Laporan Miniproject Pakasih PDF
Laporan Miniproject Pakasih PDF
Oleh:
dr. Dike Izza Maulaadianovi
dr. Ferdy Fitra Cipta
dr. Indra Pramanasari
dr. Putri Alief Siswanto
Pembimbing:
dr. Dara Kharisma
PUSKESMAS WONOASIH
DINAS KESEHATAN KOTA PROBOLINGGO
2019
i
HALAMAN PENGESAHAN
Penyusun:
dr. Dike Izza Maulaadianovi
dr. Ferdy Fitra Cipta
dr. Indra Pramanasari
dr. Putri Alief Siswanto
Telah disetujui,
Pendamping
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan mini project yang berjudul “PAKASIH
(Pelayanan Keluarga Hipertensi Wonoasih) sebagai Upaya Pengendalian Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Wonoasih”. Laporan kegiatan mini project ini disusun
untuk memenuhi tugas Program Dokter Internsip Dokter Indonesia.
Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. dr. Dara Kharisma sebagai dokter pendamping internsip Puskesmas Wonoasih yang
telah mendampingi serta memberikan arahan dan dukungan kepada penulis sejak
awal hingga akhir kegiatan.
2. dr. Elisa Kristina selaku Kepala Puskesmas Wonoasih yang telah memberikan
arahan serta izin kegiatan kepada penulis.
3. dr. Cik Kahadi, dr. Fachruddin, dr. Bayu, dr. Firly, Ibu-Ibu Kader RW 01 Kelurahan
Pakistaji serta segenap staf di Puskesmas Wonoasih yang telah memberikan
bantuan dan dukungan selama pelaksanaan kegiatan.
Penulis menyadari bahwa laporan mini project ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, segala kritik dan saran akan penulis terima
dengan tangan terbuka. Akhir kata, penulis berharap laporan kegiatan miniproject ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iv
iv
1.6.1.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia ..................20
1.6.1.4Distribusi frekuensi responden berdasarkan status
pernikahan...............................................................................20
1.6.1.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jumlah anak .....21
1.6.1.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan terakhir
................................................................................................21
1.6.1.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan .........22
1.6.1.8Distribusi frekuensi responden berdasarkan kepemilikan
asuransi ...................................................................................22
1.6.1.9 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tempat tinggal ..23
1.6.2 Faktor Resiko Hipertensi ...................................................................23
1.6.2.1 Riwayat Keluarga ..................................................................23
1.6.2.2 Indeks Massa Tubuh..............................................................25
1.6.2.3 Merokok ................................................................................26
1.6.2.4 Konsumsi Daging ..................................................................27
1.6.2.5 Kopi .......................................................................................28
1.6.2.6 Makanan Asin........................................................................29
1.6.2.7 Konsumsi Garam ...................................................................30
1.6.2.8 Konsumsi Sayur.....................................................................30
1.6.2.2 Konsumsi Buah .....................................................................31
1.6.2.10 Aktivitas Fisik .....................................................................32
1.6.2.11 Stres .....................................................................................33
1.6.3 Hipertensi...........................................................................................33
1.6.3.1Distribusi frekuensi responden berdasarkan derajat
hipertensi ..............................................................................33
1.6.3.2 Diagnosis Hipertensi .............................................................33
1.6.3.3 Keteraturan Kontrol...............................................................34
1.6.3.4 Progresivitas Penyakit ...........................................................36
1.6.3.5 Kepatuhan Minum Obat ........................................................37
1.6.4 Pengetahuan Terkait Hipertensi.........................................................39
1.6.4.1 Pengetahuan Tentang Definisi Hipertensi ..............................39
1.6.4.2 Pengetahuan Tentang Gejala Hipertensi ................................39
1.6.4.3 Pengetahuan Tentang Komplikasi Hipertensi ........................39
1.6.4.4 Pengetahuan Tentang Faktor Resiko Hipertensi ....................40
1.6.4.5 Pengetahuan Tentang Keteraturan Minum Obat ....................40
1.7 Pembahasan ................................................................................................40
1.8 Daftar Masalah............................................................................................52
v
1.9 Prioritas Penyebab Masalah........................................................................53
1.10 Rencana Program......................................................................................54
LAMPIRAN...............................................................................................................67
vi
1
BAB I
PENGENALAN MASALAH
1.1 Pendahuluan
1.1.1 Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari
90 mmHg (Kemenkes RI, 2015). Hipertensi sering disebut sebagai
pembunuh senyap (silent killer) karena seringkali tidak menimbulkan
gejala hingga timbul komplikasi pada berbagai organ yang berakibat fatal
seperti jantung koroner, gagal jantung, stroke dan sebagainya (WHO,
2013).
Hipertensi saat ini menjadi masalah global karena prevalensi yang
terus meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup seperti kurangnya
aktivitas fisik, meningkatnya stres psikososial serta pola konsumsi yang
tidak sehat (WHO, 2013). Hipertensi juga menjadi masalah kesehatan
utama di negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia.
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama kematian global
dan diperkirakan telah menyebabkan kematian sebesar 9,4% di dunia per
tahunnya. Menurut WHO (2013), sekitar 1,13 miliar orang di seluruh
dunia menderita hipertensi dan jumlah ini terus meningkat setiap
tahunnya. Pada tahun 2025, diperkirakan terdapat sekitar 1,5 miliar orang
menderita hipertensi atau setara dengan 29% populasi dunia (Go et al.,
2014).
Berdasarkan Riskesdas tahun 2018, prevalensi hipertensi mengalami
peningkatan sebesar 8,3% menjadi 34,1% sementara prevalensi
hipertensi berdasarkan diagnosa dokter hanya sebesar 8,4%. Hal ini
berarti sebesar 25,7% penderita tidak menyadari telah menderita
hipertensi. Prevalensi hipertensi tertinggi terdapat pada provinsi
Kalimantan Selatan yaitu sebesar 44,1% dan terendah yaitu Provinsi
Maluku Utara sebesar 22,2%.
2
1.1.3 Tujuan
1.1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui penyebab tingginya prevalensi hipertensi di
Kelurahan Pakistaji yang akan digunakan sebagai dasar dalam
rangka penyusunan rencana program sebagai upaya pengendalian
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Wonoasih yaitu Kelurahan
Pakistaji khususnya.
1.1.4 Manfaat
1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
wawasan terkait faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian
hipertensi serta gambaran pengetahuan dan perilaku terkait hipertensi
di Kelurahan Pakistaji. Selain itu, hasil penelitian dapat digunakan
sebagai dasar dalam rangka penyusunan rencana program sebagai
upaya pengendalian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Wonoasih
yaitu Kelurahan Pakistaji khususnya.
2. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai referensi pada penelitian selanjutnya.
3. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan terkait faktor resiko yang berhubungan dengan derajat
hipertensi sehingga masyarakat dapat melakukan upaya pencegahan
serta pengendalian secara mandiri.
4. Bagi puskesmas, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
masukan dalam rangka peningkatan pelayanan serta promosi
kesehatan khususnya terkait penyakit hipertensi.
4
1.2.3 Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, terdapat dua jenis hipertensi, yaitu
hipertensi primer atau essensial dan hipertensi sekunder. Hipertensi
primer (essensial) tidak diketahui penyebabnya secara pasti. Sebanyak
95% kasus yang ada merupakan hipertensi primer. Onset hipertensi ini
biasanya antara usia 25-55 tahun, dan jarang terjadi sebelum usia 20
tahun (Sutters, 2017). Menurut Yogiantoro (2006), hipertensi essensial
merupakan penyakit multifaktorial yang timbul akibat interaksi beberapa
faktor risiko. Beberapa faktor resiko tersebut antara lain pola hidup
(merokok, asupan garam, obesitas, aktivitas fisik, dan stres), faktor
genetik, ketidakseimbangan antara modulator vasokonstriksi dan
vasodilatasi, pengaruh sistem autocrine yang berperan dalam sistem
renin, angiotensin dan aldosteron serta pengaruh sistem saraf simpatis
(tonus simpatis dan variasi diurnal).
Hipertensi sekunder merupakan suatu keadaan peningkatan tekanan
darah yang terjadi disebabkan oleh penyakit tertentu. Hipertensi jenis ini
6
1.2.6 Tatalaksana
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan
obat-obatan ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya
hidup dapat dilakukan dengan membatasi asupan garam dan MSG,
mengurangi konsumsi makanan berlemak serta berpengawet,
menurunkan berat badan, mengurangi konsumsi minuman berkafein,
rokok dan minuman beralkohol serta memperbanyak konsumsi buah dan
sayuran berserat tinggi. Olahraga juga dianjurkan bagi penderita
hipertensi, dapat berupa jalan, lari, jogging, bersepeda selama minimal
30 menit dengan frekuensi 3-5 kali perminggu. Penderita hipertensi juga
disarankan untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan stress.
Penatalaksanaan dengan obat antihipertensi bagi sebagian besar
pasien dimulai dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan secara titrasi
sesuai dengan umur, kebutuhan, dan usia. Jenis-jenis obat antihipertensi
untuk terapi farmakologis hipertensi yang dianjurkan oleh JNC VII yaitu
diuretika, beta blocker, calsium channel blocker, angiotensin converting
enzyme inhibitor dan angiotensin II receptor blocker.
Tujuan utama dari penanganan hipertensi adalah untuk mencapai
dan mempertahankan tekanan darah yang ditargetkan. Apabila target
tekanan darah tidak tercapai setelah 1 bulan pengobatan maka dosis obat
dapat ditingkatkan atau diberikan 2 jenis obat. Diuretika biasanya
menjadi tambahan karena meningkatkan efek obat yang lain.
1.2.7 Komplikasi
Komplikasi hipertensi terjadi karena adanya kerusakan salah satu
atau lebih pada organ tubuh. Hal ini dikarenakan peningkatan tekanan
darah tinggi secara kronik atau tiba-tiba sehingga organ tidak mampu
melakukan kompensasi. Organ-organ ini disebut dengan target organ
hipertensi. Target organ meliputi otak, mata, jantung, pembuluh darah
arteri dan ginjal. Beberapa komplikasi diantaranya stroke, penyakit
jantung hipertensi, aneurisma, gagal ginjal dan sebagainya.
Stroke merupakan manifestasi gangguan saraf umum yang timbul
mendadak dalam waktu singkat akibat gan18gguan aliran darah ke otak
11
Variabel Bebas
Usia
Jenis Kelamin
Riwayat Keluarga
Suku Bangsa
Tingkat Pendidikan
Merokok
Konsumsi Garam
Variabel Terikat
Konsumsi Buah Dan Sayur
Konsumsi Makanan Asin Derajat Hipertensi
Konsumsi daging
Konsumsi Kopi
Indeks Massa Tubuh (IMT)
Aktivitas Fisik
Tingkat Stres
1.4 Hipotesis
Berdasarkan kerangka konsep di atas, maka hipotesis penelitian ini yaitu
terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, suku bangsa,
tingkat pendidikan, merokok, konsumsi garam, konsumsi buah dan sayur,
konsumsi makanan asin, konsumsi kopi, konsumsi daging, indeks massa tubuh
(IMT), aktivitas fisik dan tingkat stres dengan derajat hipertensi.
Kategori:
1. Tidak pernah
Hasil ukur
2. Jarang (<3x seminggu)
3. Sering (≥3x seminggu)
Skala ukur Ordinal
Variabel Konsumsi kopi
Definisi Asupan kopi per minggunya
Alat ukur Kuesioner
Menyebutkan frekuensi konsumsi kopi untuk
Metode ukur
dicatat di lembar kuesioner
12
Kategori:
1. Tidak pernah
Hasil ukur
2. Jarang (<3x seminggu)
3. Sering (≥ 3x seminggu)
Skala ukur Ordinal
Variabel Indeks massa tubuh (IMT)
Indikator status gizi berdasarkan korelasi berat
Definisi
dan tinggi badan
Alat ukur Timbangan berat badan, meteran
Melakukan pengukuran berat badan dan tinggi
Metode ukur badan kemudian dihitung nilai IMT dan dicatat
di lembar kuesioner.
13
Kategori:
1. <18,5 = Underweight
2. 18,5-22,9 = Normal
Hasil ukur
3. 23-24,9 = Overweight
4. 25-29,9 = Obese I
5. ≥ 30 = Obese II
Skala ukur Ordinal
Variabel Aktivitas fisik
Kegiatan jasmani (olahraga) yang dilakukan
Definisi
minimal 30 menit setiap kalinya
Alat ukur Kuesioner
Menyebutkan frekuensi aktvitas fisik dalam
Metode ukur
14 seminggu dan dicatat di lembar kuesioner
Kategori:
1. Tidak sama sekali
Hasil ukur
2. <3x seminggu = Jarang
3. ≥3x seminggu = Sering
Skala ukur Ordinal
Variabel Stres
Kondisi pikiran yang dapat menimbulkan
Definisi terganggunya keadaan tubuh dengan ditandai
15 adanya gangguan psikologis dan fisiologis
Alat ukur Self Reporting Questionnaire (SRQ)
Menyebutkan jawaban dari kuesioner stres yang
Metode ukur
terdiri atas 21 item.
17
Kategori:
Hasil ukur 1. <6 = Tidak stres
2. ≥6 = Stres
Skala ukur Ordinal
Besar nilai Confidence Interval (CI) yang digunakan yaitu 95%. Apabila
nilai signifikansi p<0,05 maka dapat disimpulkan terdapat hubungan
antara variabel bebas dan tergantung dan berlaku sebaliknya.
Pengambilan kesimpulan
1.6 Hasil
1.6.1 Karakteristik Responden
Total sampel pada penelitian ini sebesar 121 responden yang
merupakan penderita hipertensi di Kelurahan Pakistaji, Kecamatan
Wonoasih, Kota Probolinggo. Seluruh responden melengkapi kuesioner
dengan baik sehingga seluruh data dapat diolah sebagai bahan penelitian.
Menikah 105 87
Total 121 100
1.6.2.3 Merokok
Berdasarkan tabel 1.22 dan 1.23, didapatkan sebesar 37%
responden merokok dengan 67% responden mengonsumsi rokok
jenis non filter. Sebagian besar responden, yaitu sebesar 52%,
mengonsumi rokok sebanyak <10 batang dalam sehari.
Tabel 1.22. Distribusi frekuensi responden berdasarkan merokok
Perokok Jumlah (n) Persentase (%)
Ya 33 27
Tidak 88 73
Total 121 100
1-2x 1 0,5 36 30 27 22
seminggu 0,306
Tidak 0 0 36 30 8 7
pernah
Total 2 1 82 68 37 31
˂3x sehari 92 76
Total 121 100
1.6.2.11 Stres
Berdasarkan tabel 1.42 didapatkan sebagian besar responden
tidak mengalami stres yaitu sebesar 98%.
33
1.6.3 Hipertensi
1.6.3.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Derajat
Hipertensi
Berdasarkan tabel 1.44 didapatkan sebagian besar responden
berada pada hipertensi stage I yaitu sebesar 68%.
Tabel 1.44. Distribusi frekuensi responden berdasarkan derajat
hipertensi
Derajat HT Jumlah (n) Persentase (%)
Pre hipertensi 2 1
Hipertensi stage I 82 68
Hipertensi stage II 37 31
Total 121 100
Pertama kali
Jumlah (n) Persentase (%)
terdeteksi HT
Berobat ke faskes 87 72
Gawat darurat 5 4
Program penapisan 13 10
Lainnya 16 14
Total 121 100
Berdasarkan tabel 1.46 didapatkan sebagian besar
responden telah menderita hipertensi selama kurang dari 5 tahun
yaitu sekitar 65%.
Tabel 1.46. Distribusi frekuensi responden berdasarkan derajat
hipertensi
Lama Menderita Jumlah (n) Persentase (%)
<5 tahun 79 65
>5 tahun 42 35
Total 121 100
Tidak suka
7 9
minum obat
Total 82 100
1.7 Pembahasan
Berdasarkan tabel 1.3, mayoritas jenis kelamin penderita hipertensi yang
ada di Kelurahan Pakistaji adalah perempuan dan dari tabel 1.7, mayoritas
penderita berusia 41-55 tahun dan diatasnya. Usia ini dapat dikatakan sudah
termasuk ke dalam usia dewasa tua. Usia dewasa tua adalah saat mengalami
masa premenopause dan menopause yang menyebabkan hormon estrogen
turun. Hormon estrogen berperan sebagai pelindung pembuluh darah, dengan
berkurangnya hormon estrogen mengakibatkan pembuluh darah mudah rusak
yakni pembuluh darah menjadi kaku karena elastisitasnya berkurang dan
menebal sehingga rentan terkena hipertensi dan penyakit kardiovaskular yang
lain. Rusaknya pembuluh darah menyebabkan jantung memompa darah kebih
keras, diameter pembuluh darah mengecil dan menyebabkan tekanan darah
41
korelasi yang lemah bisa jadi oleh karena sampel data yang diambil data
minimal, sehingga angka biasnya cukup tinggi. Sekitar 70-80% kasus
hipertensi essensial diturunkan dari orang tuanya. Penelitian lain juga
menunjukkan bahwa faktor keturunan atau genetik memegang peranan sebesar
27% untuk hipertensi diastolik dan sebesar 36% untuk hipertensi sistolik.
Hipertensi sistolik terkait dengan faktor genetik yang menyerang pada laki-laki
lebih berkontribusi dibandingkan perempuan yakni 57% pada laki-laki dan
46% pada perempuan. Hal tersebut cukup sesuai dengan data yang didapat
bahwa mayoritas partisipan dengan hipertensi sistolik akan tetapi karena
beberapa hal, data yang kami dapatkan mayoritas partisipan adalah perempuan
dapat disebabkan oleh karena waktu pengambilan sampel saat pagi sehingga
partisipan yang kami dapatkan sebagian besar adalah perempuan yang bekerja
sebagai ibu rumah tangga yang ada di rumah (Biino et al., 2013). Penelitian
tersebut juga menyebutkan bahwa faktor genetik lebih berkontribusi pada
perempuan dibandingkan laki-laki, sesuai dengan data yang kami dapatkan
mayoritas partisipan adalah perempuan.
Faktor risiko hipertensi yang dapat diubah diantaranya adalah status gizi,
merokok, daging, makanan asin, sayur, buah-buahan dan aktivitas fisik. Hasil
dari analisis data untuk status gizi tidak didapatkan hubungan dengan derajat
hipertensi, hal tersebut karena dari data yang didapatkan sebagian besar
partisispan status gizinya normal. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Widyaningrum pada tahun 2014, terdapat hubungan antara status gizi dengan
tekanan darah pada lansia di Kelurahan Makamhaji, sebesar 73% subjek
penelitian memiliki status gizi lebih cenderung menderita prehipertensi dan
hipertensi derajat 1. Hal tersebut berbeda dengan data yang kami dapatkan,
karena subjek penelitian tersebut adalah berusia lansia, sedangkan subjek
penelitian kami random dan mayoritas dari data yang kami dapatkan partisipan
berusia dewasa 41-55 tahun. Peneltian yang dilakukan oleh Singgaling pada
tahun 2011 yang menyimpulkan bahwa semakin tinggi status gizi memperbesar
risiko terjadinya hipertensi karena semakin banyak tumpukan lemak di dalam
tubuh maka semakin rendah cadangan adiponektin yang ada di dalam tubuh.
Sedangkan adiponektin berperan untuk mencegah resistensi insulin, proses
50
sesuai dengan hasil penelitian ini bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi
daging dengan kejadian hipertensi, mungkin karena daging yang dikonsumsi
bukan daging merah seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa
konsumsi daging merah lebih berisiko kejadian kardiovaskular.
Hasil dari analisis data untuk kopi dengan derajat hipertensi tidak
didapatkan ada korelasi atau hubungan antara keduanya. Kebiasaan minum
kopi tidak mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Paparan kafein secara
hemodinamik dan hormonal masih dapat ditoleransi oleh tubuh. Kandungan
polifenol dalam kopi mengandung serat yang tinggi dapat menghambat proses
atherogenesis dan dapat memperbaiki fungsi vaskular. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi kopi dengan
kejadian hipertensi pada dewasa muda (Bistara and Kartini, 2018). Hal tersebut
sesuai dengan hasil analisis penelitian ini.
Hasil analisis data tidak menunjukkan adanya hubungan antara makan
makanan asin dengan derajat hipertensi tetapi didapatkan adanya hubungan
antara jumlah takaran garam sehari dengan derajat hipertensi. Terdapat
penelitian yang menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi garam dengan
kejadian hipertensi, hal tersebut tidak sesuai dengan hasil analisis penelitian ini
karena mungkin adanya kesalahpahaman antara peneliti dengan responden
akan pengertian makan makanan asin karena untuk takaran garam yang
dikonsumsi sehari hasilnya berhubungan. Konsumsi garam yang melebihi
takaran normal dapat meningkatkan volume darah melalui absorpsi cairan
sehingga jantung harus memompa lebih keras menimbulkan tekanan darah
yang lebih tinggi. Natrium sendiri bereaksi terhadap hormone RAAS yang
bekerja di ginjal menyebabkan proses vasokonstriksi sehingga menimbulkan
peningkatan tekanan darah (Gultom et al, 2016).
Hasil analisis data tidak didapatkan adanya hubungan antara konsumsi
sayur dan buah dengan derajat hipertensi. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
karena isi kuesioner hanya menanyakan frekuensi konsumsi sayur dan buah
tidak menyatakan jumlah yang pasti. Menurut Siti Widyaningrum tahun 2012
menyatakan bahwa terdapat adanya hubungan antara asupan serat dengan
kejadian hipertensi pada penderita usia lanjut. Terdapat penelitian yang
52
menyebutkan bahwa konsumsi makanan tinggi serat seperti sayur dan buah
dapat menurunkan resiko kejadian hipertensi pada usia dewasa di Amerika.
Tetapi ada penelitian lain yang menunjukkan bahwa konsumsi makanan kaya
serat tidak berhubungan secara signifikan dengan kejadian hipertensi (Sun et
al., 2017). Penelitian lain menyebutkan bahwa konsumsi sayur dan buah ≥7
kali dalam seminggu menunjukkan adanya penurunan risiko kejadia hipertensi.
Komponen yang penting pada sayur dan buah adalah mineral, vitamin dan
asam folat yang memiliki efek memperbaiki fungsi endotel yang telah
diketahui bahwa disfungsi endotel berperan penting dalam kejadian hipertensi
(Bingrong Li et al., 2016).
Hasil dari analisis data antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi
memiliki hubungan yang signifikan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan di Kabupaten Sitaro, Makassar menunjukkan adanya hubungan
antara aktivitas fisik dengan derajat hipertensi (Afni et al., 2018). Aktivitas
fisik yang paling banyak dilakukan oleh responden adalah melakukan
pekerjaan rumah, sesuai dengan data responden mayoritas adalah ibu rumah
tangga. Berat rendahnya aktivitas fisik tergantung pada jenis kegiatan,
instensitas, durasi dan frekuensi. Aktivitas fisik seperti olahraga dapat berefek
vasodilatasi pembuluh darah dan meningkatkan sensitivitas insulin. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa semakin berat aktivitas fisik yang dilakukan maka
semakin rendah derajat hipertensi yang diderita.
Pengetahuan 4 4 4 3 192
Gaya Hidup 5 3 3 4 180
Lokasi 4 3 4 5 240
Fasilitas
Kesehatan
Media 3 3 5 3 135
Promosi
Kesehatan
Kebiasaan/ 2 2 2 2 16
Budaya Makan
Asin
Peran 1 1 1 5 5
Pemerintah
BAB II
IMPLEMENTASI PROGRAM
Pada tabel 2.9, dapat dilihat bahwa sebanyak 58% peserta memiliki
tekanan darah diatas >160/110 mmHg. Hal ini merupakan masalah yang
cukup serius dan memerlukan komitmen dari petugas medis dan peserta
dalam mengendalikan hipertensi. Petugas medis dapat memberikan
kombinasi 2 jenis obat hipertensi atau lebih. Selain itu, peserta juga perlu
diingatkan untuk melakukan perubahan gaya hidup seperti lebih sering
berolahraga, berhenti merokok, mengurangi konsumsi kopi dan makanan asin
serta meningkatkan konsumsi buah dan sayur. Peserta dapat meminta bantuan
keluarga untuk mengingatkan waktu minum obat dan waktu pemeriksaan.
Kegiatan PAKASIH bulan berikutnya dilaksanakan pada tanggal 8
Oktober 2019. Kegiatan dimulai pukul 08.00 hingga pukul 10.00 di halaman
rumah kader. Penyelenggaraan menggunakan sistem pelayanan tiga meja.
Meja I untuk pendaftaran. Meja II untuk pengukuran tekanan darah. Meja III
untuk layanan konsultasi serta pembagian obat. Sebanyak 10 peserta tidak
hadir dan terdapat 7 peserta baru.
64
BAB III
3.1 Kesimpulan
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat keluarga dengan derajat
hipertensi.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi garam dengan derajat
hipertensi. Semakin tinggi konsumsi garam, semakin tinggi derajat
hipertensi.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan derajat
hipertensi. Semakin rendah aktivitas fisik, semakin tinggi derajat hipertensi.
4. Rendahnya pengetahuan terkait kepatuhan minum obat.
5. Rendahnya tingkat keteraturan kontrol.
6. Prioritas penyebab tingginya angka hipertensi berdasarkan metode CARL
yaitu lokasi kesehatan yang kurang terjangkau, rendahnya pengetahuan
masyarakat terkait keteraturan minum obat, gaya hidup yang tidak sehat,
kurangnya media promosi kesehatan.
7. Beberapa program dilaksanakan untuk menjangkau masyarakat dan tenaga
kesehatan sebagai upaya pengendalian hipertensi di Kelurahan Pakistaji,
diantaranya yaitu PAKASIH (Pelayanan Keluarga Hipertensi Wonoasih),
pembagian booklet pedoman hipertensi, penyuluhan tentang hipertensi,
pemanfaatan tanaman seledri, pembentukan layanan pengiriman obat
hipertensi melalui kurir GO-HT dan pembuatan aplikasi rekam medis
elektronik berbasis web.
8. Angka ketidakhadiran peserta pada kegiatan PAKASIH kedua cukup tinggi.
9. Sebagian besar peserta menunjukkan adanya penurunan tekanan darah.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Chobanian, A.V., Bakris, G.L., Black, H.R., Cushman, W.C., Green, L.A.,
Izzo, J.L., Jones, D.W., Materson, B.J., Oparil, S., Wright, J.T., Roccella,
E.J., 2003. The seventh report of the jnc on prevention, detection and
treatment of high blood pressure: the jnc 7 report. JAMA. Vol 289: 2560-
72.
Go AS, et al. 2014. Heart disease and stroke statistics 2014 update: A report
from the American Heart Association. Circulation, 129, 28- 292Riskesdas
tahun 2018 Internal Med. Vol 139: 761-76.
Kaplan, N.M., 2015. Primary hypertension: pathogenesis in: Kaplan, N., Rose,
B., Bakris, G.L., Sheridan, A.M., Kaplan’s Clinical Hypertension, 11th
ed Linppincol William & Willkins Phylladephia. Pp: 50-121.
Kemenkes RI. 2015. Profil kesehatan Indonesia 2014. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia 2015. Jakarta
Lukito, A.A., 2017. Etiologi dan patofisiologi in: Taruna, Y. and Widyantoro
B., Buku Ajar Hipertensi. Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia.
Jakarta.
Oparil, S., Amin, Z.M., and Calhoun, D.A., 2003. Pathogenesis of
hypertension. Ann.
Sutters, M., 2017. Systemic hypertension, in McPhee, S., Papadakis,
M.A.(eds). Current Medical Diagnosis and Treatment. McGrawHill
Lange. New York. P: 439-71.
Whelton, P.K., Carey, R.M., Aronow, W.S., Casey, D.E., Collins, K.J.,
Himmelfarb, C.D., DePalma, S.M., Gidding, S., Jamerson, K.A., Jones,
D.W., MacLaughlin, E.J., Muntner, P., Ovbiagele, B., Smith, S.C.,
Spencer, C.C., Stafford, R.S., Taler, S.J., Thomas, R.J., Williams, K.A.,
Williamson, J.D., Wright, J.T., 2017. Guideline for the Prevention,
Detection, Evaluation, and Management of High Blood Pressure in Adults:
A Report of the American College of Cardiology/American Heart
Association Task Force on Clinical Practice Guidelines. Hypertens. 2017.
World Health Organization (WHO), 2013. A Global Brief on Hypertension.
World Health Day 2013.
Yogiantoro, M., 2006. Hipertensi esensial in: Sudoyo dkk (ed). Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. FKUI. Jakarta. P: 610-14.
68
LAMPIRAN 1
KUESIONER
I. Identitas Responden
Nomor :
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin : □ Laki-laki □ Perempuan
Alamat :
Suku Bangsa : □ Madura □ Jawa □ Lainnya
Status Pernikahan : □ Menikah □ Belum menikah
□ Janda/Duda □ Cerai
Jumlah Anak : □0 □1
□2 □ >2
Pendidikan Terakhir : □ Tidak sekolah □ SD □ SMP
□ SMA □ Sarjana
Pekerjaan : □ Tidak bekerja □ Petani □ Pedagang
□ Buruh □ Pensiunan □ Pelajar
□ Wiraswasta □ IRT □ PNS/TNI/Polri
□ Lainnya
Asuransi : □ BPJS/Askes/KIS □ Asuransi lainnya □ Tidak memiliki
Kebiasaan Merokok
3. Apakah anda merokok ?
□ Ya □ Tidak □ Sudah berhenti
4. Apakah jenis rokok yang anda gunakan ?
□ Filter □ Non-filter
5. Berapa batang rokok yang anda konsumsi dalam sehari ?
□ <10 batang □ 10-20 batang □ >20 batang
Pola Konsumsi
6. Berapa kali anda mengonsumsi daging dalam seminggu ?
□ Tidak pernah □ 1-2x seminggu □ ≥3x seminggu
69
7. Berapa kali anda mengkonsumsi minuman yang berkafein (contoh : kopi) dalam
seminggu ?
□ Tidak pernah □ 1-2x seminggu □ ≥3x seminggu
8. Berapa kali anda mengonsumsi makanan yang diasinkan (contoh: ikan asin, udang
kering, telur asin) dalam seminggu ?
□ Tidak pernah □ 1-2x seminggu □ ≥3x seminggu
9. Berapa sendok anda mengonsumsi garam dalam sehari ?
□ ˂ 1/2 sdt sehari □ ≥1/2 sdt sehari
10. Berapa kali anda mengonsumsi sayuran dalam sehari ?
□ ˂3x sehari □ ≥3x sehari
11. Berapa kali anda mengonsumsi buah dalam sehari ?
□ ˂3x sehari □ ≥3x sehari
Stres
12. Apakah anda sering menderita sakit kepala selama 30 hari terakhir?
□ Ya □ Tidak
13. Apakah anda tidak nafsu makan selama 30 hari terakhir?
□ Ya □ Tidak
14. Apakah anda sulit tidur selama 30 hari terakhir?
□ Ya □ Tidak
15. Apakah anda mudah takut selama 30 hari terakhir?
□ Ya □ Tidak
16. Apakah anda merasa tegang, cemas atau kuatir selama 30 hari terakhir?
□ Ya □ Tidak
17. Apakah tangan anda gemetar selama 30 hari terakhir?
□ Ya □ Tidak
18. Apakah pencernaan anda terganggu selama 30 hari terakhir?
□ Ya □ Tidak
19. Apakah anda sulit berpikir jernih selama 30 hari terakhir?
□ Ya □ Tidak
20. Apakah anda merasa tidak bahagia selama 30 hari terakhir?
□ Ya □ Tidak
21. Apakah anda menangis lebih sering selama 30 hari terakhir?
□ Ya □ Tidak
22. Apakah anda merasa sulit untuk menikmati kegiatan sehari-hari selama 30 hari terakhir?
□ Ya □ Tidak
23. Apakah pekerjaan anda sehari-hari terganggu selama 30 hari terakhir?
□ Ya □ Tidak
24. Apakah anda tidak mampu melakukan hal-hal yang bermanfaat dalam hidup selama 30
hari terakhir?
□ Ya □ Tidak
25. Apakah anda kehilangan minat pada berbagai hal selama 30 hari terakhir?
70
□ Ya □ Tidak
26. Apakah anda merasa tidak berharga selama 30 hari terakhir?
□ Ya □ Tidak
27. Apakah anda mempunyai pikiran untuk mengakhiri hidup selama 30 hari terakhir?
□ Ya □ Tidak
28. Apakah anda merasa lelah sepanjang waktu?
□ Ya □ Tidak
29. Apakah anda mengalami rasa tidak enak di perut selama 30 hari terakhir?
□ Ya □ Tidak
30. Apakah anda mudah lelah selama 30 hari terakhir?
□ Ya □ Tidak
31. Apakah anda sulit untuk mengambil keputusan selama 30 hari terakhir?
□ Ya □ Tidak
Aktivitas Fisik
32. Dalam seminggu, berapa kali anda melakukan olahraga selama minimal 30 menit?
□ Tidak pernah □ 1-2x seminggu □ ≥3x seminggu
Tanda vital
Tekanan Darah :
Denyut Nadi :
IV. Hipertensi
Diagnosis Hipertensi
1. Bagaimana anda tahu pertama kali bahwa anda menderita penyakit darah tinggi
(hipertensi) ?
□ Posyandu lansia □ Program penapisan (screening) □ Gawat darurat
□ Berobat ke layanan kesehatan □ Lainnya, sebutkan :
2. Sudah berapa lama anda menderita darah tinggi ?
□ <5 tahun □ >5 tahun
Manajemen Hipertensi
3. Dimana anda kontrol untuk pemeriksaan tekanan darah?
□ Puskesmas □ Klinik pratama □ Rumah sakit □ Apotek
□ Praktek bidan
4. Apakah anda pernah disarankan oleh dokter/perawat/petugas puskesmas untuk kontrol
rutin?
□ Ya □ Tidak
71
LAMPIRAN 2
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 100 45,2 45,2 45,2
Laki-laki 45 20,4 20,4 65,6
Perempuan 76 34,4 34,4 100,0
Total 221 100,0 100,0
Suku
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 100 45,2 45,2 45,2
Jawa 23 10,4 10,4 55,7
Madura 98 44,3 44,3 100,0
Total 221 100,0 100,0
Alamat RW/RT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 100 45,2 45,2 45,2
RW 01/ RT 01 5 2,3 2,3 47,5
RW 01/ RT 02 14 6,3 6,3 53,8
RW 01/ RT 03 13 5,9 5,9 59,7
RW 01/ RT 04 6 2,7 2,7 62,4
RW 01/ RT 05 17 7,7 7,7 70,1
RW 02/ RT 01 7 3,2 3,2 73,3
RW 02/ RT 02 9 4,1 4,1 77,4
RW 02/ RT 03 8 3,6 3,6 81,0
RW 02/ RT 04 15 6,8 6,8 87,8
RW 03/ RT 01 11 5,0 5,0 92,8
RW 03/ RT 02 6 2,7 2,7 95,5
RW 03/ RT 03 7 3,2 3,2 98,6
RW 03/ RT 04 3 1,3 1,3 100,0
Total 221 100,0 100,0
74
Status Pernikahan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 100 45,2 45,2 45,2
Cerai 1 ,5 ,5 45,7
Janda/Duda 15 6,8 6,8 52,5
Menikah 105 47,5 47,5 100,0
Total 221 100,0 100,0
Pendidikan Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 100 45,2 45,2 45,2
Sarjana 1 ,5 ,5 45,7
SD 80 36,2 36,2 81,9
SMA 6 2,7 2,7 84,6
SMP 17 7,7 7,7 92,3
Tidak Sekolah 17 7,7 7,7 100,0
Total 221 100,0 100,0
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 100 45,2 45,2 45,2
Buruh 2 ,9 ,9 46,2
Ibu Rumah Tangga 53 24,0 24,0 70,1
Lainnya 5 2,3 2,3 72,4
Pedagang 17 7,7 7,7 80,1
Pensiunan 2 ,9 ,9 81,0
Petani 7 3,2 3,2 84,2
PNS/TNI/Polri 1 ,5 ,5 84,6
Tidak bekerja 7 3,2 3,2 87,8
Wiraswasta 27 12,2 12,2 100,0
Total 221 100,0 100,0
75
Asuransi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 100 45,2 45,2 45,2
Asuransi lainnya 1 ,5 ,5 45,7
BPJS/Askes/KIS 100 45,2 45,2 91,0
Tidak memiliki 20 9,0 9,0 100,0
Total 221 100,0 100,0
Kategori Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 21-40 16 7,2 13,2 13,2
41-55 54 24,4 44,6 57,9
56-70 37 16,7 30,6 88,4
71-85 12 5,4 9,9 98,3
>85 2 ,9 1,7 100,0
Total 121 54,8 100,0
Missing System 100 45,2
Total 221 100,0
Correlations
Usia Grade HT
Spearman's rho Usia Correlation Coefficient 1,000 ,169
Sig. (2-tailed) . ,064
N 121 121
Grade HT Correlation Coefficient ,169 1,000
Sig. (2-tailed) ,064 .
N 121 121
Correlations
Pendidikan
Terakhir Grade HT
Spearman's rho Pendidikan Terakhir Correlation Coefficient 1,000 -,173
Sig. (2-tailed) . ,058
N 121 121
Grade HT Correlation Coefficient -,173 1,000
Sig. (2-tailed) ,058 .
N 121 121
77
Kategori IMT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 47 21,3 38,8 38,8
3 33 14,9 27,3 66,1
4 33 14,9 27,3 93,4
5 8 3,6 6,6 100,0
Total 121 54,8 100,0
Missing System 100 45,2
Total 221 100,0
Correlations
Grade HT IMT
Spearman's rho Grade HT Correlation Coefficient 1,000 ,118
Sig. (2-tailed) . ,196
N 121 121
IMT Correlation Coefficient ,118 1,000
Sig. (2-tailed) ,196 .
N 121 121
Symmetric Measures
Approximate
Value Significance
Nominal by Nominal Phi ,337 ,033
Cramer's V ,238 ,033
N of Valid Cases 121
Symmetric Measures
Approximate
Value Significance
Nominal by Nominal Phi ,305 ,004
Cramer's V ,305 ,004
N of Valid Cases 121
Merokok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 88 72,7 72,7 72,7
Ya 33 27,3 27,3 100,0
Total 121 100,0 100,0
79
Correlations
Jumlah rokok Grade HT
Spearman's rho Jumlah Correlation Coefficient 1,000 -,287
Sig. (2-tailed) . ,105
N 33 33
Grade HT Correlation Coefficient -,287 1,000
Sig. (2-tailed) ,105 .
N 33 121
Daging
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 100 45,2 45,2 45,2
≥3x seminggu 5 2,3 2,3 47,5
1-2x seminggu 76 34,4 34,4 81,9
Tidak pernah 40 18,1 18,1 100,0
Total 221 100,0 100,0
Kopi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 100 45,2 45,2 45,2
≥3x seminggu 25 11,3 11,3 56,6
1-2x seminggu 41 18,6 18,6 75,1
Tidak pernah 55 24,9 24,9 100,0
Total 221 100,0 100,0
Makanan Asin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 100 45,2 45,2 45,2
≥3x seminggu 44 19,9 19,9 65,2
1-2x seminggu 64 29,0 29,0 94,1
Tidak pernah 13 5,9 5,9 100,0
Total 221 100,0 100,0
81
Takaran Garam
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 100 45,2 45,2 45,2
˂ 1/2 sdt sehari 39 17,6 17,6 62,9
≥1/2 sdt sehari 82 37,1 37,1 100,0
Total 221 100,0 100,0
Sayur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 100 45,2 45,2 45,2
˂3x sehari 92 41,6 41,6 86,9
≥3x sehari 29 13,1 13,1 100,0
Total 221 100,0 100,0
Buah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 100 45,2 45,2 45,2
˂3x sehari 97 43,9 43,9 89,1
≥3x sehari 24 10,9 10,9 100,0
Total 221 100,0 100,0
Correlations
Grade HT Daging
Spearman's rho Grade HT Correlation Coefficient 1,000 ,039
Sig. (2-tailed) . ,674
N 121 121
Daging Correlation Coefficient ,039 1,000
Sig. (2-tailed) ,674 .
N 121 121
82
Correlations
Grade HT Kopi
Spearman's rho Grade HT Correlation Coefficient 1,000 -,112
Sig. (2-tailed) . ,223
N 121 121
Kopi Correlation Coefficient -,112 1,000
Sig. (2-tailed) ,223 .
N 121 121
Correlations
Grade HT Makanan Asin
Spearman's rho Grade HT Correlation Coefficient 1,000 -,094
Sig. (2-tailed) . ,306
N 121 121
Makanan Asin Correlation Coefficient -,094 1,000
Sig. (2-tailed) ,306 .
N 121 121
83
Correlations
Grade HT Takaran Garam
Spearman's rho Grade HT Correlation Coefficient 1,000 ,303**
Sig. (2-tailed) . ,001
N 121 121
Takaran Garam Correlation Coefficient ,303** 1,000
Sig. (2-tailed) ,001 .
N 121 121
Correlations
Sayur Grade HT
Spearman's rho Sayur Correlation Coefficient 1,000 ,031
Sig. (2-tailed) . ,735
N 121 121
Grade HT Correlation Coefficient ,031 1,000
Sig. (2-tailed) ,735 .
N 121 121
84
Correlations
Grade HT Buah
Spearman's rho Grade HT Correlation Coefficient 1,000 ,054
Sig. (2-tailed) . ,559
N 121 121
Buah Correlation Coefficient ,054 1,000
Sig. (2-tailed) ,559 .
N 121 121
Correlations
Aktivitas Fisik Grade HT
Spearman's rho Aktivitas Fisik Correlation Coefficient 1,000 -,226*
Sig. (2-tailed) . ,013
N 121 121
Grade HT Correlation Coefficient -,226* 1,000
Sig. (2-tailed) ,013 .
N 121 121
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Grade HT Stres
Spearman's rho Grade HT Correlation Coefficient 1,000 ,013
Sig. (2-tailed) . ,887
N 121 121
Stres Correlation Coefficient ,013 1,000
Sig. (2-tailed) ,887 .
N 121 121
LAMPIRAN 3
DOKUMENTASI
87