan harus dapat bertahan terhadap daya
kemas isinya
c. Wadah harus tertutup dengan kedap / disegel
2. Kondisi ruangan
a. Bahan & konstruksi bangunan :
1) Tahan terhadap B3 yang disimpan (tidak interaksi)
2) Mempunyai ventilasi secukupnya
3) Udaranya harus terisolir dari udara zat atau cairan mudah
menyala
b. Beban dari sumber penyebab terjadinya bahaya
1) Wadah, tutup, kran, kemasan harus berfungsi baik
2) Mencegah terjadinya gangguan mekanik
3) Mencegah kotak langsung dengan B3
4) Mencegah kenaikan suhu dan cahaya yang berlebihan

Panduan Pengelolaan Bahan B3 10


3.3.7.Penyimpanan B3 Beracun

a. Pewadahan dan penandaan


b. Menggunakan kemasan anti bocor / mengikuti pola pewadaan dan
penandaan B3 yang berlaku sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
c. Kondisi ruangan
Bahan dan konstruksi bangunan

1) Tahan terhadap B3 yang disimpan


2) Kedap air
3) Lantai cekung agar limbah tidak mengalir keluar
4) Tertutup rapat dan dapat dikunci

3.4 Panduan penggunaan B3


1. Perencanaan dan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam
penggunaan B3 harus memperhatikan sbb :
1) Alat Pelindung Diri (APD) yg sesuai dg faktor resiko bahaynya, Alat
Pemadam Api Ringan (APAR) dan P3K harus siap dan cukup
2) Kondisi kerja dan lingkungan dinyatakan aman oleh yg berwenang
3) Peralatan kerja harus layak pakai
4) Metode kerja/cara pelaksanaan kerja /protap sudah aman dan efektif
5) Kelengkapan adinistrasi sudah siap kan (perintah kerja , daftar B3 dll)
2. Selama penggunaan B3 hindari tindakan tidak aman. dan sesuai dengan SOP
3. Bila penggunaan pada transisi shift jaga, maka tiap serah terima dan tanggung
jawab dilakukan sebaikbaiknya, laporkan situasi kondisi kerja lebih hal yang
tidak aman
4. Bila selesai, amankan dan bersihkan alat2 kerja, lingkungan kerja, wadah sisa B3
hingga aman.
5. Lakukan P3K bila ada kecelekaan dan penanganan lebih lanjut

Panduan Pengelolaan Bahan B3 11


3.5 Panduan Penanganan B3
1. Penanganan Kecelakaan kerja dan darurat B3
Panduan ini sebagai petunjuk bagi pegawai untuk penyelamatan apabila
terjadi kecelakaan ditempat kerja dengan tujuan agar korban menjadi atau
merasa aman dan tenang serta mencegah kondisi yang lebih buruk sambil
menunggu pertolongan dokter.

2. Ruang lingkup
Ruang lingkup panduanini meliputi petunjuk umum :pertolongan pertama
yang berhubungan dengan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) .
Dampak dan Resiko akibat pengelolaan B3 berupa ledakan gas dan kebakaran
bahan kimia, bahan kimia tumpah, terpapar bahan kimia kepada petugas ,
sarana dan lingkungan rumah sakit

3. Pengertian yang dimaksud dalam panduan ini adalah sebagai berikut :


a. Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakanyang dapat
menyebabkan luka atau kerugian pada manusia dan benda yang
disebabkan oleh suatu kejadian atau kondisi yang tidak terduga
b. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang dialami oleh seorang
karyawan semenjakia meninggalkan rumah kediaman sampai menuju
ketempat pekerjaannya, selama jam kerja, maupun sekembalinya dari
tempat kerja menuju rumah kediamannya melalui jalan yang biasa
ditempuh, sedemikian rupa sehingga karyawan tersebut dalam waktu2x
24 jam setelah kejadian kecelakaan itu tidak dapat melakukan pekerjaan.

c. Perlemahan (impairment) adalah setiap gangguanatau ketidaknormalan


psikologik dan atau fisiologik dan atau struktur anatomi dan atau fungsi.

d. Ketidakmampuan (disability) adalah setiap keterbatasan atau


berkurangnya kemampuan (sebagai akibat dari perlemahan) untuk
melakukan aktivitas dengan cara atau dalam batas–batas yang dianggap
normal untuk manusia.

e. Cacat(handicap)adalahkerugianyangdideritaolehseseorangsebagaiakibat

Panduan Pengelolaan Bahan B3 12


dari perlemahan atau ketidakmampuan yang membatasi atau mencegah
orang itu untuk melakukan perannya yang normal untuk ukuran orang itu

4. Hal Umum Penanggulangan Kecelakaan dan Keadaan Darurat


a. Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib
menanggulangi terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat akibat B3.
b. Melakukan kegiatan pengelolaan B3 sebagaimana dimaksud 4.a. wajib
mengambil langkah-langkah :
1) Mengamankan (mengisolasi) tempat terjadinya kecelakaan;
2) menanggulangi kecelakaan sesuai dengan prosedur tetap
penanggulangan kecelakaan;
3) melaporkan kecelakaan dan atau keadaan darurat kepada aparat
Pemerintah Kabupaten/Kota setempat; dan
4) Aparat Pemerintah Kabupaten/Kota setempat, setelah menerima
laporan tentang terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat akibat
B3 sebagaimana dimaksud wajib segera mengambil langkah-langkah
penanggulangan yang diperlukan.
5) Kewajiban sebagaimana dimaksud , tidak menghilangkan kewajiban
setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 untuk :
a) Mengganti kerugian akibat kecelakaan dan atau keadaan darurat;
dan atau
b) Memulihkan kondisi lingkungan hidup yang rusak atau tercemar;
yang diakibatkan oleh B3.

3. 6 Panduan Penanganan Tumpahan B3


1. Ketentuan Umum mengatasi Tumpah
Harus dipahami bahwa tumpahan pada area kerja harus dibersihkan karena dapat
menyebabkan kecelakaan akibat kontak dengan bahan tumpahan. Kecelakaan
yang ditimbulkan antara lain : keracunan akibat menghirup uap bahan tersebut,
korosif dan dapat menimbulkan kebakaran dan ledakan jika bereaksi dengan
bahan-bahan mudah terbakar, serta menyebabkan kontaminasi oleh mikroba
(untuk bahanbahan mikrobiologi).

Panduan Pengelolaan Bahan B3 13


2. Penanganan b3 Tumpah secara umum adalah :
a) Identifikasi / Kenali lokasi terjadinya tumpah, jumlah bahan yang tumpah ,
sifat kimia dan fisika tumpahan, sifat bahaya dan risiko tumpahan dan
mengetahui teknik aman penanganannya.
b) Pastikan penggunaan alat pengaman diri (khususnya sarung tangan,
pelindung mata/muka dan pelindung pernafasan bila perlu).
c) Cegah tumpahan meluas dan hentikan sumber tumpahan jika hal tersebut
aman dilakukan.
d) Tangani (di tempat) dengan cara yang tepat. (Lihat MSDS)
e) Secara umum proses yang dilakukan adalah netralisasi.
f) Netralisasi dapat menggunakan basa (soda ash/lime) untuk tumpahan yang
bersifat asam dan
g) Larutan asam asetat untuk tumpahan yang bersifat basa.
h) Bahan yang paling umum digunakan untuk keadaan darurat apabila terjadi
tumpahan adalah pasir, tanah, natrium karbonat dan kapur \
i) Bekas tumpahan bahan kimia di area kerja dapat dibersihkan dengan air,
sabun detergen , atau pembersih lain yang sesuai dengan bahan pengotornya.
j) Tetapi untuk penanganan yang lebih tepat dapat dilihat di dalam “Material
Safety Data Sheet” (MSDS).

3. Langkah Selanjutnya Setelah Pembersihan tumpahan B3

a) Simpan semua limbah pada tempatnya yang sesuai kemudian tutup untuk
penanganan lebih lanjut
b) Bersihkan pastikan kembali area tersebut telah bersih dan aman.
c) Bersihkan area / meja kerja segera setelah terjadi tumpahan zat/ bahan kimia.
d) Apabila bahan kimia yang tumpah tersebut cukup/sangat berbahaya, selain
dibersihkan dengan lap, tangan harus dilindungi dengan sarung tangan dan
Alat Pelindung Diri (APD) lainnya : masker dan sepatu pelindung)

Panduan Pengelolaan Bahan B3 14


4. Panduan penanganan terpapar B3 pada kulit
1) Penanganan bila terjadi Kontaminasi Bahan-bahan Berbahaya pada Pekerja,
Bila Terkena Kulit dan Rambut
a) Membawa segera pekerja yang terkontaminasi menuju sumber air
terdekat dan lepaskan seluruh pakaian yang menutup bagian yang
terkontaminasi
b) Membasahi atau menyiram pekerja yang terkontaminasi dengan air (
bila mungkin air mengalir atau air pancuran atau shower ), lihat petunjuk
gambar
c) Membersihkan kontaminasi dengan sabun jika ada
d) Mempergunakan sarung tangan / baju pelindung untuk melindungi
diri dari kontaminan bahan kimia yang dibersihkan (beberapa bahan
kimia yang melepas uap berbahaya bagi pernafasan, pastikan tidak
menghirupnya)
e) Membawa pekerja yang terkontaminasi ke poli pegawai atau Instalasi
Rawat Darurat bila memerlukan pertolongan medis lebih jauh
f) Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke Panitia K3 Rumah Sakit
melalui Unitnya

Petunjuk Gambar membersihkan b3 terpapar pada kulit atau kepala

5. Panduan penanganan terpapar B3 pada mata


1) Penanggulangan Bila Terjadi Kontaminasi Bahan-bahan Berbahaya pada
Pekerja, bila Terkena Mata :
a. Membaringkan dan memposisikan pekerja yang terkontaminasi
dengan posisi kepala menengadah dan miring ke arah mata yang
terkontaminasi

Panduan Pengelolaan Bahan B3 15


b. Membersihkan segera bahan kimia yang mengenai mata
dengan sejumlah air yang dingin dan bersih selama 15 – 20 menit
c. Memastikan air yang di siram menjauhi muka dan tidak
mengenai mata sebelahnya
d. Memastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal ketika
menyiram di sekitar kulit, alis dan kelopak mata
e. Memastikan pekerja yang terkontaminasi tidak menggosok
matanya
f. Membawa pekerja yang terkontaminasi ke Instalasi Rawat
Darurat bila memerlukan pertolongan medis lebih jauh Melaporkan
kejadian kecelakaan kerja ke Panitia K3 Rumah Sakit melalui
Unitnya.

Petunjuk Gambar Membersihkan Mata dengan air Shower

3.7 Panduan Pemasangan Simbol dan Label B3


Pemasangan label dan tanda dengan memakai lambang atau tulisan peringatan
pada wadah atau tempat penyimpanan untuk bahan berbahaya adalah tindakan
pencegahan yang esensial. pegawai yang bekerja pada pengelolaan B3 biasanya
belum mengetahui sifat bahaya dari bahan kimia dalam wadah/packingnya, demikian
pula para pengguna di ruaangan dari barang tersebut, dalam hal inilah pemberian
label dan tanda menjadi sangat penting.

Peringatan tentang bahaya dengan simbol dan label merupakan syarat penting
dalam perlindungan keselamatan kerja, namun hal tersebut tidak dapat dianggap
sebagai perlindungan yang sudah lengkap, usaha perlindungan keselamatan lainnya
masih tetap diperlukan.

Panduan Pengelolaan Bahan B3 16


Pengertian yang berkaitan dengan simbol B3 :

1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah


bahan yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya baik secara
langsung maupun tidak langsung,dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup,dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan,kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

2. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3.

3. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lainklasifikasi dan jenis
B3.

4. Kemasan adalah wadah atau tempat yang bagian dalamnyaterdapat B3 dan


dilengkapi penutup.

5. Tempat penyimpanan kemasan B3 adalah bangunan atau dalam bentuk lain yang
digunakan untuk menyimpan kemasan B3.

Panduan Umum pemasangan Simbol

1. Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol sesuai denganklasifikasinya dan


label sesuai dengan jenis dan klasifikasinya.

2. Setiap tempat penyimpanan kemasan dan alat pengangkutan B3 wajib diberi


simbol B3.

3. Bentuk dasar, ukuran dan bahan

a. Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga membentuk


belah ketupat berwarna dasar putih dan garis tepi belah ketupat tebal
berwarna merah (lihat gambar A). Simbol yang dipasang pada kemasan
disesuaikan dengan ukuran kemasan. Sedangkan simbol pada kendaraan
pengangkut dan tempat penyimpanan kemasan B3 minimal berukuran 25
cm x 25 cm.

Panduan Pengelolaan Bahan B3 17


Gambar 3.a : bentuk dasar simbol

b. Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan
bahan kimia yang akan mengenainya. Warna simbol untuk dipasang di
kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun harus dengan cat
yang dapat berpendar (fluorenscence). Jenis simbol B3

4. Simbol B3 merupakan gambar yang menunjukan klasifikasi B3yang terdiri


dari 10 (sepuluh) jenis simbol yang dipergunakan

a. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak (explosive),


sebagaimana gambar 4.a.

Gambar 4.a Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak


(explosive).

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol berupa
gambar bom meledak (explosive/explodedbomb) berwarna hitam. Simbol
ini menunjukkan suatubahan yang pada suhu dan tekanan standar (25 oC,
760mmHg) dapat meledak dan menimbulkan kebakaran ataumelalui reaksi
kimia dan/atau fisika dapat menghasilkangas dengan suhu dan tekanan
tinggi yang dengan cepatdapat merusak lingkungan di sekitarnya.

Panduan Pengelolaan Bahan B3 18


b. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi
(oxidizing),sebagaimana gambar simbol –simbol lain dapat di lihat pada
gambar 4.b :

Gambar 4.b Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat Pengoksida (oxidizing).

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Gambar simbol
berupa bola api berwarna hitam yangmenyala. Simbol ini menunjukkan
suatu bahan yang dapatmelepaskan banyak panas atau menimbulkan api
ketikabereaksi dengan bahan kimia lainnya, terutama bahanbahan yang
sifatnya mudah terbakar meskipun dalam keadaan hampa udara.

c. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala (flammable),


sebagaimana gambar 4.c

Gambar 4.c. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat Mudah Menyala


(flammable),

Panduan Pengelolaan Bahan B3 19


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar simbol
berupa gambar nyala api berwarna putih dan hitam. Simbol ini menunjukkan
suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

a) Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan terbakar karena kontak
dengan udara pada temperature ambien;
b) Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber nyala api;
c) Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal;
d) Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah yang
berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan air atau udara lembab;
e) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0oC dan titik didih
lebih rendah atau sama dengan 35oC;
f) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0oC – 21oC;
g) Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan/atau pada
titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60oC (140oF) akan menyala
apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada
tekanan udara 760 mmHg. Pengujiannya dapat dilakukan dengan metode
”Closed-Up Test”;
h) Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar (25oC dan 760 mmHg)
dengan mudah menyebabkan terjadinya kebakaran melalui gesekan,
penyerapan uaair atau perubahan kimia secara spontan dan apabila
terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus dalam 10
detik. Padatan yang hasil pengujian ”Seta Closed Cup Flash Point Test”-
nya menunjukkan titik nyala kurang dari 40oC;
i) Aerosol yang mudah menyala;
j) Padatan atau cairan piroforik; dan/atau
k) Peroksida organik.

d. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic),sebagaimana gambar


4.d

Panduan Pengelolaan Bahan B3 20


Gambar 4.d. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic),

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa
gambar tengkorak dan tulang bersilang Simbol ini menunjukkan suatu
bahan yang memilikikarakteristik sebagai berikut:

a) Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan atau


sakit yang cukup serius apabila masukke dalam tubuh melalui
pernafasan, kulit atau mulut. Penentuan tingkat sifat racun ini
didasarkan atas uji LD50 (amat sangat beracun, sangat beracun dan
beracun); dan/atau
b) Sifat bahaya toksisitas akut.

e. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful), sebagaimana


gambar 4.e.

Panduan Pengelolaan Bahan B3 21


Gambar 4.e Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful),

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa
gambar silang berwarna hitam. Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan
baik berupa padatan, cairan ataupun gas yang jika terjadi kontak atau
melaluinhalasiataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan
sampai tingkat tertentu.

f. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant),sebagaimana gambar


4.f

Gambar 4.f. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant),

Panduan Pengelolaan Bahan B3 22


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah Simbol berupa
gambar tanda seru berwarna hitam. Simbol ini menunjukkan suatu bahan
yang memiliki karakteristiksebagai berikut

a) Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secaralangsung


dan/atau terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat
menyebabkan iritasi atau peradangan;
b) Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karenapaparan tunggal
dapat menyebabkan iritasi pernafasan,mengantuk atau pusing;
c) Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit;
dan/atau
d) Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapatmenyebabkan iritasi
serius pada mata

g. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive), sebagaimana


gambar 4.g

Gambar 4.g. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive),

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol terdiri
dari 2 gambar yang tertetesi cairan korosif.Simbol ini menunjukkan suatu
bahan yang memilikikarakteristik sebagai berikut:

Panduan Pengelolaan Bahan B3 23


a) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
b) b. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng bajaSAE 1020
dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun dengantemperatur pengujian
55oC; dan/atau
c) Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam
dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk B3 yang bersifat basa.
d)
h. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya bagi lingkungan
(dangerous for environment), sebagaimana gambar 4.h.

Gambar 4.h. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya bagi


lingkungan (dangerous for enviroment),

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol berupa
gambar pohon dan media lingkunganberwarna hitam serta ikan berwarna
putih. Simbol ini untukmenunjukkan suatu bahan yang dapat
menimbulkanbahaya terhadap lingkungan. Bahan kimia ini dapatmerusak
atau menyebabkan kematian pada ikan atauorganisme aquatic lainnya atau
bahaya lain yang dapatditimbulkan, seperti merusak lapisan ozon

Panduan Pengelolaan Bahan B3 24


(misalnya CFC =Chlorofluorocarbon), persistent di lingkungan
(misalnyaPCBs = Polychlorinated Biphenyls).

i. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan


mutagenik (carcinogenic, tetragenic,mutagenic), sebagaimana di sajikan
pada gambar 4.i

Gambar 4.i. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat Karsinogenik


(carcinogenic),

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol berupa
gambar kepala dan dada manusia berwarnahitam dengan gambar
menyerupai bintang segi enamberwarna putih pada dada. Simbol ini
menunjukkanpaparan jangka pendek, jangka panjang atau berulangdengan
bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatansebagai berikut:

a) karsinogenik yaitu penyebab sel kanker;


b) teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhipembentukan
dan pertumbuhan embrio;
c) mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkanperubahan kromosom
yang berarti dapat merubahgenética;
d) toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik;
e) toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau

Panduan Pengelolaan Bahan B3 25


f) gangguan saluran pernafasan.

j. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa gas bertekanan


(pressure gas), sebagaimana gambar 4.j.

Gambar 4.j. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa


gas bertekanan (pressure gas),

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol berupa
gambar tabung gas silinder berwarna hitam.Simbol ini untuk menunjukkan
bahaya gas bertekananyaitu bahan ini bertekanan tinggi dan dapat meledak
bilatabung dipanaskan/terkena panas atau pecah dan isinyadapat
menyebabkan kebakaran

5. Ketentuan pemasangan simbol


Simbol pada kemasan B3 harus memenuhiketentuan sebagai berikut:

1) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapatmenempel dengan


baik pada kemasan, mudahpenggunaannya, tahan lama, tahan terhadap air
dan tahan terhadap tumpahan isi kemasan B3;
a. Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik bahan
yang dikemasnya atau diwadahinya;

Panduan Pengelolaan Bahan B3 26


b. Simbol dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidakterhalang leh
kemasan lain dan mudah dilihat;
c. Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan digantidengan simbol
lain sebelum kemasan dikosongkan dandibersihkan dari sisa-sisa
bahan berbahaya danberacun; dan
d. Kemasan yang telah dibersihkan dari B3 dan akandipergunakan
kembali untuk mengemas B3 harus diberilabel “KOSONG”
2) Simbol pada kendaraan pengangkut B3. Simbol yang dipasang pada
kendaraan pengangkut B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapatmenempel dengan
baik pada alat angkut/kendaraan,mudah penggunaannya, dan tahan
lama;
b. Simbol yang dipasang harus satu macam simbol yang sesuai dengan
klasifikasi B3 yang diangkutnya;
c. Ukuran minimum yang dipasang adalah 25 cm x 25 cm atau lebih
besar, sebanding dengan ukuran alat angkut yang digunakan;
d. Terbuat dari bahan yang tahan terhadap goresan, air, hujan,
dan/ataubahan kimia yang mungkin mengenainya (misalnya bahan
plastik,kertas, atau plat logam) serta menggunakan bahan warna
simbolyang dapat berpendar (flourenscence);
e. Dipasang disetiap sisi dan di bagian muka alat angkut serta harus
dapat terlihat dengan jelas dari jarak lebih kurang 30 meter; dan
f. Simbol tidak boleh dilepas dan diganti dengan symbol lain sebelum
muatan B3 dikeluarkan dan alat angkut yang digunakan dibersihkan
dari sisa B3 yang tertinggal.
3) Simbol pada tempat penyimpanan kemasan B3.
Tempat penyimpanan kemasan B3 harus ditandai dengan simbol dengan
mengikuti ketentuan sebagai berikut:

a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapatmenempel dengan


baik pada tempat penyimpanan

Panduan Pengelolaan Bahan B3 27


b) kemasan B3, mudah penggunaannya dan tahan lama.Simbol juga
terbuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan bahan kimia
yang mungkin mengenainya (misalnya bahan plastik, kertas, atau plat
logam);
c) Simbol dipasang pada bagian luar tempat penyimpana kemasan B3
yang tidak terhalang
d) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai klasifikasi B3
6) Ketentuan pemasangan Label
Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara ainklasifikasi
dan jenis B3. Penggunaan Label B3 tersebut dilakukaninformasi tentang
produsen B3, identitas B3 serta kuantitas B3.Label harus mudah terbaca,
jelas terlihat, tidak mudah rusak, dantidak mudah terlepas dari kemasannya.

a) Bentuk, warna dan ukuran.


Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran
disesuaikandengan kemasan yang digunakan, ukuran perbandingannya
adalah panjang : lebar = 3:1, dengan warna dasar putih dan tulisan
serta garis tepi berwarna hitam, sebagaimana gambar

Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah
terhapus dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib
dicantumkan informasi : Gambar (6).(a)

Nama B3/Nama Dagang Nama B3


Komposisi
No CAS/No UN)
Produsen

Informasi Tindakan Penanganan

Keterangan Tamabahan Kata peringatan

Pernyataan Bahaya :
Identitas Pemasok Klasifikasi B3
Fisik, Kesehatan dan Lingkungan

Panduan Pengelolaan Bahan B3 28


b) Pengisiian Label
Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah
terhapus dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib
dicantumkan informasi minimal sebagai berikut :

No Jenis Farmasi Penjelasan Pengisian

1 Nama B3; Nama dagang B3/Nama bahan


Komposisi, No.CAS/No kimia.
UN; Komposisi atau formulasi bahan
Produsen kimia.
Informasi lengkap mengenai
penghasil.
2 Simbol Disesuaikan dengan klasifikasi B3

3 Kata peringatan Pilih salah satu “bahaya” atau


“awas” sesuai dengan tingkat
resiko
4 Pernyataan bahaya: Menjelaskan simbol secara lebih
- klasifikasi B3. detil sesuai dengan klasifikasi B3.
- fisik, kesehatan, Misal: sangat mudah menyala,
lingkungan. sangat beracun, karsinogenik, dan
lain-lain.
5 Informasi Penanganan Prosedur penanganan kecelakaan
dan darurat
6 Keterangan tambahan Tanggal kadaluarsa.
Tujuan penggunaan.
Jumlah dan isi kemasan atau
kontainer.
7 Identitas pemasok Informasi lengkap mengenai

pemasok

c) Pemasangan label B3.


Label B3 dipasang pada kemasan di sebelah bawah simbol danharus
terlihat dengan jelas. Label ini juga harus dipasang padawadah yang
akan dimasukkan ke dalam kemasan yang lebihbesar. Contoh

Panduan Pengelolaan Bahan B3 29


pemasangan simbol dan label padakemasan/wadah, sebagaimana
gambar 6.b.

Simbol

Label

Gambar 6.b. : Kemasan B3 dengan symbol dan label

3.8 Panduan pembuangan limbah B3


Limbah B3 yang terdapat didalam TPS LB3 RSU AL-ISLAM H.M
MAWARDI dikirim ke pihak ketiga yang telah mendapat ijin untuk melakukan
pengolahan limbah B3 dari KLH. Panduan Penanganan Pembuangan Limbah B3 :

a Penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya paling


lama 90 (sembilan puluh) hari sebelum menyerahkannya kepada pengumpul atau
pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah B3.
b Bila limbah B3 yang yang dihasilkan kurang dari 50 (lima puluh) kilogram per
hari, penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya lebih
dari sembilan puluh hari sebelum diserahkan kepada pemanfaat atau pengolah
atau penimbun limbah B3, dengan persetujuan Kepala instansi yang bertanggung
jawab.
c Dalam pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun disertai dengan bukti
dokumen pembuangan limbah B3 berupa manifest limbah B3, dimana dokumen
limbah B3 terdiri dari 7 rangkap yaitu :
(1) Lembar asli (pertama) disimpan oleh pengangkut limbah B3 setelah
ditandatangani oleh pengirim limbah B3;

Panduan Pengelolaan Bahan B3 30


(2) Lembar kedua yang sudah ditandatangani oleh pengangkut limbah B3,
oleh pengirim limbah B3 dikirimkan kepada instansi yang bertanggung
jawab;
(3) Lembar ketiga yang sudah ditandatangani oleh pengangkut disimpan oleh
pengirim limbah B3;
(4) Lembar keempat setelah ditandatangani oleh pengirim limbah B3 oleh
pengangkut diserahkan kepada penerima limbah B3;
(5) Lembar kelima dikirimkan oleh penerima kepada instansi yang
bertanggung jawab setelah ditandatangani oleh penerima limbah B3;
(6) Lembar keenam dikirim oleh pengangkut kepada Bupati/Walikota madya
Kepala Daerah Tingkat II yang bersangkutan dengan pengirim, setelah
ditandatangani oleh penerima limbah B3;
(7) Lembar ketujuh setelah ditandatangani oleh penerima oleh pengangkut
dikirimkan kepada pengirim limbah B3;
(8) Lembar kedelapan sampai dengan lembar kesebelas dikirim oleh
pengangkut kepada pengirim limbah B3 setelah ditandatangani oleh
pengangkut terdahulu dan diserahkan kepada pengangkut berikutnya.

Panduan Pengelolaan Bahan B3 31


BAB IV
DOKUMENTASI

Rencana Kegiatan Berdasarkan Data Pemakaian

TRIWULAN
No PROGRAM KEGIATAN
1 2 3 4
01 PELAYANAN a. Perencanaan Bahan berbahaya √ √ √ √
dan beracun
b. Pengadaan Bahan berbahaya √ √ √ √
dan beracun
c. Penerimaan Bahan berbahaya √ √ √ √
dan beracun
d. Penyimpanan Bahan √ √ √ √
berbahaya dan beracun
e. Pendistribusian Bahan √ √ √ √
berbahaya dan beracun
f. Penggunaan Bahan berbahaya √ √ √ √
dan beracun
g.Pembuangan dan pemusnahan √ √
Bahan berbahaya dan beracun
serta Limbahnya

02 SDM a. Pelatihan pemahaman dan √


pengelolaan Bahan berbahaya
dan beracun
b. Pelatihan pertolongan pertama √
apabila terpapar Bahan
berbahaya dan beracun
c. Pelatihan penggunaan Spil Kit √
d. Pelatihan MSDS √

03 PERALATAN a. Perencanaan dan pengadaan √ √ √ √


APD
b. Perencanaan dan pengadaan √ √ √
Spil Kit
c. Wadah dan lemari tempat √ √ √
penyimpanan Bahan
berbahaya dan beracun
d. Label dan Simbol Bahan √ √ √ √
berbahaya dan beracun dan
limbahnya

Panduan Pengelolaan Bahan B3 32


BAB V
PENUTUP

Panduan Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) RSU AL-Islam H.M Mawardi ini
telah diusahakan disusun dengan sebaik- baiknya. Namun demikian tentu masih terdapat
kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunannya yang perlu mendapatkan perhatian guna
penyempurnaannya.
Tanggapan dari pembaca yang berkepentingan dengan panduan ini sangat kami harapkan untuk
menjadi bahan pertimbangan guna penyempurnaan penyusunan Panduan Pengelolaan B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun) RSU AL-Islam H.M Mawardi di kemudian hari.

Ditetapkan di : Sidoarjo
Pada tanggal : 15 April 2019
Direktur,

dr. Dian Pratidina, M.Kes


NIP :RSIM.01.08.012

Panduan Pengelolaan Bahan B3 33

Anda mungkin juga menyukai