Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KUALITAS LIMBAH CAIR PEMBUATAN KERUPUK

RAMBAK DENGAN PARAMETER DO, BOD, COD, TSS, TDS, PH,


ALKALINITAS, DAYA HANTAR LISTRIK, KEKERUHAN,
KESADAHAN, DAN IMHOFF

Vivien Musrida
NIM 171710301041
Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember
E-mail: vivienmusrida0@gmail.com

ABSTRAK
Limbah cair pembuatan kerupuk rambak diperoleh dari air sisa perebusan
kulit sapi yang diidentifikasi dapat mencemari lingkungan. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis kandungan DO, BOD, COD, TSS, TDS, Ph,
alkalinitas, daya hantar listrik, kekeruhan, kesadahan, dan imhoff pada limbah cair
kerupuk rambak Aduhai di Kecamatan Kaliwates Jember. Pengambilan sampel
dilakukan dengan mengambil sampel air limbah sisa perebusan sebanyak 5 liter.
Pengujian dilakukan di laboratorium Teknologi Pengolahan dan Konservasi Air
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember. Hasil penelitian menunjukkan
hasil analisis kandungan DO, BOD, COD, TSS, TDS, Ph, alkalinitas, daya hantar
listrik, kekeruhan, kesadahan, dan imhoff berturut-turut adalah 8,125 mg O2/l
(hari ke 0) dan 6,25 mg O2/l (hari ke 5); 2466,557 mg O2/l; 201,7; 4315 mg/l;
14410 mg/l; 8,56; 98,28 mg/l (Alkalinitas Fenolftalein) dan 360,36 mg/l
(Alkalinitas total); 2287 mikro s; 910 ppm (kesadahan sementara) dan 3 ppm
(kesadahan tetap); dan 0,9 ml/l. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa limbah
cair pembuatan kerupuk rambak tidak memenuhi baku mutu Peraturan Gubernur
Jawa Timur Nomor 52 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri
Dan/Atau Kegiatan Usaha Lainnya.

Kata Kunci: Air sisa perebusan kulit sapi, kualitas air, BOD

1
1. PENDAHULUAN banyak mengandung zat kimia
Keamanan pangan adalah berbahaya dan terkontaminasi debu
kondisi dan upaya yang diperlukan serta kotoran. pada proses pembuatan
untuk mencegah pangan dari kerupuk rambak juga menghasilkan
kemungkinan cemaran biologis, limbah cair yang berasal dari proses
kimia, dan benda lain yang dapat perebusan kulit yang memungkinkan
mengganggu, merugikan, mengandung mikroorganisme, zat
membahayakan kesehatan manusia kimia dan debu. Limbah cair dari
sehingga aman untuk dikonsumsi suatu industri yang dilakukan
(UU No. 18 Tahun 2012). pengolahan terlebih dahulu maupun
Berdasarkan data peternakan tidak, pada akhirnya akan dibuang ke
dan kesehatan hewan tahun 2005, lingkungan yang paling banyak ke
provinsi Jawa Timur melakukan sungai. Hal tersebut akan mencemari
impor kulit sebesar 1.655.319 lembar. sungai dan merubah kejernihan air
Pemanfaatan kulit sapi mentah di sungai.
Indonesia dapat digunakan sebagai Kegiatan industri di Kabupaten
bahan kerajinan kulit dan bahan Jember salah satunya banyak
pangan. Kerupuk kulit merupakan dijumpai yaitu industri rumah tangga
salah satu olahan atau pemanfaatan yang menghasilkan produksi kerupuk.
dari kulit sapi. Kerupuk rambak kulit Kerupuk rambak merupakan salah
adalah produk makanan ringan yang satu produk unggulan di Kabupaten
dibuat dari kulit sapi atau kerbau Jember. Salah satu industri kerupuk
melalui tahap proses pembuangan rambak di Kabupaten Jember yang
bulu, pembersihan kulit, perebusan, sudah terdaftar yaitu Kerupuk
pendinginan, pengecilan ukuran, Rambak Aduhai yang terletak di
pencampuran dengan bumbu, Kecamatan Kaliwates. Berdasarkan
penjemuran, penggorengan, penirisan, studi pendahuluan pada industri
dan terakhir adalah pengemasan. kerupuk rambak Aduhai di
Pada kerupuk kulit yang Kecamatan Kaliwates bahwa bahan
berbahan baku dari sisa bahan yang baku kulit yang digunakan berasal
berasal dari pabrik penyamkan kulit

2
dari pabrik penyamakan kulit yang chromatography, kerucut imhoff, dan
berasal dari Malang. alat-alat yang digunakan untuk
Tujuan penelitian ini adalah analisis zat padat tersuspensi.
untuk menganalisis kandungan DO, 2.2 Bahan
BOD, COD, TSS, TDS, Ph, Pada analisis pengukuran
alkalinitas, daya hantar listrik, kualitas limbah cair sisa perebusan
kekeruhan, kesadahan, dan imhoff kulit sapi dengan parameter DO,
pada limbah cair kerupuk rambak di BOD, COD, TSS, TDS, Ph,
Industri Kerupuk Rambak Aduhai di alkalinitas, daya hantar listrik,
Kecamatan Kaliwates Kabupaten kekeruhan, kesadahan, dan imhoff,
Jember. bahan yang digunakan yaitu: sampel
limbah cair perebusan kulit sapi,
2. METODE PENELITIAN
H2SO4, MnSO4 50%,Alkali-Iodida-
2.1 Alat
Azida, indikator amilum, Na2S2O3
Pada analisis pengukuran
0,0025 N, aquadest, kertas saring 0,45
kualitas limbah cair dengan parameter
µm, NaCl, larutan penyangga pH 7,
DO, BOD, COD, TSS, TDS, Ph,
larutan penyangga pH 10, larutan
alkalinitas, daya hantar listrik,
penyangga pH 4, H2SO4 0,1 N,
kekeruhan, kesadahan, dan imhoff,
indikator phenolphthalein, larutan
alat yang digunakan yaitu: botol
pereaksi, NaOH 0,1 N, Natrium
winkler dengan ketelitian ± 0,1 ml,
karbonat, dan tisu.
buret 25 atau 50 ml, erlenmeyer 250
2.3 Prosedur Praktikum
ml atau 500 ml, labu takar 500 atau
(Flowchart)
1000 ml, inkubator BOD,
Prosedur pengukuran kualitas
spektrofotometer, reaktor COD,
limbah cair sisa perebusan kulit sapi
Reagen COD (HR), gelas ukur, oven
disajikan pada diagram alir dibawah
desikator, neraca analitik, botol
ini.
sampel cawan, pipet, TDS meter, Ph
meter portabel, Ph meter dengan
elektrode gelas kombinasi,
Turbidimeter TN-100, cuvet, column

3
semua jasad hidup untuk pernapasan.
Mulai Hasil pengukuran DO disajikan dalam
bentuk tabel berikut ini.
Taabel 3.1 Hasil Pengukuran DO
Menyiapkan alat DO0 DO5
dan bahan Sampel
(mg O2/l) (mg O2/l)
Limbah 1 9,205 6,364
Limbah 2 7,045 6,136
Rata-rata 8,125 6,25
Menganalisis sampel limbah cair
sisa perebusan kulit sapi
menggunakan parameter DO, Berdasarkan Tabel 3.1 dapat
BOD, COD, TSS, TDS, Ph, diketahui bahwa nilai DO tercemar
alkalinitas, daya hantar listrik,
ringan karena nilai DO 4,5-6,5
kekeruhan, kesadahan, dan imhoff,
tergolong tercemar ringan.
Kandungan oksigen terlarut (DO)
Data pengukuran minimum adalah 2 ppm dalam
kualitas limbah cair keadaan normal dan tidak tercemar
oleh senyawa beracun (toksik).
Kandungan oksigen terlarut minimum
Mulai tersebut sudah cukup mendukung
kehidupan organisme (Swingle,
Gambar 1. Diagram Alir Proses 1968).
Analisis Kualitas Air Limbah 3.2 Biological Oxygen Demand
(BOD)
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
BOD merupakan banyaknya
Pada praktikum yang telah
oksigen yang diperlukan oleh
dilakukan diperoleh hasil pengukuran
organisme pada saat pemecahan
masing-masing parameter sebagai
bahan organik, pada kondisi aerobik
berikut:
(Pescod, 1973). Perbandingan hasil
3.1 Dissolved Oxygen (DO)
pengukuran BOD dengan baku mutu
DO merupakan jumlah
air limbah dapat dilihat pada tabel
oksigen terlarut yang dibutuhkan
berikut ini.

4
Tabel 3.2 Hasil Pengukuran BOD dan 3.3 Chemical Oxygen Deman
Baku Mutu Air Limbah (COD)
Baku Hasil pengukuran COD dapat
Sampel Nilai BOD
mutu air dilihat pada tabel dibawah ini.
Limbah 2466,557 100
Tabel 3.3 Hasil Pengukuran COD
mg/l mg/l
Pengulangan Rata-
Sampel
1 2 3 rata
Berdasarkan hasil pengukuran
Limbah 275 168 162 201,7
tersebut diketahui bahwa BOD yang mg/l
dihasilkan tidak sesuai dengan baku
mutu air limbah. Nilai BOD tinggi Hasil pengukuran yang telah
dipengaruhi oleh kandungan amonia dilakukan menunjukkan nilai COD
(NH3). 201,7 mg/l, nilai tersebut sudah sesuai
Penentuan waktu inkubasi adalah dengan baku mutu air limbah dengan
5 hari, dapat mengurangi nilai COD maksimum 250 mg/l.
kemungkinan hasil oksidasi amonia COD adalah banyaknya oksigen
(NH3) yang cukup tinggi. Amonia yang dibutuhkan untuk mengoksidasi
sebagai hasil sampingan ini dapat bahan-bahan organik secara kimia.
dioksidasi menjadi nitrat dan nitrit, Angka COD yang tinggi,
sehingga dapat mempengaruhi hasil mengindikasikan semakin besar
penentuan BOD (Salmin, 2005). tingkat pencemaran yang terjadi
Makin besar kadar BOD, maka (Yudo 2010).
semakin tinggi tingkat 3.4 TDS
pencemarannya (Salmin, 2005). Hasil pengukuran TDS limbah
Naiknya angka BOD dapat berasal cair sisa perebusan kulit sapi dapat
dari bahan-bahan organik yang dilihat pada tabel berikut ini.
berasal dari limbah domestik dan Tabel 3.4 Hasil Pengukuran TDS
limbah lainnya (Rahayu dan Tontowi TDS
Sampel
2009). (mg/l)
Limbah 1 15.930
Limbah 2 12.890
Rata-rata 14.410

5
Berdasarkan tabel tersebut dapat mutu yang telah dipersyaratkan yaitu
diketahui bahwa nilai TDS limbah sebesar 100 mg/l.
cair sebesar 14.410 mg/l, nilai TSS dapat menimbulkan
tersebut tidak sesuai dengan peraturan pendangkalan pada badan air dan
pemerintah No 82 tentang Pengolahan menimbulkan tumbuhnya tanaman air
Kualitas Air dan Pengendalian tertentu dan dapat menjadi racun bagi
Pencemaran Air yang hanya makhluk hidup lainnya (Asmadi dan
memperbolehkan kandungan TDS Suharno 2012). Menurut Kristanto
1000 mg/l di dalam air limbah sungai. (2013), padatan tersuspensi pada air
Jika nilai TDS pada akhir limbah akan menghalangi masuknya
pengujian memenuhi baku mutu sinar matahari ke dalam lapisan air.
perairan maka air limbah yang 3.6 pH
dibuang diperairan tidak berdampak Perbandingan hasil nilai pH
buruk terhadap kualitas dengan baku mutu dapat dilihat pada
perairan,tetapi semakin kecil nilai tabel berikut.
TDS akan semakn bagi perairan Tabel 3.6 Hasil Pengukuran pH
(Putra dan Ardian, 2014) Baku
Sampel Nilai pH
3.5 TSS Mutu
Limbah 8,56 6,0-9,0
Hasil pengukuran TDS limbah
cair sisa perebusan kulit sapi dapat
Hasil pengujian yang telah
dilihat pada tabel berikut ini.
dilakukan menunjukkan nilai pH
Tabel 3.4 Hasil Pengukuran TDS
limbah cair 8,56 yang berarti limbah
TDS
Sampel bersifat basa. Nilai tersebut telah
(mg/l)
Limbah 1 3.770 memenuhi baku mutu yang telah
Limbah 2 4.860 dipersyaratkan yaitu sebesar 6,0-9,0.
Rata-rata 4.315 3.7 Alkalinitas
Hasil pengukuran alkalinitas
Hasil pengujian yang telah
limbah cair sisa perebusan kulit sapi
dilakukan menunjukkan nilai dari
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
parameter TSS tidak memenuhi baku

6
Tabel 3.7 Hasil Analisis Alkalinitas 3.9 Kesadahan
Alkalinitas Alkalinitas Hasil pengukuran kesadahan
Sampel
PP Total limbah cair sisa perebusan kulit sapi
Limbah 98,28 360,36
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
mg/l mg/l
Tabel 3.9 Hasil Analisis Kesadahan
Menurut sutarmanto dan Sutisna Kesadahan
Sampel
(ppm)
(1995) standar nilai alkalinitas
Limbah 3
perairan yaitu >500. Hasil
pengukuran alkalinitas limbah kurang Berdasarkan PERMENKES No.
dari standar, maka limbah masih 416/MENKES/PER/IX/1990 nilai
tergolong bagus. standar kesadahan limbah adalah
3.8 Daya Hantar Listrik >300 ppm. Dari peratran tersebut nilai
Hasil pengukuran daya hantar kesadahan limbah cair sesuai dengan
listrik limbah cair sisa perebusan kulit standar yang telah ada.
sapi dapat dilihat pada tabel berikut 3.10 Zat Padat Terendap (Imhoff)
ini. Hasil pengukuran zat padat
Tabel 3.8 Hasil Pengukuran EC terendap menurut Imhoff limbah cair
Sampel EC (µs) sisa perebusan kulit sapi dapat dilihat
Limbah 2287
pada tabel berikut ini.
Tabel 3.10 Hasil Pengukuran Imhoff
Berdasarkan peraturan
Imhoff
pemerintah No. 20 Tahun 1990 Sampel
(ml/l)
persyaratan besarnya EC adalah Limbah 0,9
sebesar 2.250 µs/cm.
Peningkatan nilai EC Berdasarkan hasil pengukuran
dipengaruhi oleh nilai TDS yang tersebut diatas maka diketahui bahwa
mengandung ion-ion terlarut limbah cair sisa perebusan kulit sapi
didalamnya. Penurunan nilai EC mengandung zat terlarut atau partikel-
dipengaruhi oleh penurunan TDS partikel organik sebesar 0.9%.
(Oktarian, 2016).

7
3.11 Kekeruhan bagi usaha dan kegiatan industri
Hasil pengukuran kekeruhan penyamakan kulit.
limbah cair sisa perebusan kulit sapi
5. SARAN
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Berdasarkan hsil analisis kualitas
Tabel 3.11 Hasil Pengkuran
limbah cair yang telah dilakukan,
Kekeruhan
maka limbah cair sisa perebusan kulit
Kekeruhan
Sampel sapi tidak layak dibuang ke sungai
(NTU)
Limbah 141 secara langsung karena akan
mencemari lingkungan (khususnya
Berdasarkan tabel tersebut sungai). Oleh karena itu perlu
diatas nilai kekeruhan limbah sebesar dilakukan pengolahan limbah secara
141 NTU. Menurut Baku Mutu berkala sebelum dibuang ke sungai.
Permenkes No. 416 tahun 1990
kekeruhan yang berlaku untuk air DAFTAR PUSTAKA

bersih adalah 25 NTU. Kekeruhan Asmadi, Suharno. 2012. Dasar–Dasar


Teknologi Pengolahan Air
dipengaruhi oleh tingkat TDS pada Limbah. Yogyakarta : Gosyen
limbah. Semakin tinggi konsentrasi Publishing.

TDS maka akan meningkatkan nilai Kristanto, P. 2013. Ekologi Industri.


kekeruhan (Oktarian, 2016). Yogyakarta: Cv. Andi Offset.

Menteri Kesehatan. 1990. Syarat-


4. KESIMPULAN Syarat Dan Pengawasan
Berdasarkan hasil analisis yang Kualitas Air. Nomor 416
Tahun 1990.
dilakukan, maka kandungan pH,
kesadahan,dan alkalinitas telah Oktarian, N. 2016. Analisis Dampak
Pembuangan Limbah Cair
memenuhi syarat baku mutu yang Industri Tahu Terhadap Sifat
berlaku. Sedangkan nilai DO, BOD, Fisis Air Sungai Sumber
Wayuh Kota Blitar. Seminar
COD, TDS, TSS, EC, kekeruhan, dan Nasional Pendidikan 2016.
imhoff belum memenuhi syarat dari
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
PERMEN LH RI Nomor 5 tahun Republik Indonesia Nomor 5
2014 tentang baku mutu air limbah Tahun 2014. Tentang Baku
Mutu Air Limbah Bagi Usaha

8
dan Kegiatan Industri coli. Jurnal akuakultur
Penyamakan Kulit. Indonesia. 6 : 34-42.

Pescod, M. 1973. Investigation of


Rational Effluen and Stream
Standards for Tropical
Countries. Bangkok: A.I.T.

Putra, D. S. dan Ardian P. 2014.


Analisis Pencemaran Limbah
Cair Kelapa Sawit
Berdasarkan Kandungan
Logam, Konduktivitas, TDS
dan TSS. Jurnal fisika
UNAND. 3 (2).

Rahayu, S. Dan Tontowi. 2009.


Penelitian Kualitas Air
Bengawan Solo Pada Saat
Musim Kemarau. Jurnal
sumber daya air. 5 : 127-136.

Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO)


dan Kebutuhan Oksigen
Biologi (BOD) Sebagai Salah
Satu Indikator Untuk
Menentukan Kualitas
Perairan. Jurnal Oseana,
Volume XXX, Nomor 3, 2005:
21-26.

Sutarmanto, R. dan Sutisna, D. H.


1995. Pembenihan Ikan Air
Tawar. Yogyakarta: Kanisius.

Swingle, H. S. 1968. Standarization


of Chemical Analysis for
Water and Pound Muds.
F.A.O. Fish, Rep. 44, 4, 379-
406 pp.

Yudo, S. 2010. Kondisi kualitas air


Sungai Ciliwung di wilayah
dki jakarta ditinjau dari
parameter organik, amoniak,
fosfat, deterjen dan bakteri

Anda mungkin juga menyukai