Anda di halaman 1dari 14

Pengertian PPh(Pajak Penghasilan)

Keterangan PPh Pasal 4 PPh Pasal 15 PPh Pasal 22 PPh Pasal 23 PPh Pasal 24 PPh Pasal 25 PPh pasal 26
Pengertian PPh Pasal 4 PPh Pasal 15 adalah Merupakan PPh Pasal 23 PPh Pasal 24 PPh Pasal 25 PPh Pasal 26
merupakan pajak jenis pajak pajak yang adalah pajak merupakan merupakan mengatur
yang dipotong penghasilan yang dipungut oleh yang dipotong pajak yang angsuran PPh tentang
atau dipungut dikenakan atau bendaharawan atas penghasilan dibayar atau yang harus pemotongan
dari penghasilan dipungut dari wajib pemerintah, baik yang diterima terutang di luar dibayar sendiri atas penghasilan
yang dipotong pajak yang bergerak Pemerintah atau diperoleh negeri atas oleh Wajib yang bersumber
dari bunga pada industry Pusat maupun Wajib Pajak penghasilan dari pajak untuk dari Indonesia
deposito dan pelayaran,penerbangan Pemerintah dalam Negeri luar negeri yang setiap bulan yang diterima
tabungan international dan Daerah; instansi (orang pribadi diteirma atau dalam tahun atau diperoleh
lainnya, bunga perusahaan asuransi atau lembaga dan badan) dan diperoleh Wajib pajak berjalan Wajib Pajak
obligasi dan asing. Selain itu pemerintah dan bentuk usaha Pajak dalam sebagaimana luar negeri
surat utang bisnis pengeboran lembaga- tetap yang negeri. PPh dimaksud dalam selain bentuk
negara , bungan minyak dan lembaga negara berasal dari Pasal 24 ini Pasal 25 UU no. usaha tetap.
simpanan yang perusahaan yang lain yang modal, boleh dikredit 7 Tahun 1983
dibayarkan berinvestasi dalam berkenaan penyerahaan terhadap total sebagaimana
koperasi,hadiah bentuk bangun-guna- dengan jasa, atau pajak telah diuabah
undian, serah yang biasanya pembayaran atas penyelenggaraan penghasilan terakhir dengan
transaksis saham terkait dengan proyek penyerahaan kegiatan selain terutang dalam UU no 36
dan sekuritas proyek infrastruktur barang; dan yang telah suatu tahun Tahun 2008
lainnya, serta seperti pembangunan badan-badan dipotong PPh pajak tentang Pajak
transaksi lain jalan tol, kereta bawah tertentu, baik Pasal 21. Penghasilan.
sebagaimana tanah dan lain badan
diatur dalam sebagainya. pemerintah
peraturan maupun swasta,
perpajakan. berkenan dengan
kegiatan di
bidang impor
atau kegiatan
usaha di bidang
lain.
Pemetaan PPh
Keterangan Jenis Objek Pajak Tarif Pengecualian
PPh Pasal 4 Penghasilan  bunga yang diterima atau  20% untuk WP dalam negeri BUT  bunga dari deposito dan
bunga deposito  20% dari jumlah bruto atau dengan tarif
dan jasa giro diperoleh dari deposito dan berdasarkan Perjanjian Penghindaran tabungan serta diskonto SBI
tabungan yang ditempatkan di luar Pajak Berganda yang berlaku, terhadap tidak melebihi Rp 7.500.000
negeri melalui bank yang didirikan Wajib Pajak luar negeri.  bunga dan diskonto yang
atau bertempat kedudukan di diterima atau diperoleh bank
Indonesia atau cabang bank luar yang didirikan di Indonesia
negeri di Indonesia. atau cabang bank luar negeri
di Indonesia;
 Ketentuan di atas tidak berlaku  bunga deposito dan tabungan
terhadap orang pribadi Subjek serta diskonto SBI yang
Pajak dalam negeri yang seluruh diterima atau diperoleh Dana
penghasilannya dalam 1 (satu) Pensiun yang pendiriannya
tahun Pajak termasuk bunga dan telah disahkan oleh Menteri
diskonto tidak melebihi Keuangan sepanjang
Penghasilan Tidak Kena Pajak. dananya diperoleh dari
sumber pendapatan
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 29 Undang-
undang Nomor 11 Tahun
1992 tentang Dana Pensiun;
Penjualan saham  Transaksi penjualan saham di  Transaksi enjualan saham 0,1% dari
Bursa Efek Indonesia. jumlah bruto penjualan
 Subjek pajak adalah orang pribadi  Transaksi pemilih saham 0,1% dan
dan badan tambahan 0,5% dari bruto penjualan
saham kecuali penjualan saham pendiri
modal ventura

Pajak a. Obligasi a. bunga dari Obligasi dengan kupon


Penghasilan Atas b. Surat Utang Negara Ketentuan tidak berlaku dalam
sebesar:
Penghasilan hal penerima penghasilan
c. Bunga Obligasi
berupa Bunga  15% bagi WP dalam negeri dan berupa Bunga Obligasi adalah:
Obligasi bentuk usaha tetap
 20% bagi Wajib Pajak luar negeri a. Wajib Pajak dana pensiun
selain bentuk usaha tetap. yang pendirian atau
pembentukannya telah
b. diskonto dari Obligasi dengan kupon disahkan oleh Menteri
sebesar: Keuangan dan memenuhi
persyaratan sebagaimana
 15% bagi WP dalam negeri dan bentuk diatur dalam Pasal 4 ayat (3)
usaha tetap huruf h Undang-Undang
 20% bagi Wajib Pajak luar negeri PPh; dan
selain bentuk usaha tetap, dari selisih b. Wajib Pajak bank yang
lebih harga jual atau nilai nominal di didirikan di Indonesia atau
atas harga perolehan Obligasi, cabang bank luar negeri di
tidak termasuk bunga berjalan; Indonesia.

c. diskonto dari Obligasi tanpa bunga


sebesar:

 15% bagi Wajib Pajak dalam negeri


dan bentuk usaha tetap
 20% bagi Wajib Pajak luar negeri
selain bentuk usaha tetap, dari selisih
lebih harga jual atau nilai nominal di
atas harga perolehan Obligasi; dan

d. bunga dan/atau diskonto dari obligasi


yang diterima dan/atau diperoleh Wajib
Pajak reksadana yang terdaftar pada
Otoritas Jasa Keuangan sebesar:

 5% untuk tahun 2014 sampai dengan


tahun 2020
 10% untuk tahun 2021 dan
seterusnya.
Deviden Penghasilan berupa dividen yang Penghasilan berupa dividen yang diterima
diterima atau diperoleh Wajib Pajak WP orang pribadi dalam negeri dikenai Tarif
orang pribadi dalam negeri dikenai sebesar 10%
Pajak Penghasilan yang bersifat
final.

Pajak
Penghasilan atas penghasilan dari usaha Jasa  2% untuk Pelaksanaan Konstruksi yang
dilakukan oleh Penyedia Jasa yang
Penghasilan dari Konstruksi dikenakan Pajak
Jasa Konstruksi Penghasilan yang bersifat final. memiliki kualifikasi usaha kecil;

 4% tidak memiliki kualifikasi usaha;


 3% sebagaimana dimaksud dalam huruf
a dan huruf b;
 4% (empat persen) untuk Perencanaan
Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi
yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang
memiliki kualifikasi usaha
 6% untuk Perencanaan Konstruksi atau
Pengawasan Konstruksi yang dilakukan
oleh Penyedia Jasa yang tidak memiliki
kualifikasi usaha.

Pajak Pengalihan hak atas tanah dan/atau  5% (lima persen) dari jumlah bruto nilai
Penghasilan atas bangunan yaitu: pengalihan hak atas tanah dan/atau
Penghasilan dari bangunan.
Pengalihan Hak a. penjualan, tukar-menukar,  1% pengalihan atas pengalihan hak atas
Atas Tanah perjanjian pemindahan hak, Rumah Sederhana dan Rumah Susun
Sederhana
dan/atau pelepasan hak, penyerahan hak,
Bangunan lelang, hibah, atau cara lain yang
disepakati dengan pihak lain
selain pemerintah;
b. Disepakati dengan pemerintah
guna pelaksanaan pembangunan,
termasuk pembangunan untuk
kepentingan umum yang tidak
memerlukan persyaratan khusus;
c. kepada pemerintah guna
pelaksanaan pembangunan untuk
kepentingan umum yang
memerlukan persyaratan khusus.

Sewa Tanah dan/atau Bangunan


Sewa Tanah 10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto nilai
dan/atau dikenakan Pajak Penghasilan yang persewaan tanah dan atau bangunan
Bangunan bersifat final.
PPh Pasal 15 Charter perjanjian charter meliputi semua  Pelunasan PPh sebesar 1,8%
Penerbangan bentuk charter, termasuk sewa
 Pemotong yaitu pencharter yang
Dalam Negeri ruangan pesawat udara baik untuk
orang dan/atau barang merupakan Badan pemerintah, Subjek
Pajak Badan Dalam Negeri,
Penyelenggara Kegiatan, BUT, atau
Perwakilan Perusahaan Luar Negeri
Lainnya.
Pelayaran Dalam WP perusahaan pelayaran dalam  1,2% x Peredaran Bruto dan bersifat
Negeri negeri : final.

 Pelabuhan di Indonesia ke
pelabuhan lain di Indonesia,
 Pelabuhan di Indonesia ke luar
pelabuhan Indonesia,
 Pelabuhan di luar Indonesia ke
pelabuhan di Indonesia,
 pelabuhan di luar Indonesia ke
pelabuhan lain di luar Indonesia

Pelayaran Semua nilai pengganti atau imbalan  Wajib Pajak Perusahaan Pelayaran
dan/atau berupa uang atau nilai uang dari dan/atau Penerbangan Luar Negeri
Penerbangan pengangkutan orang dan/atau barang ditetapkan sebesar 6% (enam persen) dari
Luar Negeri yang dimuat dari suatu pelabuhan ke peredaran bruto
pelabuhan lain di Indonesia dan/atau
dari pelabuhan di Indonesia ke  2,64% (dua koma enam puluh empat
pelabuhan di luar negeri. persen) dari peredaran bruto dan bersifat
final

Kantor Nilai ekspor bruto yaitu semua nilai  1% dari nilai ekspor bruto
Perwakilan pengganti atau imbalan yang  Pajak Penghasilan Terutang sebesar 0,44%
Dagang Asing diterima atau diperoleh Wajib Pajak dari nilai ekspor bruto dan bersifat final.
luar negeri yang mempunyai kantor
perwakilan dagang di Indonesia dari
penyerahan barang kepada orang
pribadi atau badan yang berada atau
bertempat kedudukan di Indonesia
PPh Pasal 22 Pemungutan 1. Kegiatan Impor dan ekspor  Atas impor: 1. Impor barang dan/atau
Pajak barang penyerahan barang yang
Penghasilan 2. Pembayaran atas Pembelian 1. barang tertentu sebagaimana tercantum berdasarkan ketentuan
Pasal 22 barang oleh bendaharawan dalam Lampiran Peraturan Menteri peraturan perundang-
Sehubungan Keuangan Nomor 175/PMK.011/2013,
pemerintah, BUMN dan BUMD undangan tidak terutang
dengan sebesar 7,5% dari nilai impor;
3. Penjualan hasil produksi industry Pajak Penghasilan;
Pembayaran atas 2. selain barang-barang tertentu
Penyerahan kertas sebagaimana dimaksud pada angka 1, 2. Impor barang yang
Barang dan 4. Penjualan hasil produksi industri yang menggunakan Angka Pengenal dibebaskan dari pungutan
Kegiatan di semen Impor (API), sebesar 2,5% dari nilai Bea Masuk dan/atau Pajak
Bidang Impor impor, kecuali atas impor kedelai, Pertambahan Nilai;
atau Kegiatan gandum, dan tepung terigu sebesar 3. Impor sementara, jika pada
Usaha di Bidang 0,5% dari nilai impor; waktu impornya nyata-nyata
Lain 3. selain barang yang dimaksud pada dimaksudkan untuk diekspor
angka 1, yang tidak menggunakan kembali;
Angka Pengenal Impor (API), sebesar 4. Impor kembali (re-impor),
7,5% dari nilai impor yang meliputi barang-barang
4. yang tidak dikuasai, sebesar 7,5% dari
yang telah diekspor
harga jual lelang.
kemudian diimpor kembali
 Atas pembelian barang pembendaharaan dalam kualitas yang sama
dan KPA sebesar 1,5%) dari harga atau barang-barang yang
pembelian tidak termasuk PPN. telah diekspor untuk
 Atas pembelian barang dengan mekanisme keperluan perbaikan,
uang persediaan (UP) oleh bendahara pengerjaan dan pengujian,
pengeluaran dan pembelian barang 1,5% yang telah memenuhi syarat
dari harga pembelian tidak termasuk PPN. yang ditentukan oleh
 pembelian bahan-bahan untuk keperluan Direktorat Jenderal Bea dan
kegiatan usaha berkenaan dengan Cukai;
pembayaran atas pembelian barang
5. Pembayaran yang dilakukan
dan/atau bahan-bahan untuk keperluan
kegiatan usahanya oleh perusahaan negara oleh pemungut pajak
sebesar 1,5% dari pembelian tidak berkenaan dengan:
 pembayaran yang
termasuk PPN dilakukan oleh pemungut
pajak (Bendahara
 0,25 dari penjualan tidak termasuk PPN Pemerintah dan Kuasa
untuk penjualan kepada Pertamina Pengguna Anggaran
(KPA), bendahara
 0,3% tidak termasuk PPN untuk penjualan
kepada bukan Pertamina; pengeluaran, KPA
atau pejabat penerbit
 penjualan semua jenis semen sebesar Surat Perintah
0,25% Membayar yang diberi
delegasi oleh Kuasa
 penjualan kertas sebesar 0,1% Pengguna Anggaran
(KPA)), yang jumlahnya
 penjualan baja sebesar 0,3%
paling banyak
 penjualan semua jenis kendaraan bermotor Rp2.000.000,00 (dua
beroda dua atau lebih sebesar 0,45% juta rupiah) dan tidak
merupakan pembayaran
 penjualan semua jenis obat sebesar 0,3% yang terpecah-pecah;
 pembayaran yang
 0,45% Atas penjualan kendaraan bermotor dilakukan oleh pemungut
di dalam negeri
pajak (BUMN tertentu
 sebesar 0,25% bergerak dalam sektor dan Bank BUMN) yang
kehutanan, perkebunan, pertanian, jumlahnya paling banyak
peternakan, dan perikanan. Rp10.000.000,00
(sepuluh juta rupiah) dan
tidak merupakan
pembayaran yang
terpecah-pecah;
6. Emas batangan yang akan
diproses untuk
menghasilkan barang
perhiasan dari emas untuk
tujuan ekspor;
7. Pembayaran untuk
pembelian barang
sehubungan dengan
penggunaan dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS).

PPh Pasal 23 Pajak yang  Dividen. 1. Tarif 15% dari jumlah bruto atas : Pemotongan PPh 23
dikenakan pada  Bunga. dikecualikan atas:
penghasilan atas  Royalti.  Dividen, kecuali pembagian dividen
modal,  Hadiah, penghargaan, bonus, dan kepada orang pribadi dikenakan 1. Penghasilan yang dibayar
penyerahan jasa, sejenisnya selain kepada Orang final, bunga dan royalti; atau berulang kepada bank;
atau hadiah dan Pribadi.  Hadiah dan penghargaan, selain yang 2. Sewa yang dibayar atau
penghargaan,  Sewa dan penghasilan lain telah dipotong PPh pasal 21; terutang sehubungan dengan
selain yang telah sehubungan dengan penggunaan 2. Tarif 2% dari jumlah bruto atas sewa dan sewa guna usaha dengan hak
dipotong PPh harta, kecuali sewa tanah dan/atau penghasilan lain yang berkaitan dengan opsi;
Pasal 21. bangunan. penggunaan harta kecuali sewa tanah 3. Dividen atau bagian laba
 Imbalan sehubungan dengan jasa dan/atau bangunan. yang diterima atau diperoleh
teknik, jasa manajemen, jasa 3. Tarif 2% dari jumlah bruto atas imbalan perseroan terbatas sebagai
konstruksi, jasa konsultan, dan jasa jasa teknik, jasa manajemen, jasa wajib pajak dalam negeri,
lain selain jasa yang telah dipotong konstruksi dan jasa konsultan. koperasi, BUMN/BUMD,
PPh Pasal 21. 4. Tarif 2% dari jumlah bruto atas imbalan dari penyertaan modal pada
jasa lainnya adalah yang diuraikan dalam badan usaha yang didirikan
Peraturan Menteri Keuangan No. dan bertempat kedudukan di
141/PMK.03/2015 Indonesia dengan syarat:
 Dividen berasal dari
 Jasa aktuaris; cadangan laba yang ditahan;
 Bagi perseroan terbatas,
 Jasa penilai; BUMN/BUMB, kepemilikan
saham pada badan yang
 Jasa akuntansi, pembukuan, dan memberikan dividen paling
rendah 25% (dua puluh lima
atestasi laporan keuangan; persen) dari jumlah modal
yang disetor;
 Jasa hukum;  Bagian laba yang diterima
atau diperoleh anggota dari
 Jasa arsitektur;
perseroan komanditer yang
 Jasa perencanaan kota dan modalnya tidak terbagi atas
arsitektur landscape; saham-saham, persekutuan,
perkumpulan, firma dan
 Jasa perancang; kongsi termasuk pemegang
unit penyertaan kontrak
 Jasa pengeboran di bidang migas investasi kolektif.
kecuali yang dilakukan BUT;  SHU koperasi yang
dibayarkan oleh koperasi
 Jasa penunjang di bidang
kepada anggotanya;
penambangan migas;
 Penghasilan yang dibayarkan
 Jasa penambangan dan jasa atau terutang kepada badan
penunjang di bidang penambangan usaha atas jasa keuangan
selain migas; yang berfungsi sebagai
penyalur pinjaman dan/atau
 Jasa penunjang di bidang pembiayaan.
penerbangan dan bandar udara;

 Jasa penebangan hutan.


5. Bagi Wajib Pajak yang tidak ber-
NPWP akan dipotong 100% lebih
tinggi dari tarif PPh Pasal 23.

PPh Pasal 24 Jumlah pajak Sumber penghasilan kena pajak yang


yang harus dapat digunakan untuk memotong
dibayar di hutang pajak Indonesia adalah
Indonesia dapat sebagai berikut:
dikurangi
dengan jumlah 1. Pendapatan dari saham dan surat
pajak yang telah berharga lainnya, serta
mereka bayar di keuntungan dari pengalihan
luar negeri. saham dan surat berharga lainnya.
2. Penghasilan berupa bunga,
royalti, dan sewa yang berkaitan
dengan penggunaan harta-benda
bergerak.
3. Penghasilan berupa sewa yang
berkaitan dengan penggunaan
harta-benda tidak bergerak.
4. Penghasilan berupa imbalan yang
berhubungan dengan jasa,
pekerjaan, dan kegiatan.
5. Pendapatan dari Bentuk Usaha
Tetap (BUT) di luar negeri.
6. Penghasilan dari pengalihan
sebagian atau seluruh hak
penambangan atau tanda
keikutsertaan dalam pembiayaan
atau pemanfaatan di sebuah
perusahaan pertambangan.
7. Keuntungan dari pengalihan aset
tetap.
8. Keuntungan dari pengalihan aset
yang merupakan bagian dari suatu
bentuk usaha tetap (BUT).

PPh Pasal 25 Pajak yang Besar angsuran pajak dalam tahun -


dibayar secara pajak berjalan yang harus dibayar
angsuran. sendiri oleh wajib pajak untuk setiap
Tujuannya bulan adalah sebesar pajak
adalah untuk penghasilan yang terutang menurut
meringankan SPT pajak penghasilan dikurangin
beban wajib dengan :
pajak  PPh pasal 21(bagi WP orang
Pribadi)
 PPh pasal 23
 PPh pasal 24
PPh Pasal 26 - Transaksi pembayaran Tarif 20% (final) atas jumlah bruto yang
 gaji, dikenakan atas:
 bunga, 1. Dividen
 dividen, 2. Bunga, termasuk premium, diskonto,
 royalti dan sejenisnya insentif yang terkait dengan jaminan
Kepada Wajib Pajak Luar Negeri. pembayaran pinjaman
3. Royalti, sewa, dan pendapatan lain yang
terkait dengan penggunaan aset
4. Insentif yang berkaitan dengan jasa,
pekerjaan, dan kegiatan
5. Hadiah dan penghargaan
6. Pensiun dan pembayaran berkala
7. Premi swap dan transaksi lindung
lainnya
8. Perolehan keuntungan dari penghapusan
utang

Tarif 20% (final) dari laba bersih yang


diharapkan dari:

1. Pendapatan dari penjualan aset di


Indonesia.
2. Premi asuransi, premi reasuransi yang
dibayarkan langsung maupun melalui
pialang kepada perusahaan asuransi di
luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai