175020301111034
Renata Dea Puspita 175020301111042
BAB II
Semakin banyaknya jenis investasi yang saat ini beredar, sering kali
memberikan iming-iming berupa return yang besar dalam kurun waktu yang relatif
singkat. Harapan investor, dalam melakukan investasi tentu mengharapkan
pengembalian yang sesuai dengan dana yang telah disetor. Investasi dapat diartikan
sebagai pemberian dana oleh investor kepada pihak yang membutuhkan dana saat ini
dengan mengharapkan imbal hasil dimasa yang akan datang. Menurut Jogiyanto,
investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk
dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Investasi adalah
penempatan sejumlah dana dengan harapan dapat memelihara, menaikkan nilai, atau
memberikan return yang positif (Sutha, 2000). Saat ini, masyarakat masih sering
memandang investasi dan tabungan merupakan suatu hal yang sama. Padahal kedua
hal ini merupakan suatu hal yang berbeda. Dari sisi waktunya, investasi dilakukan
untuk jangka panjang an tidak dapat digunakan untuk motif berjaga-jaga sedangkan
tabungan dilakukan untuk jangka pendek dan dapat digunkan untuk motif berjaga-
jaga.
Investasi yang kini menjadi daya tarik bagi setiap orang terkadang
dimanfaatkan oleh perusahaan dan individu yang bermain di pasar modal. Demi
mendapatkan laba yang besar mereka dengan mudahnya mendirikan perusahaan
investasi tanpa mendaftarkan kepada pihak Otoritas Jasa Keuangan. Namun, tetap
menampilkan beberapa syarat yang dinyatakannya sendiri izin legaitas untuk berdiri.
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kejahatan yang banyak diincar oleh pelaku
yang tidak bertanggung jawab yaitu dengan melakukan investasi bodong. Dalam
praktiknya, investasi bodong menjanjikan investor akan mendapatkan keuntungan
setiap bulannya walaupun perusahaannya merugi (Arnaz, 2017). Bentuk investasi ini
tidaklah wajar karena berdasarkan realita seharusnya jika perusahaan merugi maka
investor tidak akan mendapat keuntungan atas inevestasi yang telah dilakukan.
Investasi bodong berupaya menghindari aturan perbankan dalam menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang harus mendapat izin terlebih dahulu
baik dari bank Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan (Himpunan peraturan
perundang-undangan, 2009).
Minat konsumen atau investor dapat diartikan sebagai sesuatu yang timbul
setelah menerima rangsangan dari produk yang dipasarkan, yang kemudian dapat
menimbulkan ketertarikan untuk mencoba produk. Kemudian pada akhirnya timbul
keinginan memiliki produk tersebut (Kotler 2005). Menurut Kotler (1996), kepuasan
investor adalah tingkat dari perasaan individu dengan hasil dari perbandingan antara
kinerja produk dan harapan orang tersebut. Terdapat 3 level kepuasan yang dapat
dirasakan oleh investor, jika kinerja produk tersebut tidak memenuhi harapan, maka
investor akan merasa tidak puas. Jika kinerja produk sesuai dengan harapan, maka
investor akan merasa puas, dan jika kinerja produk melebihi harapan, maka investor
akan merasa sangat puas. Menurut Sangadji dan Sopiah (2013), untuk mengukur
loyalitas diperlukan beberapa atribut, yaitu: (1) Mengatakan hal positif tentang
perusahaan kepada orang lain, (2) Merekomendasikan perusahaan kepada orang lain
yang meminta saran, (3) Mempertimbangkan bahwa perusahaan merupakan pilihan
pertama ketika melakukan pembelian jasa, (4) Melakukan lebih banyak bisnis atau
pembelian dengan perusahaan dalam beberapa tahun mendatang. Ada enam indikator
yang bisa digunakan untuk mengukur loyalitas konsumen, yaitu: (1) Pembelian ulang,
(2) Kebiasaan mengkonsumsi merk, (3) Rasa suka yang besar terhadap merk, (4)
Ketetapan pada merk, (5) Keyakinan bahwa merk tertentu yang terbaik (6)
Perekomendasian merk kepada orang lain (Tjiptono dalam Sangadji dan Sopiah,
2013).
Dalam hal ini, pengaruh literasi sangat penting sebelum investor melakukan
investasi. Dewasa ini, tingkat literasi pada masyarakat sangat rendah. Sehingga
masyrakat cenderung mengambil keputusan tanpa berpikir panjang dan tidak
menelaah resiko di masa depan. Selain itu apabila sebuah produk investasi
menawarkan return yang besar, maka calon investor akan tergiur dengan produk
tersebut. Apabila calon investor tersebut tidak mencari informasi maupun membaca
referensi investasi, maka modal yang mereka tanamkan dengan iming-iming return
yang besar tidak akan didapat. Sebab banyak sekali oknum yang tidak
bertanggungjawab dan memanfaatkan minimnya literasi pada masyrakat yang masih
awam.
2.3 Hipotesis