PIM2224 - 34 - Ahmad Faqih Abdurrahman - Kajian Stok Ikan Di Perairan Teluk Tomini PDF
PIM2224 - 34 - Ahmad Faqih Abdurrahman - Kajian Stok Ikan Di Perairan Teluk Tomini PDF
Disusun oleh:
17/414707/PN/15288
DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
YOGYAKARTA
2019
Daftar Isi
A. Latar Belakang ......................................................................................................................... 3
B. Study Area ................................................................................................................................ 4
C. Metode ....................................................................................................................................... 4
A. Analisis Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Pelagis ............................................. 4
B. Analisis Keberlanjutan Sumberdaya Perikanan Pelagis ......................................................... 7
C. Kajian Aspek Hukum Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Pelagis ..................................... 9
D. Penyusunan Konsep Keterpaduan Pengelolaan dan Pemgembangan Sumberdaya Perikanan
9
D. Hasil dan Pembahasan .............................................................................................................. 10
E. Kesimpulan ............................................................................................................................. 18
REFERENSI ................................................................................................................................... 19
2
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari sekitar 17.508 pulau
dengan total panjang garis pantai kurang lebih 81.000 km. Sepanjang garis pantai ini
terdapat wilayah pesisir yang relatif sempit, tetapi memiliki potensi sumberdaya
alam hayati dan non-hayati, sumberdaya buatan, serta jasa lingkungan yang penting
bagi kehidupan masyarakat. Diperkirakan hampir 60% dari populasi penduduk
Indonesia bermukim di wilayah pesisir (Arbi, 2008). Sumberdaya perairan berperan
ganda sebagai sumberdaya alam dalam mendukung kehidupan manusia, mendukung
ekosistem perairan dan sebagai komponen penting dalam pembangunan ekonomi.
Indonesia terkenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dengan
potensi sumberdaya laut dan pesisir yang sangat menjanjikan. Wilayah pesisir dan
lautan merupakan wilayah yang memiliki arti penting secara ekonomi dan politik
bagi kehidupan masyarakat di Indonesia sejak dahulu. Sumberdaya di wilayah pesisir
merupakan penopang hidup bagi masyarakat yang hidup di pesisir untuk
memperoleh makanan, kayu bakar, bangunan, dan fungsi lainnya.
Sumber daya perairan berperan penting bagi pembangunan di Indonesia.
Sumberdaya pesisir dan kelautan merupakan potensi penting dalam pembangunan di
masa depan. Luas wilayah laut Indonesia adalah 62% dari luas wilayah nasional,
belum termasuk zona ekonomi eksklusif seluas 2,7 juta kilometer persegi. Laut
Indonesia yang begitu luas dengan sumber daya yang melimphah bila dimanfaatkan
untuk pembangunan dengan tepat diprediksikan pembangunan di Indonesia akan
maju dengan pesat. Berbagai kekayaan keanekaragaman hayati, dan jasa-jasa
lingkungan yang diberikan, sumberdaya pesisir dan lautan mempunyai nilai
ekonomis dan ekologis yang tinggi dan dapat dipergunakan dalam pembangunan
(Baransano, 2011).
Perairan Teluk Tomini memiliki sumberdaya ikan yang cukup besar untuk
mendukung perekonomian daerah dan devisa negara. Beberapa jenis ikan ekonomis
penting terdapat di wilayah ini; komoditi andalan utama dari wilayah ini antara lain
ikan malalugis (Decapterus macarellus), yellow fin tuna (Thunnus albacares),
cakalang (Katsuwonus pelamis); dan beberapa jenis ikan karang. Hasil penelitian
Balai Riset Perikanan Laut (2005) diketahui bahwa perairan Teluk Tomini, Laut
Maluku dan Laut Seram memiliki potensi sumberdaya ikan pelagis sekitar 486 ribu
ton per tahun dimana 80% diantaranya berupa ikan pelagis kecil. Selanjutnya
3
dikatakan bahwa tingkat eksploitasi pelagis kecil telah mencapai lebih dari 50% dan
pelagis besar baru mencapai 21%. Eksploitasi diduga belum memberikan dampak
yang nyata pada laju penangkapan dan biologi sumberdaya.
B. Study Area
Penelitian ini mengkaji tentang tentang penangkapan ikan di perairan Teluk
Tomini dan juga pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui tingkat eksploitasi di perairan Teluk Tomini dan juga permasalah-
permasalahan yang ada. Teluk Tomini adalah teluk yang berada di Pulau Sulawesi,
Indonesia. Kondisi Umum Perairan Teluk Tomini Pramudji Teluk Tomini
merupakan teluk terbesar di Indonesia, dengan luas lebih dari 6.000.000 hektare (ha)
yang berbatasan dengan tiga provinsi, yakni Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan
Gorontalo.
C. Metode
1. Data primer diperoleh dari hasil wawancara/ inteview dan curah pendapat dari
informan.
2. Data sekunder : melalui studi pustaka dengan cara menelaah laporan-laporan
data statistik perikanan tangkap, hasil-hasil penelitian sebelumnya dan publikasi
melalui media cetak yang berhubungan dengan penelitian
4
analisis tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan pelagis di perairan Teluk
Tomini adalah sebagai berikut :
1. Menyusun data produksi dalam satuan bobot (ton) dan upaya
penangkapan (effort) dalam satuan trip secara time series berdasarkan
jenis alat tangkap.
2. Menghitung catch per unit effort (CPUE)
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑇𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑎𝑛
CPUE = 𝑈𝑝𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑎𝑛
Uit
Eit = Φit Dit , Dengan : Φit = Ustd
Dimana :
Eit = effort dari alat tangkap yang distandarisasi
Dit = jumlah fishing days dari alat tangkap i pada waktu t
Φit = nilai kekuatan menangkap (fishing power) dari alat tangkap i
pada waktu t
Uit = catch per unit effort (CPUE) dari alat tangkap i pada waktu t
Ustd =catch per unit effort (CPUE) dari alat tangkap yang dijadikan dasar
standarisasi
4. Melakukan estimasi Maximum Sustainable Yield (MSY)
Estimasi MSY dilakukan dengan menggunakan model produksi
surplus dari Schaefer dan Fox. Formulasi kedua model tersebut adalah
sebagai berikut :
CPUEt = Ut = a – bEt ..................................... (1)
Ct = aEt - bEt²
5
Dengan menggunakan analisis regresi sederhana dari persamaan (1)
dapat dihitung nilai a dan b sehingga dapat diestimasi hasil tangkapan
maksimum dan upaya optimal sebagai berikut :
CMSY = a² / 4b
EMSY = a / 2 b
Formulasi Fox :
Ct = Et e (a-bEt)
Eopt = 1/b
6
B. Analisis Keberlanjutan Sumberdaya Perikanan Pelagis
Gambar 1. Prosedur Analisis Raps-Tomini
7
tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis yakni : pukat kantong,
pukat cincin, jaring insang, jaring angkat dan pancing. Kemudian dilakukan
scoring berdasarkan hasil review dari atribut yang telah ditentukan. Kemudian
dilakukan MDS untuk menentukan posisi relative perikanan terhadap ordinasi
baik dan buruk. Selanjutnya dilakukan analsis Monte Carlo dan Leverage untuk
menentukan aspek ketidakpastian dan anomali dari atribut yang dianalisis. Pada
analisis MDS, objek atau titik yang diamati dipetakan ke dalam ruang dua atau
tiga dimensi, sehingga objek atau titik tersebut diupayakan sedekat mungkin
terhadap titik asal.
Dengan kata lain, dua objek atau titik yang sama dipetakan dalam satu titik
yang saling berdekatan satu sama lain. Sebaliknya objek atau titik yang tidak
sama digambarkan dengan titik yang berjauhan. Teknik ordinasi MDS
didasarkan pada jarak Euclidian yang pada ruang berdimensi n dituliskan
sebagai berikut :
Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk meregresikan persamaan (3)
yaitu : metode Least Square, metode Least Squared bergantian yang didasarkan
pada akar dari jarak Euclidian (Squared Distance) atau disebut dengan metode
ALSCAL dan metode yang didasarkan pada Maximum Likelihood. Dari ketiga
metode tersebut metode ALSCAL yang paling sesuai untuk Raps-Tomini dan
tersedia software statistikanya (misalnya : SPSS dan SAS). Metode ALSCAL
dapat mengoptimisasi jarak kuadrat (squared distance = dijk) terhadap data
kuadrat titik asal (Oijk) yang dalam tiga dimensi dituliskan dalam formula yang
disebut S-Stress sebagai berikut :
8
Dimana jarak kuadrat merupakan jarak Euclidian yang dibobot, dituliskan :
9
D. Hasil dan Pembahasan
Tabel 1. Produksi dan Upaya Penangkapan Ikan Pelagis di Teluk Pada Tahun
2002 – 2011
Tabel 2. Standarisasi Alat Tangkap Ikan Pelagis di Perairan Teluk Tomini Pada
Tahun 2002 – 2011
10
karena memiliki rata-rata CPUE yang tertinggi dibandingkan dengan alat
tangkap lainnya, hasil perhitungannya diperlihatkan pada Tabel 2.
E dengan R2 = 0,291
dengan R2 = 0,336
11
Dimensi Ekologi
Dimensi Ekonomi
12
(3) penghasilan relatif terhadap UMR = 3,06
Dimensi Sosial
13
Dimensi Teknologi
Dimensi teknologi terdiri dari 10 (sepuluh) atribut yaitu: (1) lama trip
penangkapan; (2) tempat pendaratan hasil tangkapan; (3) pengolahan sebelum
penjualan ; (4) penanganan di atas kapal; (5) sifat alat tangkap; (6) selektivitas
alat tangkap; (7) alat bantu penangkapan; (8) ukuran kapal ikan; (9) mesin kapal
dan (10) pengaruh negatif alat tangkap.
Dimensi etika, hukum dan regulasi terdiri dari 9 (sembilan) atribut yaitu: (1)
penegakkan hukum; (2) ketersediaan pekerjaaan lain; (3) ketersediaan aturan
formal pengelolaan; (4) keterlibatan dalam pengambilan keputusan; (5)
tradisi/kepercayaan; (6) pembatasan akses penangkapan; (7) pengelolaan
ekosistem; (8) intensitas pelanggaran hukum; (9) buangan hasil tangkapan
sampingan.
14
(2) ketersediaan pekerjaaan lain = 1,95
17
dan informasi dan pembentukan sistem pengawasan dan monitoring. Kelima
unsur tersebut harus dilakukan secara simultan agar tujuan kebijakan
pengelolaan sumberdaya perikanan secara terpadu dan berkelanjutan dapat
tercapai.
E. Kesimpulan
1. Potensi lestari (MSY) sumberdaya perikanan pelagis di perairan Teluk Tomini
sebesar 93.071,21 ton/tahun (model Schaefer) dan 104.044,04 ton/tahun (model
Fox), dengan tingkat pemanfaatan dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2011
masih di bawah potensi lestari (under fishing).
2. Dimensi etika, hukum, dan regulasi kurang mendukung keberlanjutan sumberdaya
perikanan pelagis di perairan Teluk Tomini.
3. Pemanfaatan sumberdaya perikanan pelagis di perairan Teluk Tomini secara
terpadu dan berkelanjutan belum didasari oleh peraturan yang memadai.
4. Kebijakan pemanfaatan sumberdaya perikanan pelagis secara optimal dan
berkelanjutan di perairan Teluk Tomini akan efektif dengan adanya pembentukan
kawasan terpadu pengelolaan dan pengembangan sumberdaya perikanan.
18
REFERENSI
Arbi, U.Y. 2008. Burung pantai pemangsa krustaceae. J. Oseana. 33 (2): 1-8.
Balai Riset Perikanan Laut. 2005. Teluk Tomini : Ekologi, Potensi Sumberdaya,
Profil Perikanan dan Biologi Beberapa Jenis Ikan Ekonomis Penting.
Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
Baransano, H. K. 2011. Eksploitasi dan konservasi sumberdaya hayati laut dan
pesisir di Indonesia. Jurnal Biologi Papua. 3 (1): 39-45.
Syahrul. 2012. Pengelolaan sumberdaya perikanan pelagis secara terpadu dan
berkelanjutan di Perairan Teluk Tomini. IJAS. 2 (3): 128-134
19