Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS

G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum

Disusun oleh :
Billy Dema Justia Wahid
030.14.0

Pembimbing :
dr. Aji Pramudito, Sp.OG, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN

RSUD KARDINAH TEGAL

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

PERIODE 29 APRIL – 13 JULI 2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

Kehamilan ektopik (KE) merupakan kehamilan di tempat yang luar biasa,


dapat terjadi diluar rahim misalnya dalam tuba, ovarium, atau rongga perut, tetapi
dapat juga terjadi di dalam rahim yaitu cervix, pars interstitialis tuba atau dalam
tanduk rudimenter Rahim. Kebanyakan kehamilan ektopik terjadi di dalam tuba.

Kehamilan ektopik merupakan penyebab 10% morbiditas dan mortalitas


pada ibu meningkat. Insidennya meningkat dalam 20 tahun terakhir. Di New york
dalam 4 tahun terdapat 2.38% kehamilan dengan ektopik, 2.07 di California, dan
2.43% di Linois, resiko meningkat pada wanita kulit hitam dibandingkan dengan
wanita kulit putih. KE berulang pada 25% pasien. Hanya 50% yang dapat hamil
normal lagi.

Sebagian besar kehamilan ektopik penyebabnya tidak diketahui, terdapat


berbagai faktor yang mempengerahi yaitu lumen tuba yang sempit,
(endosalpingitis, hypoplasia uteri, operasi plastik tuba), dinding tuba (perlekatan
perituba, dengan distorsi, lekukan tuba, tumor menekan dinding tuba), faktor lain
berupa migrasi ovum, fertilisasi invitro.

Penelitian Cunningham tahun 2001: berdasarkan data dari Badan Kesehatan


Dunia (WHO), pada tahun 2003 terdapat satu dari 250 (0,04%) kelahiran di dunia
menderita kehamilan ektopik, dengan jenis ke-hamilan ektopik adalah kehamilan
tuba fallopi, yang sebagian besar (80%) dialami oleh wanita pada usia 35 tahun
keatas serta dilaporkan bahwa 60 % dialami oleh wanita dengan paritas pertama
dan kedua. Insiden kehamilan ektopik meningkat pada semua wanita terutama pada
mereka yang berumur 20 sampai 40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun.
Kehamilan ektopik paling sering terjadi di daerah tuba falopi (98%), meskipun
begitu kehamilan ektopik juga dapat terjadi di ovarium (indung telur), rongga
abdomen (perut),atau serviks (leher rahim).

2
BAB II
STATUS PASIEN

1. Identitas Pasien
Nama : Ny. K
Usia : 24 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Sumur Panggang blok 9 no 2 Margadana, Tegal
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Pegawai toko tekstil
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Waktu Pemeriksaan : 6 Agustus 2019, pukul 19.00 WIB

2. Anamnesis
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 6 Agustus 2019 Jam 14.00
WIB di ruang Mawar 2 RSUD Kardinah Tegal.
Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan muntah-muntah sejak seminggu yang lalu.
Keluhan tambahan
Pasien mengeluhkan badan terasa lemas, pusing, batuk dan sesak
sejak seminggu yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD RSUD Kardinah Tegal pada tanggal 4
Agustus 2019 pukul 00.20 WIB dengan keluhan muntah muntah sejak
seminggu yang lalu. Frekuensi muntah >20x/hari dengan volume 1/2 ember
kecil. Muntah berwarna coklat ke kuningan, muntah disertai dengan sedikit
darah sebelum datang kerumah sakit. Pasien mengatakan muntahan terasa
pahit. Keluhan mual dan muntah semakin bertambah berat setelah makan
dan minum. Pasien juga mengeluh lemas, pusing, bibir kering dan nafsu
makan dan minum berkurang. Pasien mengatakan 1 bulan yang lalu dirawat

3
di RSI Harapan Anda dengan keluhan yang sama dan sudah meminum obat
tapi tidak ada perbaikan. BAB tidak lancar sejak 1 minggu yang lalu
sedangkan BAK normal. Pasien mengatakan terdapat penurunan berat

badan 14kg selama 4 bulan terakhir. Hari pertama haid terakhir pasien

tanggal 11-04-2019.
Riwayat Penyakit dahulu
Pasien tidak pernah memiliki keluhan serupa sebelum hamil. Pasien
menderita sakit thypoid sebelum hamil. Riwayat diabetes mellitus,
hipertensi, hepatitis, penyakit paru, penyakit jantung disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Kakak perempuan pasien mengeluhkan hal yang serupa ketika
hamil. Riwayat diabetes mellitus, hipertensi, hepatitis, penyakit paru,
penyakit jantung disangkal.

Riwayat Menstruasi
Pasien menarche pada usia 12 tahun, lama menstruasi 4-5 hari dan
teratur. Jumlah darah selama menstruasi sekitar 50 cc dan pasien mengganti
pembalut 2-3 kali sehari, tidak terdapat disminorhea.
Riwayat Pernikahan
Pasien mengatakan ini adalah pernikahan yang pertama. Pasien
menikah tahun Maret 2019 saat berusia 24 tahun.
Riwayat Kehamilan
Kehamilan ini merupakan kehamilan yang pertama bagi pasien.
Riwayat ANC 2x di dokter kandungan dan 2x di klinik.
Riwayat Kontrasepsi
Pasien tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi.
Riwayat Pengobatan
Pasien tidak ada riwayat mengkonsumsi obat-obatan.
Riwayat Kebiasaan

4
Pasien makan 3 kali sehari, Pagi dan Siang hari pasien
mengkonsumsi nasi + lauk (ayam/ikan/telur) + sayur, namun semenjak
keluhan muntah-muntah, pasien hanya mengkonsumsi air putih. Pasien
tidak mengkonsumsi alkohol, serta tidak merokok.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang pegawai di toko tekstil (sedang cuti). Biaya
pengobatan dari BPJS. Biaya hidup dari penghasilan suami. Pasien tinggal
serumah dengan suami dan kedua orangtua pasien.
Riwayat Dirawat dan Operasi
Tidak pernah menjalankan operasi
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital :
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 92 x/menit
Suhu : 36,8 C
Pernapasan : 29 x/menit
Status Generalisata
1. Kepala
Normosefali, simetris, tidak ada deformitas, rambut hitam dan distribusi
merata, mata cekung, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
2. Leher
Tidak edema dan tidak teraba massa, tidak teraba pembesaran tiroid
maupun kelenjar getah bening.
3. Thoraks
 Jantung
a) Inspeksi :Iktus kordis tidak terlihat
b) Palpasi :Iktus kordis teraba pada ICS V linea
midclavikularis sinistra
c) Perkusi :

5
 Batas atas jantung ICS III parasternalis sinistra
 Batas kanan jantung ICS III sampai V linea
parastenalis dekstra
 Batas kiri jantung ICS V linea axilaris anterior
sinistra
 Auskultasi : BJ I & BJ II regular, tidak terdengar
murmur dan gallop
 Paru-paru
a) Inspeksi : Bentuk thoraks simetris, gerak dinding dada
simetris kanan dan kiri, tidak tampak retraksi dinding dada.
b) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan benjolan, gerak
napas simetris kanan dan kiri
c) Perkusi : Sonor dikedua lapang paru
d) Auskultasi : Suara napas vesikuler dikedua lapang paru,
tidak didapatkan rhonki dan wheezing di kedua lapang paru.

4. Abdomen
 Inspeksi : Tampak cembung
 Auskultasi : Peristaltik usus (+) kesan normal
 Perkusi : Tidak dilakukan
 Palpasi : Nyeri tekan abdomen pada region epigastrium(+).
5. Genitalia
 Jenis kelamin perempuan dalam batas normal
 Vaginal Touche : Pembukaan tidak ada, Tidak terdapat nyeri
goyang pada portio, perdarahan pervaginam tidak ada
6. Ekstremitas atas dan bawah
 Inspeksi : Simetris, tidak terdapat kelainan pada bentuk
tulang, tidak sianosis, tidak edema pada ekstremitas bawah.
 Palpasi : Akral dingin dan tidak ada oedem pada keempat
ekstremitas, capillary refill time <2 detik

6
7. Kulit
Warna kuning langsat, tampak pucat, tampak kering tidak tampak
ikterik, tidak sianosis. Pemeriksaan turgor kulit lambat kembali ke
keadaan semula.
4. Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 4 Agustus 2019:

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan


Darah Rutin
Eritrosit 5.1 juta/uL 4.1 – 5.1
Hemoglobin 13.0 g/dL 11.2 – 15.7
Hematokrit 38.2 % 37 – 47
Trombosit 316 ribu/uL 150 – 521
RDW 14.4 % 11.5 -14.5
MCV 74.8 u 80-96
MCH 25.4 Pcq 28-33
MCHC 24.0 g/dL 33-36
Leukosit 10.4 ribu/uL 4,4-11,3
SERUM Imunologi
HBsAg Negatif
HIV 3 Test
HIV (Rapid Test) Non Reaktif
Kimia Klinik
Glukosa sewaktu 80 mg/dL 82.0-115.0

5. Resume
Pasien datang ke IGD RSUD Kardinah Tegal pada tanggal 4 Agustus
2019 pukul 00.20 WIB dengan keluhan muntah muntah sejak seminggu
yang lalu. Frekuensi muntah >20x/hari dengan volume 1/2 ember kecil.

7
Muntah berwarna coklat ke kuningan, muntah disertai dengan sedikit darah
sebelum datang kerumah sakit. Pasien mengatakan muntahan terasa pahit.
Keluhan mual dan muntah semakin bertambah berat setelah makan dan
minum. Pasien juga mengeluh lemas, pusing, bibir kering dan nafsu makan
dan minum berkurang. Pasien mengatakan 1 bulan yang lalu dirawat di RSI
Harapan Anda dengan keluhan yang sama dan sudah meminum obat tapi
tidak ada perbaikan. BAB tidak lancar sejak 1 minggu yang lalu sedangkan
BAK normal. Pasien mengatakan terdapat penurunan berat badan 14kg

selama 4 bulan terakhir. Hari pertama haid terakhir pasien tanggal 11-04-

2019.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan pasien compos mentis


dengan Tekanan darah 100/70 mmHg, Nadi 92 x/menit, Suhu 36,8 C,
Pernapasan 29x/menit. Mata cekung dan kulit tampak pucat. Pada
pemeriksaan turgor kulit lambat kembali ke keadaan semula. Pada
pemeriksaan abdomen didapatkan perut tampak cembung dengan nyeri
tekan pada abdomen region epigastrium (+). Pada pemeriksaan vaginal
toucher tidak didapatkan pembukaan dan tidak terdapat nyeri goyang pada
portio. Pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan darah rutin
didapatkan haemoglobin 13.0 mg/dL, hematokrit 36.2%, eritrosit 5.1
juta/uL, dan Leukosit 10.4 ribu/uL.
6. Diagnosis
Diagnosis Kerja :G1P0A0 hamil 16 minggu dengan Hiperemesis
Gravidarum.

7. Penatalaksanaan
Medikamentosa :
1. IVFD RL Loading 2 IV line
2. Injeksi Ondancentron 8mg 3x1
3. OBH syrup 3x1
4. Ranitidin tab 3x1

8
5. Ondancentron 4mg tab 3x1
6. Amoxicillin 500mg 3x1
Non medikamentosa :
1. Bed rest total
2. Edukasi kepada pasien perihal keluhan, diagnosis dan
tatalaksana
8. Prognosis
Prognosis Ibu :
Ad Vitam : Dubia ad bonam
Ad Functionam : Dubia ad bonam
Ad Sanationam : Dubia ad Malam
Prognosis Janin :
Ad Vitam : Dubia ad bonam
Ad Functionam : Dubia ad bonam
Ad Sanationam : Dubia ad bonam

9
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi

Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan


sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang-kadang begitu hebat
di mana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat
mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan
menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin bahkan seperti gejala penyakit
apendisitis, pielititis, dan sebagainya.
Mual dan muntah mempengaruhi hingga > 50% kehamilan. Kebanyakan
perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet, dan
simptom akan teratasi hingga akhir trirnester pertama. Penyebab penyakit ini masih
belum diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan erat hubungannya dengan
endokrin, bioki- miawi, dan psikologis.

3.2 Manifestasi Klinis

Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu :

a) Tingkat I (Ringan) Muntah yang terus-menerus, timbul intoleransi terhadap


makanan dan minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama
keluar makanan, lendir dan sedikit cairan empedu, dan yang terakhir keluar darah.
Nadi meningkat sampai 100 kali permenit dan tekanan darah sistolik menurun.
Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang, dan urin sedikit tetapi masih
normal.

b) Tingkat II (Sedang) Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum
dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi cepat dan lebih dari 100-140 kali per

10
menit, tekanan darah sistolik kurang dari 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor,
kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urin, dan berat badan cepat menurun.

c) Tingkat III (Berat) Walaupun kondisi tingkat III sangat jarang, yang mulai terjadi
adalah gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti,
tetapi dapat terjadi ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan
proteinuria dalam urin.

3.3 Etiologi

 Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, dan kehamilan


ganda akibat peningkatan kadar HCG
 Faktor organik, karena masuknya vili khorealis dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik
 Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab, dan
sebagainya
 Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes dan lain-lain

3.5 Patofisiologi

Peningkatan hormon progesteron menyebabkan otot polos pada sistem


gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas lambung menurun dan
pengosongan lambung melambat. Refluks esofagus, penurunan motilitas lambung,
dan penurunan sekresi asam hidroklorid juga berkontribusi terhadap terjadinya
mual dan muntah. Hal ini diperberat dengan adanya penyebab lain berkaitan dengan
faktor psikologis, spiritual, lingkungan dan sosiokultural. Hiperemesis gravidarum
yang merupakan komplikasi pada hamil muda ; bila terjadi terus-menerus dapat
menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit disertai alkalosis
hipokloremik, serta dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi.

11
3.6 Penegakan Diagnosis

 Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu.


 Fungsi vital: nadi meningkat 100 kali per menit, tekanan darah menurun
pada keadaan berat, subfebril dan gangguan kesadaran (apatis-koma).
 Fisik dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun, pada
vaginal toucber uterus besar sesuai besarnya kehamilan, konsistensi lunak,
pada pemeriksaan inspekulo serviks berwarna biru (livide).
 Pemeriksaan USG; untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan juga
untuk mengetahui kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun
kehamilan molahidatidosa.
 Laboratorium: kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, shift to the left,
benda keton, dan proteinuria.
 Pada keluhan hiperemesis yang berat dan berulang perlu dipikirkan untuk
konsultasi psikologi.

12
3.7 Tatalaksana

Manajemen
Untuk keluhan hiperemesis yang berat pasien dianjurkan untuk dirawat di rumah
sakit dan membatasi pengunjung.
 Stop makanan per oral 24 - 48 jam
 Infus glukosa 10% atau 5%: RL = 2:1,40 tetes per menit
 Obat
o Vitamin B1, B2, dan B6 masing-masing 50-100 mg/hari/infus
o Vitamin B12 200 ug/hari/infus, vitamin C 200mg/hari/infus
o Fenobarbital 30 mg IM. 2 - 3 kali per hari atau klorpromazin 25 - 50
mg/hari IM. atau kalau diperlukan diazepam 5 mg 2 - 3 kali per hari
I.M.
o Antiemetik: prometazin (avopreg) 2 - 3 kali 25 mg per hari per oral
atau proklorperazin (stemetil) 3 kali 3 mg per hari per oral atau
mediamer B6 3 kali 1 per hari per oral
o Antasida: asidrin 3 x 1 tablet per hari per oral atau milanta 3 x 1
tablet per hari per oral atau magnam 3 x 1 tablet per hari per oral
 Diet sebaiknya meminta advice ahli gizi
o Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan
hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan
bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang
mengandung zat gizi, kecuali vitamin C sehingga hanya diberikan
selama beberapa hari.
o Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.
Secara berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi
tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan. Makanan ini
rendah dalam semua zat gizi, kecuali vitamin A dan D.
o Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis
ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boieh diberikan

13
bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi, kecuali
kalsium.
 Rehidrasi dan suplemen vitamin
Pilihan cairan adalah normal salin (NaCl 0,9 %). Cairan dekstrose tidak
boleh diberikan karena tidak mengandung sodium yang cukup untuk
mengoreksi hiponatremia. Suplemen potasium boleh diberikan secara
intravena sebagai tambahan. Suplemen tiamin diberikan secara oral 50 atau
150 mg atau 100 mg dilarutkan ke dalam 100cc NaCl. Urin output juga
harus dimonitor dan perlu dilakukan pemeriksaan dipstik untuk mengetahui
terjadinya ketonuria
 Antiemesis
Tidak dijumpai adanya teratogenitas dengan menggunakan dopamin
antagonis (metoklopramid, domperidon), fenotiazin (klorpromazin,
proklolperazin), antikolinergik (disiklomin) atau antihistamin H1-reseptor
antagonis (prometazin, siklizin). Namun, bila masih tetap tidak memberikan
respons, dapat juga digunakan kombinasi kortikosteroid dengan reseptor
antagonis 5-Hidroksrriptamin (5-HT3) (ondansetron, sisaprid).

3.8 Komplikasi
 Muntah bisa berkepanjangan, sering, dan berat.
 Kadar Zinc plasma meningkat, kadar tembaga menurun, dan kadar
magnesium tidak berubah.
 sepertiga wanita dengan hiperemesis memiliki elektroensefalogram
abnormal.
 Ditemukan berbagai derajat gagal ginjal akut akibat dehidrasi, ruptur
esofagus, pneumotoraks, dan pneumomediastinum.
 Ensefalopati Wernicke akibat defisiensi tiamin jarang terjadi. Sebuah ulasan
dari 49 kasus dan melaporkan bahwa hanya setengah yang memiliki triad
kebingungan, temuan okular, dan ataksia. Biasanya, ada temuan pencitraan
MR.

14
 Gejala sisa jangka panjang adalah umum dan termasuk kebutaan, kejang,
dan. Kekurangan vitamin K telah dilaporkan menyebabkan koagulopati ibu
dan perdarahan intrakranial janin.

15

Anda mungkin juga menyukai