Anda di halaman 1dari 5

BAB III

PENDEKATAN FORMULA
A. Bahan humektan
1. Gliserin (Jakson, 1995, Indonesia, 1993 : Mahmood, 2013)
Alasan penambahan : Digunakan gliserin dalam mouthwash untuk menjaga agar
larutan zat aktif tidak menguap dan memperbaiki stabilitas
suatu bahan dalam jangka lama.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, etanol (95%) pelarut trolala
larut dalam kloroform pelarut eter, pelarut minyak lemak dan
minyak atiri
Inkompatibilitas : Gliserin inkom dengan pengoksidasi kuat juga dengan
hydrogen piroside, potassium permanganate asam nitrit + asam
sulfat.
Konsentrasi : 5 – 20% (2,5-10ml)
2. Propilenglikol ( Hope, 2009 ; starehagent, 2003)
Alasan penambahan : Karena PEG salah satu bahan humektan yang dapat
menjadi flofering agent dan pembersih mulut.
Kelarutan : mudah larut dalam air, aseton, etanol 95% dalam klorofom
dalam etilglikol dalam monoetil eter dalam etel asetat
Inkompabilitas : Tidak bercampur dengan bahan garam, perak, asam berat,
aspirin, lektamol, benjokain, bromide, iopoda.
Konsentrasi : 0.5-2.0%
3. Sorbitol (Barel, 2014)
Alasan penambahan : Karena bersifat relative inert dan kompatibel dengan
beberapa eksipien
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol
95%, dalam methanol dan dalam asam asetat
Inkompabilitas : Logam difalem, trifalem pada kondisi asam basah kuat,
polietilglikol meningkatkan degradasi penisilin
Konsentrasi : 3-15%
B. Bahan Perasa
1. Menthol ( Price, 2003 )
Alasan penambahan : Sebagai agen perasa, memiliki sensasi dingin, dan dapat
menyegarkan dan bersifat non iritasi
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam etanol 95%, pelarut minyak
lemak, minyak atsiri, tetapi sukar larut dalam air.
Inkompatibilitas : Dengan wadah logam, termasuk dengan beberapa
stainlesstel, dapat mengubah warna pada penyimpanan.
Konsentrasi : 0,1-2,0%
2. Xylitol ( Daurt, 2010, Hope, 2009 )
Alsan penambahan : Sebagai pemanis dan juga sebagai agent yang menurunkan
resiko plak gigi dan menutupi efek atau rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam air dan etanol 96%
Inkompatibilitas : Dengan agent pengoksida
Konsentrasi : 0,5-10%
3. Papermint Oil
Alasan penambahan : Karena papermint dapat memberikan rasa segar pada mulut
dan sebagai anti oksida dan anti mikroba yang diikuti
dengan rasa dingin di mulut
Kelarutan : Dalam etanol 70%, satu bagian volume dilarutkan dalam
tiga bagian etanol 70%
Inkompatibilitas :-
Konsentrasi : 3%
C. Bahan Pengawet
1. Methyl paraben ( Rowe, 2009)
Alasan penambahan : Methyl paraben banyak digunakan sebagai pengawet dan
anti mikroba dalam kosmetik, produk makanan, formulasi
farmasi, bekerja sebagai anti mikroba pada pH 4-8
Kelarutan : 1:3 dalam 95% etanol 1:60 dalam gliserin, 1:5 dalam
propilen glikol dan satu banding 1:40 dalam air
Inkompatibilitas : Dengan surfaktan ionik akan menurunkan aktifitas anti
mikroba dari methylparaben dan paraben lainnya.
Konsentrasi : 0,01-0,02
2. Natrium Benzoat (Rowe, 2009)
Alsan penambahan : Natrium Benzoat berfungsi sebagai pengawet anti mikroba
yang dapat mencefgah pertumbuhan bakteri dan jamur,
natrium benzoate mempunyai toktisitas sangat rendah
terhadap hewan sehingga saat ini tidak memiliki efek
teratogenik (menyebabkan cacat bawaan jika dikonsumsi
dan tidak mempunyai efek karsinogenik).
Kelarutan : Larut dalam dua bagian air dalam 90 bagian etanol 95%
Inkompatibilitas : Dengan senyawa kuarteseglatin, garam besi, garam kalsium
dan garam logam, aktifitas pengawet akan kurang aapabila
bereaksi dengan kolin atau surfaktan non ionik.
Stabilitas : Larutan natrium benzoat dapat disterilkan dengan autoklaf
atau filtrasi
Konsentrasi : 0,02-0,5%
3. Propilparaben (Rowe, 2009)
Alasan penambahan : Propilparaben aktif pada kisaran pH yang lebar dan
memiliki spectrum yang luas dari aktifitas anti mikroba
Kelarutan : 1:1 dalam etanol, 1;250 dalam gliserin, 1:3,9 dalam
propilenglikol, 1:2500 dalam air
Inkompatibilitas : Aktivitas anti mikroba dari propilparaben berkurang jauh
dihadapan surfaktan non ionik.
Stabilitas : Larutan ini stabil (kurang dari 10% dekomperisi) sampai
sekitar 4 tahun pada suhu kamar sementara larutan air pada pH
8 atau di atas adalah subjek untuk hidrolisis cepat
Konsentrasi : 0,01-0,02%
D. Bahan Pemanis
1. Sodium sakarin (Arin strong, 2009)
Alasan penambahan : Karena sadium sakaren digunakan dengan daya
pemanisnya sekitarn 300-600 kali dari sukrosal dan dapat
meningkatkan system rasa yang digunakan untuk menutupi
beberapa kareteristik.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut dalam alcohol.
Stabilitas : Stabil pada suhu dan tekanan normal.
Inkompatibilitas : Tidak dapat dicampurkan dengan bahan pengoksidasi kuat.
Konsentrasi :-
2. Sorbitol (Biana, 2005)
Alsan penambahan : Karena sorbitol dapat digunakan sebagai pengganti sukrosa
yang bersifat non karigenik dan juga merupakan media
yang baik bagi pertumbuhan bakteri
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air sukar larut dalam etanol 95%
dalam methanol dan dalam asetat.
Stabilitas : Sangat stabil dan secara kimiawi tidak reaktif, sehingga
memiliki katahanan yang sangat tinggi terhadap teperatur.
Inkompatibilitas : Logam divalsin, trivalent pada konsi asam kuat,
politilenglikol, ionokside meningkatkan degradasi penisilin
Konsentrasi : 12%
E. Bahan Surfaktan
1. PEG 40 (Rowe, 2009)
Alasan penambahan : PEG 40 memiliki kelarutan yang baik dalam air dan dapat
digunakan sebagai emulsifier dari bahan-bahan yang
hidrofobik
Kelarutan : Mudah larut dalam air, minyak dan alkohol.
Inkompatibilitas : PEG 40 inkom dengan sebagian besar lilin nabati dan
hewani
Stabilitas : PEG 40 stabil pada temperatur di atas 150oc
Konsentrasi : 0,5% - 2,0%
2. Polixamer 407 (Rowe, 2009)
Alasan penambahan : Memiliki kelarutan yang baik dalam air dan memiliki
kestabilan yang baik.
Kelarutan : Bebas larut dalam air, etanol 95% dan propan.
Stabilitas : Adalah bahan yang steril larut air, alkali, asam dan non
logam
Inkompatibilitas : Tergantung pada konsentrasi relative
Konsentrasi : 0,3%
3. Sodium lauril sulfat (Dirjen POM, 1995 ; Rowe, 2009)
Alasan penambahan : Sebagai surfaktan menurunkan tegangan permukaan cawan
sehingga membantu proses pembersihan rongga mulut
Kelarutan : Sangat larut dalam air, larutan berkabut larut sebagian
dalam etanol 95%
Stabilitas : Sodium lauril sulfat stabil dalam kondisi penyimpanan
normal, normal dibawah kondi ekstrim yaitu pada pH 2,5
atau dibawahnya hal ini dapat menyebabkan hidrolisis pada
lauril alkohol dan sodium bisulfit
Inkompatibilitas : Natium lauril sulfat bereaksi dengan surfaktan kationik,
menyebabkan hilangnya aktifitas bahan dalam konsentrasi
terlalu rendah dapat menyebabkan presipitasi terhadap baja
9,5 – 10,0 Nls. Agak korofis terhadap baja ringan, tembaga,
kuningan, perunggu dan aluminium
Konsentrasi : Tidak lehih dari 1% untuk keamanan.

Anda mungkin juga menyukai