Anda di halaman 1dari 5

Percobaan I

Rangkaian AC
Sehat Junpiter Lumban Gaol (118130042)
Asisten : Shovyana Wulan Tika (1311707)
Tanggal Percobaan : 25 Februari 2020
EL2202 Praktikum Rangkaian Elektrik II
Laboratorium Teknik Elektro
Institut Teknologi Sumatera

2. Memahami hubungan antara impedensi, resistansi,


Abstrak—Praktikum ini bertujuan untuk memahami konsep dan reaktansi pada rangkaian seri RC dan RL.
impedensi dalam arti fisik, memahami hubungan antara 3. Memahami hubungan tegangan dan arus pad
impedensi resistansi dan reaktansi pada rangkaian seri RC dan arangkaian seri RC dan RL.
RL, memahami hubungan tegangan dan arus pada rangkaian seri 4. Mengukur pada fasa tegangan dan arus pada
RC dan RL, mengukur pada fasa tegangan dan arus pada
rangkaian seri RC dan RL.
rangkaian seri RC dan RL, memahami “response” terhadap
frekuensi pada rangkaian seri RC dan RL. Dalam praktikum kali 5. Memahami “response” terhadap frekuensi pada
ini melakukan 4 percobaan. Pada rangkaian RC, rangkaian RL, rangkaian seri Rc dan RL.
rangkaian differensiator dan rangkaian integrator. Setiap
percobaan memiliki rangkaian masing-masing dan pada II. LANDASAN TEORETIS
rangkaian terdapat Vi, VR, VC, VL, θVRVC, θViVR, dan θVRVL.
Rangkaian listrik merupakan suatu kumpulan element atau
Pada percobaan rangkaian RC, resistor yang digunakan 10kΩ,
dengan C = 0,1µF dan f = 300Hz. Setelah melakukan percobaan komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara tertentu
didapat hasil pengukuran Vi = 1.35v, VR = 1.34v, VC = 0.151v, dan juga mempunyai satu lintasan tertutup. Dalam suatu
θVRVC = 23° dan θViVR = -72°. Pada percobaan rangkaian RL rangkaian lisrik terdapa rangkaian pasif dan rangkaian aktif.
menggunakan R = 390Ω, L = 1mH, f = 60kHz. Setelah melakukan Dari kedua komponen pasif infuktor dan kapasitor dalam
percobaan diperoleh hasil Vi = 1.2v, VR = 1.2v, VL = 0.01v, θVRVL= sebuah rangkaian listrik secara bersamaan yaitu rangkaian RLC
-17° dan θViVR= 81°. Pada rangkaian differensialtor yang akan menghasilkan sebuah system differensial.
menggunakan 3 resistor, 1kΩ, 10kΩ, dan 100kΩ, serta C = 0.1µF. Rangkaian RLC adalah suatu rangkaian listrik yang terdiri
Dipercobaan ini mencari nilai τ pada osiloskop dan perhitungan. atas komponen resistor (R), inductor (L), dan kapasitor (C)
Hasil yang diperoleh pada osiloskop berupa sinyal dan mendapat
yang tersusun secara seri atau parallel. Untuk rangkaian RLC
hasil yang sama dari resistor 1kΩ, 10kΩ, dan 100kΩ.
seri yang menggunakan arus AC terdiri atas elemen-elemen
Kata Kunci—Rangkaian RC, Rangkaian RL, Differensiator, rangkaian dan sumber arus yagn menghasilkan tegangan bolak-
Integrator. balik V.

1. Rangkaian RC
I. PENDAHULUAN
Menurut HUkum Kirchoff II (KVL) dapat dituliskan:
A. Latar Belakang 1
𝑣𝑖 = 𝑅𝑖 + ∫ 𝑖 𝑑𝑡
Rangkaian AC sangat banyak terdapat di setiap peralatan 𝐶
elektronik. Rangkaian AC mempunyai keunggulan efesiensi vi = vR + v C
energy ketika arus dihantarkan (didistribusikan). Jika Tegangan resistor (vR) sefasa dengan I sementara tegangan
dibandingkan dengan rangkaian DC yang merupakan arusnya kapasitor (vC) ketinggalam 90° dari arus. Arus total mendahului
searah, daya yang berubah menjadi kalor (panas) sangat besar. antara 0° sampai 90°. Untuk sudut ketinggalan vi (θ) ditentukan
Dalam rangkaian arus AC (bolak-balik) salah satu merupakan oleh perbandingan reaktansi dan resistansinya.
hal yang sering dipelajari adalah rangkaian RLC seri. Sama Untuk suatu tegangan sinusoidal, arus dalam suatu resistor
halnya seperti percobaan kali ini. Yang mana di dalam selalu sefase dengan tegangan pada resistor maka:
rangkaian RLC itu sendiri memiliki gejala resonansi.
VR = Imaks R sin ωt = Vmaks sin ωt

Untuk suatu tegangan sinusoidal, maka arus yang mendahului


B. Tujuan
tegangan pada kapasitor sebesar 90°.
1. Memahami konsep impedensi dalam arti fisik.
𝜋
Vc = Imaks XC sin (𝜔𝑡 − )=VC cos ωt
2
Beda fasa antara vC dan I, atau vi dan I dapat dilihat dengna Rangkaian dengan Vi = 2Vrms, R=10kΩ, C=0.1µF, dan
membandingkan beda fasa antara vC dan vR, atau antara vi dan f=300Hz
v R.
Dibentuk
2. Differensiator
Pada differensiator ini, masih menggunakan persamaan VR dan VC
pada rangkaian RC. Bila output diambil pada resistor vO = vR,
atau vC >> vR diperoleh vi ≈ vC sehingga, Dihitung dan diukur

1 𝑑𝑣𝑡 Vi, VR, VC


𝑣𝑖 ≈ ∫ 𝑖 𝑑𝑡 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑖 ≈ 𝐶
𝐶 𝑑𝑡

Dari persamaan tersebut, diperoleh hubungan output (vO = vR) Diamati


dengan input (vi) sebagai berikut:
Beda fasa antara Vi dan VR dan antara VC dan VR
𝑑𝑣𝑡
𝑣˳ = 𝑅𝐶
𝑑𝑡 Dicari

Rangkaian dengan persyaratan tersebut disebut sebagai Catat hasil pada BCP
rangkaian differensiator.
Dalam bentuk phasor-nya, persyaratan tersebut dapat
dituliskan sebagai berikut: Rangkaian RL
vC >> vR atau VC >> VR
Rangkaian dengan Vi = 2Vrms, R=390Ω, L=1mH, dan
1
Ī ≫ 𝑅Ī f=60kHz
𝑗𝜔𝐶
Dibentuk
Sehingga diperoleh ωCR >> 1.
VR dan VL
1 1
Bila 𝜔˳ = atau 𝑓˳ = , maka persamaan tersebut dapat
𝑅𝐶 2𝜋𝑅𝐶
𝜔 Dihitung
dituliskan << 1 atau ω << ω˳.
𝜔˳
ω˳ dapat disebut frekuensi “cut off”.
Vi
Untuk kondisi yang terakhir ini merupakan syarat frekuensi dan
nilai-nilai kapasitansi dan resistansi untuk memperoleh fungsi Diamati dengan osiloskop
diferensiasi yang baik.
Beda fasa antara Vi dan VR dan VL
3. High-Pass Filter
Dicari menggunakan osiloskop

III. METODOLOGI Catat hasil pada BCP


A. Alat dan Bahan
1. Kit Rangkaian RC & RL (1buah)
2. Generator sinyal (1buah) Rangkaian Diferensiator
3. Osiloskop (1buah)
4. Multimeter (1buah)
5. Resistor : 1kΩ, 10kΩ, 100kΩ, 1MΩ (masing-
masing 1 buah)
6. Kapasitor : 0.1µF, 0.01µF, 0.001µF (masing-
masing 1 buah)
7. Induktor : 2.5mH (1 buah)

B. Langkah Kerja

Rangkaian RC
Rangkaian dengan Vpp= 4v, f=500Hz Perhitungan:
1 1 1
Dibentuk 𝑋𝐶 = = = = −5307.86𝑗
𝑗𝜔𝐶 𝑗2𝜋𝑓𝐶 𝑗2(3.14)(300)(10−7 )
Konstanta waktu RC 𝑅 104
𝑉𝑅 = ( ) 𝑉𝑖 = ( 4 ) 2 = 1.18 ∠ − 27.96°
𝑅 + 𝑋𝑐 10 − 5307.86𝑗
Dihitung
Gelombang output dengan input bentuk gelombang = 1.18 (cos − 27.96 + sin −27.96) = 1.18(0.88 − 0.47)
segi empat = 0.48 𝑣
Digambar
𝑋𝐶 −5307.86𝑗 10615.72∠90°
𝑉𝑐 = ( )𝑉 = ( 4 )2 =
Bentuk gelombang output 𝑅 + 𝑋𝐶 𝑖 10 − 5307.86𝑗 8475.06∠27.96°

Diukur = 1.25 (cos 62.04 + sin 62.04) = 1.25 (0.47 + 0.88)


= 1.69 𝑣
Catat hasil pada BCP
𝑉𝑖 = √𝑉𝑅 2 + 𝑉𝐶 2 = √0.482 + 1.692 = 1.76 𝑣

Rangkaian Integrator
𝑉𝑅 0.48
𝜃𝑉𝑅 𝑉𝐶 = tan−1 = tan−1 = tan−1 0.28 = 15.64°
𝑉𝐶 1.69
Rangkaian dengan Vpp= 4v, f=500Hz
𝑋𝑐 5307.86
𝜃𝑉𝐼 𝑉𝑅 = tan−1 = tan−1 = tan−1 0.530786 = 27.96°
Dibentuk 𝑅 104

2. Rangkaian RL
Konstanta waktu RC
Komponen Perhitungan Pengukuran
Dihitung
Vi 1.96 v 1.2 v
Gelombang output dengan input bentuk gelombang
segi empat VR 0.016 v 1.2 v
Digambar VL 1.96 v 0.01 v
θVRVL 0.47° -81°
Bentuk gelombang output θViVR 44.01° -17°
Tabel 2. Data Tabel Rangkaian RL
Diamati dan diukur
Perhitungan:
Catat hasil pada BCP 𝑋𝐶 = 𝑗𝜔𝐿 = 𝑗2𝜋𝑓𝐿 = 𝑗2(3.14)(60𝑥103 )(10−3 ) = 376,8𝑗

𝑅 390
𝑉𝑅 = ( )𝑉 = ( ) 2 = 0.72 ∠ − 44.18°
𝑅 + 𝑋𝐿 𝑖 390 + 376.8𝑗
Ulangi untuk gelombang segitiga
= 0.72 (cos − 44.18 + sin −44.18) = 0.72(0.72 − 0.697)
= 0.016 𝑣

IV. HASIL DAN ANALISIS 𝑋𝐿 376.8𝑗 753.6∠90°


𝑉𝐿 = ( )𝑉 = ( )2 =
𝑅 + 𝑋𝐿 𝑖 390 + 376.8𝑗 542.3∠44.18°
A. Hasil
1. Rangkaian RC = 1.4 (cos 45.82 + sin 45.82) = 1.4 (0.69 + 0.71)
= 1.96 𝑣
Komponen Perhitungan Pengukuran
Vi 1.76 v 1.35 v 𝑉𝑖 = √𝑉𝑅 2 + 𝑉𝐿 2 = √0.0162 + 1.962 = 1.96 𝑣
VR 0.48 v 1.34 v
𝑉𝑅 0.016
VC 1.69 v 0.151 v 𝜃𝑉𝑅 𝑉𝐿 = tan−1 = tan−1 = tan−1 0.0082 = 0.47°
𝑉𝐿 1.96
θVRVC 15.64° 23°
θViVR 27.96° -72° 𝑋𝐿 376.8
𝜃𝑉𝐼 𝑉𝑅 = tan−1 = tan−1 = tan−1 0.966 = 44.01°
Tabel 1. Data Tabel Rangkaian RC 𝑅 380
3. Rangkaian Diferensiator tegangan yang tidak tepat. Begitu juga pada saat mencari beda
fasa. Faktor lain yang memengaruhi perbedaan hasil
C (µF) R (Ω) τ (s) τosi (s) pengukuran dan perhitungan tersebut karena keadaan alat pada
praktikum tidak begitu baik, sehingga menghasilkan
0.1 1k 0.0001 320 gelombang yang tidak bagus.
0.1 10k 0.001 320 Pada rangkaian integrator τ pada osiloskop pada semua
resistor memiliki hasil yang sama. Sementara pada perhitungan
0.1 100k 0.01 320 menghasilkan nilai yang berbeda. Sama seperti percobaan
Tabel 3. Data Table Rangkaian Diferensiator rangkaian RC dan rangkaian RL, hal ini terjadi karena kapasitor
hanya menyimpan tegangan saja. Sehingga saat ingin mencari
Perhitungan: τ pada osiloskop tidak mengeluarkan tegangannya sehingga
hasil yang diperoleh sama.
𝜏 = 𝑅. 𝐶
𝜏1 = 103 . 10−7 = 10−4 𝑠 V. SIMPULAN
𝜏2 = 104 . 10−7 = 10−3 𝑠
𝜏3 = 105 . 10−7 = 10−2 𝑠 1. Kapasitor berfungsi untuk menyimpan tegangan. Pada
saaat di rangkaian kapasitor hanya menyimpan sehingga
4. Rangkaian Integrator pada saat mengukur tegangan tegangan yang diperoleh
tidak tepat.
2. Hasil perhitungan dan pengukuran berbeda.
B. Analisis
REFERENSI
Pada percobaan Rangkaian AC ini melakukan empat
[1] Modul Praktikum Rangkaian ELektrik II
percobaan. Rangkaian RC, rangkaian RL, rangkaian
[2] Murjannah, W. S. dan Prihanto, A. Implementasi Rangkaian RLC
diferensiator dan rangkaian integrator. Pada setiap rangkaian dengan Metode Runge Kutta Rode 4. 2013. Website
memperolhe hasil dan rangkaian yang berbeda-beda pula. nilai http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/inovasi=fisika-
tegangan yang diperoleh pada saat pengukuran berbeda dengan indonesia/article/view/I413 diunduh 11 Maret 2016.
hasil pada perhitungan. Hal ini dapat diakibatkan karena
kapasitor hanya mampu untuk menyimpan tegangan. Karena
fungsi dari kapasitor sendiri adalah menyimpan tegangan.
Karena kapasitor hanya menyimpan tegangan dan hanya
mengeluarkan sedikit tegangan, sehingga menghasilkan
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai