Anda di halaman 1dari 6

PERENCANAAN BANGUNAN PERUMAHAN

(Resume Undang Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992)

OLEH :

Rahmaniar Rahman (412 18 033)

ALIH JENJANG D4 JASA KONSTRUKSI


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2018
RESUME
UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992 TENTANG
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Latar Belakang
Pada hakikatnya pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, perumahan dan permukiman
yang layak, sehat, aman, serasi dan teratur merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus
ditingkatkan dan dikembangkan secara terpadu, terarah, berencana dan berkesinambungan
demi peningkatan harkat dan martabat serta kesejahteraan rakyat dalam masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Permasalahan dalam peningkatan dan pengembangan pembangunan perumahan dan


permukiman perlu diupayakan untuk kesatuan fungsional dalam wujud tata ruang fisik,
kehidupan ekonomi, dan sosial budaya untuk mendukung ketahanan nasional, menjamin
kelestarian lingkungan hidup,meningkatkan kualitas kehidupan manusia dalam berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berdasarkan Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1),
Pasal 27 ayat (2) dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia memutuskan dan menetapkan UNDANG-UNDANG
TENTANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN.

BAB I Ketentuan Umum


Pasal 1 : Menjelaskan tentang pengertian dasar terkait dengan perumahan dan permukiman
seperti Rumah, Perumahan, Permukiman, Satuan Lingkungan Perumahan, Prasarana
Lingkungan, Sarana Lingkungan, Utilitas Umum, Kawasan Siap Bangun, Lingkungan Siap
Bangun, Kaveling Tanah Matang, dan Konsolidasi Tanah Permukiman.

Pasal 2 : Menjelaskan bahwa ruang lingkup pengaturan Undang-undang ini meliputi


penataan dan pengelolaan perumahan dan permukiman yang kegiatannya meliputi
pembangunan baru, pemugaran, perbaikan, perluasan, pemeliharaan dan pemanfaatannya.

BAB II Asas dan Tujuan


Pasal 3 dan 4 : Menjelaskan tentang tujuan penataan perumahan dan permukiman yang
berlandaskan pada asas manfaat, adil dan merata, kebersamaan dan kekeluargaan,
kepercayaan pada diri sendiri, keterjangkauan dan kelestarian lingkungan hidup.
BAB III Perumahan
Pasal 5 : Menjelaskan hak setiap warga Negara untuk menempati, menikmati dan/atau
memiliki rumah yang layak. Juga menjelaskan tentang kewajiban dan tanggung jawab setia
warga Negara untuk berperan serta dalam pembangunan perumahan dan permukiman.

Pasal 6 : Menjelaskan prosedur pembangunan rumah atau perumahan yang dilakukan oleh
pemilik ha katas tanah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dan
pembangunan oleh bukan pemilik hak dilakukan atas persetujuan dengan pemilik hak dengan
suatu perjanjian tertulis.

Pasal 7 : Menjelaskan kewajiban setiap orang atau badan yang membangun rumah atau
perumah yang diatur dengan Peaturan Pemerintah.

Pasal 8 : Mejelaskan tentang kewajiban setiap pemilik atau yang dikuasakannya yaitu
memanfaatkan, mengelola dan memelihara rumah sebagaimana mestinya.

Pasal 9 : Menjelaskan bahwa pemerintah dan badan sosial atau keagamaan dapat
menyelenggarakan pembangunan perumahan untuk memenuhi kebutuhan khusus dengan
tetap memperhatikan Undang-undang ini.

Pasal 10 : Menjelaskan bahwa penghunian, pengelolaan dan pengalihan status dan ha katas
rumah yang dikuasai Negara diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 11 : Mejelaskan tentang kebijaksanaan dalam menyusun bdang perumahan dan


permukiman pemerintah melakukan pendataan rumah yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah.

Pasal 12 : Menjelaskan tentang penghuni rumah oleh bukan pemilik sahnya harus dengan
persetujuan atau izin pemilik serta menjelaskan mengenai sewa-menyewa rumah dengan
perjanjian tidak tertulis atau tertulis.

Pasal 13 : Menjelaskan tentang pengendalian harga sewa rumah.

Pasal 14 : Menjelaskan tentang persengketaan yang harus diselesaikan melalui badan


peradilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 15, 16 dan 17 : Menjelaskan tentang pemilikan rumah, dimana pemilikan rumah dapat
dijadikan jaminan utang serta dapat beralih dan dialihkan dengan cara pewarisan atau dengan
cara pemindahan hak. Adapun peralihan hak milik dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

BAB IV Permukiman
Pasal 18 : Menjelaskan tentang pemenuhan kebutuhan permukiman diwujudkan melalui
pembangunan kawasan permukiman yang dilaksanakan sesuai dengan rencana tata ruang
wilayah perkotaan dan rencana tata ruang wilayah bukan perkotaan.

Pasal 19 : Menjelaskan menegenai penetapan satu bagian atau lebih dari kawasan
permukiman menurut rencana tata ruang wilayah sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal
18 yang telah memenuhi persyaratan sebagai kawasan siap bangun untuk mewujudkan
kawasan permukiman.

Pasal 20 : Menjelaskan bahwa pengeleolaan kawasan siap bangun dilakukan oleh Pemerintah
dan diselenggrakan oleh Badan Usaha Milik Negera atau Badan lain yang dibentuk oleh
Pemerintah. Dalam penyelenggaraannya dapat bekerja sama dengan BUMN, Badan Usaha
Milik Daerah, Koperasi dan Badan Usaha Swasta.

Pasal 21 : Menjelaskan tentang penyelanggaraan pengelolaan lingkungan siap bangun yang


bukan dilakukan oleh masyarakat oemili, tanah, dilakukan oleh badan usaha di bidang
pembangunan perumahan yang ditunjuk oleh Pemerintah.

Pasal 22 : Menjelaskan pemberian penyuluhan dan bimbingan di wilayah yang ditetapkan


sebagai kawasan siap bangun sehingga masyarakat mampu melakukan konsolidasi tanah.
Dan menjelaskan mengenai pelepasan hak atas tanah yang diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

Pasal 23 : Menjelaskan tentang pembangunan perumahan yang dilakukan oleh badan usaha
dilakukan hanya di kawasan atau lingkungan siap bangun yang berdiri sendiri.

Pasal 24 : Menjelaskan mengenai kewajiban badan usaha dalam membangun lingkungan


siap bangun dalam bidang pembangunan perumahan.

Pasal 25 : Menjelaskan tentang tahapan-tahapan kegiatan dalam pembangunan lingkungan


siap bangun oleh masyarakat pemilik tanah melalui konsolidas yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
Pasal 26 : Menjelaskan tentang badan usaha di bidang pembangunan perumahan dilarang
menjual kaveling tanah tanpa rumah. Dan kaveling tanah matang hasil upaya konsolidasi
dapat diperjualbelikan tanpa rumah.

Pasal 27 : Menjelaskan bahwa Pemerintah memberikan bimbingan, bantuan, kemudahan


dalam tahap perencanaan maupun pelaksnaan, serta melakukan pengawasan dan
pengendalian untuk meningkatkan kualitas permukiman.

Pasal 28 : Menjelaskan bahwa Pemerintah daerah dapat menetapkan suatu lingkungan


permukiman sebagai permukiman kumuh dan tidak layak huni. Serta mengupayakan
langkah-langkah pelaksanaan peremajan lingkungan kumuh untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat penghuni dan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

BAB V Peran serta Masyarakat


Pasal 29 : Menjelaskan bahwa setai warga Negara mempunyai hak dan kesempatan yang
sama untuk berperan serta dalam pembangunan perumahan serta permukiman yang dilakukan
secara perseorangan atau dalam bentuk usaha bersama.

BAB VI Pembinaan
Pasal 30 : Menjelaskan tentang pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah dalam bentuk
pengaturan dan pembingbingan, pemberi bantuan dan kemudahan, penelitian dan
pengembangan, perencanaan dan pelaksanaan serta pengawasan dan pengendalian diatur
dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 31 : Menjelaskan tentang pembangunan perumahan dan permukiman diselenggarakan


berdasarkan tata ruang wilayah perkotaan dan bukan perkotaan yang menyeluruh dan terpadu
ditetapkan oleh Pemerintah daerah dengan mempertimbangkan berbagai aspek.

Pasal 32 : Menjelaskan tentang penyelenggaraan penyediaan tanah utnuk pembangunan


perumahan dan permukiman.

Pasal 33 : Menjelaskan tentang upaya pemupukan dana oleh pemerintah untuk memberikan
bantuan dana kepada masyarakat dalam membangun rumah sendiri atau memiliki rumah.
Dimana bantuan tersebut berupa kredit perumahan.
Pasal 34 : Menjelaskan bahwa pemerintah memberikan pembinaan agar penyelenggaraan
pembangunan selalu memanfaatkan teknik dan teknologi, industry bahan bangunan, jasa
konstruksi, rekayasa dan rancang bangun yang tepat guna dan serasi dengan lingkungan.

Pasal 35 : Menjelaskan bahwa Pemerintah dapat menyerahkan sebagian urusan di bidang


Perumahan dan Permukiman kepada pemerintah daerah.

BAB VII Ketentuan Pidana


Pasal 36 dan 37 : Menjelaskan mengenai pidana serta denda yang berlaku pada setiap
pelanggaran terhadap pasal-pasal tertentu.

BAB VIII Ketentuan Lain-Lain


Pasal 38 : Menjelaskan tentang penerapan ketentuan pidana yang tidak ditentukan dalam
Pasal 36 tidak menghilangkan kewajibannya untuk tetap memenuhi ketentuan Undang-
Undang ini.

Pasal 39 : Menjelaskan bahwa jika kewajiban sebagaimana dalam Pasal 38 tidak dipenuhi
oleh suatu badan usaha di bidang pembangunan perumahan dan permukiman, maka izin
badan usaha tersebut dicabut.

BAB IX Ketentuan Peralihan


Pasal 40 : Menjelaskan bahwa pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, semua
peraturan pelaksanaan di bidang perumahan dan permukiman yang telah ada tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang ini atau belum diganti atau diubah
berdasarkan Undang-undang ini.

BAB X Penutup
Pasal 41 : Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, Undang-undang Nomor 1 Tahun
1964 tentang Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 6 Tahun 1962 tentang
Pokok-pokok perumahan (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 40, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2476) menjadi Undang-undang (Lembaran Negera Tahun 1964 Nomor 3,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2611) dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 42 : Undang-undang ini berlaku pada tanggal diundangkan dan penerapannya diatur
dengan Peraturan Pemerintah selambat-lambatnya 2 tahun sejak Undang-undang ini
diundangkan agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-
undang ini dengan penempatannya dalam Lembaaran Negara Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai