Disusun oleh :
Billy Dema Justia Wahid
030.14.0
Pembimbing :
dr. Aji Pramudito, Sp.OG, M.Kes
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
STATUS PASIEN
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. K
Usia : 24 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Sumur Panggang blok 9 no 2 Margadana, Tegal
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Pegawai toko tekstil
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Waktu Pemeriksaan : 6 Agustus 2019, pukul 19.00 WIB
2. Anamnesis
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 6 Agustus 2019 Jam 14.00
WIB di ruang Mawar 2 RSUD Kardinah Tegal.
Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan muntah-muntah sejak seminggu yang lalu.
Keluhan tambahan
Pasien mengeluhkan badan terasa lemas, pusing, batuk dan sesak
sejak seminggu yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD RSUD Kardinah Tegal pada tanggal 4
Agustus 2019 pukul 00.20 WIB dengan keluhan muntah muntah sejak
seminggu yang lalu. Frekuensi muntah >20x/hari dengan volume 1/2 ember
kecil. Muntah berwarna coklat ke kuningan, muntah disertai dengan sedikit
darah sebelum datang kerumah sakit. Pasien mengatakan muntahan terasa
pahit. Keluhan mual dan muntah semakin bertambah berat setelah makan
dan minum. Pasien juga mengeluh lemas, pusing, bibir kering dan nafsu
makan dan minum berkurang. Pasien mengatakan 1 bulan yang lalu dirawat
3
di RSI Harapan Anda dengan keluhan yang sama dan sudah meminum obat
tapi tidak ada perbaikan. BAB tidak lancar sejak 1 minggu yang lalu
sedangkan BAK normal. Pasien mengatakan terdapat penurunan berat
badan 14kg selama 4 bulan terakhir. Hari pertama haid terakhir pasien
tanggal 11-04-2019.
Riwayat Penyakit dahulu
Pasien tidak pernah memiliki keluhan serupa sebelum hamil. Pasien
menderita sakit thypoid sebelum hamil. Riwayat diabetes mellitus,
hipertensi, hepatitis, penyakit paru, penyakit jantung disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Kakak perempuan pasien mengeluhkan hal yang serupa ketika
hamil. Riwayat diabetes mellitus, hipertensi, hepatitis, penyakit paru,
penyakit jantung disangkal.
Riwayat Menstruasi
Pasien menarche pada usia 12 tahun, lama menstruasi 4-5 hari dan
teratur. Jumlah darah selama menstruasi sekitar 50 cc dan pasien mengganti
pembalut 2-3 kali sehari, tidak terdapat disminorhea.
Riwayat Pernikahan
Pasien mengatakan ini adalah pernikahan yang pertama. Pasien
menikah tahun Maret 2019 saat berusia 24 tahun.
Riwayat Kehamilan
Kehamilan ini merupakan kehamilan yang pertama bagi pasien.
Riwayat ANC 2x di dokter kandungan dan 2x di klinik.
Riwayat Kontrasepsi
Pasien tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi.
Riwayat Pengobatan
Pasien tidak ada riwayat mengkonsumsi obat-obatan.
Riwayat Kebiasaan
4
Pasien makan 3 kali sehari, Pagi dan Siang hari pasien
mengkonsumsi nasi + lauk (ayam/ikan/telur) + sayur, namun semenjak
keluhan muntah-muntah, pasien hanya mengkonsumsi air putih. Pasien
tidak mengkonsumsi alkohol, serta tidak merokok.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang pegawai di toko tekstil (sedang cuti). Biaya
pengobatan dari BPJS. Biaya hidup dari penghasilan suami. Pasien tinggal
serumah dengan suami dan kedua orangtua pasien.
Riwayat Dirawat dan Operasi
Tidak pernah menjalankan operasi
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital :
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 92 x/menit
Suhu : 36,8 C
Pernapasan : 29 x/menit
Status Generalisata
1. Kepala
Normosefali, simetris, tidak ada deformitas, rambut hitam dan distribusi
merata, mata cekung, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
2. Leher
Tidak edema dan tidak teraba massa, tidak teraba pembesaran tiroid
maupun kelenjar getah bening.
3. Thoraks
Jantung
a) Inspeksi :Iktus kordis tidak terlihat
b) Palpasi :Iktus kordis teraba pada ICS V linea
midclavikularis sinistra
c) Perkusi :
5
Batas atas jantung ICS III parasternalis sinistra
Batas kanan jantung ICS III sampai V linea
parastenalis dekstra
Batas kiri jantung ICS V linea axilaris anterior
sinistra
Auskultasi : BJ I & BJ II regular, tidak terdengar
murmur dan gallop
Paru-paru
a) Inspeksi : Bentuk thoraks simetris, gerak dinding dada
simetris kanan dan kiri, tidak tampak retraksi dinding dada.
b) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan benjolan, gerak
napas simetris kanan dan kiri
c) Perkusi : Sonor dikedua lapang paru
d) Auskultasi : Suara napas vesikuler dikedua lapang paru,
tidak didapatkan rhonki dan wheezing di kedua lapang paru.
4. Abdomen
Inspeksi : Tampak cembung
Auskultasi : Peristaltik usus (+) kesan normal
Perkusi : Tidak dilakukan
Palpasi : Nyeri tekan abdomen pada region epigastrium(+).
5. Genitalia
Jenis kelamin perempuan dalam batas normal
Vaginal Touche : Pembukaan tidak ada, Tidak terdapat nyeri
goyang pada portio, perdarahan pervaginam tidak ada
6. Ekstremitas atas dan bawah
Inspeksi : Simetris, tidak terdapat kelainan pada bentuk
tulang, tidak sianosis, tidak edema pada ekstremitas bawah.
Palpasi : Akral dingin dan tidak ada oedem pada keempat
ekstremitas, capillary refill time <2 detik
6
7. Kulit
Warna kuning langsat, tampak pucat, tampak kering tidak tampak
ikterik, tidak sianosis. Pemeriksaan turgor kulit lambat kembali ke
keadaan semula.
4. Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 4 Agustus 2019:
5. Resume
Pasien datang ke IGD RSUD Kardinah Tegal pada tanggal 4 Agustus
2019 pukul 00.20 WIB dengan keluhan muntah muntah sejak seminggu
yang lalu. Frekuensi muntah >20x/hari dengan volume 1/2 ember kecil.
7
Muntah berwarna coklat ke kuningan, muntah disertai dengan sedikit darah
sebelum datang kerumah sakit. Pasien mengatakan muntahan terasa pahit.
Keluhan mual dan muntah semakin bertambah berat setelah makan dan
minum. Pasien juga mengeluh lemas, pusing, bibir kering dan nafsu makan
dan minum berkurang. Pasien mengatakan 1 bulan yang lalu dirawat di RSI
Harapan Anda dengan keluhan yang sama dan sudah meminum obat tapi
tidak ada perbaikan. BAB tidak lancar sejak 1 minggu yang lalu sedangkan
BAK normal. Pasien mengatakan terdapat penurunan berat badan 14kg
selama 4 bulan terakhir. Hari pertama haid terakhir pasien tanggal 11-04-
2019.
7. Penatalaksanaan
Medikamentosa :
1. IVFD RL Loading 2 IV line
2. Injeksi Ondancentron 8mg 3x1
3. OBH syrup 3x1
4. Ranitidin tab 3x1
8
5. Ondancentron 4mg tab 3x1
6. Amoxicillin 500mg 3x1
Non medikamentosa :
1. Bed rest total
2. Edukasi kepada pasien perihal keluhan, diagnosis dan
tatalaksana
8. Prognosis
Prognosis Ibu :
Ad Vitam : Dubia ad bonam
Ad Functionam : Dubia ad bonam
Ad Sanationam : Dubia ad Malam
Prognosis Janin :
Ad Vitam : Dubia ad bonam
Ad Functionam : Dubia ad bonam
Ad Sanationam : Dubia ad bonam
9
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
b) Tingkat II (Sedang) Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum
dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi cepat dan lebih dari 100-140 kali per
10
menit, tekanan darah sistolik kurang dari 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor,
kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urin, dan berat badan cepat menurun.
c) Tingkat III (Berat) Walaupun kondisi tingkat III sangat jarang, yang mulai terjadi
adalah gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti,
tetapi dapat terjadi ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan
proteinuria dalam urin.
3.3 Etiologi
3.5 Patofisiologi
11
3.6 Penegakan Diagnosis
12
3.7 Tatalaksana
Manajemen
Untuk keluhan hiperemesis yang berat pasien dianjurkan untuk dirawat di rumah
sakit dan membatasi pengunjung.
Stop makanan per oral 24 - 48 jam
Infus glukosa 10% atau 5%: RL = 2:1,40 tetes per menit
Obat
o Vitamin B1, B2, dan B6 masing-masing 50-100 mg/hari/infus
o Vitamin B12 200 ug/hari/infus, vitamin C 200mg/hari/infus
o Fenobarbital 30 mg IM. 2 - 3 kali per hari atau klorpromazin 25 - 50
mg/hari IM. atau kalau diperlukan diazepam 5 mg 2 - 3 kali per hari
I.M.
o Antiemetik: prometazin (avopreg) 2 - 3 kali 25 mg per hari per oral
atau proklorperazin (stemetil) 3 kali 3 mg per hari per oral atau
mediamer B6 3 kali 1 per hari per oral
o Antasida: asidrin 3 x 1 tablet per hari per oral atau milanta 3 x 1
tablet per hari per oral atau magnam 3 x 1 tablet per hari per oral
Diet sebaiknya meminta advice ahli gizi
o Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan
hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan
bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang
mengandung zat gizi, kecuali vitamin C sehingga hanya diberikan
selama beberapa hari.
o Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.
Secara berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi
tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan. Makanan ini
rendah dalam semua zat gizi, kecuali vitamin A dan D.
o Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis
ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boieh diberikan
13
bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi, kecuali
kalsium.
Rehidrasi dan suplemen vitamin
Pilihan cairan adalah normal salin (NaCl 0,9 %). Cairan dekstrose tidak
boleh diberikan karena tidak mengandung sodium yang cukup untuk
mengoreksi hiponatremia. Suplemen potasium boleh diberikan secara
intravena sebagai tambahan. Suplemen tiamin diberikan secara oral 50 atau
150 mg atau 100 mg dilarutkan ke dalam 100cc NaCl. Urin output juga
harus dimonitor dan perlu dilakukan pemeriksaan dipstik untuk mengetahui
terjadinya ketonuria
Antiemesis
Tidak dijumpai adanya teratogenitas dengan menggunakan dopamin
antagonis (metoklopramid, domperidon), fenotiazin (klorpromazin,
proklolperazin), antikolinergik (disiklomin) atau antihistamin H1-reseptor
antagonis (prometazin, siklizin). Namun, bila masih tetap tidak memberikan
respons, dapat juga digunakan kombinasi kortikosteroid dengan reseptor
antagonis 5-Hidroksrriptamin (5-HT3) (ondansetron, sisaprid).
3.8 Komplikasi
Muntah bisa berkepanjangan, sering, dan berat.
Kadar Zinc plasma meningkat, kadar tembaga menurun, dan kadar
magnesium tidak berubah.
sepertiga wanita dengan hiperemesis memiliki elektroensefalogram
abnormal.
Ditemukan berbagai derajat gagal ginjal akut akibat dehidrasi, ruptur
esofagus, pneumotoraks, dan pneumomediastinum.
Ensefalopati Wernicke akibat defisiensi tiamin jarang terjadi. Sebuah ulasan
dari 49 kasus dan melaporkan bahwa hanya setengah yang memiliki triad
kebingungan, temuan okular, dan ataksia. Biasanya, ada temuan pencitraan
MR.
14
Gejala sisa jangka panjang adalah umum dan termasuk kebutaan, kejang,
dan. Kekurangan vitamin K telah dilaporkan menyebabkan koagulopati ibu
dan perdarahan intrakranial janin.
15