Anda di halaman 1dari 7

Anggi Nuthfatin Fara D.

175020301111034
Renata Dea Puspita 175020301111042

BAB II

TELAAH LITERATUR, KERANGKA TEORETIS DAN HIPOTESIS

2.1 Telaah Literatur

2.1.1 Teori Investasi

Semakin banyaknya jenis investasi yang saat ini beredar, sering kali
memberikan iming-iming berupa return yang besar dalam kurun waktu yang relatif
singkat. Harapan investor, dalam melakukan investasi tentu mengharapkan
pengembalian yang sesuai dengan dana yang telah disetor. Investasi dapat diartikan
sebagai pemberian dana oleh investor kepada pihak yang membutuhkan dana saat ini
dengan mengharapkan imbal hasil dimasa yang akan datang. Menurut Jogiyanto,
investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk
dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Investasi adalah
penempatan sejumlah dana dengan harapan dapat memelihara, menaikkan nilai, atau
memberikan return yang positif (Sutha, 2000). Saat ini, masyarakat masih sering
memandang investasi dan tabungan merupakan suatu hal yang sama. Padahal kedua
hal ini merupakan suatu hal yang berbeda. Dari sisi waktunya, investasi dilakukan
untuk jangka panjang an tidak dapat digunakan untuk motif berjaga-jaga sedangkan
tabungan dilakukan untuk jangka pendek dan dapat digunkan untuk motif berjaga-
jaga.

Investasi yang kini menjadi daya tarik bagi setiap orang terkadang
dimanfaatkan oleh perusahaan dan individu yang bermain di pasar modal. Demi
mendapatkan laba yang besar mereka dengan mudahnya mendirikan perusahaan
investasi tanpa mendaftarkan kepada pihak Otoritas Jasa Keuangan. Namun, tetap
menampilkan beberapa syarat yang dinyatakannya sendiri izin legaitas untuk berdiri.
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kejahatan yang banyak diincar oleh pelaku
yang tidak bertanggung jawab yaitu dengan melakukan investasi bodong. Dalam
praktiknya, investasi bodong menjanjikan investor akan mendapatkan keuntungan
setiap bulannya walaupun perusahaannya merugi (Arnaz, 2017). Bentuk investasi ini
tidaklah wajar karena berdasarkan realita seharusnya jika perusahaan merugi maka
investor tidak akan mendapat keuntungan atas inevestasi yang telah dilakukan.
Investasi bodong berupaya menghindari aturan perbankan dalam menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang harus mendapat izin terlebih dahulu
baik dari bank Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan (Himpunan peraturan
perundang-undangan, 2009).

2.1.2 Teori Loyalitas

Minat konsumen atau investor dapat diartikan sebagai sesuatu yang timbul
setelah menerima rangsangan dari produk yang dipasarkan, yang kemudian dapat
menimbulkan ketertarikan untuk mencoba produk. Kemudian pada akhirnya timbul
keinginan memiliki produk tersebut (Kotler 2005). Menurut Kotler (1996), kepuasan
investor adalah tingkat dari perasaan individu dengan hasil dari perbandingan antara
kinerja produk dan harapan orang tersebut. Terdapat 3 level kepuasan yang dapat
dirasakan oleh investor, jika kinerja produk tersebut tidak memenuhi harapan, maka
investor akan merasa tidak puas. Jika kinerja produk sesuai dengan harapan, maka
investor akan merasa puas, dan jika kinerja produk melebihi harapan, maka investor
akan merasa sangat puas. Menurut Sangadji dan Sopiah (2013), untuk mengukur
loyalitas diperlukan beberapa atribut, yaitu: (1) Mengatakan hal positif tentang
perusahaan kepada orang lain, (2) Merekomendasikan perusahaan kepada orang lain
yang meminta saran, (3) Mempertimbangkan bahwa perusahaan merupakan pilihan
pertama ketika melakukan pembelian jasa, (4) Melakukan lebih banyak bisnis atau
pembelian dengan perusahaan dalam beberapa tahun mendatang. Ada enam indikator
yang bisa digunakan untuk mengukur loyalitas konsumen, yaitu: (1) Pembelian ulang,
(2) Kebiasaan mengkonsumsi merk, (3) Rasa suka yang besar terhadap merk, (4)
Ketetapan pada merk, (5) Keyakinan bahwa merk tertentu yang terbaik (6)
Perekomendasian merk kepada orang lain (Tjiptono dalam Sangadji dan Sopiah,
2013).

2.1.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Investasi


1. Kepribadian
Terdapat 3 tipe kepribadian investor dalam melakukan investasi yaitu
Visionary, Analyst, dan Doer (Widoatmodjo, 2012). Tipe Visionary
adalah orang-orang yang selalu mampu menampilkan gagasan besar dan
juga mampu memberikan gambaran apa yang akan terjadi dimasa depan.
Selanjutnya tipe Analyst yaitu tipe orang yang selalu mengambil
keputusan berdasarkan angka dan fakta, bukan berdasarkan gagasan atau
ramalan seperti orang yang bertipe Visioner. Dan yang terakhir tipe Doer
yang mana tipe ini merupakan mereka yang memiliki kemampuan
merealisasikan apa yang sudah direncanakan. Ketiga tipe sangat
dimungkinkan dimiliki dalam satu kepribadian, akan tetapi salah satu
diantara tipe ini akan mendominasi dalam diri investor dalam
pengambilan keputusan investasi di pasar modal.
2. Pengetahuan Investasi
Menurut Baihaqi (2016:230) pengetahuan adalah informasi yang telah
diorganisasikan di dalam memori sebagai bagian dari sebuah system atau
jaringan informasi yang terstruktur.
3. Jangka Waktu
Sering kali investasi dilakukan untuk jangka panjang namun saat ini
investasi dapat dilakukan dalam kurun waktu yang realatif pendek.
Sehingga hal inilah yang menjadi pemicu calon investor untuk lebih
sering menanamkan dana yang dimiliki karena dalam waktu dekat mereka
dapat mencairkan pengembalian ekspektasi atas pananaman dana. Jika
semakin pendek periode waktu investasi maka akan semakin rendah
tingkat pengembalian yang didapat namun sebaliknya jika semakin
panjang periode waktu investasi maka akan semakin tinggi tingkat
pengembalian yang didapat. Namun terkadang hal ini diabaikan oleh caln
investor terutama pada calon investor yang membutuhkan dana dalam
waktu dekat mereka akan cenderung percaya bahwa dalam kurun waktu
yang relative singkat mereka akan langsung mendapatkan pengembalian
dana atas investasi yang telah mereka lakukan.
4. Return
Salah satu motif dilakukannya investasi oleh investor adalah
mengharapkan pengembalian berupa return. Menurut Jogiyanto (2009:
199), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return saham
dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1) Return realisasian Return realisasian
merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data
historis. 2) Return ekspektasian Return ekspektasian adalah return yang
diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang.Menurut
Samsul (2006: 291), return adalah pendapatan yang dinyatakan dalam
persentase dari modal awal investasi. Pendapatan investasi dalam saham
ini merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual beli saham, dimana
jika untung disebut capital gain dan jika rugi disebut capital loss.
5. Kebutuhan
Ketika seseorang sudah berhasil memenuhi kebutuhan pokoknya, maka
mereka cenderung termotivasi untuk mencukupi kebutuhan lainnya berupa
kebutuhan sekunder maupun tesier. Kegiatan investasi dapat menjadi
salah satu pilihan utnuk mencukupi kebutuhan dengan menggunakan dana
yang masih tersisa agar mendapatkan penambahan atas dana yang
dimiliki. Seseorang yang memiliki dana berlebih akan berfikir untuk
memanfaatkan dana tersebut. Tindakan minimal yang dilakukan untuk
memanfaatkan kelebihan dananya adalah menabung atau mendepositokan.
Tindakan minimal ini dilakukan oleh orang yang tergolong takut risiko
(risk averse). Berbeda halnya dengan orang yang tergolong penantang
risiko (risk taker), mereka cenderung untuk menginvestasikan dananya
pada bentuk-bentuk investasi yang memberikan keuntungan yang lebih
besar meskipun risiko yang dihadapi juga besar, seperti investasi pada
saham. Jadi keinginan berinvestasi timbul karena kebutuhan substansial
seseorang sudah terpenuhi, sehingga kebutuhan yang ingin dipenuhi
selanjutnya adalah kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan
aktualisasi diri.
6. Keyakinan
Menurut Firdayanti (2012) kepercayaan konsumen merupakan persepsi
dari sudut pandang konsumen akan keandalan penjual dalam pengalaman
dan terpenuhinya harapan dan kepuasan konsumen. Keyakinan yang
diberikan atas investasi bodong ialah dengan menampilkan review atas
penggunaan invesatsi tersebut dari pemain sebelumnya. Terkadang review
tersebut sengaja dibuat untuk dimanipulasi guna memberi keyakinan
kepada calon investor, sehingga calon investor yakin bahwa investasi
yang akan dia lakukan akan berdampak pada meningkatnya dana yang
dimiliki.
7. Kemudahan
Menurut Jogiyanto (2007: 115) Kemudahan didefinisikan sebagai
sejauh mana seorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan
bebas dari usaha. Kemudahan penggunaan adalah mudah dipelajari,
mudah dipahami, simple dan mudah pengoprasiannya (Jogiyanto, 2007:
129). Menurut Iqbaria dalam Amijaya (2010: 14) kemudahan ini akan
berdampak pada perilaku, yaitu semakin tinggi persepsi seseorang tentang
kemudahan menggunakan teknologi, semakin tinggi pula tingkat
pemanfaatan teknologi informasi. Teknologi yang semakin berkembang
memberikan dampak terhadap semakin mudahnya untuk melakukan
segala hal, termasuk kemudahan dalam melakukan investasi. Kemudahan
yang diberikan terkadang tidak disadari oleh calon investor sehingga
langsung melakukan investasi tanpa mencari tahu terlebih dahulu
mengenai pemahaman tentang jenis investasi yang ingin mereka lakukan.
Jika nasabah yakin dengan teknologi yang ada dan mudah untuk
digunakan maka nasabah akan menggunakannya. Sebaliknya jika dirasa
sulit dipahami dan tidak percaya akan teknologi informasi yang ada maka
nasabah tidak akan menggunakannya.

2.2 Kerangka Teoretis

2.2.1 Pengaruh literasi terhadap pengambilan keputusan investasi

Dalam hal ini, pengaruh literasi sangat penting sebelum investor melakukan
investasi. Dewasa ini, tingkat literasi pada masyarakat sangat rendah. Sehingga
masyrakat cenderung mengambil keputusan tanpa berpikir panjang dan tidak
menelaah resiko di masa depan. Selain itu apabila sebuah produk investasi
menawarkan return yang besar, maka calon investor akan tergiur dengan produk
tersebut. Apabila calon investor tersebut tidak mencari informasi maupun membaca
referensi investasi, maka modal yang mereka tanamkan dengan iming-iming return
yang besar tidak akan didapat. Sebab banyak sekali oknum yang tidak
bertanggungjawab dan memanfaatkan minimnya literasi pada masyrakat yang masih
awam.

2.2.2 Pengaruh keadaan ekonomi terhadap munculnya investasi bodong


Saat ini masyarakat dapat melakukan berbagai macam cara untuk bertahan
dalam keadaan ekonomi Indonesia yang tidak menentu. Hal ini mendorong
banyaknya oknum yang memanfaatkan keadaan untuk menawarkan produk investasi.
Dengan menawarkan produk investasi ‘bodong’ seperti ini, oknum-oknum tersebut
akan mendapatkan banyak keuntungan. Sementara investor baik yang sudah
berpengalaman maupun pemula akan sangat dirugikan.

2.2.3 Pengaruh perkembangan teknologi terhadap adanya investasi bodong

Kini teknologi telah berkembang dengan sangat pesat, sehingga masyarakat


dapat dengan mudah mengakses apapun termasuk mencari produk investasi. Dalam
memanfaatkan perkembangan teknologi, seorang investor harus memilah dan memilih
sebelum menentukan produk investasi. Berdasarkan beberapa data yang ada,
masyarakat yang menjadi korban penipuan mayoritas merupakan kalangan menengah
ke atas. Padahal jika dilihat masyarakat dengan ekonomi kalangan menengah ke atas
cukup mengenal teknologi dan biasanya cenderung memiliki pengetahuan tentang
financial yang lebih tinggi disbanding masyarakat dengan ekonomi kalangan
menengah ke bawah. Pada dasarnya, apabila teknologi dapat digunakan dengan baik
maka akan memberikan dampak positif bagi penggunanya. Untuk itu, sebagai investor
sebelum melakukan investasi ada baiknya mencari informasi terlebih dahulu.

2.2.4 Pengaruh return terhadap pengambilan keputusan investasi

Masyarakat yang melakukan investasi memiliki tujuan untuk mendapatkan


keuntungan yang biasa disebut dengan return. Return merupakan penghasilan yang
diterima dari suatu investasi ditambah dengan perubahan harga pasar yang biasanya
(James C. Van Horne dan John M. Wachowicz JR. yang dialih bahasakan oleh Heru
Sutojo, 2012:116). Produk investasi bodong sendiri akan menawarkan return yang
besar bagi investor dengan penanaman modal yang sedikit. Dan return yang diperoleh
dari investasi ini cenderung bersifat instan. Dalam investasi, return yang diperoleh
dalam waktu cepat dan banyak sangat jarang terjadi. Bahkan jika investor mendapat
return yang besar, maka risiko yang dihadapi juga besar. Sehingga produk investasi
bodong seperti yang sedang marak sangat merugikan para investor, apalagi investor
yang baru saja belajar untuk berinvestasi. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa
return yang besar dalam berinvestasi sangat diperlukan bagi investor. Namun setiap
langkah yang diambil juga memiliki risiko, serta return yang diinginkan juga tidak
terjadi dalam waktu yang singkat.

2.3 Hipotesis

Berdasarkan teori diatas maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut :

- Terdapat pengaruh mengenai minat investasi terhadap loyalitas penanaman dana


oleh investor.
- Semakin besar return yang diberikan dengan pengembalian yang relative singkat
maka semakin besar loyalitas untuk investasi.
- Adanya pengaruh usia terhadap loyalitas investasi.
- Semakin kecil pemahaman mengenai investasi maka semakin besar tingkat
kepercayaan terhadap investasi bodong.
- Tingkat literasi sangat berpengaruh bagi investor dalam pengambilan keputusan
sebelum melakukan investasi.
- Perkembangan teknologi sangat berpengaruh terhadap munculnya investasi
bodong.
- Tingkat ekonomi memiliki pengaruh terhadap munculnya berbagai macam produk
investasi.

Anda mungkin juga menyukai