Anda di halaman 1dari 13

ANATOMI DAN FISIOLOGI

INDRA PENGLIHATAN PADA MANUSIA

Oleh:
Nama: Tito Rano Pradibto
NIM: 24040110130044

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah hal terpenting dalam hidup setiap makhluk hidup khususnya
manusia. Manusia di ciptakan dengan kelengkapan panca indra,karena panca indra
merupakan alat penghubung atau kontak antara jiwa dalam wujud kesadaran rohani.
Panca indra tesebut diantaranya penglihatan (mata),indra pendengaran (telinga),
indra peraba (kulit),indra pembau pencium (hidung), indra pengecap (lidah).
Mata merupakan indra penglihatan yang sangat penting . Kita dapat melihat
dunia yang indah ini dengan menggunakan mata. Tidak semua manusia memiliki mata
sehat, seperti yang memilki kelainan cacat mata, buta warna katarak dan lainya. Mata
tersebut tidak berfungsi secara baik.
Lewat makalah ini, penulis tertarik untuk membahasa mengenai panca indra
khususnya mengenai indra penglihatan.

1.2 Maksud dan Tujuan


1. Dapat mengetahui pengertian dari mata
2. Dapat mengetahui tentang anatomi mata
3. Dapat mengetahui persarafan pada mata
4. Dapat mengetahui vascularisasi pada mata

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari mata?
2. Apa pengertian anatomi pada mata?
3. Apa persarafan yang ada pada mata?
4. Apa pengerian vaskularisasi pada mata?
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Indra Penglihatan (Mata)


Mata adalah organ indra yang memiliki reseptor peka cahaya yang
disebut fotoreseptor. Setiap mata mempunyai lapisan reseptor, sisten lensa, dan
sistem saraf, indra penglihatan yang terletak pada mata (organ visus) yang terdiri dari
organ okuli assoria (alat bantu mata) dan okulus (bola mata). Saraf indra penglihatan,
saraf optikus (urat saraf kranial kedua), muncul dari sel-sel ganglion dalam rebina,
bergabung untuk membentuk saraf optikus.

2.2. Organ-organ Mata


Organ-organ pada indra penglihatan, meliputi :
a). Konjungtiva i). Retina
b). Sklera j). Fovea(bintik kuning)
c). Otot-otot k). Bintik nouta
d). Kornea l). Vitreous humor(humor bening)
e). Koroid m). Aqueous humor(humor berair)
f). Badan siliaris n). Alis mata(supersilium)
g). Iris(pupil) o). Bulu mata
h). Lensa p). Kelopak mata(palpebra)

2.3. Mekanisme Pemfokus


Sebagian besar kekuatan berfokus mata adalah karena refraksi cahaya oleh
kornea. Refraksi cahaya oleh lensa mata sangat penting; kurvatura lensa dapat
berubah sehingga cahaya selalu terfokus pada retina. Lensa adalah transparan dan
berwarna kuning pucat. Lensa ini dipertahankan datar oleh tegangan normal dari bola
mata, dan di pertahankan oleh ligamentum suspensori. Bentuk lensa diubah-ubah
oleh otot siliaris, yang berada di dalam korpus siliaris. Bila lensa dikontraksi, otot
siliaris menarik korpus siliaris ke depan, mengendurkan tegangan pada lensa dan
memungkinkannya menonjol. Cahaya dari objek dekat kemudian dapat difokuskan
pada retina. Otot siliaris rileks bila mata harus memfokuskan cahaya dari objek jauh
pada retina. Otot siliaris dipersarafi oleh serat-serat saraf parasimpatis dari saraf
okulamotor. Iris adalah tameng otot polos yang berlubang pada pupil. Ukuran pupil
berubah-ubah sesuai dengan perubahan kondisi cahaya, berdilatasi pada gelap dan
berkontraksi pada cahaya terang sehingga mencegah stimulasi berlebihan terhadap
retina. Ukuran pupil diatur oleh kontraksi serat-serat otot dilator radialis dan konstriktor
sirkularis di iris. Serat-serat ini dipersarafi oleh saraf parasimpatis dari saraf kranial
ketiga.

2.4. Akomodasi Mata


Akomodasi mata berarti memfokuskan bayangan, sedangkan kemampuan
pemfokusan objek pada jarak yang berbeda disebut daya akomodasi. Akomodasi
bertujuan agar bayangan yang terjadi jatuh tepat pada bintik kuning. Apabila melihat
objek yang letaknya jauh, lensa mata menjadi lebih pipih, tetapi jika melihat objek yan
gdekat, lensa mata menjadi lebih cembung. Pengaturan kecembungan lensa ini diatur
oleh otot-otot, lensa yang melingkat (otot siliaris). Saat melihat objek yang jauh otot
lensa berelaksasi, sedangkan saat melihat objek yang dekat otot lensa berkontraksi.

2.5. Anatomi Indra Penglihatan Pada Manusia

Gambar 1. Anatomi Mata

2.5.1. Konjungtiva
Permukaan dalam kelopak mata disebut konjungtiva palpebra, merupakan
lapisan mukosa. Bagian yang membelok dan kemudian melekat pada bola mata
disebut konjungtiva bulbi. Pada konjungtiva ini banyak sekali kelenjar-kelenjar limfe
dan pembuluh darah.

2.5.2. Sklera
Sklera merupakan selaput jaringan ikat yang kuat dan berada pada lapisan terluar
mata yang berwarna putih. Sebagian besar sklera dibangun oleh jaringan fibrosa yang
elastis. Bagian depan sklera tertutup oleh kantong konjungtiva.

2.5.3. Otot-otot
Otot-otot yang melekat pada mata :
a). Muskulus levator palpebralis superior inferior.
b). Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata.
c). Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata)
d). Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata)
e). Muskulus obliques okuli inferior
f). Muskulus obliques okuli superior.

2.5.4. Kornea
Kornea merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita dapat
melihat membran pupil dan iris. Penampang kornea lebih tebal dari sklera, terdiri dari
5 lapisan epitel kornea, 2 lamina elastika anterior bowmen, 3 substansi propia, 4
lamina elastika posterior, dan 5 endotelium. Kornea tidak mengandung pembuluh
darah peralihan, antara kornea ke sklera disebut selero corneal junction. Kornea juga
merupakan jalan masuk cahaya pada mata dengan menempatkannya pada retina.

2.5.5. Koroid
Koroid adalah lapisan yang dibangun oleh jaringan ikat yang memiliki banyak
pembuluh darah dan sejumlah sel pigmen. Letaknya disebelah dalam
sklera. Dibagian depan mata, lapisan koroid memisahkan diri dari sklera membentuk
iris yang tengahnya berlubang.

2.5.6. Iris (Pupil)


Iris merupakan diafragma yang terletak diantara kornea dan mata. Pada iris terdapat
dua perangkat otot polos yang tersusun sirkuler dan radial. Ketika mata berakomodasi
untuk melihat benda yang dekat atau cahaya yang terang otot sirkuler berakomodasi
sehingga pupil mengecil, begitu pula sebaiknya.
2.5.7. Lensa
Lensa berada tepat dibelakang iris dan tergantung pada ligamen suspensori.
Bentuk lensa dapat berubah-ubah, diatur oleh otot siliaris ruang yang terletak diantara
lensa mata dan retina disebut ruang viretus, berisi cairan yang lebih kental (humor
viterus), yang bersama dengan humor akueus berperandalam memelihara bentuk
bola mata.

2.5.8. Retina
Retina merupakan lapisan bagian dalam yang sangat halus dan sangat sensitif
terhadap cahaya. Pada retina terdapat reseptor (fotoreseptor). Fotoreseptor
berhubungan dengan badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik
yang memanjang sampai ke otot. Bagian lapisan retina yang dilewati berkas urat saraf
yang menuju ke otot tidak memiliki reseptor dan tidak peka terhadap sinar. Apabila
sinar mencapai bagian ini kita tidak dapat mengenali cahaya. Oleh karena itu, daerah
ini disebut bintik buta. Pada bagian retina, terdapat sel batang berjumlah sekitar 125
juta buah dalam setiap mata. Sel batang sangat peka terhadap intensitas cahaya
rendah, tetapi tidak mampu membedakan warna. Oleh karena itu kita mampu melihat
dimalam hari tetapi yang terlihat hanya warna hitam dan putih saja. Bayangan yang
dihasilkan dari sel ini tidak tajam. Sel kerucut jumlahnya sekitar 5 juta pada setiap
mata. Sel kerucut sangat peka terhadap intensitas cahaya tinggi sehingga berperan
untuk penglihatan siang hari dan untuk membedakan warna.

2.5.9. Vitreous Humor (Humor Bening)


Badan bening ini terletak dibelakang lensa. Bentuknya berupa zat transparan
seperti jeli(agar-agar) yang jernih. Zat ini mengisi pada mata dan membuat bola mata
membulat.

2.5.10. Aqueous Humor (Humor Berair)


Aquaeous humor atau cairan berair terdapat dibalik kornea. Strukturnya sama
dengan cairan sel, mengandung nutrisi bagi kornea dan dapat melakukan difusi gas
dengan udara luar melalui kornea.
2.5.11. Alis Mata(Supersilium)
Alis yaitu rambut-rambut halus yang terdapat diatas mata.

2.5.12. Bulu mata


Bulu mata yaitu rambut-rambut halus yang terdapat ditepi kelopak mata.

2.5.13. Kelopak mata (palpebra)


Kelopak mata merupakan 2 buah lipatan atas dan bawah kulit yang terletak di
depan bulbus okuli.

2.6. Fisiologi Indra Penglihatan Pada Manusia

Gambar 2. Fisiologi Mata

2.6.1. Konjungtiva
Konjungtiva berfungsi melindungi kornea dari gesekan.

2.6.2. Sklera
Skelera berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi
tempat melakatnya otot mata.

2.6.3. Otot-otot
Otot-otot yang melekat pada mata :
1. Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk menutup mata.
2. Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk menutup mata.
3. Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata), fungsinya untuk menutup
mata.
4. Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata), fungsinya menggerakkan
mata dalam (bola mata).
5. Muskulus obliques okuli inferior, fungsinya menggerakkan bola mata kebawah
dan kedalam.
6. Muskulus obliques okuli superior, fungsinya memutar mata ke atas ke bawah
dan keluar.

2.6.4. Kornea
Kornea berfungsi menerima cahaya yang masuk ke bagian dalam mata dan
membelokkan berkas cahaya sedemikian rupa sehingga dapat difokuskan
(memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksi cahaya).

2.6.5. Koroid
Koroid berfungsi penyuplai retina (mengandung pembuluh darah) dan
melindungi refleksi cahaya dalam mata.

2.6.6. Badan Siliaris


Badan siliaris berfungsi menyokong lensa, mengandung otot yang
memungkinkan lensa berubah bentuk, dan mensekresikan aqueous humor (humor
berair).

2.6.7. Iris (Pupil)


Iris (pupil) berfungsi mengendalikan ukuran pupil, sedangkan pigmenya
mengurangi lewatnya cahaya.

2.6.8. Lensa
Lensa berfungsi memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa.

2.6.9. Retina
Retina berfungsi untuk menerima cahaya, mengubahnya menjadi impuls saraf
dan menghantarkan impuls ke saraf optik (II). Pada bagian retina, terdapat sel batang
berjumlah sekitar 125 juta buah dalam setiap mata. Sel batang, sangat peka terhadap
intensitas cahaya rendah, tetapi tidak mampu membedakan warna. Oleh karena itu,
kita mampu melihat dimalam hari tetapi yang terlihat hanya warna hitam dan putih
saja. Bayangan yang dihasilkan dari sel ini tidak tajam. Selain sel batang terdapat juga
sel kerucut (sel konus) berjumlah sekitar 5 juta pada bagian mata. Sel kerucut sangat
peka terhadap intensitas cahaya tinggi sehingga berperan untuk penglihatan siang
hari dan untuk membedakan warna.

2.6.10. Vitreous Humor (Humor Bening)


Vitreous humor (humor bening) berfungsi menyokong lensa dan menolong
dalam menjaga bentuk bola mata.

2.6.11. Aqueous Humor (Humor Berair)


Aqueous humor (humor berair) untuk menjaga bentuk kantong depan bola mata.

2.6.12. Alis Mata (Supersilium)


Alis mata berfungsi mencegah masuknya air atau keringat dari dahi ke mata.

2.6.13. Bulu Mata


Bulu mata berfungsi untuk melindungi mata dari benda-benda asing.

2.6.14. Kelopak Mata (Palpebra)


Kelopak mata berfungsi pelindung mata sewaktu-waktu kalau ada gangguan
pada mata (menutup dan membuka mata)

2.7. Mekanisme Pembentukan Bayangan


Potensial aksi dalam nervus optikus bayangan objek di dalam lingkungan
difokuskan dalam retina. Sinar yang membentuk retina membentuk potensial dalam
bayangan kerucut impuls yang ada dalam retina, dihantarkan ke dalam korteks serebri
pada tempat menghasilkan sensasi bayangan. Penentuan jarak suatu benda : ukuran
relatif, paralaks yang bergerak, dan stereopsis.

2.8. Lintasan Penglihatan


Setelah impuls meninggalkan retina, impuls ini berjalan ke belakang melalui
nervus optikus. Pada persilangan optikus, serabut menyilang ke sisi lain bersatu
dengan serabut yang berasal dari retina. Otak menggunakan visual sebagai informasi
untuk dikirim ke korteks serebri dan visual pada bagian korteks visual ini membentuk
gambar tiga dimensi.
Korteks visual primer. Gambar yang ada pada retina ditraktus optikus
disampaikan secara tepat ke korteks jika seseorang kehilangan lapang pandang
sebagian besar dapat dilacak lokasi kerusakan di otak yang bertanggung jawab atas
lapangan pandang.

2.9. Gangguan dan Kelainan Serta Teknologi Pengobatan yang Berkaitan


dengan Sistem Pengindraan pada Manusia.
Struktur maupuan fungsi sistem pengindraan manusia dapat mengalami
gangguan atau kelainan. Kelainan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai hal.
Macam-macam kelainan pada mata, antara lain:
1. Hipermotropia (rabun dekat)
Penyebab : lensa mata tidak dapat mencembung atau bola mata terlalu
pendek sehingga bayangan benda jatuh di belakang retina.
Teknologi : ditolong dengan lensa cembung(konvergen/positif).
2. Miopia (rabun jauh)
Penyebab : lensa mata terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang
sehingga bayangan benda jatuh di depan retina.
Teknologi : ditolong dengan lensa cekung (divergen/negatif).
3. Presbiopia
Penyebab : elastisitas lensa mata berkurang karena usia tua.
Teknologi : ditolong dengan lensa rangkap (dua macam lensa).
4. Astigmatisme
Penyebab : permukaan lensa mata tidak sama sehingga fokusnya tidak sama,
dan bayangan benda yang terbentuk tidak sama.
Teknologi : ditolong dengan lensa silindris (silinder)
5. Katarak
Penyebab : lensa mata buram, tidak elastis akibat pengapuran, sehingga daya
akomodasi berkurang.
Teknologi : operasi.
6. Glaukoma
Penyebab : adanya penambahan tekanan dalam mata, karena cairan dalam
bilik anterior mata (aqueous humor) belum sempat disalurkan
keluar sehingga tegangan yang ditimbulkan dapat menyebabkan
tekanan pada saraf optik; lama-kelamaan akan menyebabkan
hilangnya daya penglihatan.
Teknologi : obat-obatan, operasi dengan menggunakan laser.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Alat indra adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis rangsangan
tertentu. Eksoreseptor adalah reseptor yang berfungsi mengenali perubahan
lingkungan luar. Interoreseptor adalah kelompok reseptor yang berfungsi untuk
mengenali lingkungan dalam tubuh.
Eksoreseptor yang kita kenal ada lima macam, yaitu:
a). Indra penglihat (mata)
b). Indra pendengar (telinga)
c). Indra peraba (kulit)
d). Indra pengecap (lidah)
e). Indra pembau (hidung)
Mata adalah organ indra yang memiliki reseptor peka cahaya yang
disebut fotoreseptor. Saraf indra penglihatan, saraf optikus (urat saraf kranial kedua),
muncul dari sel-sel ganglion dalam rebina, bergabung untuk membentuk saraf optikus.

3.2. Saran
Bagi para pembaca yang telah membaca makalah ini kiranya dapat
memberikan saran/kritik serta masukan yang berarti pada perbaikan selanjutnya
supaya makalah ini menjadi makalah yang sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Pearce, Evelyn C. 1993.Anatomi dan fisiologi untuk Paramedis.Jakarta:PT Gramedia


Pustaka Utama.

Syaifuddin,Drs.H.2006.Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3.


Jakarta:EGC.

Anda mungkin juga menyukai