OLEH :
Latar Belakang
Pada hakikatnya pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, perumahan dan permukiman
yang layak, sehat, aman, serasi dan teratur merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus
ditingkatkan dan dikembangkan secara terpadu, terarah, berencana dan berkesinambungan
demi peningkatan harkat dan martabat serta kesejahteraan rakyat dalam masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pasal 6 : Menjelaskan prosedur pembangunan rumah atau perumahan yang dilakukan oleh
pemilik ha katas tanah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dan
pembangunan oleh bukan pemilik hak dilakukan atas persetujuan dengan pemilik hak dengan
suatu perjanjian tertulis.
Pasal 7 : Menjelaskan kewajiban setiap orang atau badan yang membangun rumah atau
perumah yang diatur dengan Peaturan Pemerintah.
Pasal 8 : Mejelaskan tentang kewajiban setiap pemilik atau yang dikuasakannya yaitu
memanfaatkan, mengelola dan memelihara rumah sebagaimana mestinya.
Pasal 9 : Menjelaskan bahwa pemerintah dan badan sosial atau keagamaan dapat
menyelenggarakan pembangunan perumahan untuk memenuhi kebutuhan khusus dengan
tetap memperhatikan Undang-undang ini.
Pasal 10 : Menjelaskan bahwa penghunian, pengelolaan dan pengalihan status dan ha katas
rumah yang dikuasai Negara diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 12 : Menjelaskan tentang penghuni rumah oleh bukan pemilik sahnya harus dengan
persetujuan atau izin pemilik serta menjelaskan mengenai sewa-menyewa rumah dengan
perjanjian tidak tertulis atau tertulis.
Pasal 15, 16 dan 17 : Menjelaskan tentang pemilikan rumah, dimana pemilikan rumah dapat
dijadikan jaminan utang serta dapat beralih dan dialihkan dengan cara pewarisan atau dengan
cara pemindahan hak. Adapun peralihan hak milik dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
BAB IV Permukiman
Pasal 18 : Menjelaskan tentang pemenuhan kebutuhan permukiman diwujudkan melalui
pembangunan kawasan permukiman yang dilaksanakan sesuai dengan rencana tata ruang
wilayah perkotaan dan rencana tata ruang wilayah bukan perkotaan.
Pasal 19 : Menjelaskan menegenai penetapan satu bagian atau lebih dari kawasan
permukiman menurut rencana tata ruang wilayah sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal
18 yang telah memenuhi persyaratan sebagai kawasan siap bangun untuk mewujudkan
kawasan permukiman.
Pasal 20 : Menjelaskan bahwa pengeleolaan kawasan siap bangun dilakukan oleh Pemerintah
dan diselenggrakan oleh Badan Usaha Milik Negera atau Badan lain yang dibentuk oleh
Pemerintah. Dalam penyelenggaraannya dapat bekerja sama dengan BUMN, Badan Usaha
Milik Daerah, Koperasi dan Badan Usaha Swasta.
Pasal 23 : Menjelaskan tentang pembangunan perumahan yang dilakukan oleh badan usaha
dilakukan hanya di kawasan atau lingkungan siap bangun yang berdiri sendiri.
BAB VI Pembinaan
Pasal 30 : Menjelaskan tentang pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah dalam bentuk
pengaturan dan pembingbingan, pemberi bantuan dan kemudahan, penelitian dan
pengembangan, perencanaan dan pelaksanaan serta pengawasan dan pengendalian diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 33 : Menjelaskan tentang upaya pemupukan dana oleh pemerintah untuk memberikan
bantuan dana kepada masyarakat dalam membangun rumah sendiri atau memiliki rumah.
Dimana bantuan tersebut berupa kredit perumahan.
Pasal 34 : Menjelaskan bahwa pemerintah memberikan pembinaan agar penyelenggaraan
pembangunan selalu memanfaatkan teknik dan teknologi, industry bahan bangunan, jasa
konstruksi, rekayasa dan rancang bangun yang tepat guna dan serasi dengan lingkungan.
Pasal 39 : Menjelaskan bahwa jika kewajiban sebagaimana dalam Pasal 38 tidak dipenuhi
oleh suatu badan usaha di bidang pembangunan perumahan dan permukiman, maka izin
badan usaha tersebut dicabut.
BAB X Penutup
Pasal 41 : Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, Undang-undang Nomor 1 Tahun
1964 tentang Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 6 Tahun 1962 tentang
Pokok-pokok perumahan (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 40, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2476) menjadi Undang-undang (Lembaran Negera Tahun 1964 Nomor 3,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2611) dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 42 : Undang-undang ini berlaku pada tanggal diundangkan dan penerapannya diatur
dengan Peraturan Pemerintah selambat-lambatnya 2 tahun sejak Undang-undang ini
diundangkan agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-
undang ini dengan penempatannya dalam Lembaaran Negara Republik Indonesia.