Anda di halaman 1dari 35

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian


suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama
periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses
kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk
kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan
indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi dalam kehidupan masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi menunjukkan pertumbuhan produksi barang dan jasa di
suatu wilayah perekonomian dalam selang waktu tertentu. Semakin tinggi tingkat
pertumbuhan ekonomi maka semakin cepat proses pertambahan output wilayah
sehingga prospek perkembangan wilayah semakin baik.

2.2 Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi

a. Sumber Daya Manusia

Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga


dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting
dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan
tergantung kepada sejauh mana sumber daya manusianya selaku subjek
pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan
proses pembangunan dengan membangun infrastruktur di daerah-daerah.
b. Sumber Daya Alam

Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya


alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun, sumber daya
alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila
tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola
sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud
dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil
hutan dan kekayaan laut.

c. Sumber Daya Alam

Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya


alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun, sumber daya
alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila
tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola
sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud
dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil
hutan dan kekayaan laut.
d. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat


mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja
yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin
canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas
serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada
akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.

e. Budaya

Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan


ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau
pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat
pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya
sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun
budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap
anarkis, egois, boros, KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), dan
sebagainya.
f. Sumber Daya Modal

Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan


meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang
modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan
ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan
produktivitas

2.3 Pengertian PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)


Besarnya produk domestik bruto (PDB) suatu daerah. Produk domestik
regional bruto menyajikan data series PDB baik atas dasar harga berlaku maupun
atas dasar harga konstan 2000, yang disajikan dalam nilai rupiah maupun
persentase. berdasarkan data beberapa tahun teakhir baik data yang dihimpun
secara langsung (data primer) maupun data yang dikutip dari adminstrasi
Instansi/Dinas/Lembaga Pemerintah maupun swasta (data sekunder).
Pada perhitungan PDRB dapat menggunakan dua harga yaitu PDRB harga
berlaku dan PDRB harga konstan, yang dimana PDRB harga berlaku merupakan
nilai suatu barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada
tahun tersebut, dan PDRB harga konstan adalah nilai suatu barang dan jasa yang
dihitung dengan menggunakan harga pada tahun tertentu yang dijadikan sebagai
tahun acuan atau tahun dasar.

2.4 Pendekatan Perhitungan PDRB

Dalam perhitungan PDRB, terdapat empat pendekatan yang dapat dilakukan.


Pendekatan yang dapat dilakukan antara lain :
a. Pendekatan Produksi

Pendekatan produksi sering disebut dengan pendekatan nilai tambah,


dimana nilai tambah bruto dengan cara mengurangi nilai output yang
dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan biaya dari masing-masing
nilai produksi bruto setiap sektor ekonomi, nilai tambah ini merupakan nilai
yang ditambahkan pada barang dan jasa yang diperoleh berdasarkan unit
produksi sebagai input. Nilai yang ditambahkan sama dengan balas jasa faktor
produksi atas keikutsertaannya dalam proses produksi.

b. Pendekatan Pendapatan

Pendekatan pendapatan merupakan nilai tambah yang didapat melalui


kegiatan-kegiatan ekonomi yang dihitung dengan cara menjumlahkan semua
balas jasa faktor produksi, yaitu upah atau gaji, surplus usaha, penyusutan,
dan pajak tak langsung neto. Pada sektor pemerintahan dan usaha, pendekatan
ini akan bersifat tidak mencari keuntungan, surplus usaha seperti bunga neto,
sewa tanah, dan keuntungan yang tidak diperhitungkan.

c. Pendekatan Pengeluaran

Pendekatan pengeluaran digunakan sebagai metode hitung nilai barang


dan jasa yang digunakan oleh berbagai kelompok dalam masyarakat untuk
kepentingan konsumsi rumah tangga, pemerintah, dan yayasan sosial. Untuk
pembentukan modal dan ekspor, nilai barang dan jasa hanya berasal dari
produksi domestik, total pengeluaran dari komponen-komponen tersebut harus
dikurangi dengan nilai impor, sehingga nilai ekspor yang didapat adalah
ekspor neto. Penjumlahan dari seluruh komponen pengeluaran akhir disebut
dengan PDRB atas dasar harga pasar.

d. Pendekatan Metode Alokasi

Pendekatan dengan metode alokasi digunakan pada data-data suatu unit


produksi di suatu daerah yang tidak tersedia. Nilai tambah dari suatu unit
produksi di daerah tersebut dihitung dengan cara menggunakan data yang
telah dialokasikan dari sumber yang tingkatnya lebih tinggi. Contoh metode
ini yaitu dengan data suatu kabupaten yang diperoleh dari alokasi data
provinsi.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAAN

3.1 Tujuan Penelitian


Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak dituntut
menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data
tersebut, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2002:10).
Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang
menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai
apa yang ingin diketahui.(Kasiram (2008: 149)

3.2 Jenis Penelitian


Jenis peneltiana yang digunakan didalam penelitian ini adalah penelitian
korelasi. Penelitian korelasi ini berhubunngan dengan penilaian antara dua atau
lebih fenomena.jenis penelitian ini biasanya melibatkkan ukuran statistik
tingkat/derajat hubungan,yang disebut korelasi (Syamsudin & Damiyanti: 2011).
Adanya korelasi antara dua variabel atau lebih, tidak berarti adanya pengaruh
atau hubungan sebab-akibat dari suatu variabel terhadap variabel lainnya.

3.3 Lokasi Analisi


Lokasi yang saya jadikan objek bertempat disalah satu Kabupaten di Jawa
Tengah yakni Kabupaten Demak (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦢꦢꦢꦢꦢ Pegon:
‫دمك‬, translit. Dêmak) adalah salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah. Ibu
kotanya adalah Demak. Kabupaten ini berbatasan dengan
 Laut Jawa di barat,
 Kabupaten Jepara di utara,
 Kabupaten Kudus di timur,
 Kabupaten Grobogan di tenggara,
 Kota Semarang dan Kabupaten Semarang di sebelah barat.

Demak berasal dari kata Bahasa Arab, yaitu "Dhima" yang artinya rawa. Hal
ini mengingat tanah di Demak adalah tanah bekas rawa alias tanah lumpur.
Bahkan sampai sekarang jika musim hujan di daerah Demak sering digenangi air,
dan pada musim kemarau tanahnya banyak yang retak, karena bekas rawa
alias tanah lumpur. Karena tanah Demak adalah tanah labil, maka jalan raya yang
dibangun mudah rusak, oleh karena itu jalan raya di Demak menggunakan beton.

Kabupaten Demak adalah salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang terletak
pada 6º43'26" - 7º09'43" LS dan 110º48'47" BT dan terletak sekitar 25 km di
sebelah timur Kota Semarang. Kabupaten Demak memiliki luas 897,43 km² dan
berpenduduk 1.055.579 jiwa (2010). Demak dilalui jalan negara (pantura) yang
menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya-Banyuwangi.

Kabupaten Demak memiliki luas wilayah seluas ± 1.149,07 km², yang terdiri
dari daratan seluas ± 897,43 km², dan lautan seluas ± 252,34 km². Sedangkan
kondisi tekstur tanahnya, wilayah Kabupaten Demak terdiri atas tekstur tanah
halus (lanau) dan tekstur tanah sedang (lempung). Dilihat dari sudut kemiringan
tanah, rata-rata datar. Dengan ketinggian permukaan tanah dari permukaan air
laut (sudut elevasi) wilayah kabupaten Demak terletak mulai dari 0 m sampai
dengan 100 m.

Kecamatan di Kabupaten Demak adalah:


 Bonang

 Demak

 Dempet

 Gajah

 Guntur

 Karanganyar

 Karangawen

 Karangtengah

 Kebonagung

 Mijen

 Mranggen

 Sayung

 Wedung

 Wonosalam

3.4 Jenis Data

Jenis data yang digunakan sebagai sumber penelitian yaitu dana Sekunder
yakni data yang diperolah dari media perantara atau secara tidak langsung yang
berupa buku, catatan, artiker yang telah dipublikasikan secara umum. Untuk
penelitian ini mengacu pada data dari web site BPS (Badan Pusat Statistik).

3.5 Metode Analisis

Metode yang digunkan pada saat melakukan analisi yakni metode Identifikasi
sektor usaha utama Di Kabupaten Demak menggunakan analisis Location
Quotient (LQ) yaitu dengan membandingkan antara pangsa relatif pendapatan
sektor i pada tingkat wilayah terhadap pendapatan total wilayah dengan pangsa
relatif pendapatan sektor i pada tingkat nasional terhadap pendapatan total
nasional. Pengidentifikasian sektor pertanian di Provinsi Banten dalam penelitian
ini menggunakan pendekatan LQ, rumus LQ yang digunakan adalah

BAB IV

HASIL ANALISIS

Tebel 4.1

Data Kabupaten Demak Tahun 2010-2018

Kategori PDRB Distribusi Persentase PDRB SDHB Menurut Lapangan Usaha(persen)


2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Pertanian, Kehutanan,
3263767 3592326 3929185 4370166 4412703 4957469 5075813 5321819 5534815
dan Perikanan
Pertambangan dan
53408 56970 59731 62930 71443 81555 87032 115356 126814
Penggalian
Industri Pengolahan 2889537 3301805 3792966 4265324 4952193 5516384 6221360 6796473 7411805
Pengadaan Listrik dan
11372 12095 13195 13817 15246 16623 18238 20668 22210
Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
9514 9915 10213 11095 11964 12955 13632 14531 15480
Limbah dan Daur
Ulang
Konstruksi 1012724 1064864 1163130 1280982 1456527 1622520 1744622 1864717 2070307
Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi
1903008 2109705 2216099 2439795 2693578 2992496 3270997 3544408 3867652
Mobil dan Sepeda
Motor
Transportasi dan
328203 343941 365177 397694 459754 520840 554123 595593 649490
Pergudangan
Penyediaan
Akomodasi dan 310275 327973 340586 356769 395636 425102 455356 483048 524502
Makan Minum
Informasi dan
210641 230364 247395 263520 280844 304426 334901 406748 456086
Komunikasi
Jasa Keuangan dan
272602 303490 346144 385468 435252 485196 533219 589900 637589
Asuransi
Real Estate 148092 160635 167714 179753 208972 230186 253442 274070 297238
Jasa Perusahaan 24142 28093 30998 35439 40067 45552 51405 58236 64754
Administrasi
Pemerintahan,
474292 503944 549211 591677 656036 711430 757072 798255 840926
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 358533 447668 542164 627183 723251 789874 874015 976927 1085839
Jasa Kesehatan dan
70856 82698 97499 108109 125575 137523 150865 165737 182771
Kegiatan Sosial
Jasa lainnya 306769 324078 336156 381276 442357 483855 542744 603477 651769
PDRB Kab. Demak 11647736 12900563 14207562 15770997 17381397 19333986 20938836 22629963 24440048
Data di atas menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan kabupaten Demak dari
tujuh belas lapangan usaha tahun 20010-2018 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2.

Sektor Pertanian (juta rupiah)

Tahun Pendapatan Perubahan


3,263
2010
,767
3,592 328,5
2011
,326 59
3,929 336,8
2012
,185 59
4,370 440,9
2013
,166 81
4,412 42,5
2014
,703 37
4,957 544,7
2015
,469 66
118,3
2016 5,075,813
44
5,321 246,0
2017
,819 06
5,534 212,9
2018
,815 96

Data di atas menunjukkan bahwa pada sektor pertanian perkembangan yang


tertinggi terjadi pada tahun 2015 yaitu peningkatan sebesar 544,766 juta rupiah.
Sedangkan yang terendah pada tahun 2008 yaitu pada 118,344 juta rupiah.

Tabel 4.3.

Sektor Pertambangan dan Penggalian (juta rupiah)


Perubaha
Tahun Pendapatan n
2010 53,408
2011 56,970 3,562
2012 59,731 2,761
2013 62,930 3,199
2014 71,443 8,513
2015 81,555 10,112
2016 87,032 5,477
2017 115,356 28,324
2018 126,814 11,458

Data di atas menunjukkan bahwa pada sektor Pertambangan dan Penggalian


perkembangan yang tertinggi terjadi pada tahun 2017 yaitu peningkatan sebesar
28,324 juta rupiah. Sedangkan yang terendah pada tahun 2012 yaitu pada 2,761 juta
rupiah.

Tabel 4.4.

Sektor Industri Pengolahan (juta rupiah)

Perubaha
Tahun Pendapatan n
2010 2,889,537
2011 3,301,805 412,268
2012 3,792,966 491,161
2013 4,265,324 472,358
2014 4,952,193 686,869
2015 5,516,384 564,191
2016 6,221,360 704,976
2017 6,796,473 575,113
2018 7,411,805 615,332

Data di atas menunjukkan bahwa pada sektor Industri Pengolahan


perkembangan yang tertinggi terjadi pada tahun 2016 yaitu peningkatan sebesar
704,976 juta rupiah. Sedangkan yang terendah pada tahun 2011 yaitu pada 412,268 juta
rupiah.

Tabel 4.5.

Sektor Pengadaan Listrik dan Gas (juta rupiah)

Tahun Pendapatan Perubahan


2010 11,372
2011 12,095 723
2012 13,195 1,100
2013 13,817 622
2014 15,246 1,429
2015 16,623 1,377
2016 18,238 1,615
2017 20,668 2,430
2018 22,210 1,542

Data di atas menunjukkan bahwa pada sektor Listrik dan Gas perkembangan
yang tertinggi terjadi pada tahun 2017 yaitu peningkatan sebesar 2,430 juta rupiah.
Sedangkan yang terendah pada tahun 2013 yaitu pada 622 juta rupiah.

Tabel 4.6.

Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

(juta rupiah)
Tahun Pendapatan Perubahan
2010 9,514
2011 9,915 401
2012 10,213 298
2013 11,095 882
2014 11,964 869
2015 12,955 991
2016 13,632 677
2017 14,531 899
2018 15,480 949

Data di atas menunjukkan bahwa pada sektor Pengadaan air,pengelolaan


sampah, limbah dan daur ulang perkembangan yang tertinggi terjadi pada tahun 2015
yaitu peningkatan sebesar 991 juta rupiah. Sedangkan yang terendah pada tahun 2012
yaitu pada 298 juta rupiah.

Tabel 4.7.

Sektor Kontruksi (juta rupiah)

Tahun Pendapatan Perubahan


2010 1,012,724
2011 1,064,864 52,140
2012 1,163,130 98,266
2013 1,280,982 117,852
2014 1,456,527 175,545
2015 1,622,520 165,993
2016 1,744,622 122,102
2017 1,864,717 120,095
2018 2,070,307 205,590
Data di atas menunjukkan bahwa pada sektor kontruksi perkembangan yang
tertinggi terjadi pada tahun 2018 yaitu peningkatan sebesar 205,590 juta rupiah.
Sedangkan yang terendah pada tahun 2011 yaitu pada 52,140 juta rupiah.

Tabel 4.8.
Sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

(juta rupiah)

Perubaha
Tahun Pendapatan n
2010 1,903,008
2011 2,109,705 206,697
2012 2,216,099 106,394
2013 2,439,795 223,696
2014 2,693,578 253,783
2015 2,992,496 298,918
2016 3,270,997 278,501
2017 3,544,408 273,411
2018 3,867,652 323,244

Data di atas menunjukkan bahwa pada sektor perdagangan besar dan eceran;
repasai mobil dan sepeda motor perkembangan yang tertinggi terjadi pada tahun 2018
yaitu peningkatan sebesar 205,590 juta rupiah. Sedangkan yang terendah pada tahun
2011 yaitu pada 52,140 juta rupiah.

Tabel 4.9.

Sektor Transportasi dan Pergudangan (juta rupiah)

Perubaha
Tahun Pendapatan n
2010 328,203
2011 343,941 15,738
2012 365,177 21,236
2013 397,694 32,517
2014 459,754 62,060
2015 520,840 61,086
2016 554,123 33,283
2017 595,593 41,470
2018 649,490 53,897
Data di atas menunjukkan bahwa pada sektor Transportasi dan pergudangan
yang tertinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu peningkatan sebesar 62,060 juta rupiah.
Sedangkan yang terendah pada tahun 2011 yaitu pada 15,738 juta rupiah.

Tabel 4.10.

Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

(juta rupiah)

Tahun Pendapatan Perubahan


2010 310,275
2011 327,973 17,698
2012 340,586 12,613
2013 356,769 16,183
2014 395,636 38,867
2015 425,102 29,466
2016 455,356 30,254
2017 483,048 27,692
2018 524,502 41,454

Data di atas menunjukkan bahwa pada sektor penyediaan akomodasi dan


makan minum perkembangan yang tertinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu
peningkatan sebesar 62,060 juta rupiah. Sedangkan yang terendah pada tahun 2011
yaitu pada 15,738 juta rupiah.

Tabel 4.11.

Sektor Informasi dan Komunikasi (juta rupiah)

Tahun Pendapatan Perubahan


2010 210,641
2011 230,364 19,723
2012 247,395 17,031
2013 263,520 16,125
2014 280,844 17,324
2015 304,426 23,582
2016 334,901 30,475
2017 406,748 71,847
2018 456,086 49,338
Data di atas menunjukkan bahwa pada sektor informasi dan komunikasi
perkembangan yang tertinggi terjadi pada tahun 2017 yaitu peningkatan sebesar
71,847 juta rupiah. Sedangkan yang terendah pada tahun 2013 yaitu pada 16,125 juta
rupiah.

Tabel 4.12.

Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi (juta rupiah)

Tahun Pendapatan Perubahan


2010 272,602
2011 303,490 30,888
2012 346,144 42,654
2013 385,468 39,324
2014 435,252 49,784
2015 485,196 49,944
2016 533,219 48,023
2017 589,900 56,681
2018 637,589 47,689

Data di atas menunjukkan bahwa pada sektor jasa keuangan dan asuransi
perkembangan yang tertinggi terjadi pada tahun 2017 yaitu peningkatan sebesar
56,681 juta rupiah. Sedangkan yang terendah pada tahun 2011 yaitu pada 30,888 juta
rupiah.

Tabel 4.13.

Sektor Real Estate (juta rupiah)


Perubaha
Tahun Pendapatan n
2010 148,092
2011 160,635 12,543
2012 167,714 7,079
2013 179,753 12,039
2014 208,972 29,219
2015 230,186 21,214
2016 253,442 23,256
2017 274,070 20,628
2018 297,238 23,168

Data di atas menunjukkan bahwa pada sektor real estate perkembangan yang
tertinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu peningkatan sebesar 29,219 juta rupiah.
Sedangkan yang terendah pada tahun 2012 yaitu pada 7,079 juta rupiah.

Tabel 4.14.

Sektor Jasa Perusahaan (juta rupiah)

Perubaha
Tahun Pendapatan n
2010 24,142
2011 28,093 3,951
2012 30,998 2,905
2013 35,439 4,441
2014 40,067 4,628
2015 45,552 5,485
2016 51,405 5,853
2017 58,236 6,831
2018 64,754 6,518
Data di atas menunjukkan bahwa pada sektor jasa perusahaan perkembangan
yang tertinggi terjadi pada tahun 2017 yaitu peningkatan sebesar 6,831 juta rupiah.
Sedangkan yang terendah pada tahun 2012 yaitu pada 2,905 juta rupiah.

Tabel 4.15.

Sektor Administrasi Pemerintah (juta rupiah)

Tahun Pendapatan Perubahan


2010 474,292
2011 503,944 501,934
2012 549,211 547,200
2013 591,677 589,665
2014 656,036 654,023
2015 711,430 709,416
2016 757,072 755,057
2017 798,255 796,239
2018 840,926 838,909

Data di atas menunjukkan bahwa pada sektor administrasi pemerintah


perkembangan yang tertinggi terjadi pada tahun 2018 yaitu peningkatan sebesar
838,909 juta rupiah. Sedangkan yang terendah pada tahun 2011 yaitu pada 501,934
juta rupiah.

Tabel 4.16.

Sektor Jasa Pendidikan (juta rupiah)

Tahun Pendapatan Perubahan


2010 358,533
2011 447,668 89,135
2012 542,164 94,496
2013 627,183 85,019
2014 723,251 96,068
2015 789,874 66,623
2016 874,015 84,141
2017 976,927 102,912
2018 1,085,839 108,912

Data di atas menunjukkan bahwa pada sektor jasa pendidikan perkembangan


yang tertinggi terjadi pada tahun 2018 yaitu peningkatan sebesar 108,912 juta rupiah.
Sedangkan yang terendah pada tahun 2015 yaitu pada 66,623 juta rupiah.

Tabel 4.17.

Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (juta rupiah)

Tahun Pendapatan Perubahan


2010 70,856
2011 82,698 11,842
2012 97,499 14,801
2013 108,109 10,610
2014 125,575 17,466
2015 137,523 11,948
2016 150,865 13,342
2017 165,737 14,872
2018 182,771 17,034

Data di atas menunjukkan bahwa pada sektor jasa kesehatan dan kegiatan
sosial perkembangan yang tertinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu peningkatan
sebesar 17,466 juta rupiah. Sedangkan yang terendah pada tahun 2013 yaitu pada
10,610 juta rupiah.

Tabel 4.19.

Sektor Jasa Lainnya (juta rupiah)


Perubaha
Tahun Pendapatan n
2010 306,769
2011 324,078 17,309
2012 336,156 12,078
2013 381,276 45,120
2014 442,357 61,081
2015 483,855 41,498
2016 542,744 58,889
2017 603,477 60,733
2018 651,769 48,292

Data di atas menunjukkan bahwa pada sektor jasa lainnya perkembangan yang
tertinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu peningkatan sebesar 61,081 juta rupiah.
Sedangkan yang terendah pada tahun 2012 yaitu pada 12,078 juta rupiah.
Tabel 4.20

PDRB Provinsi Jawa Tengah

Kategori PDRB PDRB Jawa Tengah Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah), 2010 - 2018
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Pertanian, Kehutanan,
99,572,441 110,425,442 119,706,873 131,450,708 140,435,086 157,201,723 164,512,013 168,535,066 178,075,519
dan Perikanan
Pertambangan dan
13,346,392 13,955,271 14,734,641 16,069,715 19,653,818 23,228,243 27,479,904 30,062,172 32,902,706
Penggalian
Industri Pengolahan 215,156,474 241,531,779 263,739,825 292,260,728 329,025,312 354,642,135 377,237,312 406,034,161 437,715,450
Pengadaan Listrik dan
636,381 689,709 744,856 768,193 842,921 906,760 988,647 1,128,081 1,225,338
Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, 543,235 560,383 551,254 567,119 601,324 632,697 659,344 706,825 743,874
Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 64,423,248 68,953,750 76,406,869 83,050,225 93,449,794 103,406,448 111,884,559 122,936,709 136,153,698
Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil 91,678,669 103,050,759 107,277,971 115,983,876 124,942,793 135,033,870 146,523,161 158,582,154 171,376,943
dan Sepeda Motor
Transportasi dan
18,644,272 19,679,538 21,186,103 23,658,240 27,668,161 31,783,644 33,786,515 36,449,004 39,593,409
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi
18,772,500 20,608,478 22,358,360 24,487,543 27,787,794 30,968,361 33,658,311 36,204,667 39,506,556
dan Makan Minum
Informasi dan
20,826,935 22,801,666 24,438,253 25,807,431 28,403,004 30,511,263 33,075,351 39,125,734 43,963,887
Komunikasi
Jasa Keuangan dan
17,234,332 18,971,854 21,440,930 23,426,201 25,534,862 28,518,187 31,865,320 34,964,643 37,488,383
Asuransi
Real Estate 10,670,140 11,541,256 12,235,486 13,319,138 15,037,136 16,749,472 18,172,329 19,836,974 21,450,328
Jasa Perusahaan 1,782,800 2,072,330 2,297,342 2,701,391 3,018,352 3,448,318 3,957,046 4,465,105 5,021,623
Administrasi
Pemerintahan,
19,764,882 20,639,210 22,918,633 24,638,141 26,406,083 28,925,624 31,233,105 33,086,004 34,940,148
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 16,352,073 21,942,746 28,271,767 33,525,590 38,446,225 41,989,358 46,454,032 51,741,341 57,040,985
Jasa Kesehatan dan
4,096,105 4,842,290 5,759,471 6,489,260 7,537,882 8,404,004 9,307,248 10,258,530 11,300,798
Kegiatan Sosial
Jasa lainnya 9,723,735 10,295,158 10,460,793 11,812,509 13,680,625 14,636,521 16,522,475 18,283,302 20,201,311
PDRB Kab. Demak 623,224,621 692,561,627 754,529,436 830,016,016 922,471,181 1,010,986,637 1,087,316,682 1,172,400,482 1,268,700,965

Dari data diatas rata pendapatan provinsi Jawa Tengah dengan tujug belas lapangan usaha pada tahun 2010-2018
yang dapat saya jabarkan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.21.

Sektor Pertaniaa, Kehutanan, Dan Perikanan (Juta Rupiah)

Perubaha
Tahun Pendapatan n
2010 99,572,441
2011 110,425,443 10,853,002
2012 119,706,873 9,281,430
2013 131,450,708 11,743,835
2014 140,435,087 8,984,378
2015 157,201,724 16,766,637
2016 164,512,013 7,310,289
2017* 168,535,067 4,023,053
2018** 178,075,520 9,540,453

Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa pada sector pertanian, kehutanan,
dan perikanan ini yang mengalami perkembangan tertinggi terjadi pada tahun 2015
yakni sebesar 16,766,637 juta rupiah. Sedangkan perkembangan terendah terjadi pada
tahun 2017 hanya sebesar 4,023,053 juta rupiah.

Tabel 4.22.

Sektor Pertambangan dan Penggalian (Juta Rupiah)

Perubaha
Tahun Pendapatan n
2010 13,346,393
2011 13,955,271 608,879
2012 14,734,642 779,370
2013 16,069,716 1,335,074
2014 19,653,819 3,584,103
2015 23,228,243 3,574,424
2016 27,479,905 4,251,662
2017* 30,062,173 2,582,268
2018** 32,902,706 2,840,534
Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa pada sector pertambangan dan
penggalian ini yang mengalami perkembangan tertinggi terjadi pada tahun 2016
yakni sebesar 4,251,662 juta rupiah. Sedangkan perkembangan terendah terjadi pada
tahun 2011 hanya sebesar 608,879 juta rupiah.

Tabel 4.23.

Sektor Industri Pengolahan (Juta Rupiah)

Perubaha
Tahun Pendapatan n
215,156,47
2010
5
241,531,77
2011
9 26,375,305
263,739,82
2012
6 22,208,046
292,260,72
2013
8 28,520,902
329,025,31
2014
2 36,764,584
354,642,13
2015
5 25,616,823
377,237,31
2016
2 22,595,177
406,034,16
2017*
1 28,796,849
2018* 437,715,45
* 1 31,681,289
Dari data diatas disimpulkan bahwa pada sector Industri Pengolahan yang
mengalami perkembangan tertinggi terjadi pada tahun 2014 yakni sebesar 36,764,584
juta rupiah. Sedangkan perkembangan terendah terjadi pada tahun 2012 hanya
sebesar 22,208,046 juta rupiah.

Tabel 4.24.

Sektor Pengadaan Listrik dan Gas (Juta Rupiah)

Perubaha
Tahun Pendapatan n
2010 636,382
2011 689,710 53,328
2012 744,856 55,146
2013 768,193 23,337
2014 842,921 74,728
2015 906,761 63,839
2016 988,648 81,887
2017* 1,128,082 139,434
2018** 1,225,338 97,257

Dari data diatas disimpulkan bahwa pada sector pengadaan air dan gas yang
mengalami perkembangan tertinggi terjadi pada tahun 2017 yakni sebesar 139,434
juta rupiah. Sedangkan perkembangan terendah terjadi pada tahun 2013 hanya
sebesar 23,337 juta rupiah.

Tabel 4.24.

Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang


(Juta Rupiah)

Perubaha
Tahun Pendapatan n
2010 543,236
2011 560,384 17,148
2012 551,254 -9,129
2013 567,120 15,866
2014 601,325 34,205
2015 632,697 31,372
2016 659,345 26,648
2017* 706,826 47,481
2018** 743,875 37,049

Dari data diatas disimpulkan bahwa pada sector pengadaan air, pengelolaan
sampah, limbah dan daur ulang yang mengalami perkembangan tertinggi terjadi pada
tahun 2017 yakni sebesar 47,481 juta rupiah. Sedangkan perkembangan terendah
terjadi pada tahun 2012 hanya sebesar -9,129 juta rupiah.

Tabel 4.25.

Sektor Kontruksi (Juta Rupiah)

Perubaha
Tahun Pendapatan n
2010 64,423,248
2011 68,953,750 4,530,502
2012 76,406,869 7,453,119
2013 83,050,226 6,643,356
2014 93,449,794 10,399,569
2015 103,406,449 9,956,654
2016 111,884,560 8,478,111
2017* 122,936,709 11,052,149
2018** 136,153,698 13,216,989

Dari data diatas disimpulkan bahwa pada sector Kontruksi yang mengalami
perkembangan tertinggi terjadi pada tahun 2018 yakni sebesar 13,216,989 juta rupiah.
Sedangkan perkembangan terendah terjadi pada tahun 2011 hanya sebesar 4,530,502
juta rupiah.
Tabel 4.26.

Sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

(Juta Rupiah)

Perubaha
Tahun Pendapatan n
2010 91,678,669
2011 103,050,760 11,372,091
2012 107,277,972 4,227,212
2013 115,983,876 8,705,904
2014 124,942,794 8,958,917
2015 135,033,871 10,091,077
2016 146,523,162 11,489,291
2017* 158,582,155 12,058,993
2018** 171,376,944 12,794,789

Dari data diatas disimpulkan bahwa pada sector perdagangan besar dan
eceran; reparasi mobil dan sepeda motor yang mengalami perkembangan tertinggi
terjadi pada tahun 2018 yakni sebesar 12,794,789 juta rupiah. Sedangkan
perkembangan terendah terjadi pada tahun 2012 hanya sebesar 4,227,212 juta rupiah.

Tabel 4.27.

Sektor Transportasi dan Pergudangan (Juta Rupiah)

Perubaha
Tahun Pendapatan n
2010 18,644,273
2011 19,679,538 1,035,265
2012 21,186,104 1,506,566
2013 23,658,241 2,472,137
2014 27,668,162 4,009,921
2015 31,783,645 4,115,483
2016 33,786,516 2,002,871
2017* 36,449,005 2,662,489
2018** 39,593,409 3,144,405

Dari data diatas disimpulkan bahwa pada sector transportasi dan pergudangan
yang mengalami perkembangan tertinggi terjadi pada tahun 2018 yakni sebesar
12,794,789 juta rupiah. Sedangkan perkembangan terendah terjadi pada tahun 2012
hanya sebesar 4,227,212 juta rupiah.

Tabel 4.28.

Sektor Transportasi dan Pergudangan (Juta Rupiah)

Perubaha
Tahun Pendapatan n
2010 18,772,500
2011 20,608,478 1,835,978
2012 22,358,360 1,749,882
2013 24,487,544 2,129,184
2014 27,787,794 3,300,250
2015 30,968,362 3,180,568
2016 33,658,311 2,689,950
2017* 36,204,667 2,546,356
2018** 39,506,557 3,301,889
Dari data diatas disimpulkan bahwa pada sector transportasi dan pergudangan
yang mengalami perkembangan tertinggi terjadi pada tahun 2018 yakni sebesar
3,301,889 juta rupiah. Sedangkan perkembangan terendah terjadi pada tahun 2012
hanya sebesar 1,749,882 juta rupiah.

Tabel 4.29.

Sektor Informasi dan Komunikasi (Juta Rupiah)

Perubaha
Tahun Pendapatan n
2010 20,826,936
2011 22,801,667 1,974,731
2012 24,438,254 1,636,587
2013 25,807,432 1,369,178
2014 28,403,004 2,595,573
2015 30,511,263 2,108,259
2016 33,075,352 2,564,089
2017* 39,125,735 6,050,383
2018** 43,963,887 4,838,152

Dari data diatas disimpulkan bahwa pada sector informasi dan komunikasi
yang mengalami perkembangan tertinggi terjadi pada tahun 2018 yakni sebesar
3,301,889 juta rupiah. Sedangkan perkembangan terendah terjadi pada tahun 2012
hanya sebesar 1,749,882 juta rupiah.

Tabel 4.30.

Sektor Keuangan dan Asuransi (Juta Rupiah)

Perubaha
Tahun Pendapatan n
2010 17,234,332
2011 18,971,854 1,737,522
2012 21,440,931 2,469,076
2013 23,426,201 1,985,271
2014 25,534,863 2,108,661
2015 28,518,188 2,983,325
2016 31,865,321 3,347,133
2017* 34,964,643 3,099,323
2018** 37,488,383 2,523,740

Dari data diatas disimpulkan bahwa pada sector keuangan dan asuransi yang
mengalami perkembangan tertinggi terjadi pada tahun 2017 yakni sebesar 3,099,323
juta rupiah. Sedangkan perkembangan terendah terjadi pada tahun 2011 hanya
sebesar 1,737,522juta rupiah.
Tabel 4.31.

Sektor Real Estate (Juta Rupiah)

Perubaha
Tahun Pendapatan n
2010 10,670,140
2011 11,541,257 871,116
2012 12,235,487 694,230
2013 13,319,139 1,083,652
2014 15,037,136 1,717,997
2015 16,749,473 1,712,337
2016 18,172,330 1,422,857
2017* 19,836,975 1,664,645
2018** 21,450,329 1,613,354
Dari data diatas disimpulkan bahwa pada sector real estate yang mengalami
perkembangan tertinggi terjadi pada tahun 2014 yakni sebesar 1,717,997 juta rupiah.
Sedangkan perkembangan terendah terjadi pada tahun 2012 hanya sebesar 694,230
juta rupiah.

Tabel 4.32.

Sektor Jasa Perusahaan (Juta Rupiah)

Perubaha
Tahun Pendapatan n
2010 1,782,800
2011 2,072,330 289,530
2012 2,297,342 225,012
2013 2,701,391 404,049
2014 3,018,353 316,961
2015 3,448,318 429,966
2016 3,957,047 508,729
2017* 4,465,106 508,059
2018** 5,021,624 556,518
Dari data diatas disimpulkan bahwa pada sector Jasa Perusahaan yang
mengalami perkembangan tertinggi terjadi pada tahun 2018 yakni sebesar 556,518
juta rupiah. Sedangkan perkembangan terendah terjadi pada tahun 2012 hanya
sebesar 225,012 juta rupiah.

Tabel 4.33.

Sektor Administrasi Pemerintah (Juta Rupiah)

Perubaha
Tahun Pendapatan n
2010 19,764,882
2011 20,639,210 874,328
2012 22,918,634 2,279,423
2013 24,638,142 1,719,508
2014 26,406,084 1,767,942
2015 28,925,625 2,519,541
2016 31,233,106 2,307,481
2017* 33,086,005 1,852,899
2018** 34,940,149 1,854,144

Dari data diatas disimpulkan bahwa pada sector administrasi pemerintah yang
mengalami perkembangan tertinggi terjadi pada tahun 2015 yakni sebesar 2,519,541
juta rupiah. Sedangkan perkembangan terendah terjadi pada tahun 2011 hanya
sebesar 874,328 juta rupiah.

Tabel 4.34.

Sektor Jasa Pendidikan (Juta Rupiah)

Perubaha
Tahun Pendapatan n
2010 16,352,073
2011 21,942,747 5,590,674
2012 28,271,767 6,329,021
2013 33,525,590 5,253,823
2014 38,446,225 4,920,635
2015 41,989,359 3,543,134
2016 46,454,032 4,464,673
2017* 51,741,342 5,287,310
2018** 57,040,985 5,299,644
Dari data diatas disimpulkan bahwa pada sector administrasi pemerintah yang
mengalami perkembangan tertinggi terjadi pada tahun 2012 yakni sebesar 6,329,021
juta rupiah. Sedangkan perkembangan terendah terjadi pada tahun 2015 hanya
sebesar 3,543,134 juta rupiah.

Tabel 4.35.

Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (Juta Rupiah)

Perubaha
Tahun Pendapatan n
2010 4,096,106
2011 4,842,291 746,185
2012 5,759,472 917,181
2013 6,489,260 729,789
2014 7,537,883 1,048,622
2015 8,404,005 866,122
2016 9,307,248 903,243
2017* 10,258,531 951,283
2018** 11,300,799 1,042,268

Dari data diatas disimpulkan bahwa pada sector jasa kesehatan dan kegiatan
sosial yang mengalami perkembangan tertinggi terjadi pada tahun 2014 yakni sebesar
1,048,622 juta rupiah. Sedangkan perkembangan terendah terjadi pada tahun 2011
hanya sebesar 746,185 juta rupiah.

Tabel 4.36.

Sektor Jasa Lainnya (Juta Rupiah)


Perubaha
Tahun Pendapatan n
2010 9,723,735
2011 10,295,159 571,423
2012 10,460,794 165,635
2013 11,812,509 1,351,716
2014 13,680,626 1,868,116
2015 14,636,521 955,896
2016 16,522,476 1,885,954
2017* 18,283,303 1,760,827
2018** 20,201,312 1,918,009

Dari data diatas disimpulkan bahwa pada sector jasa kesehatan dan kegiatan
sosial yang mengalami perkembangan tertinggi terjadi pada tahun 2018 yakni sebesar
1,918,009 juta rupiah. Sedangkan perkembangan terendah terjadi pada tahun 2012
hanya sebesar 165,635 juta rupiah.

Anda mungkin juga menyukai