Kelas : 04 Akuntansi
NIM :1810321115
PELAKSANAAN PENGANGGARAN PUBLIK
Proses penyusunan anggaran public umumnya menyesuaikan dengan peraturan organisasi yang
berlaku. Sebagai contoh, pada organisasi pemerintahan Indonesia sejalan dengan pemberlakuan UU
no. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dan UU No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan
keuangan antara pemerintahan pusat dan daerah, serta lahirnya empat paket perundang-undangan
yaiut UU No. 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara, UU No. 1 Tauhn 2014 tentang
Perbendaharaan Negara, UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengolahan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara, serta UU No. 25 Tahun 2004 tentang System Perencanaan Pembangunan
Nasional telah terjadi perubahan mendasar dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pengaturan
keuangan, khususnya perencanaan dan anggaran pemerintahan dan organisasi sector public lainnya.
Angaran public selalu dikaitkan dengan akuntabilitas eksekutif organsisasi. Konflik yang terjadi dalam
penentuan anggaran sangan berpengaruh pada kapabilitas aksekutif organisasi untuk mengendalikan
pengeluaran. Pada prakteknya, pihak eksekutf akan menggunakan daftar tahunan tentang
pengeluaran dan pendapatan serta tujuan aktivitasnya. Jadi, karakter anggaran adalah keseragaman,
keseluruhan transaksi organisasi, keteraturan penyerahan rancangan anggaran per tahunnya, akurasi
prakiraan pendapatan serta pengeluaran yang didasari oleh persetujuan/konsensus, dan terpublikasi.
Proses akhir penyusunan anggaran merupakan hasil dari persetujuan public, termasuk item
pengeluaran yang harus disetujui oleh legislator. Dalam hal ini, unir kerja organsisasi merupakan
pelaksana pengelolaan dana dan program.
1. Anggaran yang dinyatakan dalam kesatuan keuangan dan satuan non keuangan.
2. Anggaran yang unumnya mencakup jangka waktu tertentu, yaitu satu atau beberapa tahun.
3. Anggaran yang berisis komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan.
4. Usulan anggaran yang di telaah dan disetujui oleh pihak berwenang yang lebih tinggi dari penyusun
anggaran.
5. Anggaran yang teleah disusun hanya dapat diubah dalam kondisi apapun.
Secara tradisional, prinsip penganggaran yang sangat terkenal adalah apa yang dikenal dengan “the
three Es” yaitu ekonomis, efisien, dan efektif (jones dan pendlebury, 1988). Jones menjelaslkan
Nama : Wilianti Buung
Kelas : 04 Akuntansi
NIM :1810321115
bahwa ekonomis hanya berkaitan dengan input; efektivitas hanya berkaitan dengan output;
sedangkan efesiensi kaitan antara output dan input. Dengan demikian prinsip penganngaran terlihat
sangat terkait dengan prinsip akuntansi sector publik.
1 Bermoral Tinggi
2 Berhati-hati
Pada dasarnya keseluruhan prisip-prinsip tersebut harus dapat diakomodasi secara utuh dalam system
penganggaran publik. Namun, sesuai perkembangan zaman, system penganggaran harus mampu
mengakomodasi dinamika prinsip-prisip tersebut diatas.
Pada dasarnya, alokasi barang dan jasa dimasyarakat dapat dilakukan paling tidak melalui dua
mekasnisme, yaitu melalui mechanisme pasar (market mechanism) dan mekanisme birokasi
(bureaucratic mechanism).
Line Item Budgeting adalah penyusunan anggaran yang didasarkan pada dan dari mana dana berasal
(pos-pos penerimaan) dan untuk apa dana tersebut digunakan (pos-pos pengeluaran).
2. Incremental Budgeting
Nama : Wilianti Buung
Kelas : 04 Akuntansi
NIM :1810321115
Incremental Budgeting adalah system anggaran belanja dan pendapatan yang memungkinkan revisi
selama tahun berjalan, sekaligus sebagai dasar penentuan usulan anggaran periode tahun yang akan
dating.
Pada hakekatnya, berbagai jenis anggaran yang muncul belakangnan memiliki karakter yang lebih
rasional dibandingkan Line-item Budgeting. Panjang Programing Budgeting System (PPBS) berusaha
merasionalkan proses pembuatan anggaran dengan cara menjabarkan rencana jangka panjang
kedalam program-program, sub program, serta berbagai objek.
Tujuan; menjadi pengarah menuju hasil yang diperoleh ataupun pelayanan dan jasa-jasa yang akan
diberikan.
Alternative cara: menyajikan pilihan dari serangkaian cara ataupun tindakan.
Hasil guna: berkaitan dengan pengukuran atas tingkat keberhasilan tindakan dalam rangka
pencapaian tujuan.
Dimensi waktu: memperkirakan perspektif secara tahunan dalam mempertimbangkan akibat dari
tuntutan yang diproyeksikan pada masa yang akan dating.
Prioritas: berkaitan dengan penntuan tindakan yang diutamakan, akan diambil kriteria pilihan tertentu.
Pengendalian/pengawasan: Pengendalian/pengawasan ketatalaksanaan yang terigrasikan, berkaitan
dengan system pelaporan dan aliran balik informasi.
Daya guna: berkaitan dengan pengukuran atas hasil tindakan pencapian tujuan, jika tujuan dan
tindakan itu dapat dinyatakan secara dinilai secara kuantitatif.
5. Performance Budgeting
Performance Budgeting adalah system pengaggaran yang berorientasi pada output organisasi dan
berkaitan sangat erat dengan visi, misi, serta rencana strategis organisasi.
Salah satu tujuan strategis yang ditetapkan adalah memanfaatkan dan menerapkan secara
optimal teknologi inovatif yang telah diketahui banyak orang. Hasil yang diharapkan adalah sebagai
berikit:
Medium Term Budgeting Framework (MTBF) adalah kerangka strategi kebijakan tentang anggaran
belanja unit organisasi.
Dalam MTBF, bagian keuangan melakukan negosiasi dengan unit teknis organisasi ketika
menyususn perkiraan anggaran yang sedang berjalan maupun yang akan datang. Bagian keuangan
akan memperbarui perkiraan secara regular, terutama perubahan parameter ekonomi dan kebijakan
Nama : Wilianti Buung
Kelas : 04 Akuntansi
NIM :1810321115
organisasi. Akibat penerapan MTBF, bagian keuangan hanya akan mengacu pada anggaran tahun
pertama ketika mengevaluasi tahun pertama ketika mengevaluasi perubahan anggaran unit teknis.
Hal ini merupakan bagian yang paling penting dalam proses penganggaran, karna dibutuhkan
prosedur untuk memberikan arahan yang jelas dan sebagai pengendalian agar anggaran yang disusun
tidak mengandung kesalahan yang material. Sedangkan tim penganggaran natinya akan bertugas
menyusun anggaran tahun terkait.
Dokumen standar harga ditunjukan untuk mengendalikan harga berbagai kebutuhan organisasi
(barang dan jasa).
Pedoman pengisisan formulir rencana kerja dan anggaran adalah dokumen standar harga serta draft
atau dokumen perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
Tahapan selanjutnya setelah proses pembahasan kertas kerja adalah rekapitulasi kertas kerja
tersebut. Rekapitulasi adalah meringkas atau mengumpulkan data dari kertas kerja.
Setelah selesai melakukan tahapan rekapoitulasi kemudian dilakukan pembahasan anggaran untuk
periode berikutnya berdasarkan kertas kerja anggaran dan rencana kerja final.
Nama : Wilianti Buung
Kelas : 04 Akuntansi
NIM :1810321115
Tahapan selanjutnya adalah menyelesaikan draft anggaran pendapatan dan belanja. Pada tahapan ini
akan dilakukan pengecekan ulang terhadap draft anggaran yang dibuat, selain juga memastikan
bahwa draft anggaran telah sesuai dengan perencanaan dan tanpa kesalahan.
Draft anggaran yang telah selesai kemudian ditetrapkan menjadi anggaran. Proses penetapan
anggaran ini adalah tahapan akhir dari proses pembuatan anggaran. Dalam penyusunan anggaran
periode berikutnya, kita bias kembali ke tahapan pertama diatas.
1. Pendekatan Fungsional.
3. Pendekatan Psikologi/Motivasi