Anda di halaman 1dari 26

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PEMETAAN TOPOGRAFI


ACARA IV: PENGGUNAAN SOFTWARE

LAPORAN

OLEH :
FREDDY BANIS BATE’E
D061191116

GOWA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

2. Geologi berasal dari bahasa latin yaitu ‘Geos’ yang artinya bumi dan “logos” yang

artinya ilmu, secara umum geologi sendiri memiliki pengertian yaitu ilmu yang

mempelajari bumi mulai dari struktur, komposisi, sifat-sifat fisik, sejarah, dan

proses pembentukannya. Di dalam ilmu geologi ada beberapa cabang yang akan

dipelajari yaitu salah satunya pemetaan topografi, pemetaan topografi merupakan

ilmu yang mempelajari pengukuran, perhitungan, dan penggambaran permukaan

bumi dengan metode tertentu, didalam ilmu pemetaan topografi dikenal dengan

peta topografi yaitu peta yang menggambarkan keadaan permukaan bumi dengan

khusus ditandai skala tertentu, kontur, dan derajat yang dituangkan dalam media

bidang datar. Saat mempelajari peta topografi maka kita akan mengenal salah satu

alat bantu ukur yaitu Total Station.

3. Total station adalah alat ukur survei yang digunakan untuk mengukur sudut, jarak,

arah, mementukan koordinat, dan perbedaan ketinggian secara elektronik dalam

satu alat. Pengukuran Total Station adalah salah satu bagian cara pembuatan peta

topografi berupa peta kontur pada poligon tertutup dengan alat theodolit,

pengukuran biasanya akan dilakukan dengan bermodalkan patok sebagai titik

acuan untuk mendapatkan pengukuran yang mencapai puluhan, ratusan, ribuan,

bahkan jutaan untuk menentukan suatu wilayah dengan menggunakan Total

Station. Oleh karena itu pada materi kedua pemetaan topografi ini akan
menggunakan alat Total Station untuk mendapatkan data pengukuran sebagai

dasar ilmu untuk pembelajaran pemetaan topografi.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

1.2.1 Maksud

Maksud dari praktikum acara ini adalah untuk membuat peta topografi

berdasarkan interpolasi antar titik pada polygon tertutup dengan menggunakan Total

Station.

1.2.2 Tujuan

1) Peserta dapat mengetahui setting alat yang baik dan benar

2) Peserta dapat menentukan koordinat setiap titik patok pada polygon

3) Peserta dapat membuat peta topografi

4) Peserta dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pengukuran topografi

menggunakan Total Station dibandingkan dengan Tapping Kompas dan

Theodolit

1.3 WAKTU DAN LOKASI PENGUKURAN

Kegiatan pengukuran dilakukan pada hari Minggu, 13 Oktober 2019 pukul

07.00-16.00 WITA di bukit Samata, kecamatan Somba Opu, kabupaten Gowa,

provinsi Sulawesi Selatan.


Gambar 1.1 Bukit Samata

1.4 ALAT DAN BAHAN

a) Total Station

b) Patok

c) Statif

d) Payung

e) Reflektor

f) Tabel Data

g) GPS

h) Alat tulis

i) Kompas bidik

1.5 PROSEDUR DAN PENGUKURAN

1.5.1 Setting up Alat

Adapun cara untuk menyetel total station adalah sebagai berikut :

1) Dirikan tripod pada patok acuan, dalam hal ini patok 1 yang telah diambil

koordinat X, Y, dann Z misalnya patok utama. Dan pastikan tempat dudukan

tribach relatif datar.


2) Tempatka TS diatas dudukan tribach pada tripod, kunci dengan pengunci

tribach.

3) Lakukan centering alat dengan memutar pemutar tribach hingga nivo telah

sentring. Alat sia untuk membidik target.

4) Siapkan target dengan memasang prisma reflector pada standnya, catat posisi

tinggi prisma pada tongkat stand.

5) Alat siap digunakan pada patok 1, untuk membidik arah utara dan patok-patok

lain.

6) Setelah pengukuran dari patok awal selesai, dan alat dipindahkan kepatok yang

lebih agar semua patok dapat dibidik. Lakukan kembali centring alat seperti

pada langkah awal hingga semua patok dapat terkover.

1.5.2 Setting Up Method

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1) Hidupkan TS dengan menekan tombol power selama 3 detik, dan tunggu

hingga muncul halaman untuk menyentringkan alat. Lakukan penyentringan

alat dan pengisian job baru. Jika sudah selesai akan muncul halaman awal.

2) Pada halaman awal, pilih menu “Go to Work”, kemudian pilih “Setup”.

3) Pada menu “Setup Method” ada beberapa pilihan untuk metod, pilih “Set

Orientation” dn pilih Next.

4) Pada pilihan “ Staton point form” pilih “ Enter new Point” karena titik pada

patok telah diketahui dan belum pernah dimasukkan sebelumnya.

5) Masukkan tinggi instrument pada “Instrument height” kemudian pilih OK.


6) Pada menu new point, masukkan koordinat X,Y, dan Z dari patok 1, serta

berinama pada nama “Point ID”. Dan pilih Store maka titik akan tersimpan.

7) Selanjutnya adalah melakukan pengukuran target utara dengan bantuan prisma,

masukkan nama trget pada “Backight ID”, tinggi target, serta orientasinya.

Apabila target berada pas di utaraa , maka orientasi bernilai 00o 00’ 00” pilih

Dist, maka alat akan melakukan pengukuran jaarak dan perbedaan ketinggian

serta koordinat target. Jika sudah catat data-data tersebut pada tabel backup

lapangan. Kemudian pilih Set.

8) Buka kunci penjepit vertikal dan lihat melalui penglihatan sambil

memindahkan theodolit naik turun untuk menemukan titik yang tepat secara

vertikal pada objek Anda yang ingin Anda ukur. Kunci klem dan gunakan

tombol penyesuaian vertikal halus untuk mendapatkan perbaikan tepat pada

titik yang Anda pilih. Kemudian lihat melalui eyepiece kecil dan baca derajat,

menit dan detik dari skala vertikal dan skala penyesuaian halus seperti yang

Anda lakukan untuk skala horizontal. Jika objek Anda tinggi, Anda harus

melakukan penyesuaian horizontal kasar terlebih dahulu, lalu lakukan

pengukuran vertikal, kemudian sesuaikan untuk pengukuran horizontal akhir.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peta

Peta adalah suatu penyajian pada bidang datar dari seluruh atau sebagian unsur

permukaan bumi digambar dalam skala tertentu dan sistem proyeksi tertentu. Peta

seringkali sangat efektif untuk menunjukkan lokasi dari objek alamiah maupun objek

buatan manusia, baik ukuran maupun hubungan antara satu objek dengan objek

lainnya. Sebagaimana dengan foto, peta juga menyajikan informasi yang barangkali

tidak praktis apabila dinyatakan atau digambarkan dalam susunan kata-kata. Secara

umum peta diartikan sebagai gambaran konvensional dari pola bumi yang

digambarkan seolah olah dilihat dari atas ada bidang datar melalui satu bidang

proyeksi degan dilengkapi tulisan tulisan untuk identifikasinya. Peta mengandung arti

komunikasi. Artinya merupakan suatu signal antara sipengirim pesan (pembuat peta)

dengan si penerima pesan (pemakai peta). Dengan demikian peta digunakan untuk

mengirim pesan berupa informasi tetang realita dari fenomena geografi. Peta pada

dasarnya adalah sebuah data yang dirancang untuk mampu menghasilkan sebuah

informasi geografis melalui proses pengorganisasian dari kolaborasi data lainnya yang

berkaitan dengan bumi untuk menganalisis, memperkirakan dan menghasilkan

gambaran kartografi. Informasi ruang mengenai bumi sangat kompleks, tetapi pada

umunmya data geografi mengandung 4 aspek penting, yaitu:


1. Lokasi-lokasi yang berkenaan dengan ruang, merupakan objek-objek ruang yang

khas pada sistem koordinat (projeksi sebuah peta).

2. Atribut, informasi yang menerangkan mengenai objek-objek ruang yang

diperlukan. Hubungan ruang, hubungan lojik atau kuantitatif diantara objek-objek

ruang, Waktu, merupakan waktu untuk perolehan data, data atribut dan ruang.

3. Pemetaan adalah suatu proses menyajikan informasi muka Bumi yang berupa

fakta, dunia nyata, baik bentuk permukaan buminya maupun sumberdaya alamnya,

berdasarkan skala peta, sistem proyeksi peta, serta simbol-simbol dari unsur muka

Bumi yang disajikan.

2. Penyajian unsur-unsur permukaan bumi di atas peta dibatasi oleh garis tepi kertas

serta grid atau gratikul. Diluar batas tepi daerah peta, pada umumnya dicantumkan

berbagai keterangan yang disebut tepi. Keterangan tepi ini dicantumkan agar peta

dapat dipergunakan sebaik-baiknya oleh pemakai peta. Penyusunan dan

penempatan keterangan tepi bukan merupakan hal yang mudah, karena semua

informasi yang terletak disekitar peta harus memperlihatkan keseimbangan.

Kebanyakan dari peta yang dikenal hanya memperlihatkan bentuk dua dimensi

saja, sedangkan para pengguna peta seperti ahli geologi membutuhkan bentuk 3

dimensi (unsur ketinggian) juga disajikan dalam peta. Peta yang menyajikan unsur

ketinggian yang mewakili dari bentuk lahan disebut dengan peta topografi. Meskipun

berbagai teknik telah banyak dipakai untuk menggambarkan unsur ketinggian, akan
tetapi metoda yang paling akurat/teliti adalah memakai garis kontur. Indonesia

pertama kali di petakan secara detail oleh pemerintah kolonial Belanda dan selesai

pada tahun 1943. Peta ini kemudian disempurnakan lagi di tahun 1944. Peta topografi

tahun 1944 ini akhirnya dipakai sebagai acuan dasar pemetaan Indonesia. Tahun 1966

peta Indonesia disempurnakan lagi melalui sistem pencitraan satelit oleh American

Map Service (AMS) namun dengan skala terbesar 1:50000. Peta topografi awalnya

hanya dipakai untuk kebutuhan pertahanan dan militer sehingga sangat dirahasiakan

dan tidak sembarang orang bisa mengakses. Akan tetapi dengan dunia informasi yang

makin terbuka, maka peta topografi sudah disesuaikan dengan kepentingan publik.

Kebanyakan dari peta yang dikenal hanya memperlihatkan bentuk dua dimensi saja,

sedangkan para pengguna peta seperti ahli geologi membutuhkan bentuk 3 dimensi

(unsur ketinggian) juga disajikan dalam peta.

2.2 Bagian – Bagian Peta

1. Judul Peta

Diambil dari bagian terbesar wilayah yang tercantum dalam satu sheet peta.

Biasanya terletak di bagian atas peta atau di samping untuk peta buatan badan

koordinasi survai dan pemetaan nasional (BAKOSURTANAL).

2. Legenda Peta

Penjelasan dari simbul simbul yang tercantum dalam peta. Bagian ini adalah

komponen yang sangat vital karena kita akan jadi buta dalam membaca peta jika tidak

ada legendanya.

3. Skala Peta
Bagian yang menunjukan ukuran dalam lembar peta dengan medan sebenarnya.

Skala ini ada dua jenis yaitu skala garis dan skala angka. Dalam peta topografi biasanya

dicantumkan keduanya.

4. Garis Koordinat

Jaring-jaring dalam peta yang terdiri dari garis vertikal dan garis horisontal. Guna

garis ini adalah untuk batas perhitungan koordinat. Koordinat peta dikenal ada dua

jenis yaitu koordinat grid dan koordinat geografis. Koordinat geografis merupakan

koordinat dari jarring-jaring bumi yang terdiri garis lintang untuk horizontal dan garis

bujur untuk vertical. Penulisanya biasanya denga koordinat geografis, derajat, menit

dan detik (Contoh : 940 15’ 114,4”) biasanya disertakan “L” untuk Lintang dan “B”

untuk Bujur. Koordinat grid adalah jaring jaring koordinat lokal yang dipakai untuk

acuan pengkoordinatan dalam peta. Biasanya hanya disebutkan dengan angka saja dan

dikenal dengan koordinat 8 angka atau 12 angka. Untuk peta w:st=”on” Indonesia ada

2 acuan pokok dalam koordinat ini yaitu dengan dikenal dengan sistem UTM/UPS

atau LCO masing masing dengan acuan 00 yang berbeda.

5. Garis Ketinggian atau biasa disebut garis kontur

Adalah garis yang menyerupai sidik jari yang menunjukkan titik ketinggian yang

sama dalam peta. Karena merupakan tanda dari ketinggian yang sama, maka garis ini

tidak akan pernah saling memotong tapi bisa bersinggungan. Lokasi yang lebih rendah

akan melingkari lokasi yang lebih tinggi, itulah cirri garis kontur. Atau bisa juga

disebutkan garis sebelah dalam adalah lebih tinggi dari garis sebelah luar. Dalam peta

interval atau jeda beda ketinggian antara garis kontur biasanya di tunjukan di dekat

lokasi legenda. Untuk peta skala 1:25000 interval konturnya biasanya adalah 12,5
meter sedangkan peta skala 1:50000 biasanya interval konturnya adalah 25 meter.

Terjemahannya adalah bila interval kontur 25 meter, maka jarak antara garis kontur

yang satu dengan yang lainnya di w:st=”on” medan sebenarnya memiliki beda tinggi

secara vertical 25 meter. Garis kontur dengan pola huruv “V” atau runcing biasanya

menunjukan sebuah jurang/sungai, dan garis kontur dengan pola “U” atau berpola

Lengkung biasanya menunjukan sebuah punggungan dan “O” merupakan puncak atau

Kawah.

6. Tahun Pembuatan Peta

Merupakan keterangan yang menunjukkan tahun terakhir peta tersebut

diperbaharui. Hal ini sangat penting karena kondisi permukaan bumi bisa berubah

sewaktu waktu.

7. Deklinasi

Yaitu garis keterangan yang menunjukan beda Utara Peta dan Utara

Magnetik(Utara Kompas). Deklinasi ini direvisi tiap 5 tahun sekali. Kenapa ada

perbedaan antara Utara peta dan Utara sebenarnya dan Utara Magnetik. Seperti kita

ketahu Utara Bumi kita ditunjukan oleh di Kutub Utara. Sedangkan sumbu utara

magnet bumi sebenarnya ada di sebuah kepulauan di dekat dataran Green Land. Setiap

tahun karena rotasi Sumbu bumi ini mengalami pergeseran rata-rata 0,02 detik bisa ke

timur dan ke barat. Jadi utara sebenarnya bisa ditentukan dari mengkonversi antara

utara magnetic dengan utara Peta. Biasanya akan dicantumkan di setiap lembar peta.

Tujuh bagian diatas merupakan bagian pokok yang selalu ada dalam tiap lembar

peta. Bagian lain adalah merupakan bagian pelengkap. Yang biasanya berisi indek

peta, keterangan pembuatan peta, dan pemroduksi peta.


2.3 Fungsi Pembuatan Peta

Peta sangat diperlukan oleh manusia. Dengan peta dapat diketahui atau

menentukan lokasi yang akan cari, walaupun belum pernah mengunjungi tempat

tersebut. Secara umum fungsi peta dapat disimpulkan sebagai berikut:

Peta topografi memiliki beberapa fungsi, diantaranya:

a. Menggambarkan bentuk dua dimensi dari bentuk tiga dimensi rupa bumi

(permukaan bumi).

b. Memberikan informasi mengenai keadaan permukaan dan elevasi.

c. Menemukan posisi kita terhadap suatu tanda medan atau daerah lain.

d. Sebagai dasar dalam pengeplotan data mengenai hal yang berhubungan dengan

ruang.

e. Untuk memperkirakan tingkat kecuraman atau kemiringan lereng.

2.4 Peta Topografi

Peta topografi merupakan peta yang menggambarkan bentuk relief (tinggi

rendahnya) permukaan bumi. Peta topografi biasanya menyajikan data dan informasi

keadaan lapangan secara menyeluruh. Peta topografi juga harus bisa menggambarkan

keadaan unsur alam maupun unsur buatan di daerah yang di petakan tersebut dengan

garis bayangan ketinggian atau disebut garis kontur dalam skala tertentu.
Sumber: Petatematikindo. 2014
Gambar 2.1 Peta Topografi

2.4.1 Karakteristik Peta Topografi

Semua jenis peta pasti memiliki ciri dan karakteristik khusus yang berbeda-beda.

Peta topografi tidak dapat memberikan informasi yang sangat banyak. Dimana

informasi yang disampaikan hanya sebatas tinggi rendahnya bentuk permukaan bumi

serta kenampakan alamnya saja. Berikut ini karakteristik yang dimiliki peta topografi

1. Tidak Berwarna-Warni

Peta topografi sangat berbeda dengan peta umum yang memperlihatkan warna

hijau, kuning maupun coklat. Peta ini tidak kaya akan warna dengan kata lain

warnanya hanya sedikit. Hal ini dikarenakan fungsi pokok dari peta tersebut adalah

hanya untuk kontur tanah saja. Sehingga garis-garis kontur harus tercetak jelas agar

pembaca dapat memahami dengan betul.

2. Menggunakan Skala Besar Dan Detail

Salah satu ciri dari topografi adalah penggunaan skalanya yang besar. Dimana

skala ini merupakan perbandingan ukuran antara gambar dengan keadaan yang

sesungguhnya. Skala pada peta pun bervariasi. Semakin kecil skala maka informasi
yang diberikan tidak banyak. Dan sebaliknya, semakin besar skalanya makan

informasi yang disampaikan sangat detail dan akurat. Peta topografi sendiri

menggunakan skala besar dikarenanan disesuaikan dengan informasi yang diberikan.

Karena peta ini bertujuan untuk menginformasikan tentang kontur tanah. Tidak hanya

itu, dalam pembuatannya, proses gambar harus dilakukan secara teliti agar konsumen

dapat melihat keadaan topografi tanah dengan jelas.

3. Menggunakan Garis-Garis Kontur

Ciri khusus lainnya adalah adanya garis kontur pada peta jenis topografi. Garis

kontur tidak dimiliki oleh peta jenis lainnya. Garisnya halus namun tegas di dalam peta

dan jumlahnya sangat banyak hingga memenuhi peta. Garis ini merupakan kombinasi

dari dua segmen garis yang saling berhubungan tanpa adanya perpotongan. Hal ini

menunjukkan titik elevasi atau titip pada peta topografi agar kita mengetahui dengan

jelas keadaan pada wilayah yang dimaksud.

4. Menyajikan Informasi Tentang Tinggi Rendahnya Permukaan Bumi/

Kontur Tanah

Di dalam peta topografi menjelaskan mengenai kontur tanah atau sebuah

keadaan tanah yang ada di suatu wilayah. Seperti tinggi rendahnya jenis tanah pada

suatu wilayah tertentu. Sehingga akan sangat bermanfaat untuk peruntukannya.

2.4.2 Garis Kontur

Dalam peta topografi juga dikenal garis kontur. Garis kontur yaitu garis yang

menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian yang sama. Garis-garis

kontur harus kontinu dan tidak bercabang, dan juga tidak akan berpotongan dengan

garis kontur yang lain. Interval kontur merupakan jarak tegak antara dua garis kontur
yang berdekatan. Pada peta topografi, interval kontur dibuat sama, berbanding terbalik

dengan skala peta. Cara penarikan kontur adalah dengan cara perkiraan antara

besarnya nilai titik-titik ketinggian yang ada dengan besarnya nilai kontur yang ditarik.

Semakin rapat jarak kontur yang satu dengan yang lainnya menunjukkan daerah

tersebut semakin curam. Sebaliknya semakin jarang jarak antara kontur menunjukkan

daerah tersebut semakin landai. Dengan peta topografi, kita dapat membaca bentuk

relief dari daerah yang digambarkan dari kontur tersebut, apakah daerah tersebut

berbukit, bergunung, berlereng terjal, dan lain sebagainya.

2.5 Teknik-Teknik Melakukan Pemetaan

1. Orientasi peta

Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya

(secara praktis menyamakan utara peta dengan utara magnetis). Untuk keperluan

orientasi ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada di lokasi. Ini bisa

dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bukit,

sungai, atau tanda-tanda medan lainnya, atau dengan mengamati kondisi bentang alam

yang terlihat dan mencocokkan dengan gambar kontur yang ada di peta, untuk

keperluan praktis, utara magnetis dianggap sejajar dengan utara sebenarnya, tanpa

memperlitungkan adanya deklinasi.

2. Azimuth dan Back Azimuth

Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan titik yang kita

tuju, azimuth juga sering disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam. Back

Azimuth adalah besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth. Cara menghitungnya:

bila sudut azimuth lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat,
bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat,

bila sudut azimuth = 180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat atau 360

derajat.

3. Resection

Resection adalah menentukan kedudukan atau posisi di peta dengan menggunakan

dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection membutuhkan bentang

alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu tanda medan

harus selalu dibidik, jika kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang

suatu punggungan, maka hanya perlu satu tanda medan lainnya yang dibidik.

4. Intersection

Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di peta dengan

menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan. Intersection

digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat

dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai.

2.6 Total Station

Gambar 2.2 Total Station

Total station adalah alat ukur survei yang digunakan untuk mengukur sudut,

jarak, arah, mementukan koordinat, dan perbedaan ketinggian secara elektronik dalam

satu alat. Alat ukur survei dari hasil pengembangan theodolit ini dilengkapi dengan
komputer untuk mempermudah proses data, juga dilengkapi dengan reflektor sebagai

target dan pengganti sumbumukur. Tidak hanya itu, total station juga dilengkapi

dengan sebuah prosesor sehingga dapat menghitung perbedaan ketinggian, jarak datar,

dan koordinar dengan cepat tanpa harus menggunakan alat hitung, seperti kalkulator.

Total station juga dapat menjalankan beberapa program survei, seperti

menghitung luas, setting-out, menghitung dan menentukan orientasi arah, dan lain –

lain. Saat menggunakan alat ukur survei ini, akan mendapatkan banyak data yang akan

disimpan di dalam media perekam yang terbagi menjadi dua, yaitumedia internal atau

on-board dan media eksternal berupa card. Data – data yang sudah diperoleh ini dapat

ditransfer atau dikirim ke PC untuk diproses menjadi peta menggunakan program

mapping software.

2.7 Kelebihan dan Kekurangan Total Station.

2.7.1 Kelebihan

1) Dapat mengembangkan pembacaan dari semua data pengukuran yang diterima

secara digital dengan menggunakan sistem laser dan sistem prisma.

2) Semua data yang diterima oleh total station akan disimpan di dalam media

eksternal sehingga dapat diintegrasikan ke dalam program CAD

3) Hasil yang diberikan oleh alat ukur ini sangat akurat meskipun melakukan

pengukuran di tempat – tempat yang berbahaya.

4) Lebih ekonomis, lebih efisien, dan lebih hemat waktu karena pekerjaan

dilakukan secara otomatis

5) Dapat meminimalkan kesalahan saat proses pengambilan data

6) Keakuratan data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan


2.7.2 Kekurangan

Kekurangan memakai total station adalah sebagai berikut.

1) Untuk memiliki alat ukur survei ini harus mengoroh kocek yang dalam karena

karganya yang jauh lebih mahal dibandingkan dengan alat ukur survei lainnya.

2) Alat ukur survei ini sangat bergantung pada sumber tegangan sehingga harus

selalu memiliki dan membawa cadangan sumber tegangan yang cukup selama

melakukan pekerjaan dengan total station.

3) Untuk dapat menggunakannya, tidak hanya perlu melalukan pelatihan tentang

survei. Tetapi harus juga melakukan pelatihan tentang hal – hal yang

berhubungan dengan total station.

4) Agar dapat digunakan secara maksimal, alat ukur survei ini sangat bergantung

pada kemampuan orang yang menggunakannya.

2.8 Bagian-bagian Total Station

Gambar 2.3 Bagian – bagian Total Station

1) Lensa Objektif : Untuk meilhat atau mengamati benda yang akan dikukur oleh

total station, posisi bayangannya dapat di sesuaikan.

2) Visir : garis tetap sebagai garis penghubung antara titik tengah lensa okuler

dengan lensa objektif dan titik silang yang di tempatkan pada diafragma
3) Sumbu datar : untuk patokan sumbu horizontal atau mendatar

4) Nivo skala tegak : untuk mengatur kedudukan total station menjadi rata atau

centering

5) Pengatur bayangan lensa : sebagai pengatur fokus lensa agar tidak berbayang

6) Alat pembaca : sistem pembacaan alat pembaca pada keadaan garis teropong

pada alat ukur

7) Pengatur lensa okuler : pengatur khusus pada lensa okuler

8) Nivo tabung : nivo yang berguna pengatur centering melihat dari gelembung

9) Knob Gerak mendatar : sebagai penggerak total station yang horizontal atau

mendatar

10) Lingkaran skala mendatar : sebagai pemutar skala pada horizontal atau

mendatar

11) Kunci lingkaran horizontal : berguna agat tida bergoyang dan akuran saat

proses pembacaan objek yang ditembakkan

12) Tribach : alat centering pada optis yang seperti pada nivo kotak

13) Sekrup pengatur nivo kotak : sebagai pengatur bagian pada nivo kotak

14) Tombo dan Fungsinya

 ANG : tombol untuk pengatur sudut

 MENU : tombol untuk pilihan yang ditampilkan

 ESC : tombol untuk keluar dari suatu program ke tampilan sebelumnya

 POWER : tombol untuk menghidupkan dan mematikan Total Staion

 F1 – F4 : tombol/ fungsi soft key digunakan untuk menjalankan perintah

sesuai dengan menu tampilan yang diatasnya


2.8 Perbandingan Total Station dan Theodolit

Meskipun sama – sama sebagai alat ukur survei, ternyata total station dan

theodolit memiliki beberapa perbedaan yang cukup mencolok. Perbedaan perbedaan

tesebut adalah:

1) Total station memiliki kecepatan dan ketelitian untuk mengukur jarak jauh dan

sudut lebih baik dibandingkan dengan theodolit

2) Total station juga memiliki kemampuan untuk mengukur pemetaan situasi

yang lebih baik dibandingkan dengan theodolit

3) Total station dapat menerima data – data tentang jarak dan sudut dalamsatu

pengukuran, sedangkan theodolit harus menggunakan data – data pendukung

untuk menerima data – data tentang jarak dan sudut.

4) Total station memiliki presisi dan integrasi digital yang lebih baik

dibandingkan dengan theodolit


PATOK TINGGI KOORDINAT JARAK BEDA
ALAT REFLEKTOR KET
TINGGI
AWAL TARGET EASTING NORTHING Z HORIZONTAL
BM BM1 1.375 1.29 776557.34 9424531.386 37 95° 40' 32'' 0 -
BM P1 1.375 1.29 776549.944 9424530.57 37.235 95° 40' 33'' 0.235 NAIK
BM PD1 1.375 1.29 776554.912 9424535.848 37.313 95° 40' 32'' 1.313 NAIK
BM P2 1.375 1.29 776523.681 9424544.395 38.889 95° 40' 33'' 1.889 NAIK
PENGOLAHAN DATA

BM PD2 1.375 1.29 776537.382 9424542.304 36.58 95° 40' 33'' 0.42 TURUN
P2 BM 1.2 1.29 776557.34 9424531.386 37 95° 40' 33'' 1.889 TURUN
BAB III

P2 P3 1.2 1.29 776546.074 9424550.314 35.286 95° 40' 33'' 3.603 TURUN
P2 PD3 1.2 1.29 776542.286 9424545.197 36.464 95° 40' 33'' 2.425 TURUN
P2 P4 1.2 1.29 776558.314 9424550.687 36.314 95° 40' 33'' 2.575 TURUN
P2 PD4 1.2 1.29 776552.907 9424542.76 37.217 95° 40' 33'' 1.672 TURUN
TABEL DATA
P2 P5 1.2 1.29 776578.86 9424536.793 36.411 95° 40' 33'' 2.478 TURUN
P2 PD5 1.2 1.29 776564.684 9424536.831 36.535 95° 40' 33'' 2.354 TURUN
P2 PD6 1.2 1.29 776575.263 9424549.187 38.741 95° 40' 33'' 0.148 TURUN
P2 PD7 1.2 1.29 776560.884 9424524.546 34.974 95° 40' 35'' 3.915 TURUN

3.1
3.2 KOORDINAT

3.2.1 Koordinat Patok Utama

PATOK X Y Z

P1 27.4 14.2 37.24

P2 6.4 25.4 38.89

P3 24.4 30.0 35.29

P4 34.2 30.4 36.31

P5 50.6 19.2 36.54


3.2.2 Koordinat Patok Detail

PATOK X Y Z

PD1 31.4 18.4 37.31

PD2 17.4 23.6 36.58

PD3 21.2 26.0 36.46

PD4 29.8 24.0 37.22

PD5 39.2 19.2 36.54


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1) Penyetelan alat total station dimulai dengan mendirikan tripod pada bidang

datar, menempatkan alat total station pada tripod, centeringkan alat, dan saat

alat sudah centering, alat siap digunakan.

2) Dalam percobaan menggunakan total station, praktikan dipermudah dalam hal

pengolahan data, karna Total station adalah alat theodolit moderen yang dapat

mengolah data secara praktis.

3) Data yang diperoleh dari hasil pengukuran total station kemudian digunakan

untuk pembuatan peta topografi

4) Pada praktikum menggunakan alat total station memiliki banyak kelebihan

dibandingkan dengan metode tapping kompas maupun metode theodolit

diantaranya yaitu praktikan mampu mengefisiensikan waktu dalam dalam

pengambilan data dan koordinat setiap patok dapat langsung diketahui dan

tersimpan. Adapun salah satu kekurangan dari alat ini adalah harganya yang

cukup mahal dan ketergantungannya terhadap sumber tegangan.

4.2 Saran

4.2.1 Saran Untuk Laboratorium

1. Memperbanyak unit alat praktikum.

2. Menjaga dan merawat alat praktikum.

3. Melakukan pengecekan alat sebelum dan setelah praktikum


4.2.2 Saran Untuk Asisten

1. Menambah waktu dalam membuat laporan sementara.

2. Menambahkan waktu pengerjaan respon tulis agar tidak gares..

3. Ikut melaksanakan pengecekan alat sebelum praktikum dan sesudah praktikum.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2019. Peta Topografi. hwww.romadecade.org. Diakses tanggal 18 Oktober

2019 pukul 14.54 WITA

Anonim, 2018. Garis Kontur : Fungsi, Karakteristik, Macam-Macam dan

Contoh Soal. www.ilmugeografi.com. Diakses tanggal 18 Oktober 2019

pukul 13.00 WITA

Anonim, 2018. Total Station: Alat Ukur Survei Dari Pengembangan

Theodolit.www.kucari.com. Diakses tanggal 28 Oktober 2019 pukul 23:04

WITA

Julianti, Delfi, 2017. Modul Peta Topografi.www.academia.edu. Diakses tanggal 18

Oktober 2019 pukul 14.27 WITA

Rahayu, Srikandi, 2015. Seputar Pengertian Peta

Topografi.www.seputarpengertian.blogspot.co.id. Diakses tanggal 18

Oktober 2019 pukul 14.16 WITA

Tim Asisten Praktikum, 2019. Penuntun Praktikum Pemetaan Topografi. Gowa :

UNHAS.

Anda mungkin juga menyukai