Anda di halaman 1dari 25

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

(SAP)

Pokok Bahasan : Penyakit Hipertensi Pada Lansia

Sub Pokok Bahasan : Mengetahui apa pengertian Hipertensi, penyebab Hipertensi pada
lansia, gejala Hipertensi pada lansia, bahaya Hipertensi pada lansia dan pencegahan
Hipertensi pada lansia

Sasaran : Warga Kecamatan Sui. Ambawang

Tempat : Balai Desa Sui. Ambawang

Hari / Tanggal : Senin, 12 Desember 2017

Waktu : 1x30 menit

A. TUJUAN

1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang Hipertensi pada lansia di harapkan


masyarakat mampu mengidentifikasi tentang penyakit dan sebab Hipertensi pada lansia.

2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan 1x30 menit diharapkan para warga dapat :

a) Menjelaskan tentang pengertian Hipertensi,


b) Menjelaskan tentang penyebab Hipertensi pada lansia,
c) Menjelaskan tentang gejala Hipertensi pada lansia,
d) Menjelaskan tentang bahaya Hipertensi pada lansia,
e) Menjelaskan tentang cara pencegahan Hipertensi pada lansia.

B. MATERI PENYULUHAN

1. Materi Hipertensi pada Lansia (terlampir)


a) Pengertian Hipertensi
b) Penyebab Hipertensi pada lansia
c) Gejala Hipertensi pada lansia
d) Bahaya Hipertensi pada lansia
e) Pencegahan Hipertensi pada lansia

2. Alat Evaluasi
a) Pengertian Hipertensi
b) Penyebab Hipertensi pada lansia
c) Gejala Hipertensi pada lansia
d) Bahaya Hipertensi pada lansia
e) Pencegahan Hipertensi pada lansia.

3. Kunci Jawaban Sesuai Materi

C. METODE

a) Ceramah
b) Diskusi
c) Tanya jawab.

D. MEDIA

a) Leaflet

E. EVALUASI

a) Prosedur : Setelah pembelajaran materi


b) Jenis : Lisan
c) Bentuk : Uraian singkat

MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIAN

Hipertensi adalah tekanan darah yang lebih besar dibandingkan dengan tekanan darah pada
keadaan normal.
Tekanan darah normal yaitu :

1. Sistolik (100 – 140 mmHg) adalah tekanan jantung saat memompa darah keseluruh
tubuh.
2. Diastolik (60 – 90 mmHg) adalah tekanan jantung saat tidak memompa darah
keseluruh tubuh.

Hipertensi yang biasa terjadi pada lansia yaitu hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan
sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg.

B. PENYEBAB

Adapun penyebab terjadinya Hipertensi pada lansia antara lain:

 Stress,
 Merokok,
 Kelelahan,
 Minum alkohol,
 Kegemukan (obesitas),
 Diet yang tidak seimbang,
 Konsumsi garam yang tinggi (>30 gr).

C. GEJALA

Gejala penderita hipertensi yang terjadi pada lansia antara lain :

a) Gelisah
b) Nadi cepat
c) Sukar tidur
d) Sesak nafas
e) Sakit kepala
f) Lemah dan lelah
g) Jantung berdebar – debar
h) Pandangan menjadi kabur
i) Mata berkunang – kunang.
D. BAHAYA

Hipertensi pada lansia dapat mengakibatkan timbulnya asma dan kencing manis serta
pecahnya pembuluh darah di otak sehingga terjadi kelumpuhan, kesulitan berbicara sampai
kematian.

E. PENCEGAHAN

Pencegahan Hipertensi pada lansia dapat dilakukan dengan :

 Bersantai,
 Hindari obesitas,
 Hindari merokok,
 Berolahraga secara teratur,
 Sering memakan buah – buahan dan sayur – sayuran,
 Hindari minuman yang mengandung kafein (teh, kopi dan coklat),
 Hindari makanan yang mengandung garam, berlemak dan tinggi kalori.

F. EVALUASI

1. Rencana pertanyaan yang akan di ajukan :

 Apa yang dimaksud dengan Hipertensi ?


 Sebutkan 2 dari 7 penyebab Hipertensi pada lansia ?
 Sebutkan 2 gejala Hipertensi pada lansia ?
 Apa sajakah bahaya Hipertensi pada lansia ?
 Apa sajakah pencegahan Hipertensi pada lansia ?

2. Kunci jawaban

a. Hipertensi adalah tekanan darah yang lebih besar dibandingkan dengan tekanan darah
pada keadaan normal.

b. Penyebab Hipertensi pada lansia :


1) Merokok,

2) Minum alkohol.

c. Gejala Hipertensi pada lansia :

1) Sukar tidur,

2) Jantung berdebar – debar,

d. Bahaya Hipertensi pada lansia :

Hipertensi pada lansia dapat mengakibatkan timbulnya asma dan kencing manis serta
pecahnya pembuluh darah di otak sehingga terjadi kelumpuhan, kesulitan berbicara sampai
kematian.

e. Pencegahan Hipertensi pada lansia :

1) Hindari merokok,

2) Berolahraga secara teratur,

3) Sering memakan buah – buahan dan sayur – sayuran,

4) Hindari minuman yang mengandung kafein (teh, kopi dan coklat).

STRATEGI PELAKSANAAN

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

Dari hasil pengkajian bahwa di Kecamatan Sui. Ambawang, ditemukan sekitar 30% warga
lansia mengidap penyakit Hipertensi. Hal tersebut dikarenakan masyarakat masih kurang
mengetahui tentang Hipertensi.

2. Diagnosa Keperawatan

Kurangnya pengetahuan masyarakat Sui. Ambawang tentang Hipertensi khususnya pada


lansia.
3. Tujuan

Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bahaya Hipertensi pada lansia.

4. Tindakan Keperawatan

Memberikan pendidikan kesehatan tentang Hipertensi pada lansia.

B. STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

Asssalamualaikum Wr. Wb/selamat pagi ? Perkenalkan nama saya Aan Aji Prayogi
mahasiswa dari STIK Muhammadiyah Pontianak, saya akan melakukan penyuluhan
kesehatan kepada masyarakat Sui. Ambawang tentang penyakit Hipertensi pada lansia.

b. Evaluasi / Validasi

Bagaimana perasaan Bapak / Ibu sekalian pada hari ini ? Apakah baik – baik saja atau ada
keluhan hari ini?

c. Kontrak

1) Topik

Baiklah Bapak / Ibu sekalian, tujuan saya datang kesini yaitu ingin memberikan penyuluhan
kesehatan tentang Hipertensi khususnya pada lansia.

2) Waktu

Saya akan melakukan penyuluhan kesehatan ini selama 1x30 menit.

3) Tempat

Dalam penyampaian penyuluhan ini saya lakukan di sini yaitu di Balai Desa Sui. Ambawang.

2. Fase Kerja

Baiklah Bapak / Ibu sekalian kita mulai saja penyuluhan kesehatan ini. Ada beberapa
pertanyaan yang hendak saya tanyakan terlebih dahulu. Selama ini apakah Bapak / Ibu sudah
tahu apa itu Hipertensi?, apa penyebab Hipertensi pada lansia?, bagaiman gejala Hipertensi
pada lansia?, apa bahaya Hipertensi pada lansia? dan bagaimana cara pencegahan Hipertensi
pada lansia?.

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi Subjek

Bagaimana perasaan Bapak / Ibu setelah saya melakukan penyuluhan kesehatan tentang
Hipertensi pada lansia ini? apakah sudah paham yang sudah saya jelaskan?, apa pengertian
Hipertensi?, apa penyebab Hipertensi pada lansia?, bagaiman gejala Hipertensi pada lansia?,
apa bahaya Hipertensi pada lansia? dan bagaimana cara pencegahan Hipertensi pada lansia?.

b. Evaluasi Objektif

Warga tampak koorperatif, banyak bertanya mengenai penyakit Hipertensi pada lansia dan
dapat menjawab pertanyaan yang diberikan.

c. Rencana Tindak Lanjut

Baiklah Bapak / Ibu, jka ada yang kurang jelas sekitar 1 bulan lagi saya akan datang lagi
untuk memberikan penyuluhan kesehatanan dengan materi berbeda. Namun, Bapak / Ibu
dapat menanyakan penyakit Hipertensi pada lansia lagi.

d. Kontrak yang Akan Datang

1) Topik

Baiklah bapak / ibu, sekitar 1 bulan lagi saya akan memberikan penyuluhan kesehatan di
Balai Desa Sui. Ambawang untuk membahas tentang penyakit lainnya.

2) Waktu

Waktu yang diberikan untuk penyuluhan ialah 1x30 menit.

3) Tempat

Kita akan membicarakannya di Balai Desa Sui. Ambawang ini.


SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
DIABETES MELITUS

Topik : Pengetahuan tentang DM dan Diet untuk DM.


Pokok Bahasan : Diabetes Mellitus.
Sasaran : Pasien yang menderita dengan penyakit DM terutama
pasien lansia
Tempat : Puskesmas Menur
Hari/Tanggal : jumat 25 september 2017
Waktu : 07:30 WIB

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU) :


Setelah di lakukan tindakan pendidikan kesehatan selama 1x 20 menit,di harapkan pasien
yang menderita DM mampu memahami tentang Diabetes Mellitus.
B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Diabetes mellitus selama 1x20 menit,
diharapkan pasien yang menderita DM mengerti tentang :
1. Pengertian Diabetes Mellitus
2. Penyebab Diabetes Meliitus
3. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus
4. Resiko Terkena Diabetes Mellitus
5. Komplikasi Diabetes Mellitus
6. Pencegahan dan Pengobatan Diabetes Mellitus
7. Gizi Seimbang pada Diabetes Mellitus
C. Proses Kegiatan
1. Metode : Ceramah, Diskusi dan Tanya jawab dan liflet
D. Strategi Pelaksanaan :

No. Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audiens


1 Pembukaan 5 menit - Salam Menjawab salam
- Apresiasi
2. Penyampaian 10 menit - Menyampaikan materi -Mendengarkan
materi Menjelaskan pengertian penjelasan dari penyuluh
DM dan menyimak
-Menjelaskan penyebab -mengajukan pertanyaan.
DM
-Menjelaskan tandatanda
dan gejala DM
-Menjelaskan factor
resiko DM
-Menjelaskan komplikasi
DM
-Menjelaskan pencegaan
dan pengobatan DM
-Menjelaskan gizi
seimbang pada penderita
DM
Memberikan kesempatan
untuk pertanya.
3 Penutup 5 menit terimakasih -Mempraktekan
-Mengevaluasi dengan -Menjawab pertanyaan
-Memberikan kesimpulan -Menyimak
-Membuat rencana tindak -Menjawab salam
lanjut
-Mengucapkan salam
pemutup.

MATERI DIABETES MELLITUS


A. Pengertian
Diabetes Mellitus klinis adalah suatu sindroma gangguan metabolisme dengan hiperglikemia
yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya
efektifitas biologis dari insulin atau keduanya (Francis & John 2000).Diabetes Mellitus
adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena
adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut
maupun relatif (Arjatmo, 2002).Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis yang
menimbulkan gangguan multi sistem dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang
disebabkan defisiensi insulin atau kerja insulin yang tidak adekuat. (Brunner & Sudart 2001)
Diabetes Melitus adalah penyakit kelebihan kadar gula darah di dalam tubuh sehingga terjadi
peningkatan kadar gula darah akibat kekurangan insulin.
B. Macam DM dan Penyebabnya
Klasifikasi Diabetes Mellitus

1. DM Tipe I (IDDM)
Penderita sangat bergantung terhadap insulin karena terjadi proses autoimun yang menyerang
insulinnya. IDDM merupakan jenis DM yang diturunkan (inherited).
2. DM Tipe II (NIDDM)
Jenis DM ini dipengaruhi baik oleh keturunan maupun factor lingkungan. Seseorang
mempunyai risiko yang besar untuk menderita NIDDM jika orang tuanya adalah penderita
DM dan menganut gaya hidup yang salah.
3. DM Gestasional
DM jenis ini cenderung terjadi pada wanita hamil dan dalam keluarganya terdapat anggota
yang juga menderita DM. Faktor risikonya adalah kegemukan atau obesitas.
4. DM Sekunder
Merupakan DM yang berkaitan dengan keadaan atau sindrom lain (pancreatitis, kelainan
hormonal, dan obat-obatan).

Secara umum penyebab DM adalah:


1. Keturunan
2. Usia
3. Kegemukan
4. Kurang gerak
5. Kehilangan insulin
6. Alkoholisme
7. Obat-obatan

C. Tanda dan Gejala DM

1 Berat badan menurun


2 Banyak makan banyak minum
3 Banyak kencing
4 Luka sulit sembuh
5 Cepat lelah & mengantuk
6 Kesemutan pada jari
7 Penglihatan kabur
8 Impotensi pada pria

D. Faktor Resiko terkena DM

1. Gaya hidup yang salah


2. Kurang olah raga
3. Obesitas

E. Komplikasi DM

1. Penyakit jantung
2. Penyakit stroke
3. Gangguan saraf
4. Gangguan mental
5. Kerusakan ginjal
6. Infeksi pada kulit
7. Kebutaan
8. Sirkulasi darah pada kaki menjadi buruk.
F. Pengobatan Dan Pencegahan DM

1. Mengatur makanan yang sehat


2. Menjalani pemeriksaan gula darah
3. Berolah raga secara teratur
4. Menjaga keseimbangan berat badan
5. Menggunakan obat sesuai anjuran dokter.

G. Gizi Seimbang Untuk Penderita DM

1. Makanlah aneka ragam makanan


a. Sumber zat tenaga ( Karbohidrat, lemak )
b. Sumber zat pembangun ( Protein )
c. Sumber zat pengatur ( vitamin, air dan mineral)
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energy
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat komplek dan serat
4. Batasi konsumsi lemak
5. Gunakan garam beryodium 1 sendok the perhari
6. Makanlah sumber zat besi
7. Biasakan makan pagi
8. Minum air bersih dan cukup (krg lebih 8 gelas perhari)
9. Olahraga teratur
10. Makanlah makanan yang aman kesehatan
11. Hindari minuman alkohol dan merokok
Cara Mengatur Diet.
a. Makanlah secara teratur.
b. Aturlah penggunaan makanan sumber karbohidrat kompleks.
c. Makanlah aneka ragam sayuran sebanyak-banyaknya.
d. Semua macam buah boleh dimakan.
e. Gunakanlah daftar bahan makanan penukar.
MakananYang Diperbolehkan.
a. Karbohidrat (nasi, roti, mie, singkong) dll). Protein (ikan,ayam tanpa kulit, tempe, tahu,
kacang-kacangan).
b. Lemak (makanan yang dipanggang, dikukus, direbus, atau dibakar).
c. Buah-buahan tinggi serat (jeruk, papaya, mangga, dll).
d. Sayur-sayuran (bayam, buncis, kacang panjang, wortel, dll).

Makanan yang dibatasi.


a. Bergula (gula pasir, gula merah, sirup, jelly, susu kental manis, dodol, dll).
b. Lemak (makanan siap saji, gorengan, martabak, dll).
c. Banyak garam (ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan, dll) jika ada hipertensi.
Contoh Menu 1 Hari
Contoh menu:
Pagi:
Nasi 1 Gelas belimbing (70 gr)
Telur 1 butir (50 gr)
Sayuran ½ gelas belimbing (50 gr)
Minyak ½ sendok makan (5 gr)
Siang:
Nasi 1 Gelas belimbing (70 gr)
Daging 2 potong (50 gr)
Sayuran ¼ gelas belimbing (75 gr)
Minyak 1 sendok makan (10 gr)
Buah 1 buah pisang (75 gr)
Sore :
Nasi 1 Gelas belimbing (70 gr)
Ayam 1 potong (50 gr)
Sayuran ¼ gelas belimbing (75 gr)
Buah 1 buah apel malang (75 gr)
Minyak 1 sendok makan (10 gr)
SATUAN ACARA penyuluhan
asam urat

Topik : Asam urat


Sasaran : Tn. R
Waktu : 40 menit
Hari/Tanggal : Kamis, 4 Desember 2014
Tempat : Rumah Tn. R

a. Tujuan Instruksional Umum :


Setelah dilakukan penyuluhan tentang asam urat, keluarga diharapkan dapat mengerti tentang
asam urat

b. Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah dilakukan penyuluhan daharapkan sasaran mampu :
1. Memahami pengertian asam urat
2. Memahami tanda dan gejala asam urat
3. Memahami makanan yang dihindari penderita asam urat
4. Memahami penatalaksanaan penderita asam urat
5. Memahami pencegahan asam urat

c. Pokok Bahasan dan Sub Pokopk Bahasan

Pokok Bahasan Sob Pokok Bahasan


Asam urat 1. Memahami pengertian asam urat
2. Memahami tanda dan gejala asam urat
3. Memahami makanan yang dihindari penderita asam urat
4. Memahami penatalaksanaan penderita asam urat
5. Memahami pencegahan asam urat
d. Kegiatan Penyuluhan
No. Kegiatan Penyuluhan Waktu Kegiatan Peserta
1. Pendahuluan 5’
 Memberi salam  Menjawab salam
 Memberi pertanyaan apersepsi  Memberi salam
 Mengkomunikasikan pokok bahasan  Menyimak
 Mengkomunikasikan tujuan  Menyimak

2. Kegiatan Inti 30’


 Memberikan penjelasan tentang asam urat  Menyimak
 Memberikan kesempatan peserta untuk
bertanya  Bertanya
 Menjawab pertanyaan peserta

 Memperhatikan

3. Penutup 5’
 Menyimpulkan materi penyuluhan bersama  Memperhatikan
peserta
 Memberikan evaluasi secara lisan  Menjawab
 Memberikan salam penutup

 Menjawab salam

e. Sasaran
Keluarga Tn. R

f. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah dan tanya jawab

g. Materi
Terlampir

h. Alat peraga
Leaflet
i. Evaluasi
 Formulatif
1. Antusias keluarga dalam mengikuti penyuluhan
2. Keaktifan peserta dalam mengikuti penyuluhan
3. Keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
 Sumatif
Penilaian dari posttest secara lisan

j. Reverensi
a. http://sayangdibuang.wordpress.com/2010/03/02/asam-urat-pengertian-penyebab-
solusinya/(diakses tanggal 10 Januari 2012)
b. http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/sap-satuan-acara-penyuluhan-
tentang.html(Diakses tanggal 10 Januari 2012)
c. http://www.scribd.com/doc/40133588/KONSEP-DASAR(Diakses tanggal 10 Januari 2012)
d. http://asamurat.org/2009/12/definisi-asam-urat.html(Diakses tanggal 10 Januari 2012)
MATERI PENYULUHAN

ASAM URAT
1. Pengertian Asam Urat
Asam urat adalah penyakit dari sisa metabolisme zat purin yang berasal dari sisa makanan
yang kita konsumsi. Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang
berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat
purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut
berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin. Purin
juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena
penyakit tertentu. Biasanya asam urat menyerang pada usia lanjut, karena penumpukan bahan
purin ini. (http://asamurat.org/2009/12/definisi-asam-urat.html, di akses tanggal 10)

2. Tanda dan Gejala Asam Urat


a. Kesemutan dan linu
b. Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur
c. Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar biasa pada
malam dan pagi.

3. Makanan yang Dihindari Penderita Asam Urat


a. Jeroan : ginjal, limpa, babat, usus, hati, paru dan otak
b. Seafood : udang, cumi-cumi, sotong, kerang, remis, tiram, kepiting, ikan teri, ikan sarden
c. Ekstrak daging seperti abon dan dendeng
d. Makanan yang sudah dikalengkan (contoh: kornet sapi, sarden)
e. Daging kambing, daging sapi, daging kuda
f. Bebek, angsa dan kalkun
g. Kacang-kacangan : kacang kedelai (termasuk hasil olahan seperti tempe, tauco, oncom, susu
kedelai), kacang tanah, kacang hijau, tauge, melinjo, emping
h. Sayuran : kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur kuping, daun singkong, daun
pepaya, kangkung
i. Keju, telur, krim, es krim, kaldu atau kuah daging yang kental
j. Buah-buahan tertentu seperti durian, nanas dan air kelapa
k. Makanan yang digoreng atau bersantan atau dimasak dengan menggunakan
margarin/mentega
l. Makanan kaya protein dan lemak

4. Penatalaksanaan Penderita Asam Urat


a. Meredakan radang sendi (dengan obat-obatan dan istirahat sendi yang terkena).
b. Pengaturan asam urat tubuh (dengan pengaturan diet dan obat-obatan).
c. Makin cepat seseorang mendapat pengobatan sejak serangan akut, makin cepat pula
penyembuhannya. Pengobatan dapat diberikan obat anti inflamasi nonsteroid (antirematik)
dan obat penurun kadar asam urat (obat yang mempercepat/meningkatkan pengeluaran asam
urat lewat kemih (probenecid) atau obat yang menurunkan produksi asam urat (allopurinol).

5. Pencegahan Asam Urat


a. Konsumsi makanan yang mengandung potasium tinggi seperti kentang, yogurt, dan pisang
b. Konsumsi buah yang banyak mengandung vitamin C, seperti jeruk, pepaya dan strawberry
c. Contoh buah dan sayuran untuk mengobati penyakit asam urat: buah naga, belimbing wuluh,
jahe, labu kuning, sawi hijau, sawi putih, serai dan tomat
d. Perbanyak konsumsi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi
e. Kurangi konsumsi karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula, permen, arum manis,
gulali dan sirup
f. Jangan minum aspirin
g. Jangan bekerja terlalu keras / kelelahan
h. Pada orang yang kegemukan (obesitas), biasanya kadar asam urat cepat naik tapi pengeluaran
sedikit, maka sebaiknya turunkan berat badan dengan olahraga yang cukup
i. Sesuaikan asupan energi dengan kebutuhan tubuh, berdasarkan tinggi dan berat badan
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) REMATIK

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

REMATIK

A. Kegiatan

Penyuluhan kesehatan tentang penyakit rematik

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan peserta mengerti dan mengenal tentang penyakit
rematik
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta dapat :
a. Mengerti dan memahami pengertian penyakit rematik
b. Mengerti dan memahami penyebab penyakit rematik
c. Mengerti dan memahami tanda dan gejala penyakit rematik
d. Mengerti dan memahami penanganan pada penyakit rematik
e. Mengerti dan memahami pencegahan penyakit rematik

C. Sasaran

Lansia yang mengikuti senam lansia

D. Metode

1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media dan Alat

Leafle

F. Waktu
Hari/Tanggal : Sabtu 31 Mei 2014
Waktu : 09.00 wib – 09.30 wib
Tempat : Jl. Garu VII Gg Murai (Depan Rumah KepLing VIII)

G. Pelaksanaan

No Kegiatan Pendidik Peserta Waktu

1  Memberi salam
Pembukaan  Menjawab salam 5 menit
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan dan
memperhatikan

2 Kegiatan  Menjelaskan pengertian Mendengarkan dan 15 menit


inti penyakit remathoid arthritis memperhatikan
 Menjelaskan penyebab penyakit
remathoid arthritis  Mendengarkan dan
 Menjelaskan tanda dan gejala memperhatikan
penyakit remathoid arthritis
 Menjelaskan penanganan pada Mendengarkan dan
penyakit remathoid arthritis memperhatikan
 Menjelaskan pencegahan Mendengarkan dan
penyakit remathoid arthritis memperhatikan

 Mendengarkan dan
memperhatikan

3 Penutup  Tanya jawab  Bertanya dan menjawab 10


 Menjawab salam menit
 Menutup dan mengucapkan
salam

H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Standar
 Kesiapan peserta mengikuti penyuluhan tentang penyakit rematik
 Media dan alat dipahami.
 Tempat sesuai dengan kegiatan.
2. Evaluasi Proses
 Kegiatan penyuluhan dilakukan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
 Perawat dan peserta kooperatif dan aktif dalam mengikuti penyuluhan.
3. Evaluasi Akhir
Setelah mengikuti penyuluhan maka peserta akan dapat:
 Menjelaskan kembali tentang pengertian penyakit rematik
 Menjelaskan kembali tentang penyebab penyakit rematik
 Menjelaskan kembali tentang tanda dan gejala penyakit rematik
 Menjelaskan kembali tentang penanganan pada penyakit rematik
 Menjelaskan kembali tentang pencegahan penyakit rematik

MATERI REMATIK (RHEUMATOID ARTHRITIS)


A. Definisi
Rematik merupakan penyakit yang menyerang anggota gerak, yaitu sendi, otot, tulang
dan jaringan sekitar sendi.

B. Etiologi
Sampai sekarang ini penyebab pasti masih belum diketahui tetapi ada yang mengatakan
karena mycoplasma, virus dan sebagainya. Tetapi ada beberapa pendapat yang menyebutkan
bahwa penyebab rematik terdiri dari:
 Primer: Keturunan dan ketidakseimbangan hormon
 Sekunder: Mengkonsumsi makanan tinggi purin, obat-obatan dan alkohol,

C. Patofisiologi
Proses patofisiologi yang rumit pada rheumatoid arthritis adalah reaksi tipe II (imune
compleks) dan tipe IV (sel mediated). Jika tidak dapat dicegah, perubahan patologik pada
rematoid arthritis melalui 4 tahap, yaitu: synovitis, pannus formation, fibrous ankylosis dan
bony ankylosis.

Tahap 1:
Melibatkan sendi yang mengalami imflamasi dengan tipe inflamasi yang proliferative
(berkembang buak), yang berawal dalam kapsul sendi, terutama di dalam membran sinovial
(synovitis). Jaringan mengental dalam edema dan kongesti.

Tahap 2:
Panus berkembang secara bertahap. Lapisan jaringan yang terinflamasi ini menghasilakn
jaringan yang berisi butiran halus yang berasal dari membran synovial berlanjut sampai ke
permukaan sendi di bagian dalam sendi. Sendi ini jadi terlihat kemerah-merahan, kasar dan
melekat rapat sekali dengan dasar kartilago oleh pernyerbuan dan pemecahan, dengan
mengganggu nutrisi kartilago. Bertambahnya kerusakan memungkinkan terjadinya butiran
halus pannus yang berkembang pada area yang berekatan dan dalam tulang suchondrial,
dengan lebih parah lagi merusak/ menghancurkan kapsul sendi sebuah tulang subchondrial.
Tahap 3:
Fibrous ankylosis, dengan subluxation dan penyimpangan dari sendi yang dipengaruhi,
jaringan yang berisi butiran halus menjadi di serang dengan jaringan kasar fibrous dan diubah
menjadi jaringan parut (scar) yang menghambat atau mencegah pergerakan sendi.

Tahap 4:
Bony ankylosis (penyatuan tulang yang tetap) itu bisa berkembang seperti jaringan fibrous
mengeras dan mengubahnya menjadi jaringan osseous.

D. Tanda dan Gejala


Sebagai pedoman umum yang dipakai kriteria dari ARA (American Reumatism
Assosiation) untukmenegakkan diagnosa adalah:
1. Adanya rasa kaku pada pagi hari (morning stiffness), penderita merasa kaku dari bangun tidur
sampai sekurang-kurangnya 2 jam bahkan kadang-kadang sampai jam 11 rasa kaku tersebut
mulai berkurang
2. Pembangkakan pada jaringan lunak (soft tissue swelling) bukan pembesaran tulang (Hyper
ostosis) berlangsung sekurang-kurangnya 6 minggu.
3. Nyeri sendi yang terkena bila digerakkan (joint terdenness on moving) sekurang-kurangnya
didapati satu sendi.
4. Nyeri pada sendi bila digerakkan (pada sendi terkena), sekurang-kurangnya pada sebuah sendi
yang lain.
5. Poli arthritis yang simetris dan serentak (symetrical poliarthritis simultaneously), serentak
disini diartikan jarak antara sakit pada satu sendi disusul oleh sendi yang lain harus kurang dari
6 minggu.
6. Didapati adanya nodulus rheumatikus subkutan
7. Didapati adanya kelainan radiologik pada sendi yang terkena, sekurang-kurangnya dengan
kalsifikasi.
8. Test factor rema positif (Rheuma factor test positif)
9. Pengendapan mucin yang kurang pekat (poor mucin clot)
10. Didapati gambaran histologik pada jaringan sinovial sedikitnya 3 dari yang tersebut dibawah
ini:
 Villi hypertropi
 Proliserasi jaringan sinovial
 Adanya pusat-pusat/ kelompok sel mati (central necrose)
 Deposit-deposit/ timbunan sel fibrin.
 Adanya sebukan sel-sel radang menahun dan mendadak
11. Didapati gambaran histologik yang khas dari sayatan melintang benjolan rema sekurang-
kurangnya 3 dari yang tersebut dibawah ini:
 Adanya daerah-daerah sel yang mati terletak ditengah-tengah
 Dikelilingi dengan sel-sel yang berproliferasi yang berjajar membentuk gambaran jeruji
sepeda
 Didapati sel fibrosis dibagian tepinya
 Adanya sebukan sel-sel radang mendadak dan menahun

Sering penderita mengeluh rasa sakit dan pembengkakkan pada sendi-sendi kecil (jari
tangan) dimulai sendi metakarpofalangeal dan disertai dengan bengkak yang khas pada
pergelangan tangan bagian dorsal.

E. Pemeriksaan Diagnostik
Ada 3 macam test yang dapat dan biasa dilakukan pada rematoid arthritis guna
menegakkan diagnosa pasti yaitu:
1. Pemeriksaan patologi anatomia (PA)
Didapati adanya hipertrofi dari villi pada sendi, penebalan jaringan sinovial, adanya sebukan
sel-sel radang mendadak dan menahun, jaringan fibrosit dan pusat-pusat nekrosis.
2. Pemeriksaan laboratorium
 Test faktor remu (RF), biasanya positif pada 70-80% penderita RA terutama bila RA masih
aktif
 C-reactive protein; biasanya positif pada penderita RA sejenisnya
 Laju endap darah (LED) biasanya meninggi pada RA
 Sering dijumpai lekositosis
 Anemia akibat adanya inflamasi yang kronik
 Pada hitung jenis leukosit, polimorfunuklear persentasenya meningkat
 Kadar albumin serum turun dan globulin naik
3. Pemeriksaan radiologi
Didapati tanda-tanda dekalsifikasi (sekurang-kurangnya) pada sendi yang terkena
F. Pengobatan
Penatalaksanaan rematoid arthritis dibagi atas:
1. Medikametosa
 Pengobatan simptomatik; pengobatan yang hanya untuk mengurangi tanda dan gejala,
biasanya mengurangi rasa sakit. Obat yang sering dipakai adalah simple analgesik, anti
inflamasinonsteroisd, anti inflamasi golongan steroid
 Pengobatan remitif; pengobatan yang mempengaruhi perjalanan penyakit. Biasanya
digunakan immuno suppressant, obat simtomatik, alkylating agent, chelating agent, anti
malaria, antelmetik.
2. Fisioterapi
Bertujuan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut dan pemulihan kembali bila sudah terjadi
kecacatan
3. Pembedahan
Dilakukan bila pengobatan sudah dilakukan dan belum berhasil, pembedahan biasanya bersifat
ortopedik
4. Psikoterapi
Biasanya diberikan psikoterapi superficial agar timbul semangat dan keuletan untuk berobat
dan mental penderita supaya kuat/ tabah menghadapi penyakitnya.

Tujuan pengobatan secara umum adalah:


 Mencegah deformitas
 Menghilangkan rasa sakit
 Mengusahakan agar dapat tetap bekerja dan hidup seperti biasa baik dirumah maupun ditempat
kerja, terutama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
 Memperbaiki (mengoreksi) deformitas yang sudah terjadi.

G. Pencegahan
Cara mencegah rematik dan mengurangi nyeri sendi ada beberapa cara, yaitu:
 Olahraga teratur
Olahraga teratur dapat meningkatkan fleksibilitas sendi
 Makanan yang dianjurkan yaitu makanan yang kaya vitamin C dan E serta Kalsium, seperti
jahe, nenas, jeruk, minyak zaitun, apel, bwang putih, ikan, mangga , pepaya, anggur
 Makanan yang dihindari yaitu
1. Produk Kacang-kacangan seperti susu kacang, kacang buncis
2. Organ Dalam Hewan seperti; usus, hati, limpa, paru, otak, jantung, dll
3. Makanan kaleng seperti, sarden, kornet sapi, dll
4. Makanan yang dimasak menggunakan santan kelapa
5. Beberapa jenis buah-buahan seperti durian, air kelapa muda, alpokat, dan produk olahan
melinjo

DAFTAR PUSTAKA

Manjoer A, dkk, 1999, Kapita Selekta kedokteran Jilid 1 Edisi 3, Jakarta: Media Aesculapius FK
UI

Prince S.A., & Wilson L.M., 1995, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Buku 2
Edisi 4, Jakarta: EGC

Smeltzer S.C., & Bare B.G., 2001, Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Volume 3, Jakarta: EGC

Ochie, Diambil tanggal 17 Febuari 2006, Radang Sendi sent on 10-06-2004


http://www.restro.co.id/sehat.php?go?90=sht%2fmenukhusus25.htm

Wijayakusuma M.H., 2005, Mengusir Rematik & Asam Urat Tinggi dengan Makanan Sehat ,
http://ciptapangan.com/tips.detail.php?tips-id=182&detal-page=4 diambil tanggal 17 Febuari
2006

Anda mungkin juga menyukai