Anda di halaman 1dari 5

Percobaan I

Rangkaian AC
Dwi Gunawan Putra (118130045)
Asisten : Niko Josevino (13117086)
Tanggal Percobaan : 27 Februari 2020
EL2202 Praktikum Rangkaian Elektrik II
Laboratorium Teknik Elektro
Institut Teknologi Sumatera

Abstrak— Diferensiator dengan menggunakan konstanta


waktu RC dengan harga-harga C dan R yang telah disediakan.
Percobaan Percobaan yang telah dilakukan kali ini bertujuan B. Tujuan
untuk memahami konsep Impedansi dalam arti fisik, memahami 1. Memahami konsep impedensi dalam arti fisik.
hubungan antara impedansi resistansi dan reaktansi pada 2. Memahami hubungan antara impedensi, resistansi,
rangkaian seri RC dan RL, memahami hubungan tegangan dan dan reaktansi pada rangkaian seri RC dan RL.
arus pada rangkaian seri RC dan RL, mengukur pada fasa
3. Memahami hubungan tegangan dan arus pad
tegangan dan arus pada rangkaian seri RC dan RL, memahami
“response” terhadap frekuensi pada rangkaian seri RC dan RL.
arangkaian seri RC dan RL.
Dalam praktikum kali ini melakukan 4 percobaan. Pada 4. Mengukur pada fasa tegangan dan arus pada
rangkaian RC, rangkaian RL. Pada percobaan pertama kita rangkaian seri RC dan RL.
membuat rangkaian RC guna untuk menghitung nilai Vr dan Vc 5. Memahami “response” terhadap frekuensi pada
serta mencari beda fasa Vi dan Vr dengan bantuan Osiloskop, rangkaian seri Rc dan RL.
percobaan ini menggunakan resistor 10kΩ,kapasitor 0,1µF dan
frekuensi 300Hz. Percobaan kedua sama dengan percobaan II. LANDASAN TEORI
pertama namun nilai resistornya 1kΩ, inductor 2,5µF dan
frekuensi 60kHz. Percobaan ketiga Rangkaian Keempat Rangkaian listrik merupakan suatu kumpulan element atau
Rangkaian Integrator dengan menginput (4Vpp, f=500Hz) kita komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara
mencari konstanta waktu RC. Pada setiap percobaan yang tertentu dan juga mempunyai satu lintasan tertutup. Dalam
dilakukan kita diminta amati dan mengukur bentuk gelombang suatu rangkaian lisrik terdapa rangkaian pasif dan rangkaian
output yang terjadi dengan Osiloskop. aktif. Dari kedua komponen pasif infuktor dan kapasitor dalam
sebuah rangkaian listrik secara bersamaan yaitu rangkaian
RLC yang akan menghasilkan sebuah system differensial.
Kata Kunci—Rangkaian RC, Rangkaian RL, Differensiator, Rangkaian RLC adalah suatu rangkaian listrik yang terdiri
Integrator.
atas komponen resistor (R), inductor (L), dan kapasitor (C)
yang tersusun secara seri atau parallel. Untuk rangkaian RLC
seri yang menggunakan arus AC terdiri atas elemen-elemen
I. PENDAHULUAN rangkaian dan sumber arus yagn menghasilkan tegangan
A. Latar Belakang bolak-balik V.
Rangkaian AC atau rangkaian arus bolak-balik yang mana
arus bolak-balik adalah generator arus bolak-balik yang 1. Rangkaian RC
prinsip kerjanya pada perputaran kumparan dengan kecepatan
sudut 𝜔 yang berada di dalam medan magnetic. Sumber ggl Menurut HUkum Kirchoff II (KVL) dapat dituliskan:
1
bolak-balik tersebut akan menghasilkan tegangan sinusoida 𝑣𝑖 = 𝑅𝑖 + ∫ 𝑖 𝑑𝑡
berferkuensi f. Rangkaian AC sangat banyak kita temui di 𝐶
setiap peralatan elektronik. Rangkaian tersebut pasti vi = vR + v C
mempunyai keunggulan efesiensi energy ketika arus Tegangan resistor (vR) sefasa dengan I sementara tegangan
dihantarkan (didistribusikan). Jika dibandingkan dengan kapasitor (vC) ketinggalam 90° dari arus. Arus total
rangkaian DC yang merupakan arusnya searah, daya yang mendahului antara 0° sampai 90°. Untuk sudut ketinggalan vi
berubah menjadi kalor (panas) sangat besar. Dalam rangkaian (θ) ditentukan oleh perbandingan reaktansi dan resistansinya.
arus AC (bolak-balik) salah satu merupakan hal yang sering Untuk suatu tegangan sinusoidal, arus dalam suatu resistor
dipelajari adalah rangkaian RLC seri. Sama halnya seperti selalu sefase dengan tegangan pada resistor maka:
percobaan kali ini. Yang mana di dalam rangkaian RLC itu
sendiri memiliki gejala resonansi. VR = Imaks R sin ωt = Vmaks sin ωt
B. Langkah Kerja
Untuk suatu tegangan sinusoidal, maka arus yang mendahului
tegangan pada kapasitor sebesar 90°. Rangkaian RC
𝜋
Vc = Imaks XC sin (𝜔𝑡 − )=VC cos ωt
2 Rangkaian dengan Vi = 2Vrms, R=10kΩ, C=0.1µF, dan
Beda fasa antara vC dan I, atau vi dan I dapat dilihat dengna f=300Hz
membandingkan beda fasa antara vC dan vR, atau antara vi dan
v R. Dibentuk

2. Differensiator VR dan VC
Pada differensiator ini, masih menggunakan persamaan
pada rangkaian RC. Bila output diambil pada resistor vO = vR, Dihitung dan diukur
atau vC >> vR diperoleh vi ≈ vC sehingga,
1 𝑑𝑣𝑡
Vi, VR, VC
𝑣𝑖 ≈ ∫ 𝑖 𝑑𝑡 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑖 ≈ 𝐶
𝐶 𝑑𝑡
Diamati
Dari persamaan tersebut, diperoleh hubungan output (vO = vR)
dengan input (vi) sebagai berikut: Beda fasa antara Vi dan VR dan antara VC dan VR

𝑑𝑣𝑡 Dicari
𝑣˳ = 𝑅𝐶
𝑑𝑡
Catat hasil pada BCP
Rangkaian dengan persyaratan tersebut disebut sebagai
rangkaian differensiator.
Dalam bentuk phasor-nya, persyaratan tersebut dapat
dituliskan sebagai berikut: Rangkaian RL

vC >> vR atau VC >> VR Rangkaian dengan Vi = 2Vrms, R=390Ω, L=1mH, dan


f=60kHz
1
Ī ≫ 𝑅Ī
𝑗𝜔𝐶 Dibentuk

Sehingga diperoleh ωCR >> 1. VR dan VL


1 1
Bila 𝜔˳ = atau ˳ = , maka persamaan tersebut dapat Dihitung
𝑅𝐶 2𝜋𝑅𝐶
𝜔
dituliskan << 1 atau ω << ω˳.
𝜔˳
ω˳ dapat disebut frekuensi “cut off”. Vi

Untuk kondisi yang terakhir ini merupakan syarat frekuensi Diamati dengan osiloskop
dan nilai-nilai kapasitansi dan resistansi untuk memperoleh
fungsi diferensiasi yang baik. Beda fasa antara Vi dan VR dan VL

3. High-Pass Filter Dicari menggunakan osiloskop

Catat hasil pada BCP


III. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
1. Kit Rangkaian RC & RL (1buah)
2. Generator sinyal (1buah) Rangkaian Diferensiator
3. Osiloskop (1buah)
4. Multimeter (1buah)
5. Resistor : 1kΩ, 10kΩ, 100kΩ, 1MΩ (masing-
masing 1 buah)
6. Kapasitor : 0.1µF, 0.01µF, 0.001µF (masing-
masing 1 buah)
7. Induktor : 2.5mH (1 buah)
Rangkaian dengan Vpp= 4v, f=500Hz Perhitungan:
1 1 1
Dibentuk 𝑋𝐶 = = = = −5307.86𝑗
𝑗𝜔𝐶 𝑗2𝜋𝑓𝐶 𝑗2(3.14)(300)(10−7 )
Konstanta waktu RC 𝑅 104
𝑉𝑅 = ( ) 𝑉𝑖 = ( 4 ) 2 = 1.18 ∠ − 27.96°
𝑅 + 𝑋𝑐 10 − 5307.86𝑗
Dihitung
Gelombang output dengan input bentuk gelombang = 1.18 (cos − 27.96 + sin −27.96) = 1.18(0.88 − 0.47)
segi empat = 0.48 𝑣
Digambar
𝑋𝐶 −5307.86𝑗 10615.72∠90°
𝑉𝑐 = ( )𝑉 = ( 4 )2 =
Bentuk gelombang output 𝑅 + 𝑋𝐶 𝑖 10 − 5307.86𝑗 8475.06∠27.96°

Diukur = 1.25 (cos 62.04 + sin 62.04) = 1.25 (0.47 + 0.88)


= 1.69 𝑣
Catat hasil pada BCP
𝑉𝑖 = √𝑉𝑅 2 + 𝑉𝐶 2 = √0.482 + 1.692 = 1.76 𝑣

Rangkaian Integrator
𝑉𝑅 0.48
𝜃𝑉𝑅 𝑉𝐶 = tan−1 = tan−1 = tan−1 0.28 = 15.64°
𝑉𝐶 1.69
Rangkaian dengan Vpp= 4v, f=500Hz
𝑋𝑐 5307.86
𝜃𝑉𝐼 𝑉𝑅 = tan−1 = tan−1 = tan−1 0.530786 = 27.96°
Dibentuk 𝑅 104

2. Rangkaian RL
Konstanta waktu RC
Komponen Perhitungan Pengukuran
Dihitung
Vi 1.96 v 1.2 v
Gelombang output dengan input bentuk gelombang
segi empat VR 0.016 v 1.2 v
Digambar VL 1.96 v 0.01 v
θVRVL 0.47° -81°
Bentuk gelombang output θViVR 44.01° -17°
Tabel 2. Data Tabel Rangkaian RL
Diamati dan diukur
Perhitungan:
Catat hasil pada BCP 𝑋𝐶 = 𝑗𝜔𝐿 = 𝑗2𝜋𝑓𝐿 = 𝑗2(3.14)(60𝑥103 )(10−3 ) = 376,8𝑗

𝑅 390
𝑉𝑅 = ( )𝑉 = ( ) 2 = 0.72 ∠ − 44.18°
𝑅 + 𝑋𝐿 𝑖 390 + 376.8𝑗
Ulangi untuk gelombang segitiga
= 0.72 (cos − 44.18 + sin −44.18) = 0.72(0.72 − 0.697)
= 0.016 𝑣

IV. HASIL DAN ANALISIS 𝑋𝐿 376.8𝑗 753.6∠90°


𝑉𝐿 = ( )𝑉 = ( )2 =
𝑅 + 𝑋𝐿 𝑖 390 + 376.8𝑗 542.3∠44.18°
A. Hasil
1. Rangkaian RC = 1.4 (cos 45.82 + sin 45.82) = 1.4 (0.69 + 0.71)
= 1.96 𝑣
Komponen Perhitungan Pengukuran
Vi 1.76 v 1.35 v 𝑉𝑖 = √𝑉𝑅 2 + 𝑉𝐿 2 = √0.0162 + 1.962 = 1.96 𝑣
VR 0.48 v 1.34 v
𝑉𝑅 0.016
VC 1.69 v 0.151 v 𝜃𝑉𝑅 𝑉𝐿 = tan−1 = tan−1 = tan−1 0.0082 = 0.47°
𝑉𝐿 1.96
θVRVC 15.64° 23°
θViVR 27.96° -72° 𝑋𝐿 376.8
𝜃𝑉𝐼 𝑉𝑅 = tan−1 = tan−1 = tan−1 0.966 = 44.01°
Tabel 1. Data Tabel Rangkaian RC 𝑅 380
3. Rangkaian Diferensiator tegangan yang tidak tepat. Begitu juga pada saat mencari beda
fasa. Faktor lain yang memengaruhi perbedaan hasil
C (µF) R (Ω) τ (s) τosi (s) pengukuran dan perhitungan tersebut karena keadaan alat pada
praktikum tidak begitu baik, sehingga menghasilkan
0.1 1k 0.0001 320 gelombang yang tidak bagus.
0.1 10k 0.001 320 Pada rangkaian integrator τ pada osiloskop pada semua
resistor memiliki hasil yang sama. Sementara pada
0.1 100k 0.01 320 perhitungan menghasilkan nilai yang berbeda. Sama seperti
Tabel 3. Data Table Rangkaian Diferensiator percobaan rangkaian RC dan rangkaian RL, hal ini terjadi
karena kapasitor hanya menyimpan tegangan saja. Sehingga
Perhitungan: saat ingin mencari τ pada osiloskop tidak mengeluarkan
tegangannya sehingga hasil yang diperoleh sama.
𝜏 = 𝑅. 𝐶
𝜏1 = 103 . 10−7 = 10−4 𝑠 V. SIMPULAN
𝜏2 = 104 . 10−7 = 10−3 𝑠
𝜏3 = 105 . 10−7 = 10−2 𝑠 1. Kapasitor berfungsi untuk menyimpan tegangan. Pada
saaat di rangkaian kapasitor hanya menyimpan sehingga
4. Rangkaian Integrator pada saat mengukur tegangan tegangan yang diperoleh
tidak tepat.
2. Hasil perhitungan dan pengukuran berbeda.
B. Analisis
REFERENSI
Pada percobaan Rangkaian AC ini melakukan empat
[1] Modul Praktikum Rangkaian ELektrik II
percobaan. Rangkaian RC, rangkaian RL, rangkaian
[2] Murjannah, W. S. dan Prihanto, A. Implementasi Rangkaian
diferensiator dan rangkaian integrator. Pada setiap rangkaian RLC dengan Metode Runge Kutta Rode 4. 2013. Website
memperolhe hasil dan rangkaian yang berbeda-beda pula. nilai http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/inovasi=fisika-
tegangan yang diperoleh pada saat pengukuran berbeda indonesia/article/view/I413 diunduh 11 Maret 2016.
dengan hasil pada perhitungan. Hal ini dapat diakibatkan
karena kapasitor hanya mampu untuk menyimpan tegangan.
Karena fungsi dari kapasitor sendiri adalah menyimpan
tegangan. Karena kapasitor hanya menyimpan tegangan dan
hanya mengeluarkan sedikit tegangan, sehingga menghasilkan
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai