Anda di halaman 1dari 5

Overview (ikhtisar) otonomi daerah

Oleh : Adzalia Fitri Annisa (1910536019) - S1 Intake D3 Akuntansi

Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam bahasa Yunani, otonomi
berasal dari kata autos dan namos. Autos berarti sendiri dan namos berarti aturan atau
undang-undang. Sedangkan daerah adalah kesatuaan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah.

Otonomi daerah diberlakukan di Indonesia melalui Undang-undang Nomor 27


Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.

Tujuan pemberian otonomi daerah adalah sebagai berikut

1. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat yang semakin baik

2. Pengembangan kehidupan demokrasi

3. Keadilan nasional

4. Pemerataan wilayah daerah

5. Pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah
dalam rangka keutuhan NKRI

6. Mendorong pemberdayaan masyarakat

7. Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat,


mengembangkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Contoh otonomi daerah

1. Penetapan Upah Minimum Regional (UMR)


UMR adalah standar gaji terendah yang dianjurkan pemerintah kepada
parapengusaha untuk menggaji karyawannya. UMR diperhitungkan berdasarkan
biaya hidup di masing-masing daerah.

2. Pengembangan kurikulum pendidikan

Ada beberapa mata pelajaran yang memang bersifat wajib dan harus diajarkan
untuk seluruh siswa di Indonesia, seperti Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam dan
Bahasa Indonesia. Akan tetapi pemerintah pusat memberikan kelonggaran kepada
pemerintah daerah untuk mengembangkan mata pelajaran apa saja yang bisa
ditambahkan dalam pendidikan anak, biasanya disebut dengan muatan lokal. Misal
di Sumatera Barat, pemerintah daerah menambahkan mata pelajaran Budaya Alam
Minangkabau (BAM)

3. Penggunaan APBD

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah di Indonesia berbeda-beda, tergantung


kepada kebutuhan daerah setiap tahun, alokasi umum, dan alokasi khusus.

A. Asas Otonomi Daerah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah


daerah, terdapat 3 jenis penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi dasar
bagi pemerintah daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah, yaitu asas
Desentralisasi, Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.

1. Asas Desentralisasi

Pemberian wewenang oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk


mengurus urusan daerahnya sendiri berdasarkan asas otonom.

2. Asas Dekonsentrasi

Pelimpahan sebagian urusan pemerintahaan yang menjadi kewenangan


pemerintah pusat kepada pemerintahan daerah.

3. Tugas Pembantuan
Penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk melaksanakan
sebagian urusan pemerintahan pusat.

B. Asas Sentralisasi

Asas sentralisasi merupakan asas otonomi daerah yang paling awal digunakan
oleh Indonesia. Asas sentralisasi dapat diartikan sebagai sebagai asas otonomi daerah
yang memusatkan segala pengambilan keputusan yang berkaitan dengan seluruh
aspek kenegaraan kepada pemerintah pusat. Didalam asas ini pemerintah tiap daerah
belum diberi kebebasan untuk menentukan sendiri segala hal yang berkenaan dengan
urusan daerahnya.

C. Perbedaan Asas Desentralisasi dan Asas Sentralisasi

1. Perbedaan Pemegang Kekuasaan untuk pengambilan keputusan

2. Ruang Lingkup yang berbeda dalam penerapan kedua asas

Penerapan asas desentralisasi memiliki ruang lingkup yang lebih kecil, yaitu
wilayah suatu daerah tertentu. Dengan kecilnya ruang lingkup ini, pengembangan
daerah menjadi lebih mudah dilakukan karena daerah dapat lebih fokus dalam
mengembangkan daerahnya dan sekaligus memajukan kesejahteraan masyarakat
yang tinggal disana.

3. Kemajuan pembangunan daerah berbeda dalam sentralisasi dan sentralisasi

D. Pengelolaan keuangan pra otonomi daerah

Sebelum adanya otonomi daerah, daerah-daerah banyak tidak diberi kebebasan


dalam menyusun program. Asas desentralisasi telah ada sebelum otonomi daerah
namun bedanya bersifat terbatas.

E. Keuangan Negara dan Daerah


Semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang serta segala
sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara
atau daerah berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

F. Pengelolaan Keuangan Negara

Kekuasaan pengelolaan keuangan negara di tangan presiden, sedangkan


penyelenggara kekuasaan pengelola keuangan negara dalam membantu presiden
adalah menteri keuangan. Dalam melakukan pengelolaan keuangan negara perlu
dilakukan penyusunan dan penetapan APBN yang terdiri atas anggaran pendapatan,
anggaran belanja, dan pembiayaan.

Asas-asas pengelolaan keuangan negara :

1. Asas kesatuan, yaitu menghendaki agar semua pendapatan dan belanja negara
disajikan dalam satu dokumen anggaran.

2. Asas universalitas, yaitu mengharuskan agar setiap transaksi keuangan ditampilkan


secara utuh dalam dokumen anggaran.

3. Asas tahunan membatasi masa berlakunya anggaran untuk suatu tahun tertentu

4. Asas spesialitas yaitu mewajibkan agar kredit anggaran yang disediakan terinci
secara jelas peruntukannya.

Referensi :

https://thegorbalsla.com/otonomi-daerah/

Diakses pada tanggal 18 Agustus

https://id/m.wikipedia.org/wiki/otonomi_daerah

Diakses pada tanggal 18 Agustus

https://ejournal.unsri.ac.id/index.php
Diakses pada tanggal 18 Agustus

Anda mungkin juga menyukai