MAKALAH
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Dosen:
Kelompok 7:
Hafizatunnisa (19029020)
2019
ii2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan rahmat-Nya, makalah yang berjudul “Teori Belajar Behavioriistik”
dapat diselesaikan dengan mudah dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Tanpa pertolongan-Nya mungkin tugas ini tidak akan sanggup diselesaikan tepat
pada waktunya.
Penulis
iii3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
KATA PENGANTAR ...............................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................4
C. Tujuan Penulisan ..........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar Menurut Teori Behavioristik .........................................6
B. Prinsip-prinsip Belajar Teori Behavioristik .................................................11
C. Penerapan Teori Behavioristik dalam Pembelajaran ...................................12
BAB III PENUTUPAN
A. Simpulan ......................................................................................................16
B. Saran ............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................17
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah dalam dunia pendidikan di Indonesia yang sedang
terjadi saat ini adalah kualitas pendidikan. Untuk menuju pendidikan dan
pembelajaran yang berkualitas tidak bergantung pada satu komponen saja
misalnya guru, melainkan sebagai sebuah sistem kepada beberapa
komponen, antara lain berupa program kegiatan pembelajaran, murid,
sarana dan prasarana, dana, lingkungan masyarakat dan kepemimpinan
kepala sekolah. Semua komponen dalam sistem pembelajaran sangat
penting dan menentukan keberhasilan pencapaian tujuan institusional.
Semua komponen yang teridentifikasi tersebut tidak akan berguna bagi
terjadinya perolehan pengalaman belajar maksimal bagi murid bila mana
tidak didukung oleh keberadaan guru yang profesional. Proses pembelajaran
juga merupakan sebuah proses komunikasi yang melibatkan tiga komponen,
yaitu guru menyampaikan materi pelajaran, siswa menerima materi
pelajaran dan komponen media atau sumber belajar. Dalam sebuah proses
pembelajaran sering terjadi kegagalan komunikasi, dimana materi yang
disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa secara optimal, atau tidak
dapat dipahami dengan baik oleh siswa bahkan dapat terjadi siswa salah
dalam menangkap isi dari pesan yang disampaikan oleh guru. Oleh
karenanya, keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh
kualitas guru atau kemampuan guru. Dalam proses tersebut tidak lebih
mementingkan komponen satu dengan komponen yang lainnya, akan tetapi
semua komponen yang ada akan lebih disinergikan agar secara bersama-
sama menjadi suatu langkah dan strategi yang efektif dalam merealisasikan
tujuan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Belajar menurut Teori Behavioristik
2. Prinsip-prinsip Belajar Teori Behavioristik
5
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Belajar menurut Teori Behavioristik
2. Untuk mengetahui Prinsip-prinsip Belajar Teori Behavioristik
3. Untuk mengetahui Penerapan Teori Belajar Behavioristik dalam
Pembelajaran
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon (Asri
Budiningsih, 2012). Dengan kata lain belajar, belajar merupakan suatu
perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah
laku dengan cara yang baru sebagai hasil dari interaksi antara stimulus dan
respon. Perubahan tingkah laku seseorang merupakan hasil dari belajar.
Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan yang berupa
stimulus dan keluaran berupa respon (Asri Budiningsih, 2012). Sebagai
contoh, seorang anak belum bisa belajar berhitung. Walupun ia sudah
berusaha giat, dan gurunya pun sudah mengajarkan dengan tekun, namun
jika anak belum dapat mempraktikan berhitung, maka ia belum dianggap
belajar karena ia belum dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagai
hasil belajar. Dengan contoh tersebut, stimulus adalah apa saja yang
diberikan guru kepada siswa misalnya daftar hitungan, alat peraga, pedoman
kerja, atau cara-cara lain untuk membantu belajar siswa, sedangkan respons
adalah reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus.
Menurut teori behavoristik, apa yang terjadi antara stimulus dan
respon dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak dapat diamati dan
diukur (Asri Budiningsih, 2012). Namun yang dapat diamati hanyalah
stimulus dan respon. Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran
behaviorisme adalah faktor faktor penguatan (reinforcement) dan hukuman
(punishment) (Karwono, dkk. 2018). Jika penguatan ditambahkan, respon
akan semakin kuat. Jika penguatan dikurangi, respon akan semakin
bertambah. Jika hukuman diberikan, respon yang diharapkan akan semakin
kuat dan respon yang tidak diharapakan akan semakin menghilang.
Tokoh-tokoh aliran behaviorik diantaranya adalah:
1. Teori Belajar Menurut Thorndike
7
dan respon. Contohnya, seorang siswa akan dapat belajar dengan baik
setelah diberi stimulus tertentu. Tetapi setelah diberi stimulus lagi
yang sama bahkan lebih baik, ternyata siswa tersebut tidak mau
belajar lagi. Di sinilah persoalannya, ternyata teori behavioristik tidak
mampu menjelaskan alasan-alasan yang mengacaukan hubungan
antara stimulus dan respon ini. Namun teori behavioristik dapat
mengganti stimulus satu dengan stimulus lainnya dan seterusnya
sampai respon yang diinginkan muncul. Namun demikian,
persoalannya adalah bahwa teori behavioristik tidak dapat menjawab
hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyimpangan antara stimulus
yang diberikan dengan responnya.
Sebagai contoh, motivasi sangant berpengaruh dalam proses
belajar. Pandangan behavioristik menjelaskan bahwa banyak siswa
termotivasi pada kegiatan diluar kelas, tetapi tidak termotvasi
mengerjakan tugas sekolah. Siswa tersebut mendapatkan pengalaman
penguatan yang kuat pada kegiatan-kegiatan di luar pelajaran, tetap
tidak mendapatkan penguatan dalam kegiatan belajar di kelas.
Pandangan behavioristik tidak sempurna, kurang dapat
menjelaskan adanya variasi tingkat emosi siswa, walaupun mereka
memiliki pengalaman penguatan yang sama. Pandangan ini tidak
dapat menjelaskan mengapa dua anak ynag memiliki kemampuan dan
pengalaman penguatan yang relatif sama, ternyata perilakunya
terhadap suatu pelajaran berbeda, juga dalam memilih tugas sangat
berbeda tingkat kesulitannya. Pandangan behavioristik hanya
mengakui adanya stimulus dan respon yang dapat diamati. Mereka
tidak memperhatikan adanya pengaruh pikiran atau perasaan yang
mempertemukan unsur-unsur yang diamati tersebut.
Teori behavioristik juga cenderung mengarahkan siswa untuk
berfikir linear, kovergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan
teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shaping,
yaitu membawa siswa menuju atau mencapai target tertentu sehingga
menjadikan peserta didik untuk tidak bebas berkreasi dan
11
B. Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar menurut behaviorisme (Karwono, dkk. 2018)
sebagai berikut:
1. Teori ini beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah
perubahan tingkah laku. Seseorang dikatakan telah belajar sesuatu jika
yang bersangkutan dapat menunjukkan perubahan tingkah laku
tertentu. Perubahan perilaku itu bisa negatif atau positif bergantung
apa yang ingin dipelajari.
12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan dapat disimpulkan:
1. Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon (Asri
Budiningsih, 2012).
2. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa misalnya
daftar hitungan, alat peraga, pedoman kerja, atau cara-cara lain untuk
membantu belajar siswa, sedangkan respons adalah reaksi atau
tanggapan siswa terhadap stimulus.
3. Tokoh-tokoh aliran behavioristik diantara lain: Thorndike, Watson,
Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner
4. Prinsip-prisnsip belajar adalah: pertama teori ini beranggapan bahwa
yang dimaksud dengan belajar adalah perubahan tingkah laku, yang
kedua yaitu hasil belajar adalah perbuhan perilaku yang dapat diamati,
yang terjadi karena hubungan stimulus dan respon, sedangkan proses
yang terjadi antara stimulus dan respon tidak dapat diamati itu tidak
penting, dan yang terakhir perlunya Reinforcement untuk
memunculkan perilaku yang diharapkan. Respon akan semakin kuat
jika reinforcement ditambah.
5. Penerapan teori belajar behavioristik yaitu: meningkatkan perilaku
yang diinginkan serta mengurangi perilaku yang tidak diinginkan.
B. Saran
Saran yang bisa penulis berikan bahwa perlu adanya pemahaman lebih
lanjut akan pemahaman tentang teori belajar behavioristik.
17
DAFTAR PUSTAKA