Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 5

ANALISIS FISIKA SMA/MA KELAS XII


“ RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK “

Nama : Dinda Lara Putri


Nim : 17033008
Prodi : Pendidikan Fisika
Dosen : Fanny Rahmatina Rahim, S.Pd., M.Pd

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
ARUS BOLAK – BALIK

A. ARUS DAN TEGANGAN BOLAK-BALIK


1. Membedakan Tegangan Ac Dan Tegangan Dc

Arus bolak-balik atau alternating current (AC) sangat berbeda dengan arus searah. Besarnya
tegangan arus searah atau direct current (DC) selalu tetap terhadap waktu, sedangkan besarnya
tegangan AC selalu berubah terhadap waktu. Tegangan pada listrik arus bolak- balik membentuk
sinusoidal sedangkan tegangan pada listrik arus searah membentuk garis lurus. Perbedaan
tegangan DC dan AC dapat kita amati dengan menggunakan alat ukur yang disebut osiloskop.

Pada tegangan AC terdapat tegangan puncak dan tegangan efektif. Tegangan puncak yaitu
tegangan maksimal dari listrik AC sedangkan tegangan efektif yaitu tegangan yang terukur saat
diukur dengan voltmeter. Hubungan matematis antara tegangan puncak atau tegangan max
dengan tegangan efektif yaitu:

2. Arus Dan Tegangan Sinusoidal

Sumber arus bolak-balik adalah generator ac yang dapat menghasilkan ggl induksi sebesar

Pada rangkaian arus bolak-balik yang mempunyai hambatan R berlaku juga hukum
Ohm. Dengan demikian :

Harga :

sehingga dapat di peroleh :

i = im . sin . ωt

B. IMPEDANSI, TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK

Dalam rangkaian sederhana bolak-balik umumnya terdapat komponen resistor, inductor dan
kapasitor. Pada masing-masing komponen tersebut bila dialiri arus listrik AC akan timbul
impedansi, tegangan dan arus.

1. Impedansi

Impedasnsi yaitu hambatan atau reaksi pada rangkaian arus bolak-balik. Hambatan pada resistor
dinamakan reaktansi resistantif ( XR ), pada kapasitor dinamakan reaktansi kapastiif ( XC ), dan
pada inductor dinamakan reaktansi induktif ( XL ). Besarnya masing-masing hambatan tersebut
adalah :

XL = ω . L XR = R

XC ω=2.π.f
ω .C

XL = reaktansi induktif ( Ω) XC
= reaktansi kapasitif(Ω)

XR = reaktansi resistantif (Ω )

L= inductor (H, Henry )


C= kapasitor ( F, farad) R=
resistor ( Ω )
ω = kecepatan sudut(rad/s)
f = frekuensi ( Hz )

Jika komponen tersebut dalam rangkaian seri seperti di atas, maka impedansinya adalah :
Z= impedansi ( Ω )

2. Tegangan Dan Arus Bolak – Balik

Besarnya tegangan total pada rangkaian arus bolak – balik di atas yaitu:

V = tegangan total ( volt )


VR = tegangan pada resistor (volt ) VL =
tegangan pada inductor ( volt ) VC =
tegangan pada kapasitor ( volt )

Rangkaian di atas merupakan rangkaian seri, sehingga besarnya arus yang mengalir pada
rangkaian tersebut sama besar :
I = IR = IL = IC

1. Hubungan Impedansi, Tegangan Dan Arus Bolak-Balik

Secara matematis, hubungan hambatan, tegangan dan arus AC sama dengan pada arus DC
berlaku hukum Ohm :

V=I.Z VC = I . X C VL = I . XL VR = I . XR

Diagram Pashor

Hubungan antara R, L, C dan Z dapat dinyatakan dalam suatu diagram yang dinamakan diagram
pashor. Hubungan XR, XL. Dan XC di gambarkan dalam suatu system sumbu koordinat seperti
pada gambar:
θ = beda fase antara tegangan ( V ) dan arus ( I ) pada rangkaian listrik AC

Resonansi

Resonansi yaitu keadaan dimana XL = XC . keadaan ini dapat terjadi pada frekuensi tertentu.
Frekuensi saat terjadinya resonansi disebut frekuensi resonansi besarnya ;

XL = XC

fr = frekuensi resonansi ( Hz )

Resistor Pada Rangkaian Arus Bolak-Balik

Rangkaian resistif adalah rangkaian yang hanya mengandung hambatan (R) saja. Perhatikan
gambar berikut.

Pada rangkaian ini V dan i memiliki fase yang sama, artinya i dan V mencapai harga 0 dan
maksimum bersama-sama.

Diagram fasor pada rangkaian resistif ditunjukkan pada gambar diatas.

Besarnya kuat arus yang melalui hambatan dapat dinyatakan dari hukum Ohm yaitu :

Jika maka I= Imax sin ωt

Induktor Pada Rangkaian Arus Bolak-Balik

Rangkaian induktif adalah rangkaian yang hanya terdiri atas induktor (kumparan) dengan
mengabaikan hambatan pada kawat kumparan. Bagan rangkaian induktif ditunjukkan pada
gambar berikut.
Besarnya tegangan pada ujung-ujung induktor sama dengan tegangan sumber, sehingga berlaku :
VL = V = Vmax sin ωt

IL = sin (ωt – )

jika sin (ωt – ) = ± 1 maka = Imax

IL = Imax sin (ωt – ) atau IL = Imax sin (ωt – 90o)


Apabila kita lihat antara persamaan IL (kuat arus dalam induktor) dengan V (tegangan sumber)

terlihat bahwa arus listrik dengan tegangan listrik terjadi selisih sudut fase sebesar 90o atau di
mana kuat arus ketinggalan terhadap tegangan dengan selisih sudut fase 90o.

Perbedaan fase antara kuat arus dan tegangan pada induktor dapat digambarkan dengan diagram
fasor sebagai berikut :

Apabila kita perhatikan persamaan = Imax identik dengan I = pada hukum Ohm, di
mana ωL merupakan suatu hambatan yang disebut dengan reaktansi induktif yang diberi
lambang XL yang besarnya dinyatakan :
XL = ωL = 2πƒL

di mana :

XL = reaktansi induktif (Ohm = Ω)


L = induktansi diri induktor (Henry = H)
ω = frekuensi anguler/sudut (rad/s)
f = frekuensi linier (Hertz = Hz)
Dalam rangkaian induktor jika I menyatakan kuat arus yang mengalir pada
induktor, XL menyatakan reaktansi induktif, Vmax menyatakan tegangan maksimum,
dan Vef menyatakan tegangan efektif tegangan sumber arus AC berlaku hubungan :
Kapasitor Pada Rangkaian Arus Bolak-Balik

Dalam suatu rangkaian arus AC yang terdiri atas kapasitor mempunyai sifat bahwa antara
tegangan dan arus memiliki beda fase, di mana arus mendahului tegangan dengan beda sudut

fase sebesar 90o atau .

Rangkaian kapasitor dengan sumber tegangan AC.

Besarnya kuat arus listrik yang mengalir dalam kapasitor dapat dinyatakan dengan laju
perpindahan muatan listrik pada keping kapasitor tersebut yang dinyatakan :

I= di mana q = CV, sehingga

I= = CVmax = cos ωt = CVmax cos ωt

Di mana cos ωt = sin (ωt + 90o) = sin (ωt + )

Maka I = wC Vmax sin (ωt + )= sin (ωt + )

Jika sin (ωt + ) = ± 1 maka Imax = . Hal ini identik dengan hukum Ohm bahwa I = . Di

mana identik dengan sebuah hambatan yang disebut dengan reaktansi kapasitif yang
dilambangkan XC yang besarnya dinyatakan :

di mana :

XC = reaktansi induktif (Ohm = Ω)


C = kapasitas kapasitor (Farad = F)
ω = frekuensi anguler/sudut (rad/s)
f = frekuensi linier (Hertz = Hz)
Dalam rangkaian kapasitor pada arus AC mempunyai sifat bahwa arus mendahului tegangan

dengan beda sudut fase sebesar 90o atau dan berlaku hubungan :

Imax =

Grafik arus dan tegangan serta diagram fasor kapasitor pada

C. KAPASITOR DALAM RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK

1. Pada Ragkaian Kapasitif Arus Mendahului Tegangan

Sebuah kapasitor ( C ) yan dihubungkan dengan sumber arus bolak-balik ditunjukkan pada
gambar. Rangkaian seperti ini disebut rangkaian kapasitif.

Besarnya arus dan tegangan pada rangkaian kapasitif dinyatakan dengan persamaan:

dan V = Vm.sin.ωt i = im . sin ( ωt + 90 )

2. Beda Fase Pada Rangkaian Kapasitif

Dengan melihat grafik sinusoidal dapat dinyatakan bahwa beda fase atau selisih fase anatara arus
dan tegangan pada rangkaian kapasitif adalah 90𝑜 atau ½ π , dengan tegangan ketinggalan oleh
arus atau arus mendahului tegangan. Bila peristiwa tersebt dilukiskan dalam bentuk fasor, akan
tampak seperti pada gambar

3. Reaktansi Kapasitif

Hambatan yang timbul pada kapasitor yang dihubungkan dengan rangkaian arus bolak-balik
disebut reaktansi kapasitif. Besarnya reaktansi kapasitif di rumuskan :

Karena ω = 2π f , maka :
Dengan :

XC = reaksi kapasitif ( Ω )
ω = frekuensi sudut arus ac ( rad/ s) f =
rekuensi arus AC ( Hz)
C = kapasitas kapasitor ( Farad / F )

D. DAYA PADA RANGKAIAN AC


Inductor murni L dan kapasitor murni C yang berbeda dalam rangkaian AC tidak pernah
membuang energy listrik, tetapi hanya melakukan pengalihan bolak-balik energy dari rangkaian
ke medan magnetic atau medan listrik. Lain halnya dengan arus yang mengalir melaui
penghambat R . di dalam R , energy di ubah menjadi kalor yang tidak dapat di ubah kembali
,menjadi listrik.
Besarnya energy listrik per satuan waktu yang di ubah menjadi kalor disebut daya listrik. Daya

P = i2ef . R
= ief . VR

listrik pada rangkaian AC identik dengan daya lisrik pada rangkaian DC yaitu :
Dalam hal ini VR adalah komponen tegangan yang sefase dengan arus, dengan demikian maka :

P = V. i . cos θ

Dengan:
V = tegangan
efektif i = kuat arus
efektif
θ = sudut fase antara V dan i

besaran cos θ disebut factor daya pada rangkaian. Karena θ dapat berubah, maka daya rangkaian
AC pun dapat berubah menurut besarnya sudut fase. Jika pada rangkaian hanya ada R, atau tidak
ada L dan C, maka θ = 0 sehinggan cos θ = 1 . dalam keadaan itu , P = V . i

E. PEMAKAIAN ARUS LISRIK AC


1. Transmisi Tenaga Listrik

Listrik dari PLN yang kita pakai di rumah adalah listrik arus bolak-balik ( AC ) .Listrik bisa
masuk ke rumah kita melalui suatu cara yang disebut transmisi tenaga listrik
2. Pemakaian Listrik Di Rumah Kita

Arus listrik masuk ke rumah kita melalui kWh meter dan pembatas daya. Alat kWh meter
berfungsi untuk mengatur banyaknya energy listrik yang digunakan, sedangkan pembatas daya
berfungis untuk membatasi daya maksimum yang dapat di gunakan di rumah kita.

Anda mungkin juga menyukai