Nama Penulis :
Nama dosen :
Zaini Tamim
Penulis
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I..................................................................................................................................iv
PENDAHULUAN.................................................................................................................iv
BAB II.................................................................................................................................vi
PEMBAHASAN...................................................................................................................vi
2.1 STUDI ISLAM DI BARAT............................................................................................vi
2.2 STUDI ISLAM DI TIMUR...........................................................................................xii
2.3 . STUDI ISLAM DI INDONESIA.................................................................................xvi
BAB III..............................................................................................................................xxi
PENUTUP.........................................................................................................................xxi
KESIMPULAN................................................................................................................xxi
SARAN..........................................................................................................................xxi
i
BAB I
PENDAHULUAN
Studi Islam merupakan terjemahan dari bahasa Arab dirasah Islamiyah. Di
Barat, studi Islam tersebut dengan istilah Islamic studies, yang artinya adalah
kajian tentang hal-hal yang berkaitan dengan keislaman. Tentu makna ini sangat
umum, karena segala sesuatu yang berkaitan dengan Islam dapat dikategorikan
studi Islam.
Pertumbuhan studi Islam di dunia dalam pendidikan Islam pada zaman awal
dilaksanakan di masjid-masjid. Muhammad Yunus menjelaskan bahwa pusat –
pusat studi Islam klasik adalah mekan dan madinaha (Hijaz, Basrah, Kufah,
Damaskus, Palestina, Syam dan Mesir).
Madrasah mekah dipelopori oleh Abu Bakar, umar dan Ustman, madrasah
Basrah dipelopori oleh abu musa al asy’ari dan anas bin abi tholib dan abdullah
bin mas’ud. Madrasah damaskus (syria) dipelopori oleh bubadah dan abu darda’.
Pada zaman kejayaan Islam, studi Islam dipusatkan di negara Bagdad di Istana
dinasti bani abas pada zaman al-makmun. Putra harun al rasyd, didiriakan baid al
hikmah yang dipelopori oleh khalifah sebagai pusat pengembangan ilmu
pengetahuan.
Sebagai perpustakaan serta sebagai lembaga pendidikan dan menerajemahkan
karya-karya yunani kuna kedalam bahasa Arab, untuk melakukan akselerasi
pengembangan ilmu pengetahuan.
Studi Islam sekarang ini hampir berkembang hampir diseluruh dunia, baik
dunia Islam maupun bukan dunia Islam. Dalam dunia Islam terdapat studi Islam
seperti univeristas al-azar dan universitas umul quro di Arab Saudi.
i
pada sebuah artikel “Sebelum Edison menemukan lampu pijar daerah Bagdad saat
iu sudah terang benderang oleh kilauan cahaya lampu”. Hal ini menunjukan
bahwa orang-orang Islam Timur Tengah mendapatkan kejayaannya. Hal ini pula
yang membuat Islam khususnya di daerah Bagdad mengalami perubahan yang
sangat drastis. Arsitektur kota ini mengalami perkembangan yang sangat luar
biasa dimana banyak bangunan, taman-taman bagus dan perpustkaan guna
menampung semua karya pengetahuan senhingga menarik orang barat untuk
langusng belajar di Bagdad.
i
BAB II
PEMBAHASAN
i
Disamping itu juga mereka telah berhasil menerjemahkan karya-
karya ilmuan muslim kedalam bahasa latin. Gerakan ini pada akhirnya
menimbulkan massa pencerahan dan revolusi industri yang menyebabkan
Eropa maju.Dengan demikian Andalusia merupakan sumber-sumber
cahaya bagi Eropa dan memberikan kepada benua itu manfaat dari ilmu
dan budaya Islam selama hampir tiga abad.
i
1. Studi Islam mensyaratkan kajian intensif tentang bahasa Arab sebagai
bahasa. Diantara pemula pakar bahasa Arab dari Jerman adalah Johann Jokab
Reiske (1716-1774). Kajian-kajian bahasa Arab berkembang secara luas di
Eropa sejak permulaan abad ke-19. salah satu dari ahli-ahli dalam bidang ini
adalah seorang sarjana Perancis A.I. sylvestre de Sacy (1758-1838).
2. Studi teks hanya dapat dilakukan berdasarkan pada pengetahuan yang
solid tentang bahasa Arab dan bahasa islam yang lain, seperti bahasa Persia,
Turki, Urdu dan melayu-termasuk di dalamnya kritik teks dan sejarah
kesustraan. Dengan demikian edisi-edisi dari teks-teks tersebut dianggap sebagai
pra-syarat dalam kajian-kajian tekstual.
3. Keahlian dalam kajian teks, pada gilirannya, merupakan pra-syarat dalam
kajian sejarah. Termasuk didalamnya berbagai kajian terhadap para sejarawan
muslim. Sebagian besar Studi Islam saat ini di Negara-negara Barat lebih bisa
dipahami dengan latar belakang perkembangan histories.
i
penyalinan manuskrip-manuskrip ke dalam bahasa latin sejak abad
ke-13 M hingga bangkitnya zaman kebangunan (renaissance) di
Eropa pada abad ke-14. Berkat penyalinan karya-karya ilmiah dari
manuskripmanuskrip Arab itu, terbukalah jalan bagi perkembangan
cabang-cabang ilmiah tersebut di Barat. Apalagi sesudah aliran
empirisme yang dikumandangkan oleh Francis Bacon menguasai
alam pikiran di Barat dan berkembangnya observasi dan
eksperimen. Setelah ilmu-ilmu yang dahulunya dikembangkan
muslim masuk ke Eropa dan dikembangkan oleh sarjana-sarjana
Barat, dirasakan banyak tidak sejalan dengan Islam. Misalkan
dirasakan dirasuki oleh paham sekuler dan sejenisnya. Karena itu,
beberapa ilmuan melakukan usaha pembersihan.
i
Dampak yang ditimbulkan dari Perkembangan Studi Islam Bagi Dunia
Barat.
Setelah Studi Islam Berkembangan begitu pesatnya di dunia barat, maka mulai
tampaklah kelihatan dampak-dampak yang ditimbulkannya mulai dari hal
yang positif maupun negatif.
a) Dampak Positif.
b) Dampak Negatif
i
Adapun dampak negatif itu adalah dapat kami uraikan
sebagai berikut :
1. Setelah bangsa barat menjadi bangsa yang maju dan telah
mengalami revolusi indusri. Maka mereka mendapati masalah
kekurangan bahan baku dalam kegiatan industrinya. Kemudian
untuk mencari jalan keluarnya mereka berlomba-lomba mencari di
dunia Timur, yang kebanyakan dikuasai oleh pemerintahan
muslim. Di samping itu, mereka juga memerlukan tempat
pemasaran baru bagi hasil industrinya ke negara-negara Timur.
Sebagai akibatnya, banyak negara-negara Barat datang kedunia
Timur dan terjadilah Ekspansi besarbesaran dalam bidang social,
politik, ekonomi dan sebagainya. Di waktu itulah terjadi suatu
massa kolonial dan imperial, yaitu massa dimana bangsa-bangsa
Barat melakukan penjajahan terhadap dunia Timur, khususnya
dunia muslim. Suasana seperti itu menyebabkan dunia Timur
mengalami kemunduran dan Barat mencapai kemajuan pesat dari
hasil kolonialisme dan imperialisme atas dunia Timur.
2. Rupanya dampak negatif yang kedua ini adalah bagaikan
kacang lupa kulitnya.
Saya kira istilah ini memang pantas ditunjukkan pada orang barat,
karena kenapa ? mereka sungguh tidak tahu diri. Ilmu yang
berkembang di Dunia Barat itu adalah dari islam, akan tetapi
mereka mengingkarinya, mereka tidak mengakui. Malahan mereka
mengaku ilmu tersebut berasal dari peradaban lain, bukan dari
peradaban islam. Ada seorang sarjana bernama Max Dimont
mengatakan bahwa orang Barat itu menderita Narcisisme, yaitu
mereka mengagumi diri mereka sendiri, dan kurang memiliki
kesediaan untuk mengakui utang budinya kepada bangsa-bangsa
lain. Mereka hanya mengatakan, bahwa yang mereka dapatkan itu
adalah warisan dari Yunani dan Romawi.
i
2.2 STUDI ISLAM DI TIMUR
Akhir periode madinah sampai dengan 4 H, fase
pertama pendidikan islam masih di masjid-masjid dan
rumah-rumah, dengan ciri hafalan. Namun sudah
diperkenalkan logika matematika, ilmu alam, kedokteran,
kimia, musik, sejarah dan geografi. Selama abad ke-5 H,
selama periode Khalifah Abbasyiah, sekolah-sekolah
didirikan di kota-kota dan mulai menempati gedung-gedung
besar, bukan lagi masjid, dan mulai yang bersifat
intelektual, ilmu alam dan ilmu sosial.
Berdirinya sistem madrasah adalah di abad 5 H/akhir
abad 11 M, justru menjadi titik balik kejayaan. Sebab
madrasah dibiayai dan diprakarsai negara. Kemudian
madrasah menjadi alat penguasa untuk mempertahankan
doktrin-doktrin terutama oleh Kerajaan Fatimah di Kairo.
Sebelumnya di sekolah ini diajarkan kimia, kedokteran,
filsafat, diganti hanya mempelajari tafsir, kalam fiqih dan
bahasa. 4
Matematika hilang dari kurikulum Al-Azhar tahun
1748 M. Memang pada masa kekhalifahan Abbasyiah Al-
Ma’mun (198-218 H/813-833 M), sebelum hancurnya aliran
Mu’tazilah, ilmu-ilmu umum yang bertitik tolak dari nalar dan
kajian-kajian empiris dipelajari di madrasah5.
Pengaruh Al-Ghazali (1085-1111 M) disebut sebagai awal
pemisahan ilmu agama dengan ilmu umum. Ada beberapa
kota yang menjadi pusat kajian islam di zamannya, yaitu
Nisyapur, Baghdad, Kairo, Damaskus dan Jerussalem. Ada
empat perguruan tinggi tertua di dunia muslim, yaitu (1)
Nizhamiyah di Baghdad (2) Al-Azhar di Kairo Mesir (3) Cordova
i
(bagian barat) dan (4) Kairwan Amir Nizam Al-Muluk di
Maroko.
i
Sejarah singkat masing-masing pusat studi islam di
gambarkan sebagai berikut:
(1) Nizhamiyah di Baghdad
Perguruan tinggi Nizhamiyah di Baghdad ini berdiri pada
tahun 445 H/1063 M.6 Perguruan tinggi ini dilengkapi dengan
perpustakaan yang terpandang kaya raya di baghdad, yakni
Bait Al-Hikmah yang dibangun oleh Khalifah Al-Makmun (813-
833 M), salah seorang ulama besar yang pernah mengajar di
sana, adalah ahli pikir islam terbesar, Abu Hamid Al-Ghazali
(1058-1111 M), yang kemudian terkenal dengan sebutan
Imam Ghazali7 Di lembaga ini ada empat unsur pokok, yakni
(1) seorang mudarris (guru besar) yang bertanggung jawab
terhadap pengajaran di lembaga pendidikan, muqri’ (ahli Al-
Qur’an) yang mengajar Al-Qur’an di masjid, muhaddis (ahli
hadis) yang mengajar hadis lembaga pendidikan, dan seorang
pustakawan (Bait Al-Maktub) yang bertanggung jawab
terhadap perpustakaan, mengajar bahasa dan hal-hal yang
terkait8. Perguruan tinggi tertua di Baghdad ini hanya sempat
hidup hampir dua abad. Yang akhirnya hancur akibat
penyerbuan bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulaghu
Khan pada tahun 1258 M.
(2) Al-Azhar di Kairo Mesir
Panglima besar Juhari Al-Siqili pada tahun 362 H/972 M
membangun Perguruan Tinggi Al-Azhar dengan kurikulum
berdasarkan ajaran sekte Syiah. Pada masa pemerintahan
7 Andi
darmawan, M.Ag dkk, Pengantar Studi Islam, (Pokja
Akademik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2005), hlm. 37
8 Prof. Dr. H. Khoiruddin Nasution, MA, Pengantar Studi Islam,
ACAdeMIA+TAZZAFA Yogyakarta, hlm.77
i
Khalifah Al-Hakim Biamrillah (966-1020), khalifah keenam
dari Daulat Fathimiyah, ia pun membangun perpustakaan
terbesar di Al-Qahirah untuk mendampingi Perguruan
Tinggi Al-Azhar, yang diberi nama Bait Al-Hikmah (Balai
ilmu pengetahuan), seperti nama perpustakaan terbesar di
Baghdad. Pada tahun 567 H/1171 M Daulat Fathimiyah di
tumbangkan oleh Sultan Salahuddin Al-Ayyubi yang
mendirikan Daulat Ayyubiyah (1171-1269 M) dan
menyatakan tunduk kembali kepada Daulat Abbasyiah di
Baghdad. Kurikulum pada perguruan tinggi Al-Azhar lantas
mengalami perombakan total, dari aliran Syi’ah kepada
aliran Sunni. Ternyata perguruan tinggi al-Azhar ini
mampu hidup terus sampai sekarang, yakni sejak abad ke-
10 M sampai abad ke-20 M dan tampaknya akan tetap
selama hidupnya.9 Universitas al-Azhar dapat dibedakan
menjadi dua periode : pertama, periode sebelum tahun
1961 dan kedua, periode setelah 1961, dimana fakultas-
fakultasnya sama seperti yang ada di IAIN sekarang, dan
periode setelah tahun 1961, dimana fakultas-fakultas dan
ilmu-ilmu yang dikaji telah meliputi seluruh cabang ilmu
pengetahuan umum dan agama. Kalau peride pertama kita
sebut periode Qadim (lama), dan kedua sebagai periode
Jadid (baru), maka yang dicontoh IAIN selama ini ialah Al-
Azhar periode Qadim.10
(3) Perguruan Tinggi Cordova
Adapun sejarah singkat Cordova dapat digambarkan
demikian, bahwa di tangan Daulat Ummayah,
semenanjung Liberia yang berabad-abad sebelumnya
i
terpandang daerah minus, berubah bagaikan disulap
menjadi daerah yang makmur dan kaya raya akan
pembangunan bendungan-bendungan irigasi di sana sini
menuruti contoh lembah Nil dan lembah Ephrate. Bahkan
pada masa berikutnya, Cordova menjadi pusat ilmu dan
kebudayaan yang gilang gemilang sepanjang zaman
tengah. The Historians’ History of the World menulis
tentang peri keadaan pada masa pemerintahan Amir
Abdurrahman I (756-788 M) itu, sebagai berikut, demikian
tulis buku sejarah terbesar tersebut tentang perikeadaan
Andalusia waktu itu, yang merupakan pusat intelektual di
eropa dan dikagumi kemakmurannya. Sejarah mencatat,
sebagai contoh, bahwa Aelhoud dari Bath (Inggris) belajar
ke Cordova pada tahun 1120 M, dan pelajaran yang
dituntunnya adalah geometri, algebra (aljabar),
matematika. Gerard dari Cremona belajar di Toledo seperti
halnya Aelhoud ke Cordova, begitu pula tokoh-tokoh
lainnya11
(4) Kairawan Nizam al-Muluk di Maroko
Perguruan tinggi Kairwan ini berada di kota Fez (Afrika Barat).
Perguruan tinggi ini bermula dibangun pada tahun 859 M oleh
puteri seorang saudagar hartawan di kota Fez, yang berasal
dari Kairawan (Tunisia). Pada tahun 305 H/918 M perguruan
tinggi ini diserahkan kepada pemerintah dan sejak saat itu
menjadi perguruan tinggi resmi, yang perluasan dan
perkembangannya berada di bawah pengawasan dan
pembiayaan negara.
Seperti halnya perguruan tinggi Al-Azhar, perguruan tinggi
Kairawan masih tetap hidup sampai sekarang. Di antara
sekian banyak alumninya adalah pejuang nasionalis muslim
11 Prof. Dr. H. Khoiruddin Nasution, MA, Op.Cit. , hlm. 80
i
terkenal, diantaranya adalah Allal Al-Fasi, dan Mahdi Ben
Barka, yang berhasil mencapai kemerdekaan Maroko dari
penjajahan Perancis sehabis perang Dunia kedua, lalu pejabat
PM Maroko di bawah Sultan Muhammad V. Sedangkan ilmuan
termasyhur yang pernah menjadi maha gurunya antara lain
Ibnu Thufail (1106-1185 M) dan Ibnu Rusyd (1126-1198 M),
pada masa Daulat Almuwahhidin dari Eropa, maka nama
Avenbacer (Abu bakar Ibnu Thufail) dan Averroes (Ibnu Rusyd)
dan Avempas (Ibnu Bajah) dan Alhazem (Imnu Hazmi) dan
lainnya, amat populer dan harum di Eropa 12. Sebagai catatan,
perguruan tinggi Al-Azhar (972 M) di Mesir, dan perguruan
tinggi Kairwan (859 M) di Maroko, adalah lebih tua
dibandingkan dengan perguruan tinggi Oxford (1163 M) dan
perguruan tinggi Cambridge (1209 M) di Inggris, dan
perguruan tinggi Sorbonne (1253 M) di Perancis, perguruan
tinggi Tubingen (1477 M) di Jerman, dan perguruan tinggi
Edinburg (1582 M) di Skotlandia.13[10]
Penyebab utama kemunduruan dunia muslim, khususnya di
bidang ilmu pengetahuan adalah terpecahnya kekuatan politik
yang digoyang oleh tentara bayaran Turki. Kemudian dalam
kondisi demikian datang musuh dengan membawa bendera
perang salib. Akhirnya, Baghdad sebagai pusat ilmu
pengetahuan ketika itu dihancurkan Hulaghu Khan tahun
1258 M. Pusat-pusat studi termasuk yang dihancurkan
Hulaghu Khan14.
i
dengan munculnya berbagai macam lembaga-lembaga serta tokoh-tokoh
pendidikan islam di Indoneisa. Berbicara tentang sejarah studi Islam di Nusantara
tentunya tidak lepas dapat terlepas dengan Kerajaan Samudera Pasai yang berdiri
pada pertengahan abad 13 M. Karena Kerajaan Samudera Pasai merupakan
Kerajaan Islam pertama di Nusantara. Sebagai kerajaan Islam yang pertama,
Samudera Pasai mempunyai peran yang sangat berarti dalam perilaku masyarakat
sehari-hari. Peran itu antara lain berupa dukungan secara resmi oleh para sultan
yang memerintah kerajaan tersebut secara berkesinambungan, bahkan mereka
turut berada di garis depan dalam menimba maupun mengajarkan ilmu-ilmu
keislaman.
Adapun proses masuk, berkembangnya agama dan kebudayaan Islam di
Indonesia berlangsung secara bertahap dan dilakukan secara damai sehingga tidak
menimbulkan ketegangan sosial. Cara penyebaran agama dan kebudayaan Islam
di Indonesia melalui berbagai macam cara, yaitu, perdagangan, dakwah,
perkawinan,pendidikan, tasawuf dan tarekat serta kesenian.
Berbicara tentang perkembangan studi islam di Indonesia, kita ketahui
bahwa pendidikan mengenai islam itu sudah diterapkan sejak zaman
Rasulullah saw.Yang sudah tersebar ke berbagai wilayah-wilayah hingga ke
kerajaan-kerajaan khususnya kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan Samudera
Pasai itu sendiri merupakan kerajan islam yang pertama kali memasuki
wilayah indonesia dan mulai menyebarkan ajaran-ajaran agama islam serta
pendidikan-pendidikan ke islaman melalui berbagai metode
khususnya melalui perdangangan.
TEORI MASUK DAN PENYEBARAN ISLAM DI INDONESIA
Adapun proses masuk, berkembangnya agama dan kebudayaan Islam di
Indonesia berlangsung secara bertahap dan dilakukan secara damai sehingga
tidak menimbulkan ketegangan sosial. Cara penyebaran agama dan
kebudayaan Islam di Indonesia melalui berbagai macam cara, yaitu:
1. Perdangan, yang menggunakan sarana pelayaran.
2. Dakwah, yang dilakukan oleh mubalig yang berdatangan bersama para
pedagang. Para mubalig itu bisa jadi juga para sufi pengembara.
i
3. Perkawinan, yaitu perkawinan antara pedagang Muslim, mubalig
dengan anak bangsawan Indonesia.
4. Pendidikan. Setelah kedudukan para pedagang mantap, mereka
menguasai kekuatan ekonomi di bandar-bandar seperti Gresik.
5. Tasawuf dan tarekat. Sudah diterangkan bahwa bersamaan dengan
pedagang, datang pula para ulama, da’i, dan sufi pengembara.
6. Kesenian. Saluran yang banyak sekali dipakai untuk penyebaran Islam
terutama di Jawa adalah seni15
Sistem pendidikan yang berlaku pada saat itu lebih bersifat informal, yang
berbentuk majlis taklim dan dilakukan di tempat-tempat seperti di rumah-rumah,
masjid, dan pendopo istana. Pendidikan itu sendiri dilakukan dalam berbagai
kesempatan. Waktu-waktu belajar yang digunakan yaitu pada saat siang hari,
khususnya setelah shalat jum’at, sore hari ba’da ashar, malam hari ba’da
magrib/isya dengan metode-metode diskusi.
Penyebaran ajaran Islam yang tadinya lebih bersifat individual yang
dilakukan dari seseorang ke orang lain atau dari sebuah keluarga ke keluarga lain
menjadi lebih bersifat passif. Mereka memiliki jaringan dari suatu daerah ke
daerah lain. Orang-orang Islam yang sudah cukup menguasai ajaran agam Islam
disebar ke berbagai daerah untuk menjadi guru.
Berdasarkan perkembangan studi islam di Indonesia dapat digambarkan
demikian. Bahwa lembaga / system pendidikan Islam di Indonesia mulai
dari (1) system pendidikan langgar, kemudian (2) system pesantren, kemudian
berlanjut dengan (3) system pendidikan di kerajaan-kerajaan Islam, akhirnya
muncul (4) system kelas16. Maksud pendidikan dengan system langgar adalah
pendidikan yang dijadikan di langgar atau surau atau masjid atau di rumah guru.
Kurikulumnyapun bersifat elementer. Yakni mempelajari abjad huruf Arab.
Dengan system ini dikelola oleh ‘Alim berfungsi sebagai guru agama atau tukang
baca do’a. Pengajaran dengan system ini dilakukan dengan 2 cara; Pertama,
i
dengan cara sorangan, yakni seorang murid berhadapan secara langsung dengan
guru dan bersifat perorangan. Kedua,adalah dengan cara halaqah, yakni guru
dikelilingi oleh murid-murid.
Adapun system pendidikan dengan pesantren atau dapat diidentikkan
dengan huttah, dimana seorang kyai mengajari santri dengan sarana masjid
sebagai tempat pengajaran / pendidikan dan didukung oleh pondok sebagai tempat
tinggal santri. Di pesantren juga berjalan 2 cara, yakni (1) sorangan dan (2)
halaqah. Hanya saja sorangan di pesantren biasanya dengan cara si santri yang
membaca kitab, sementara kiyai mendengar, sekaligus mengoreksi kalua ada
kesalahan.
System pengajaran berikutnya adalah pendidikan di kerajaan-kerajaan
Islam, yang di mulai pertama dari kerajaan samudra pasai di Aceh. Kerajaan yang
didirikan Malik Ibrahim bin Mahhdun berdiri pada abad 13 M. Materi yang
diajarkan di majlis ta’lim dan halaqah di kerajaan pasai adalah fiqh Mazhab al-
Shafi’i.Kedua,kerajaan Perlak di selat Malaka. Di kerajaan ini ada lembaga
pendidikan berupa majlis ta’lim tinggi yang dihadiri oleh murid khusus yang
sudah alim dan mendalam ilmunya. Ketiga, kerajaan Aceh Darussalam yang
berdiri 12 Dzulqo’dah 916 H (1511 M). Di kerajaan ini ada lembaga-lembaga
negara yang berfungsi di bidang pendidikan, yakni: (1) Balai Seutia
Huhama yakni Lembaga ilmu pengetahuan, tempat berkumpul ulama, ahli pikir
dan intelektual / cendikiawan membahas ilmu pengetahuan. (2) Balai Seutia
Ulama, yaitu Jawaban Pendidikan. (3) Balai jama’ah Himpunan Ulama. Adapun
jenjangnya adalah (1) Meunasah (Madrasah), (2) Rangkang (tsanawiyah), (3)
Dayah (setingkat Aliyah), (4) Dayah Teuku cik (setara pendidikan
tinggi).keempat, kerajaan Demak, di mana di tempat-tempat ramai (central/pusat)
didirikan masjid untuk tempat belajar. Kelima, kerajaan Islam Mataram (1575-
1757), di mana hampir di setiap desa didirikan tempat belajar al-Qur’an.
Demikian pula di kabupaten didirikan pesantren. Keenam, Kerajaan Islam di
Banjarmasin (Kalimantan), lahir ulama besar dan terkenal yaitu Syeh Muhammad
Arsyad al-Banjari. Setelah pulang dari Makkah untuk belajar, al-Banjari
i
mendirikan pesantren di kampung Dalam Pagar. System pendidikan adalah sama
dengan system madrasah di Jawa.
Akhir abad Ke-19, perkembangan pendidikan Islam di Indonesia. Mulai
lahir sekolah model Belanda: sekolah Eropa, sekolah Venahuler, sekolah Eropa
bagi ningrat Belanda. Disamping itu Pribumi sama dengan sekolah-sekolah
Belanda seperti sekolah taman siswa.
Kemudian dasawarsa kedua abad ke-20 muncul madrasah dan sekolah-
sekolah model Belanda oleh organisasi Islam, seperti Muhammadiyah, Nahdatul
Ulama, jama’at al-khair, dll.
Tahun 1901 orang-orang arab yang tinggal di Jakarta mendirikan madrasah
tetapi belum brhasil. Kemudian tahun 1905 dengan Jami’at al-Khoir berhasil
mendirikan madrasah dengan kurikulum mengajarkan pengetahuan umum dan
agama.
Pada level perguruan tinggi dapat digambarkan bahwa berdirinya perguruan
tinggi Islam tidak dapat dilepaskan dari adanya keinginan umat Islam Indonesia
untuk memiliki lembaga pendidikan tinggi Islam sejak zaman kolonial. Pada
bulan April 1945 diadakan pertemuan antara berbagai tokoh organisasi Islam,
ulama, dan cendekiawan. Dalam pertemuan itu dibentuk Panitia Perencana
Sekolah Tinggi Islam yang diketuai oleh Drs. Moh. Hatta dengan anggota-anggota
antara lain : K.H. Mas Mansur, K.H. A.Muzakkir, K.H. R.F. Kafrawi dan lain-
lain. Setelah persiapan cukup, pada tanggal 8 Juli 1945 atau tanggal 27 Rajab
1364 H bertepatan dengan Isra Mi’raj diadakan acara pembukaan resmi Sekolah
Tinggi Islam (STI) di Jakarta. Dari sinilah sekarang kita mengenal UII, IAIN,
UIN, STAIN dan sebagainya.
i
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpullan bahwa:
1. latar belakang berkembanganya Studi Islam di Dunia Barat adalah
disebabkan para pelajar barat yang datang ke Jazirah Arabiyah untuk
belajar.
2. Berdirinya sistem madrasah adalah di abad 5 H/akhir
abad 11 M, justru menjadi titik balik kejayaan islam di
timur tengah. Sebab madrasah dibiayai dan diprakarsai
negara. Kemudian madrasah menjadi alat penguasa
untuk mempertahankan doktrin-doktrin terutama oleh
Kerajaan Fatimah di Kairo
3. Perkembangan studi islam di Indonesia yang telah dimulai sejak
zaman kerajaan dari abad 13 M tersebut telah semakin berkembang
dengan munculnya berbagai macam lembaga-lembaga serta tokoh-
tokoh pendidikan islam di Indoneisa. Berbicara tentang sejarah studi
Islam di Nusantara tentunya tidak lepas dapat terlepas dengan Kerajaan
Samudera Pasai yang berdiri pada pertengahan abad 13 M. Karena
Kerajaan Samudera Pasai merupakan Kerajaan Islam pertama di
Nusantara.
4. Islam selalu datang dan tersebar dengan cara yang damai tanpa
kekerasan
5. Islam sangat berperan penting dalam berkembangnya ilmu-ilmu
pengetahuan umum di dunia
.
5.2 SARAN
1. Semoga perkembangan studi islam pada era sekarang ini semakin
maju. Semakin banyak lembaga-lembaga pendidikan islam yang
didirikan sehingga umat islam dapat belajar ilmu pengetahuan.
i
Sehingga adanya integrasi-koneksi antara ilmu pengetahuan dan
ilmu agama semakin kuat
2. Bagi mahasiswa maupun siswa semoga dengan adanya makalah ini
dapat memberikan inspirasi dan motivasi untuk menyeimbangkan
pengetahuan umum serta agama dalam kehidupan sehari-hari. Dan
bisa menjadikan islam sebagai peradaban yang menjadi kiblat
pengetahuan di dunia seperti berpuluh-puluh tahun lalu
i
DAFTAR PUSTAKA
https://pajrianor19.blogspot.com/2016/10/makalah-sejarah-perkembangan-
studi.html?m=1 diakses pada hari pukul
i
i
i
i
i